Thursday, June 30, 2005

Hidup harus bekerja

Panas banget udara di ruangan menjelang sore ini. Dari balik kaca aku lihat keluar matahari masih terik, dan pilar-pilar gedung ini memantulkan cahaya matahari sore yang membuat mataku silau. Seharian aku menyibukkan diri dengan urusan akreditasi. Aku tenggelam dengan kerjaan yang sepertinya gak kelar-kelar. Sudah dimulai pengerjaannya sejak akhir tahun lalu, tapi sampai saat ini rasanya sudah mentok..tapi belum selesai juga.

Pekerjaan..rasanya menarik juga kali yah, kalau sore-sore dimana kebosanan sudah lenyap karena sudah bentar lagi pulang kantor, untuk dibahas. Hmm..memangnya kenapa dengan pekerjaan Nom? Saya sangat menyukai kalimat bahwa hidup itu pilihan, so..pekerjaan juga pilihan dong.

Kadang kita bete dengan pekerjaan, tetapi kalau kita bertanya kepada orang yang tidak bekerja..mungkin bukan keadaan BT yang mereka ungkapkan. Keadaan frustasi, stress dan merasa diri tidak berarti, menjadi beban bagi keluarga dan banyak keluhan lain yang levelnya lebih atas dikit dibanding hanya sekedar BT. Saya memiliki beberapa teman yang belum bekerja sampai saat ini. BAhkan adik saya juga masih pengangguran, tapi dia mengisi hari dengan menjadi sukarelawan ke Nias 2 bulan yang lalu selama 2 minggu, dan bulan ini akan ke Nias lagi sebagai sukarelawan. Bulan lalu dia ikutan retreat Medis yang diadakan perkantas. Kesibukan ini mungkin yang mewarnai hari-harinya sehingga masih tetap semangat dan tidak melalui hari-hari dengan frustasi.

Kembali ke pekerjaan...
Manusia adalah mahluk dinamis yang Tuhan jadikan. Tuhan adalah pribadi yang bekerja, dinamis, kreatif dan pencipta. Sebagai gambar dan rupa Allah, manusia juga diberi kemampuan untuk berkarya dan bekerja. Manusia ketika belajar menemukan jati dirinya, maka dia tidak mungkin diam dan statis. Manusia akan didorong untuk bekerja dan berkarya oleh hati dan jiwanya. Manusia bekerja bukan karena dia sudah jatuh ke dalam dosa, tetapi sejak awal manusia memang sudah memiliki tugas untuk bekerja. Kejatuhan manusia ke dalam dosa melahirkan duri-duri dan kesulitan-kesulitan di dalam pekerjaan itu sendiri.

Apa tujuan manusia bekerja ?
Banyak orang bekerja untuk mengumpulkan uang, dan mungkin saya juga termasuk. Tetapi apakah itu tujuan yang utama dalam bekerja? Saya pikir bukan. Bekerja adalah media yang merupakan tempat kita berinteraksi dengan Tuhan kita. Media dimana kita akan semakin mengenal pencipta kita. Kalau tujuan bekerja adalah mencari uang yang banyak maka seseorang itu akan sangat mudah untuk berpindah dari satu perusahaan ke perusahaan. Itu hanya tahap awal, tapi akhirnya orang tersebut akan melihat kenyamanan dalam bekerja, rekan-rekan yang bekerja sama dengan dia apakah menyenangkan atau tidak, prospek karir ke depannya jelas atau tidak, dan banyak pertimbangan lain yang muncul..dan kalau tidak sesuai bisa aja dia meninggalkan pekerjaan itu sekalipun gajinya gede.

Manusia diberi tugas untuk bekerja bukan hanya supaya dia mampu memenuhi kebutuhan hidupnya, tetapi lebih dari itu dia harus semakin memiliki hubungan yang dalam dengan Tuhan. Kalau pekerjaan yang kita lakukan membuat kita semakin jauh dari Tuhan, saya pikir tidak perlu ragu-ragu untuk berpindah pekerjaan...

sudah mau pulang nih.....aku sambung besok lagi ah...

Wednesday, June 29, 2005



Beberapa hari yang lalu liat foto jalan layang pasopati Bandung yang belum dibuka dan masih bisa digunakan untuk joging di pagi hari di koran Kompas. Aku lalu buru-buru mencetak foto yang sudah aku ambil sekitar dua minggu lalu di jalan tersebut. Ketika liat hasilnya, ada senyum kepuasan dan kebahagiaan di kedua sudut pipiku, karena aku sudah mengabadikan momen yang sangat menyenangkan tersebut.

Di atas jalan layang itu bukan hanya pejalan kaki yang bertaburan, tetapi pedagang juga berserakan. Bisa berubah jadi pasar juga di Minggu pagi jalan layang itu. Asal jangan sampai menyaingi Gasibu aja kali yah...dan sekarang sudah tidak dimungkinkan lagi jogging dan jualan ke atas jalan layang tersebut.

Mudah-mudahan kehadiran jalan layang ini mengurangi sedikit kemacetan di kota Bandung. Khususnya di hari Jumat, Sabtu dan Minggu...bentar lagi BAndung memang benar-benar jadi kota belanja nih...mulai deh harus mikir dagang :)

Tuesday, June 28, 2005

Pilihan dalam hidup

Hidup adalah pilihan. Ini adalah kalimat yang sangat aku sukai, yang memiliki makna yang sangat dalam yang perlu digali sepanjang hidup. Ketika kita menjatuhkan pilihan pada banyak pilihan yang didepan mata. Kita membuat satu pilihan berarti kita menyingkirkan banyak pilihan yang mungkin sama baiknya dengan pilihan yang kita ambil untuk hidup kedepan.

Pilihan yang kita buat akan menjadi jalan hidup kita dan juga akan membentuk jadi apa kita. Dalam menentukan pilihan sering sekali ada pergumulan yang dalam sebelumnya, dan itu sangat wajar dan sebagai manusia seharusnya kita bergumul untuk pilihan hidup. BAik dalam hal pekerjaan, tempat tinggal, keluarga, aspirasi, dan cita-cita. Semua itu adalah pilihan yang membentuk kita menjadi pribadi yang seutuhnya.

Ketika kita sudah membuat pilihan, tidak perlu menyesalinya..lebih baik kita komit dan tetap menjalani hidup dengan melakukan yang terbaik. MElalui pilihan-pilihan hidup, seseorang akan terlihat seperti apa pribadinya. Lebih baik menjatuhkan pilihan lebih lama dari pada terburu-buru tetapi akhirnya membuat kehidupan tidak menentu.

Aku terlahir dikeluarga kristen, dibesarkan menjadi seorang kristen dan melakukan ritual kristen seperti yang seharusnya. Aku menyebut diriku kristen tanpa pernah memutuskan jadi kristen atau bahkan berpikir apa artinya menjadi kristen.

Aku tidak pernah memilih jadikristen. Aku lebih memegang perkataanNya, "Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu..." Ini selalu menjadi keyakinanku bahwa tidak kebetulan aku menjadi kristen. Dan Dia menginginkan aku menjadi kristen, tapi seperti kristen yang seperti apa yang Dia inginkan, sering sekali aku tidak tahu. Setelah Dia memilih aku, dan ketika aku berpikir untuk melihat dari sisi pilihan, dan aku juga mencoba memilih menjadi kristen. Mungkin sekali kehidupan yang aku jalani sangat berbeda dengan ketika aku tidak berpikir untuk membuat pilihan.
Memilih menjadi kristen akan mengubah perjalanan kekristenankukah? Aku ingin sekali melakukannya, walaupun aku bingung bagaimana membuat pilihan menjadi kristen, dan apa artinya menjadi kristen juga aku belum paham betul. Aku selama ini mungkin melakukan ritual yang seharusnya di lakukan orang kristen..tapi apa maknanya? Aku sangat tidak tahu.

Pilihan menjadi kristen..pilihan ada unsur komitmen di dalamnya. Memiliki komitmen seutuhnya dan setia di dalam pilihan itu. KAlau aku memutuskan memilih menjadi kristen, banyak hal yang perlu aku renungkan lagi. Seharusnya kehidupan akan menunjukkan pilihan tersebut. Saat ini aku memilih menjadi dosen, dan benar2 keseharianku adalah menunjukkan aku dosen. AKu tidak bisa terlepas dari mengajar, belajar, membaca, melakukan penelitian, mencari paper2 terbaru tentang satuhal, mencari buku-buku edisi terbaru. Dan seharusnya keseluruhan kesibukanku adalah menguatkan aku seorang dosen. Walaupun setidak2nya mungkin kesibukan seperti itu hanya ketika aku ada di kampus, aku harus mengerjakan kegiatan dosen.

Bukankah kalau pilihanku menjadi kristen seharusnya juga begitu ? Pilihan yang menyatakan bahwa seluruh kehidupanku ini menunjukkan aku seorang kristen? Tapi selama ini aku gagal menjadi kristen yang sesungguhnya.

APakah artinya kristen juga bagiku hanya seperti objek yang jauh diluar
diriku dan bisa dipelajari. Hanya berhenti di otakku, dipilah-pilah dan
dikaji apa maknanya kristen...setelah itu mungkin aku buat seperti daging
yang bisa aku bagi-bagikan ke piring2 orang2 yang pengen tahu pendapatku apa itu menjadi kristen..

TApi bukankah kristen itu kehidupan? Kalau Hidup adalah pilihan, dan pilihanku menjadi kristen. MAka seharusnya kristen itu adalah hidupku. Bukan hanya berhenti menjadi konsumsi nalarku, tetapi nyata dalam seluruh hidupku. Mungkin selama ini aku gagal menjadi kristen. Gagal menghidupinya...!!!

Mungkin ke depan ini, aku harus belajar banyak bagaimana supaya kristen itu menjadi pilihanku juga, setelah Dia memilih aku. Supaya kristen itu bukan objek yang aku utak-atik, aku kaji dan bagi-bagikan seperti kue yang disobek2 supaya semua kebagian. Tapi seharusnya hidupku ini secara keseluruhan adalah kristen. Dia ada dalam diriku, bahkan masuk keseluruh peredaran darahku. MEnjadi sesuatu yang menghidupkan dan menggerakkan aku.

Jiwaku mengatakan aku tidak mampu seperti itu. TApi ketika Dia sudah memilih aku. Dia juga akan memampukan aku menjadikan Dia satu-satunya pilihan tertinggi dalam kehidupan ini.

Monday, June 27, 2005

Semua ada waktunya sist :)

Waktu..sesuatu yang sangat real dan dia ada...menyertai perjalanan kehidupan. Waktu membuat aku merasa sangat kecil dan sangat terbatas. Waktu membuat aku menyadari bahwa apapun tidak aku pahami dalam kehidupan ini, dan yang namanya waktu juga yang membuat aku adalah mahluk yang bersifat sementara, tetapi waktu juga akan menyadarkan aku bahwa aku adalah mahluk kekal.

Semua ada waktunya sist :)
Pernyataan yang membuat aku berpikir...(jangan mikir mulu nom.. !!!)
Bener banget kalimat "semua ada waktunya sist :) " Tapi apa makna kalimat ini, ini yang membingungkan aku. Aku juga selalu mengucapkan kalimat tersebut...memberi kekuatan bagi yang sedang lemah..bahwa semua ada waktunya dan mungkin saat ini adalah waktu dalam kelemahan itu sendiri. Dan tiba waktunya mungkin semua akan berubah seperti yang kita inginkan. Sebenarnya, apakah yang kita inginkan itu sekalipun dijawab oleh waktu...menjadi sesuatu yang terbaik untuk hidup kita ? Aku tidak mengerti.

Apakah ketika berpikir semua ada waktunya, berarti waktu yang ada saat ini terpisah dengan waktu yang akan datang? Atau waktu masa kecil, kemudian remaja, setelah itu dewasa, menjadi tua dan tiba waktunya kembali kerumah Bapa..adalah waktu yang terpisah-pisah..sehingga kita perlu menunggu kedatangan waktu untuk menjadi dewasa, menunggu waktu untuk menjadi orang tua..dan kemudian menantikan waktu ketika kita meninggalkan tubuh jasmani ini? Bingungkan ? Itulah waktu...dia sepertinya bisa kita pilah-pilah dalam perjalanannya...tapi apakah memang begitu sesungguhnya waktu? tidakkah kehidupan ini terintegrasi? Waktu kemarin...hari ini dan esok adalah satu kesatuan yang akan membentuk manusia menjadi yang pribadi yang sesungguhnya. Bukankah itu yang membuat kita perlu selalu belajar dalam perjalanan waktu ini...bahkan tetap mengembangkan selama kita di bumi ini.

Huhhh..waktu...semua ada waktunya..bener banget, aku juga selalu mengatakan itu ke teman2 ketika mereka berbagi dengan aku..mungkin itu melahirkan pengharapan dalam hati, bahwa esok lebih baik dari hari ini.

Waktu mempertegas keadaan manusia sebagai mahluk yang terbatas. Dengan waktu kita mengetahui, bahwa kita bukan Allah yang bisa berada dimana-mana. MAnusia hanya bisa di satu tempat pada satu saat. Ketika kita mendenngar firman "Semua indah pada waktunya, bahkan IA memberikan kekekalan di dalam hati" adalah kalimat yang menyatakan manusia terbatas di dalam waktu, tetapi dia juga mahluk yang diberi kekekalan di dalam hati, kekekalan yang berarti...tidak dibatasi oleh waktu.

Hari ini, aku hanya inngin belajar bahwa..kekekalan juga di tentukan oleh kehidupan yang terbatas dalam goresan waktu. Pengenalan akan hidup dan diriku sebagai Nomi harus selalu aku pelajari dalam sisi waktu. Seluruh waktu yang sudah aku jalani akan semakin menyatakan siapa Nomi. Aku pikir Nomi unik, dan tidak ada yang seperti dia...ketika aku belajar mengenali tujuan-tujuan Allah dalam hidupku..aku harus mengenal diriku. PEngenalan diri, yang dilakukan bukan dalam pilahan waktu, tetapi melihat di sepanjang waktu perjalanan kehidupan secara menyeluruh. Dan benar, aku menyadari bahwa aku tidak mengetahui apa-apa tentang semuanya. Bersandar kepada Allah yang diluar waktu, akan menolong untuk melihat kehidupan yang saling terkait masa kecil, remaja, dewasa dan sampai masa tua nanti. Dan itulah Nomi sesungguhnya, bukan dalam kejadian sepotong..tetapi dalam keseluruhan perjalanannya adalah menyatakan siapa Nomi.

Nom...kamu adalah mahluk terbatas yang hidup di dunia fana ini. Dan sesungguhnya sedang dipersiapkan untuk kehidupan yang kekal. Semua masalah yang ada dan juga pergumulan dan pemikiran harus tetap berlabuh ke Allah yang ada dalam kekekalan..karena Dia yang paling tahu untuk apa saya ada di bumi ini. KAlau sudah tidak penting, pasti Dia akan bawa kembali ke kekekalan.

:)

Sunday, June 26, 2005

Pasangan Hidup

Udara Bandung sangat dingin. Bangun pagi minggu pagi ini bukanlah hal yang mudah. Harus memaksa diri untuk merasakan dinginnya udara pagi dan guyuran air yang sangat ddinngin ketika mandi pagi. Enggan rasanya melakukan rutinitas di passgi hari sebelum keluar rumah. Tapi gak ada di kamus untuk tidak ke gereja karena dingin...(hehheeh)

Pulang gereja dah niat banget untuk survey tempat dengan kak Nni untuk ngumpul "Cikurak" tanggal 2 Juli nanti, syukur gak jadi sehingga aku bisa tidur siang di rumah..Zzzz...Zzzzz..asik banget.

Jam 4 sore ini, aku ama teman-teman mahanaim menghadiri undangan Bang Edison Kaban untuk syukuran pernikahannya yang sudah selesai beberapa hari yang lalu di rumahnya karena dia baru balik dari kampung. Senangnya melihat kenahagiaan turang aku ini, walaupun jujur aku merasa kehilangan juga tur...soale aku gak punya teman jalan lagi nih...hiks..hiks..

Abang sudah gak butuh Nomi lagi untuk curhat ya..dan itu lebih baik, soale abang dah punya istri yang baik. Aku doakan kalian jadi pasangan yang cocok dan saling mengasihi sampai kakek nenek. Aku jadi ingat tadi ucapan bang Untung, biarlah meenjadi pasangan si bagi galuh reh tuana reh entebuna, labo bagi lacina reh tuana reh serna. Dapat satu kalimat bijak aku hari ini. Aku juga pengen menjadi seperti itu, hehehee.

Tadi di rumah bang Edison kita buatt acara dadakan, dan aku kena todong jaddi MC dan membuat konsep acara singkat yang dadakan juga.. Kalian memang selalu mengerjain aku teman-teman, sori..bukan jmengerjain kali yah...atau talentaku memang yang dadakan gini. Ah gak tahulah..soale kemarin malam (Minggu malam) acara perpisahan dengan bang Edy Sebayang juga aku kena todong buat acara sedikit.. Baru kali ini membuat acara untuk teman yang baru menikah dan tassanya bingung banget dan ppuji Tuhan, gak harus menikah dulu supaya bisa ngasi pedah-pedah untuk teman yang menikah kan? hehehe

Karena banyak orang tua yang hadir, pesan-pesan yang berbalik dan mengingatkan kita-kita mahanaim untuk memikirkan menikah tak pernah terlewat. Kadang aku mikir sibuk banget sih ngurusin orang..kita aja masih menikmati. Kadang teman-teman yang lain bilang jangan terlalu santai...tapi aku kadang bingung, banyak yang masih jomblo..kenapa mereka paling sibuk ama aku ya? Apa aku keliatan banget santainya? kok gak menyarankan yang lain aja untuk berpikir menikah? ada apa denganku yah..sehingga semua mengkhawatirkan aku?? Bingung aku dengan semuanya...Atau aku berada di juranng kehidupan yang akan membbuat aku sullit untuk mendapatkan jodoh dan menikah? Ah...akku tidak mengerti, padahal gak selalu diingetin juga aku pastilah berpikir untuk menikah. KAlau belum sekarang, yah..santai dan berharap ama Tuhan aja. pasti Dia akan memberikan seseorang untukku

Semua ini adalah warna kehidupan kali yah...tar kalau sudah waktunya untuk menikah, siapa sih..yang mampu menghalangi rencana Tuhan, tapi kalau belum waktunya siapa sih yang mampu mempercepat? Yang pasti di semua warna kehidpuan ini aku ingin tetap semakin mengenal Tuhan. MEmiliki kehidupan yang semakin tua semakin berarti, bukan semakin sia-sia. Sudah tua ternyata aku yah...kenapa aku sellalu merasa masih muda,,dan santai banget dalam hal pasangan hidup.

Tuhan, tambahkan aku kebijaksanaan dalam melihat semua hal dalam hidup ini yah...biar aku tidak mengambil keputusan karena keadaan yang memaksa atau karena omongan orang lain. Aku ingin menjalani semuanya tetap bersamaMU

Saturday, June 25, 2005

Hujan membasahi bumi ketika aku mau keluar kantor hari Jumat kemarin. Sudah hampir jam 3 sore, dan aku tidak bawa payung. Aku telpon adikku Irna, minta dia datang ke ITHB membawa payung dan sekalin nemenin aku PA Permata ke Jatinangor. Puji Tuhan..!! dia mau nemenin dan jam 3.30 sore dia sudah nongol di ruanganku. Kami keluar gedung dan menembus hujan ke depan pos satpam dan naik angkot yang menuju ke arah DU tempat ngetemnya Damri. Puji Tuhan kami sampai dan ketika naik Damri yang menuju Jatinangor, tidak sampai lima menit Damrinya sudah siap melaju.

Udara terasa sangat dingin dan jalanan macet. Aku mengeluarkan tissue untuk mengeringkan tas dan juga tangan yang basah. Irna duduk di dekat kaca dan air juga merembes masuk, aku menawar tissue untuk adikku, dia menolak dan bilang tar juga airnya gak kering-kering. Busnya sangat lambat melaju dan juga berhenti-berhenti. Aku sibuk mengamati kesibukan dijalanan, dan melihat bagaimana hujan sore itu membuat perbedaan dengan sore-sore kemarin. Pedagang asongan tidak bebas masuk ke bis, lebih banyak mereka berteduh di emper toko sambil terdiam dan mungkin sedang dengan seribu satu macam pikiran di kepala mereka.

tidak terasa jam sudah menunjuk pukul 16.54 dan kami sudah sampai di Jatinangor dan hujan masih turun dengan lebatnya. Aku dan Irna berteduh di toko dekat pull Damri, Irna jajan Batagor, sedangkan aku membeli Cappucini kotak di toko itu. Sms Samaria aku terima dan dia memberi kabar kalau dia sudah diangkot menjemput kami, dan bentar lagi sudah nyampe. Aku menikmati minuman yang aku beli dan persis ketika aku mencari tempat sampah, aku melihat Samaria datang. Dan kami langsung berangkat menuju tempat PA.

Senangnya ketika sampai di rumah tempat bersekutu, beberapa adik permata sudah berkumpul dan aku mengulurkan tangan menyalami semua yang ada. Beberapa wajah sangat aku kenal walaupun sering lupa nama mereka. Tetapi beberapa wajah rasanya aku belum pernah liat. Atau mungkin ketika di gereja, aku yang kurang memperhatikan orang lain dan seperti biasa suka sok sibuk kali yah?? Gak tahu lah..aku mencari adikku Samuel, tapi gak keliatan. AKu bertanya kepada salah seorang, aku lupa namanya, apakah adikku Samuel gak pernah PA Jatinangor? Mereka bilang biasanya Samuel PA kok..hari ini aja kebetulan gak datang. Aku hanya memberi pesan, sering-sering ajak adikku PA ya dek !!

Pujian yang dinyanyikan bagus-bagus, aku sangat menikmati. KEtika masuk sesi bagi berkat, aku sangat tersentuh dengan berkat Roni. BAgaimana dia menjadi wali adiknya yang sekolah di SMP di Jatinangor. Dan dia menjadi wakil ketua komite orang tua di sekolahan. Aku jadi ingat ketika Samuel SMU di Bandung dan aku jadi walinya. Aku beberapa kali hadir acara pertemuan guru dan orang tua. Roni menceritakan bagaimana murid-murid yang tdak bisa mengikuti ujian karena tidak mampu membayar uang ujian. Aku sering tahu cerita itu di koran-koran dan di tivi. Tapi ketika mendengar langsung berkat Roni, rasanya kenyataan itu sangat dekat dengan kehidupanku juga. Roni cerita bagaimana satu keluarga yang terdiri dari 4 orang dan penghasilan hanya 10.000 sehari, itu hanya untuk meneruskan hidup. Uang sekolah sangat sulit untuk dibayar dan sudah enam bulan tidak dibayar. Uang UAN kali ini sampai sekitar 400 ribu dan sulit sekali bagi mereka untuk membayar. Dan itu sangat wajar dengan penghasilan 10.000 perhari u 4 orang.

Saat itu Roni bilang, kita dibentuk di JAtinangor, dan akan sangat baik kalau kita memberi perubahan sedikit di Jatinangor. Mau gak permata memberi beasiswa untuk satu atau dua anak. Kehadiran kita di Jatinangor juga akan menjadi berkat bagi mereka. Saat itu aku sangat setuju dengan Roni. Aku bilang ke Roni, kalau aku akan mendukung pemikirannya, dan mengharapkan hari minggu di PA Gabungan dia bisa hadir dan nanti ketemuan, membicarakan apa yang bisa dilakukan untuk memberikan beasiswa untuk murid-murid SMP yang tidak mampu itu.

Sebenarnya aku baru pertama mengenal Roni, kenapa yah...aku tidak pernah melihatnya di GBKP. Ketika PA selesai, aku masih sempat ngobrol dengan Roni, dia cerita gimana dia pernah membayar biaya sekolah seorang anak sampai nunggak 6 bulan yang membuat dia seret makan karena uang makannya habis. AKu salut ama dia, dan aku mau bekerja sama dengan Roni karena dia sudah pernah berkorban untuk melakukan kerinduannya. Tetap semangat ya Ron...mudah-mudahan kita bisa melakukan sesuatu yang kecil untuk kemuliaan Tuhan kita.

Meninggalkan persekutuan, aku dan Irna terlebih dulu karena yang lain masih bercengkerama. KAmi pamit duluan karena pengen main ke kos adikku Samuel, dan saat itu sudah pukul 19.40. Hujan masih tercurah dan jalanan becek, dengan hati-hati kami berjalan sepayung menuju kos adikku. Sedikit kecewa, karena Samuel tidak ada, aku hanya menulis pesan dan memasukkan ke kamarnya dari bawah pintu. KAmi langsung balik dan menunggu angkutan yang menuju Bandung. KAmi lama sekali menunggu bis Bandung-Cirebon, tapi tidak muncul-muncul sedangkan waktu tetap melaju dan hujan belum reda juga. Sudah pukul 20.15, kami memutuskan naik angkutan kota aja, yang akan menjadi lebih lama sampai rumah, dari pada menunggu yang tidak kunjung datang kami akhirnya memutuskan yang jarak tempuhnya lama saja.

Kami naik Sumedang-Cileunyi dan kemudian dilanjutkan naik angkot yang menuju Cicaheum. Dari Cicaheum kami naik Cicaheum-Ledeng dan sampai rumah sudah pukul sepuluh malam. Walaupun capek, kami berdua sangat menikmati dan tetap mengucap syukur. Asal jangan sering-sering, asik juga ke Jatinangor pelayanan.

Sampai di rumah rasanya senang banget, Irna langsung ke dapur memanaskan sup yang dia buat tadi pagi, aku ganti baju dan bersih-bersih. Makan dengan sup ayam yang dagingnya masih banyak sangat nikmat. Kelelahan langsung lenyap dan aku sangat bersyukur untuk hari yang indah yang bisa dijalani. MAsih sempat nonton...dan jam 24.00 aku mengakhiri hari Jumat dan menyambut hari Sabtu sebentar.

Terima kasih Tuhan untuk kasihMu dan semua berkat yang Kau berikan dalam kehidupanku. Amin

Zzzz...ZZzzz..Zzzzz

Friday, June 24, 2005

Mentertawakan Hidup

Hati yang gembira ha..ha..adalah obat
Seperti obat, hati yang senang
Tapi semangat yang patah keringkan tulang
Hati yang gembira ha..ha..
Tuhan senang

Aku sudah mengenal lagu di atas sejak duduk di Sekolah Minggu. Sampai saat ini menjadi pengajar Sekolah Minggu, aku masih menyukai lagu ini. Kutipan dari ayat Mazmur ini menjadi lagu yang sangat membahagiakan dan penuh keceriaan. Tapi sering sekali semakin bertambahnya usia, kepolosan untuk menerima kebenaran lagu itu tinggal bekas.

Kadang aku pikir, aku akan bahagia kalau semua kerjaanku bisa aku selesaikan dengan baik. Semua janji ditepati, dan semua keinginan terpenuhi. Kalau orang disekitarku menyenangkan maka aku menjadi senang, tapi kalau mengesalkan maka aku menjadi BT. Kebahagiaan yang sangat tergantung kondisi luar bukan?? Itulah yang kadang terjadi dengan diriku yang malang ini. Tapi keadaan itupun harus jugadisyukuri dan boleh dong ditertawakan juga 

Hari ini aku ingin belajar tertawa..ha..ha…ha..ha  Ingin sehat tetapi jadwal olah raga pagi yang diperketat. Berjuang melawan ngantuk dan mulai mengelilingi lebak Siliwangi bukan hanya solusi satu-satunya. Keinginan untuk main Tennis lagi sudah harus dimulai, dan tentu saja dengan komitmen untuk olah raga yang tinggi walaupun sekali seminggu  Olah jiwa dan olah Raga sudah harus diseimbangkan.

Olah raga sangat terbatas untuk kesehatan jiwa dan raga. Tetapi hati yang gembira itu sangat berarti untuk kesehatan. Saya sebenarnya menyukai tertawa. TEtapi belakangan ini mungkin aku terlalu serius dan juga jadi sering cemberut. Aku piker aku sudah harus kembali ke Nomi yang sesungguhnya, dalam hal tertawa.

Saya tidak pernah melihat kuda tertawa malah ketika kuda nyengir…saya yang tertawa. Saya tidak pernah melihat ayam tertawa, ketika ayam tetangga mengotori depan rumah kami, dia tidak mentertawakan kekesalanku dan teriakanku mengusirnya. Aku sangat suka ngobrol dengan teman-teman dan diselingi tawa kecil sampai tawa ngakak dan terpingkal-pingkal sampai sakit perut. Cerita lucu atau tebak-tebakan dan menghasilkan tawa yang membuat hati gembira.

Binatang tidak pernah tertawa, atau aku yang tidak melihat dan mengerti bagaimana mereka tertawa. Manusia adalah mahluk yang diciptakan dan disertakan karakter dan sifat bisa tertawa ha..ha..ha.. Dalam hal tertawa saja, Allah sangat menjadikan manusia spesial. Aku sadar diciptakan untuk bisa mentertawai kehidupan, mentertawai semua kecerobohanku, mentertawai ketika alam memberikan kelucuan. Aku bisa tertawa dan aku pikir Allah menyukainya.

Kalau aku tahu bahwa Allah memberikan sifat dalam diriku untuk bisa tertawa dan aku tidak mengesampingkan sikap untuk menangis juga. Aku pikir aku akan berbahagia ketika aku mau tertawa dan hal itu akan membuat aku lebih memahami arti menikmati hidup.

Tertawa..tidak akan membuat tulangku kering, yang ada kebahagiaan yang menyelinap masuk ke dalam hatiku. Kebahagiaan akan membuat aku tetap semangat dalam menyongsong hari-hari ke depan yang mungkin lebih buruk keadaannya dibanding hari ini. Tapi aku pasti bisa melalui semuanya karena bersama Tuhan aku pasti bisa mentertawakan kehidupan ini..ha..ha..ha..

Buat teman-teman yang sedang sakit, aku doakan cepat sembuh dan bersama-sama kita akan mentertawakan hidup yuk.. karena hati yang gembira, Tuhan senang.

Thursday, June 23, 2005

Selamat Pagi Mentari

Selamat pagi mentari
Kehangatanmu menyapaku
Menyadarkan ku akan hari yang baru
Dimana seluruh eksistensiku berada
Karya dan asa tercipta

Dengan senyum aku sambut hidup
Hari kemarin menjadi kenangan indah
Hari esok menjadi mimpi penuh Harapan
Hari ini adalah kehidupan yang bahagia

Aku akan melangkah menyelesaikan hari ini
BersamaNya semua menjadi pasti
Dengan semangat aku pandang hidup

Dalam keterbatasan hari ini
Aku akan tetap melakukan semuanya
Sing-singkan lengan baju dan kobarkan semangat
Untuk mengisi hari ini menjadi hari terbaik
BersamaMu semua menjadi baik

Wednesday, June 22, 2005

Semangat hidup

Tidak ada seorang pesimis pun yang pernah menemukan rahasia bintang-bintang, atau berlayar ke tanah yang belum tercantum di peta, atau membuka sebuah pintu baru bagi jiwa manusia. –Hellen Keller-

Hellen Keller ..! Nama ini sering sekali aku temui, aku hanya mengetahui kehidupannya secara samar, dia seorang perempuan yang cacat sejak kecil. Kisahnya yang sering aku temui hanya berupa kutipan-kutipan dan sepotong-potong. Dalam keterbatasannya, Hellen Keller memberikan banyak kalimat-kalimat bijak yang diingat oleh dunia. Kalimat-kalimat yang tanpa batas yang lahir dari seorang terbatas. Apa rahasia Hellen Keller sehingga memiliki kehidupan yang cacat tetapi kehidupan yang sangat-sangat berarti. Setelah meninggalpun kehidupannya seperti lonceng kecil yang selalu bergema memberikan semangat kepada yang lemah, dan optimis kepada yang patah semangat.

Aku pikir ada seseorang yang istimewa yang diam didalam hatinya. Seorang Pribadi yang tidak terbatas di dalam hati yang terbatas. Sehingga kehidupan yang terbatas juga memberi pengaruh tidak terbatas, sampai saat ini perkataan bijaknya menembus waktu. Pribadi yang memimpin hatinya yang membuat kehidupan Hellen Keller menjadi penuh arti.

Kehidupan yang penuh arti, selalu menjadi kerinduan. Melihat kehidupan Hellen Keller, aku sadar hanya Pribadi Yang Tidak Terbatas yang akan membuat kehidupan ini menjadi berarti. Aku harus tetap berada dalam pimpinanNya dan hidup dengan hati takut akan Dia, kehidupan ini akan menjadi penuh makna dan memiliki nilai-nilai kekal dalam perjalanannya.

Aku juga ingin menjadi orang yang optimis, tetap memiliki semangat juang yang tinggi dalam hidup ini. Belajar menggunakan waktu dengan baik dan juga menikmati semua yang dikerjakan. BElajar rendah hati, dan memiliki hati seluas samudera untuk bisa selalu melihat hal-hal yang positif, tidak cepat sakit hati, tetapi selalu belajar memaafkan dan memaklumi kalau manusia punya keterbatsan.

Ayo Nom...raih mimpi bersama Tuhan kita.

Kehidupan menjadi penuh arti ketika DIA yang akan memberikan arti hidup.

Tuesday, June 21, 2005

Menikmati Hidup

Pagi tadi aku bangun sudah jam 7.30, tadi malam ingin rasanya menemani hari sampai berakhirnya dan menikmati pertukaran hari selama 2jam. Mata masih berat, aku duduk di tempat tidur berdoa dan sate. Aku membaca renungan dari Pengkotbah 3, membaca berusaha fokus juga memperjelas bagiku semua kegiatan yang sedang berlangsung di dapur. Langkah kak Nani di samping kamarku juga sangat jelas, “Gak kerja Nom !” “Kerja kak..” “Kok belum bangun ?” aku tidak menjawab pertanyaannya sambil meneruskan bacaanku. Kemudian pintu dibuka, kak Nani sudah berangkat ke kantor.

Aku keluar kamar dan menuju dapur, di kamar mandi rendaman pakaian kotorku belum dicuci. Aku membuat sarapan dan membuat segelas susu untuk diriku. Selesai sarapan, aku mulai mencuci pakaian yang sudah menunggu aku sejak kemarin sore. Tapi karena air adanya malam hari, baru pagi ini aku bisa mengerjakannya.

Bergegas untuk mandi dan menghabiskan susu yang belum aku sentuh, aku bersiap untuk ke kantor. Udara sangat panas, jalanan sudah penuh dengan kesibukannya, bahkan penjual soto kari di depan gang rumah kami sudah mulai mengemasi tempat-tempat dagangannya, karena semua sudah habis terjual. Dengan menjinjing tasku yang hari ini penuh sekali isinya, aku melangkah dengan semangat untuk belajar melihat sesuatu yang indah dalam setiap bentuk kehidupan ini. Ibu penjual nasi kuning yang di depan rumah makan Ayam Goreng Suharti, tersenyum membalas sapaan selamat pagiku. Apakah hari sudah terlalu siang untuk disebut pagi sehingga dia tersenyum, atau dia memang ramah dan aku juga suka membeli sarapan darinya.

Penjual Tahu Sumedang yang di dekat gerbang Suharti juga sudah sibuk dengan penggorengannya dan membalik-balik tahu yang sedang berenang di dalam minyak panas itu. Penjual koran dan majalah yang disebelahnya juga sibuk dengan seorang bapak yang sedang memilih-milih koran dan majalahnya. Orang lalu lalang sepanjang trotoar itu dan juga mobil-mobil sedikit mengalami kemacetan di jalan Cipaganti ketika aku berdiri menunggu angkot Cicaheum-Ciroyom. Angkot yang aku tunggu berhenti tepat di depanku dan masih kosong. Aku naik dan berpikir kalau nanti angkotnya ngetem nunggu penumpang, mungkin aku bisa gunakan waktu dengan membaca pikirku. Tapi bukankah lebih baik juga kalau aku berdoa supaya Bapak Supir ini diberkati dan diberi penumpang yang banyak sepanjang hari ini? Aku pikir tidak kebetulan aku ketemu dan naik angkot ini. Ketika angkot melaju menuju Setia Budi, aku berdoa supaya angkot ini diberkati, dan hari ini bisa mendapat banyak penumpang. Di Gandok naik seorang cewe sehingga kami sudah ada dua orang menjadi penumpangnya.

Angkot itu terus melalu tanpa berhenti kalau bukan diberhentikan penumpang, dia tidak ngetem di Gandok dan juga Simpang Dago sehingga aku tidak perlu membaca di angkot. Udara di dalam angkot itu mulai terasa panas mungkin aku salah duduk, matahari membakarku dari sebelah kiri sehingga aku pindah ke kanan tempat duduk angkot. Jalan Siliwangi terasa sejuk karena pohon-pohon yang tinggi yang daunnya mungkin sudah dari tadi sibuk untuk memasak makanannya. Rumput-rumput dibawah pohon seperti berteriak, hari ini cerah sekali. Jalan Dipati Ukur mungkin sudah sejak dua jam tadi penuh kesibukan. Orang lalu lalang dan juga penjual makanan sibuk dengan dagangannya di sepanjang jalan dekat Unikom. Aku turun persis di depan ITHB, yang dekat pos satpam depan.

Dengan langkah ringan aku berjalan masuk ke kantor dan langsung absen di pojok sebelah kanan Lobby. Sudah jam 10.10, aku hanya tersenyum melihat keterlambatanku. Aku tidak merasa bersalah, bukankah aku memilih profesi ini karena waktu yang fleksibel, apalagi mahasiswa lagi libur sehingga aku ke kantor bukan untuk mengajar yang tidak boleh terlambat. Aku tahu seharusnya aku tetap belajar disiplin, tapi aku pikir bukankah disiplin yang ketat akan membuat kehidupan yang kaku. Aku hanya tersenyum dengan pembenaranku.

Hari ini tidak ingin aku lalui dengan sia-sia aku harus menikmati setiap detiknya. Setiap pergantian waktu akan aku nikmati dan isi dengan sesuatu yang membahagiakanku. Hari ini aku ingin belajar untuk memiliki kehidupan yang disiplin dan fleksibel. Berjuang dengan tetap tersenyum untuk melangkah dalam kehidupan di dunia yang makin tidak bersahabat ini.

Jam 15.00, aku langsung pulang kantor dan balik ke rumah. Dan menulikan semua curhatan ini warnet dekat rumah :) (niat banget ya..). Mungkin hari ini bisa lebih banyak yang aku lakukan dirumah di banding di kantor. Belajar menikmati semua yang dilakukan akan membuat kehidupan ini lebih berarti.

Monday, June 20, 2005

Hidup adalah perjuangan

Hidup ini sering penuh masalah dan tantangan yang kadang membuat aku menjadi marah dan ingin mencakar-cakar semua yang ada didekatku.
MEnjauh dariku...!!! Bom waktu kemarahan ini sudah ingin meledak, dan jangan dekat2 supaya penyesalanku tidak bertambah-tambah.

Hidup ini sering mempermainkan kita semua, semua yang direncencakan bisa buyar dalam hitungan detik, tapi gak papalah..

Yang aku rancangkan dan yang terjadi juga sama baik aja kok...tapi satu yang ingin aku pelajari hari ini :

HIDUP ITU PERJUANGAN..

BERJUANGLAH NOM.....!!!

Bangkit dan tetap semangat mengerjakan semua, jangan liat hasil hari ini...tapi lihat jauh kedepan.

Sunday, June 19, 2005

Dengarkan hidup 2

Hari ini pulang gereja, kita beberapa Mahanaim ada acara makan2 di rumah kak Juni Purba. ASiknya makan cipera, ikan teri, lalapan dan air buah yang seger.. Pulang dah jam 4sore, langsung tertidur, kekenyangan kali tadi yah..hehe. Bangun sudah jam 6sore, aku masih memikirkan semua pembicaraan yang terjadi setelah makan siang yang mengenyangkan dan sangat enak itu..soale dah lama gak makan cipera, gitu loh.

Pertemuan itu berakhir dengan diskusi yang selalu akan sangat seru dan berakhir dengan terpaksa kalau topiknya sudah "Nomi" (GR kali aku...). Apalagi ada bang Edy Sebayang yang siap menyerang semua bantahanku, apalagi sore tadi kekuatannya bertambah dua kali, karena bang Ajarta juga dipihaknya. Dan kalian berdua siap mengorek-ngorek borok yang ada dalam hidupku.

Dengan kesal aku meminta ganti topik pembahasan, bagaimana dengan yang lain? Bukankah ada Saras, Nita Ginting, Nita Tarigan, k'Juni, Eni, Septa? KEnapa gak membahas mereka saja? Bang Edi hanya menjawab, kalau mereka semua gak bermasalah..yang bermasalah adalah kam Nom. Mereka semua baik-baik sedangkan kam beda. Dengan semangat bang Edi menjelaskan bedanya, yang memang tidak bisa aku pungkiri..kalau itulah aku.

Aku menggeliat dan masuk ke kamar mandi, guyuran air ke kepala kuharapkan akan mendinginkan otakku yang masih memikirkan semua hujan kritik yang memenuhi hati dan pikiranku. Huh..tadi aku sudah mengakui bahwa semua yang kalian katakan tentang aku memang benar. Dan itulah yang kadang menjadi borok dalam hidupku yang harus disembuhkan, tetapi semua yang kalian sebutkan itu kadang menjadi mahkota yang menghiasi kehidupanku. Aku sudah menyadari sisi kelemahannya sejak lama, dan aku sudah ingin berubah. Tapi aku sadar betapa sulitnya karena sikap itu sudah menjadi karakter yang menyertai perjalanan hidupku selama lebih 28 tahun ini. Aku tahu dan setuju dengan semua yang kalian katakan, tapi aku tidak mampu mengobati borok yang mungkin sudah menjadi kanker dalam hidupku ini.

Hari ini aku ingin sekali mendengarkan hidup. hari ini, aku mendengar suara kehidupan ini dari kalian berdua, dan aku tidak mau semua itu akan berlalu begitu saja. Selalu aku menyadari kalau aku sangat tinggi hati, sombong dan egois. Tadi semua itu kalian ungkit dan itu membuat kanker itu terusik dan menyakitiku. Sudah lama aku ingin sembuh, dan mungkin sering sekali aku menyembunyikan bau busuk itu dengan topeng kesalehan. Hari ini aku tahu, bukan kalian yang berbicara..kehidupankulah yang sedang menegurku. Aku ingin sekali mendengarkan hidup, aku menjadi mengucap syukur memiliki teman dan sahabat seperti kalian. Tidak membiarkan aku menuju keterpurukan dalam dunia ini dengan semua kebusukan yang ada padaku. Kalian mempertegas yang sudah kusadari selama ini, dan menyadari betapa tidak berdayanya aku. Kalian membantu aku melihat betapa aku tidak tahu apa-apa dalam hidup ini. Kalian mendorong aku sedikit untuk mengubah sudut pandangku akan diriku dan kehidupanku. Dan aku melihat dengan cara yang lain dan ternyata hanya mempertajam pandanganku tentang diriku yang penuh kepalsuan dan kemunafikan.

Aku ingin berubah, aku bersyukur Tuhan menempatkan teman-teman yang menyinggung borokku yang walaupun terasa sakit dan aku marah dan berang. Tapi aku sadar, kalau itulah yang menolong aku untuk memulihkan keadaanku. Aku sadar kalau akan akan masih sakit ketika bagian diriku akan dibuang dari hidupku. Tuhan hanya akan membuang borok yang sudah menjadi kanker itu kalau aku mau dan menyerahkan untuk Dia yang buang dari hidupku.

Tuhan hari ini 'hidup' bersuara dari teman2ku, ajar aku tidak untuk mendengar dan menolaknya. Aku ingin mendengar dan berubah menjadi lebih baik dan bentuk aku semakin menyerupaiMU.

Saturday, June 18, 2005

Dengarkan hidup 1

Bangun pagi selesai sate, aku melanjutkan membaca buku Philip Yancey, Soul Survivor, dan hari ini pasti selesai, soale tinggal satu bab lagi. Aku melirik buku yang terletak dekat bantalku yang baru aku beli kemarin. Buku John Bunyan, The Pilgrim's Progress, sudah pengen segera di baca. SOale aku senang banget ketika melihat buku ini di Kalam Hidup, soale aku akan menambah koleksi buku klasikku. Terakhir aku ke Kalam Hidup, aku cari buku Jonathan Edward, yang judulnya "At Works" (kalau gak salah, soale di rekomen ama Pak Agung u dibaca) tapi bukunya gak ada. Jonathan Edward, buku2nya juga dah klasik, dan kayaknya perlu dibaca, tar aku nitip di cari ama kak Daysi aja, soale dia dah baca buku itu dan belinya di dekat Setra Sari gitu, lupa nama tokonya euy...

Kamarku berantakan banget, selimut belum dilipat dan juga beberapa buku dan tas masih terletak di lantai, berantakan banget aku ini pikirku. Kertas-kertas oretan ketika membaca, ceritanya menulis kalimat yang asik dan pengen diingat, soale kalau nanti bukunya dah ditutup pasti gak ketemu lagi ama kalimat bagus itu. JAdilah di tempat tidur kertas juga bertaburan. Nom...pantas aja mataku ini makin buram, dan mbak Dina dah sering bilang dan mau nemanin aku ke dokter mata. Kacamata perlu diganti kayaknya...aku harus belajar sayang ama mataku nih.

Belum mandi, tapi aku sudah pengen mengeluarkan apa yang ada di kepala beberapa malam ini. Pertanyaan kemana akan hidupku? Kadang timbul pikiran untuk lanjut sekolah lagi, kadang timbul keinginan untuk pulang kampung hidup dekat kedua orang tua. Habis mereka akan tinggal berdua saja, dan semua anak2nya sudah jauh dari mereka. Kenapa enggak aku yang menemani mereka? dan aku pikir banyak yang bisa aku lakukan disana. Aku kadang pengen juga pindah ke Jakarta tahun depan dan mulai meniti karir di industri dan setelah dua tahun ini kembali jadi dosen dan mungkin sudah bertambah sedikit pengalaman industri untuk dibagikan ke mahasiswaku, bukan hanya teori mulu. Atau kalau ada yang melamar aku, menikah dan ikut suami saja. Atau memfokuskan diri di pelayanan dengan lebih sungguh2 dan fokus aja. Atau mengembangkan diri dalam pelayanan kaum awam dan tetap bekerja di bandung, melanjutkan apa yang sudah dijalani sekarang? tapi aku ingin memiliki kehidupan yang lain dari yang sedang aku jalani sekarang. Tapi aku tidak tahu harus kemana harus melangkah.

Ketika memikirkan perjalanan hidup ini dan membingungkan aku. Aku menjadi bingung dan terlalu banyakkah keinginanku dalam hidup ini. Aku sadar ada perjalanan hidup yang sudah Tuhan tetapkan dalam hidupku. Dalam keinginan yang kuat menjalani apa yang sudah DIA tetapkan, sering banyak keraguan karena banyaknya keinginan, sehingga muncul pertanyaan yang mana yang DIA ingin aku jalani. APakah pertanyaan ini hanya mengaburkan pandangaku akan apa yang ada didepan? salahkah aku apabila banyak keinginan yang singgah di hati dan otakku? Bukankah pikiran dan keinginan itu mungkin juga datangnya dari DIA? Tapi kadang aku lihat dalam keinginan itu ada dikotomi yang tidak mungkin aku rangkul semua untuk diraih.

Pagi tadi bergema dalam pikiranku kalimat "Dengarkan hidup !"
Dengarkan hidup ! Dengarkan hidup ! Dengarkan hidup !
Bagaimana mendengarkan hidup? malah menimbulkan kebingungan bagiku.
Aku perlu berdiam dan diam di hadiratnya, supaya hatiku tenang dan aku bisa mendengar semua. Terlalu berisikkah aku dalam hidup ini? sehingga hidup itu hanya menjadi sapaan yang sayup-sayup dan tak terdengar di telingaku?

Begitu banyak pilihan dalam hidup yang ingin aku lakukan, semuanya sama baik. Dan semua juga sama saja, pilihan yang satu tidak lebih baik dari pilihan yang lain. Yang mengajak aku berpikir adalah, alangkah senangnya kalau aku bisa menjalani jalanku, karena aku sedang ada dipersimpangan dan aku tahu tujuan hidupku untuk kemuliaanNya, tapi arah mana yang akan menuju kesana? Aku bingung, kenapa semua jalan rasanya bagus dan mengundang aku untuk melaluinya?

Dengarkanlah hidup !
Hangatnya mentari pagi dan indahnya musik yang mengisi ruang kamar yang berantakan membuat aku bisa mengalihkan pikiranku keluar dari diriku. Dengarkan hidup pusatnya bukan dalam diriku. Dengarkan hidup adalah berpusat diluar diri kita. Aku mengingat kemarin sore ketika Thomas datang ke kos kami menjemput Ika karena hari ini Ika akan balik ke Medan, dan Tomas akan ngantar ke bandara. Dia membawa roti unyil jadi oleh2 untuk kami. Juga sebelumnya aku membeli kue di sukajadi untuk adik2 PA yang akan datang ke kosku. Sore itu karena makanan banyak, aku memberikan sebagian (4 buah) ke tetangga, aku bilang untuk cucunya, dan hatiku senang banget ketika ada senyum di bibirnya dan ucapan terima kasih dari mulutnya. Saat itu aku tidak bingung dengan hidup.

Dengarkanlah hidup...aku jadi semakin paham kalau fokusnya bukan di aku, tapi di sekitarku. Semakin aku mengingat ini, dan menjadi melodi dalam hidupku, mungkin aku akan melalui jalanku. Jalan yang sudah DIA tetapkan sejak semula, yang dia sudah gariskan untuk aku jalani. Jalan-jalanNYA yang penuh kebahagiaan. Jalan-jalanNya yang ingin dia masuki di jalanku, supaya nyata dalam kehidupan ini, bagaimana jalan kekekalan itu menyatu dengan jalan yang fana yang aku jalani ini.

Dengarkanlah hidup...! menjadi suara hati yang membuat aku harus semakin dekat denganNya. Yesus berkata, "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup!" Hidup itu adalah Yesus itu sendiri, kalau aku ingin mendengarkan hidup, aku harus mendengarkan Yesus dalam perjalanan ini. Bagaimana aku mendengarkan Yesus ? bagaimana aku mendengarkan hidup?
Alam raya menceritakan kemuliaanNya, dan juga ketika aku lihat bintang2 ada dorongan mengucap syukur dan ketika saat-saat aku berjalan di pantai dan melihat gelombang dan mengamati orang yang berselancar di atas gelombang. Ada kekaguman yang mendalam dan melihat betapa kecilnya aku di dunia milik Tuhan ini. Bukankah itu bagian dari mendengarkan hidup ? ketika aku duduk diam di kakiNya, mengecap janji yang manis dari firmanNya, dan selalu rindu menjadi pelaku firmanNya bukankah itu adalah mendengarkan hidup?

Semua keinginan yang membingungkan itu menjadi tidak ada maknanya, katika aku berhasil mengalihkan pikiranku keluar dari keinginanku. Aku tahu jalan-jalan yang Dia rancang adalah lebih indah dari rancanganku. Aku tahu, kalau nanti keinginan yang mana saja yang aku lalui, dan ketika aku tetap mendengar hidup...maka aku akan bersyukur dan melihat keindahan dan penuh warna dalam jalan hidupku.

Tiba waktunya, DIA sendiri yang akan menggerakkan aku untuk memilih dan menjalani jalan yang akan sampai ke tujuan di persimpangan jalan kehidupan ini. Karena hanya Dia yang tahu bagaimana aku akan memuliakan Tuhan dalam hidupku yang paling maksimal.

Persahabatan adalah berkat

Ketika aku menoleh ke belakang dalam hidupku
Ada waktu yang kita lalui bersama-sama
Waktu itu singkat dimana kita saling berbagi
Dan berpegangan tangan menjalani kehidupan ini

HAl-hal yang kita lalui bersama
Dan pergumulan yang sama kita gumulkan
Membuat kita saling mengenal lebih dalam
Pesan-pesan kecil yang aku terima semua jadi kenangan dan
Cerita-cerita yang kita saling bagikan sungguh tak terlupakan

Sahabat, saling berbagi hidup denganmu adalah berkat bagiku
Tidak selalu kita bersama,
Tetapi waktu singkat kebersamaan itu
memberi makna yang dalam yang akan selalu kukenang
waktu singkat yang memberi warna indah dalam hidupku

Persahabatan kita akan tetap terjalin
walau jarak dan waktu memisahkan kita
ketika mendengar namamu saja
itu sudah mengingatkan aku..akan arti persahabatan

Sahabat,
ketika aku mau mencurahkan isi hati, engkau memberi waktu terbaikmu
ketika aku jatuh, engkau mengulurkan tangan mengangkatku
ketika engkau menangis, aku berikan bahu untuk bersandar
ketika engkau bersukacita, aku mendengar dengan gembira
Bersahabat denganmu berkat bagiku

Keceriaan dan semangat masa muda
adalah yang mengiri perjalanan kita
kedewasaan kita bertumbuh dan
kita belajar saling memberi pengaruh yang saleh
engkau mengisi tempat di hatiku
engkau akan menjadi cerita dalam hidupku

sahabat, aku berdoa..
sekalipun kita jauh, hari2 yang ceria akan mengisi hidup kita
yang akan kita bagi ketika kita bertemu
Aku selalu berdoa agar engkau mendapatkan
semua yang terbaik dalam hidupmu
Aku akan bangga ketika mendengar tentang engkau
karena engkau sahabat baikku.

Persahabatan adalah berkat dalam hidupku dan akan tetap selamanya

************************************************************
Puisi ini sudah aku tulis sekitar 2 tahun yang lalu. Saat itu ketika aku merasa sendiri di bandung. Teman2 yang dulu bareng di permata Bandung Pusat dah pada keluar bandung, sahabat2 kuliah dan teman2 kos 30B sudah berserakan dimana-mana.

Sekarang aku senang banget, karena persahabatan bisa dijalin juga melalui dunia maya. Dimana kita berbagi dan saling mempengaruhi walaupun belum pernah ketemu. Tapi tar kalau ketemu maka itu adalah keindahan perjalanan hidup karena aku punya teman2 yang baik dan juga menolong aku memahami arti hidup, walaupun belum pernah tatap muka. Internet memang dunia tanpa batas yah...

Spesial buat turang aku, Robinson Sitepu d Jepang situ...aku senang dapat sahabat dan turang kayak kam, yang selalu mendorong aku untuk nerusin study, dan menjadi pemikiran beberapa hari ini. Tar kalau balik ke jakarta kita ketemuan yah.

Friday, June 17, 2005

Ruangan terasa dingin banget, aku mencoba menjauhi AC dan berpindah ke arah jendela yang mengarah ke jalan RAya di Aula kantor. Aku meninggalkan buku yang sedang aku baca di atas kuirsiku. Dari lantai lima gedung kantor, aku memandang jalan raya dibawah. Aku mengamati selama beberapa saat semua kendaraan yang lewat di jalan itu. Ada angkot Cicahem-CIroyom, Dago-Riung BAndung, beberapa motor yang bergerak dengan cepat kearah DU dan Dago, Ada juga mobil tangki minyak berwarna merah, juga ada seorang yang menaiki sepeda melintasi jalan itu, dan masih banyak mobil pribadi yang beragam jenisnya dan arahnya tujuannya. Aku juga melihat orang yang berjalan kaki buru-buru berjalan dan gak tahu kemana tujuannya.

Lalu lintas di jalan itu sangat padat, dan semua sedang fokus di jalan yara menuju tujuannya masing-masing, walaupun saat itu semua ada di jalan yang sama. Aku mengalihkan pandanganku lurus ke depan, senangnya melihat pohon2 berdaun hijau, yang daunnya sedang gugur menghiasi jalanan di bawahnya, tetapi masih banyak yang melambai2 di pucuk pohon itu yang membuat batasan pandanganku antara langin dan jalan raya. Langit sangat biru, terlihat ada seperti garis putih dan awan yang berarakan yang menjadikan langit semakin indah. Dua keadaan yang sangat berbeda, dari posisi antara langit dan bumi, aku memandang kebawah dan jalanan yang sangat sibuk dan padat, tetapi ketika aku memandang ke atas, terhampar birunya langit yang menyiratkan ketenangan.

Bukankah hidup ini seperti itu? Semua manusia seperti mobil, motor, angkot, sepeda, dan pejalan kaki di jalan raya. Semua berbeda, dan memiliki tujuan yang berbeda, arah yang berbeda walapun pada saat itu sedang pada posisi yang sama.

Aku mengingat teman2 kuliahku dulu, lima tahun kami bersama-sama memiliki pergumulan yang sama, tugas yang sama, pelajaran yang sama, dosen yang sama dan juga praktikum kuliah yang sama. Walaupun saat itu tujuan kami juga sepertinya sama, yaitu menyelesaikan study pada waktunya dan segera mendapat kerjaan yang baik. Saat kuliah bersama, kami seperti kendaraan yang pada saat bersamaan melintasi jalan yang sama. KArena setelah itu kami memiliki arah yang berbeda-beda, kami memiliki tujuan yang berbeda juga dalam memandang hidup ini. TApi semua itu memperkaya kisah perjalanan kehidupan.

Dimanakah ujung jalan ini? yang pasti tidak jauh di saat ini ada persimpangan yang akan membuat ada pilihan di depan untuk arah yang ingin kita tuju. Kemana tujuan kita maka ada jalan yang akan bisa dilalui di depan. Bukankah kehidupan itu juga sama, kemana tujuan hidup kita, maka akan ada selalu jalan menuju tujuan itu. Walapun saat ini bersama-sama menempuh jalan yang sama, tapi di depan sana akan ada persimpangan yang memisahkan kita menuju tujuan masing-masing, sehingga jalan yang kita tempuh berbeda. Dan jalan yang aku tempuh tidak bisa aku paksakan di tempuh teman yang lain karena tidak sama tujuannya. Sama seperti jalan mereka juga tidak tepat untuk aku lalui, karena itu tidak mengantar aku ke tujuanku.

Tapi perjalanan ini masih banyak belokannya dan juga persimpangan yang kadang membingungkan aku untuk mencapai tujuanku. Kadang jalan yang ingin aku tempuh rusak dan berlubang-lubang, yang mengajak aku untuk mencari jalan yang lain. YAng aku pikir akan mempercepat sampai tujuan dan enak melaluinya. Tetapi itu malah membuat perjalanan semakin panjang dan aku juga semakin bingung kemana arah yang benar untuk kembali ke tujuan awal.

Yah...itulah perjalanan hidup, banyak misteri yang tidak aku pahami ketika melaluinya.

Langit biru yang tenang masih biru dan damai ketika aku mengingat teman2 dan sudah dimana semua berada. Kenapa aku tidak sering2 melihat langit biru? Mungkin aku akan selalu diberi ketenangan dan kedamaian. Bukankah kehidupan ini ketika dilalui dengan semua kesimpang siurannya akan menjadi lebih tenang ketika kita berpaling ke atas. DImana Allah yang menjadikan kita memimpin perjalanan kita. KEtika jalan hidup terasa berat dan buntu, serta tidak nyaman untuk dilalui. KEnapa aku tidak mencoba memandang ke atas, menyerahkan kepadaNya apa yang menjadi pergumulan supaya dia yang memberi kedamaian dalam hati. Aku pikir melihat dari atas akan lebih jelas kemana tujuan dari perjalanan ini.

Perjalanan hidupku yang sering samar tujuannya, bukankah akan lebih jelas ketika DIA yang menolong aku karena DIA tahu apa yang terjadi di depan perjalanan ini. Misteri bagiku, bukan rahasia bagiNYa. Aku jadi ingin tetap belajar menyerahkan kontrol dan kompas perjalanan kehidupan ini padaNYA.

TErkena cahaya matahari dari jendela itu telah menjadikan udara di dekatku panas, dan aku ingin kembali ke dekat AC supaya aku bisa kembali merasakan kesejukan. Buku yang tadi aku tinggalkan ingin aku lanjutkan lagi, lumayan akan selesai satu bab lagi.

Inilah perjalanan hidup, ketika kita semakin tinggi keatas maka akan mampu melihat lebih jauh dan melihat beberapa arah jalan yang bisa dilalui dalam kehidupan ini untuk mencapai tujuan kita.

Thursday, June 16, 2005

Kesemapatan dalam hidup

Sudah sekitar lima hari ini, komputer yang menolong aku di kantor, motherboardnya rusak. Sampai tadi belum selesai juga penanganannya. Huuhhh, sampai tadi aku masih menjajah komputer teman untuk mengerjakan beberapa kerjaan. Untuk Riana lagi cuti, jadi deh..komputernya yang menjadi fokus jajahan, dua hari kemarin kompi mbak Dina, karena dia gak masuk, sakit. Puji Tuhan tadi sudah baikan, dan masuk kantor...baru pindah ke meja Riana.

Ketika kompi rusak, terasa banget kalau memang sulit kalau gak ada komputer utk menyelesaikan kerjaan yah? Apakah kita ini sdah sangat ketergantungan dengan kompi? Sehingga aku agak sedikit tenang bilang ke bos, kalau kerjaan belum kelar...dan muncullah alasan "Komputer masih belum benar Pak !" Aku sedang membenarkan diri dengan alasan yang ada, yang sebenarnya bisa diatasi dengan semakin rajin dan ngotot transit di semua kompi yang sedang nganggur. hehehe

Tadi pulang kantor, aku ke acara pembinaan guru KAKR. Aku senang banget ketika Vidia membagi tentang, banyak orang berdoa minta kesempatan ama Tuhan, tapi jarang minta hikmat bagaimana menggunakan kesempatan yang ada. Yah..benar banget, dan aku setuju sekali pernyataan itu..karena aku juga sering begitu.

Ada orang yang berdoa minta kesempatan untuk melanjutkan study ke jenjang yang lebih tinggi keluar. Ada yang bilang, kalau aku memiliki kesempatan untuk menikah tahun ini pasti aku akan mengghunakannya dengan baik. Ada yang berdoa untuk kesempatan bekerja di perusahaan yang lebih besar. Ada juga yang berkata, kalau ada kesempatan aku akan mendirikan perusahaan sendiri. Ada yang menunggu kesempatan untuk jalan-jalan keluar negeri, atau ke semua tempat yang dia impikan untuk dikunjungi. Ada yang ingin kesempatan memiliki seorang anak di tengah-tengah keluarga. Kesempatan untuk dipromosikan di tempat kerja, untuk jabatan yang lebih tinggi. Kesempatan memiliki calon pasangan hidup yang pasti tidak akan disia-siakan. Yah...mungkin semua orang sedang berdoa, berharap akan suatu kesempatan yang dia impikan untuk bisa dijalani.

Aku pribadi gak jauh beda, selalu ingin kesempatan yang lebih baik dari saat ini. YAng kalau ditanya, apa yang menjadi indikator bahwa kesempatan yang aku nantikan itu lebih baik dari saat ini, kemungkinan aku juga gak tahu jawabnya. Mungkinkah ini hidup yang perjalanannya selalu diiringi ketidakpuasan? Selalu ada hasrat untuk pindah dari keadaan saat ini. Mungkinkah memang kita mahluk dinamis yang sedang mengikuti perjalanan waktu, sehingga saat ini keinginan pun berubah bersamaan dengan bergeraknya waktu? Aku gak mengerti, apakah memang begitu.

Bagaimana kalau kesempatan yang aku harapkan dan doakan itu tidak pernah menghampiriku. Ataukah aku perlu menciptakan kesempatan itu sendiri? yang sesungguhnya aku juga hanya memahami dengan samar bagaimana maksudnya. Mungkinkah aku bisa menciptakan kesempatan? bukankah kesempatan itu adalah perjalanan waktu yang terus bergerak yang sudah digariskan sejak dunia ini dijadikan? KEsempatan..mungkinkah ada kesempatan seperti yang aku pikirkan ini? atau yang aku jalani semua adalah memang jalan hidupku. Perjalanan hidup yang pasti akan aku jalani, walaupun ketika aku tidak berpikir kesempatan dalam hidup ini.

Kesempatan? sesungguhnya, apakah itu akan datang ? Atau saat ini ketika aku berpikir tentang kesempatan, inilah kesempatan itu... KEsempatan, sesungguhnya tidak ada kemampuanku untuk meraihmu. Kesempatan itu bukan nanti. DAlam hidup ini kesempatan itu adalah saat ini. Saat ini adalah kesempatan untuk meraih semua impian itu. Saat ini aku memiliki kesempatan untuk belajar, aku memiliki kesempatan menjadi kakak yang baik untuk adik-adikku. MAlam ini adalah kesempatan menjadi anak yang mengasihi kedua orang tuaku. Saat ini adalah kesempatan untuk mengembangkan diriku. Kesempatan untuk memiliki pasangan hidup adalah saat ini juga. MEmiliki karir yang bagus adalah saat ini juga. Dan kesempatan untuk menyenangkan hati Tuhan adalah saat ini juga. HIdup itu selalu penuh dengan kesempatan, dan kesempatan itu adalah saat ini.

Tuhan, ajar aku dan beri aku kebijakan untuk menggunakan semua kesempatan yang Engkau berikan dalam hidupku saat ini.

Banjiri aku dengan kasihMU

Ketika aku masuk di hadiratMu
Hatiku begitu tenang dan teduh
Aku seperti kau baringkan di empuknya awan
Kelembutan kasihMu yang melingkupi hatiku

Kau hiasi hidupku dengan anugerahMu bagai pelangi
Biarlah kasihMu di hatiku seperti hujan yang jauh ke bumi
Hujan kasih yang akan mengairi sawah-sawah
Menyegarkan udara kota dan memberi kehidupan baru
Tunas kasih akan bertumbuh dalam hatiku
Dekat denganMu akan memperindah batinku
Hati yang diwarnai dengan buah-buah kasih

Banjiri aku dengan kasihMu
Supaya kasih itu bisa membasahi sekitarku
Biar kasih itu tidak bisa dibendung
Mengalir melalui kehidupanku karenaMU

BersamaMu aku ingin memelihara dan menjaganya
Sampai kasih di hatiku berakar kuat
Bunga-bunga kasih jadi penuh warna dalam hidup ini
Ingin aku untai sebagai hadiah untukMu
Menjadi ucapan syukur karena Kau tlah tebus hidupku

Wednesday, June 15, 2005

Tadi pulang kantor sudah lebih dari 2 jam dari jam yang seharusnya aku sudah pulang kantor. Jadwal kuliah yang aku buat ternyata salah. Aku pikir staf administrasi yang membuat kesalahan, wuh..ternyata kesalahannya ada padaku. Setelah minta maaf dan minta waktu diperbaiki, aku bilang kalau aku mungkin sedang error banget. Kesalahannya jauh sekali dari presisi, mungkin sampai 120 derajat penyimpangan yang terjadi. Leny hanya membalas emailku dengan pesan bahwa semua juga orang melakukan kesalahan dan saya juga sering salah kok. Balasan email itu membangkitkan semangatku untuk memperbaiki semuanya, dan belum pulang sebelum selesai..dan akhirnya selesai juga.
Keluar kantor, ternyata udara sangat segar. Ternyata aku tidak menyadari kalau tadi sedang hujan. Hujan yang memberi kesegaran, udara yang menyibak rambutku ketika menyeberang jalan terasa dingin. Sapaan angin membuat aku ingin sampai di rumah, mandi dan mebenamkan diri di balik selimut dan Zzzz Zzzz. Pasti tidur yang menyenangkan dan bisa panjang banget sampai pagi.

Aku teringat kalau harus belanja makanan, dan aku putuskan belanjanya di Premier saja. Susu, Indomie, sarden kaleng, kopi indocafe, semua untuk nemanin malam2ku ketika kelaparan dan kadang gak lapar juga tetap saja semua setia sih.. Ketika keluar dari Premier ada anak yang menjajakan koran, tapi aku tidak beli mengingat uang recehan hanya cukup untuk ongkos, dan sisa uang 20ribuan. Aku tersenyum dan menggeleng membalas tawarannya. MAsih kecil, mungkin sekitar 10 tahun. Aku memikirkan anak itu ketika berjalan untuk naik angkot dan menuju rumah.

Dulu ketika aku berumur 10 tahun, mungkin aku paling malas kalau disuruh mamak. Kerjaanku hanya mencuci piring sepulang sekolah, dan aku lakukan setelah mamak marah-marah dan hari sudah sore. Sepulang sekolah begitu menyenangkan bermain dengan anak-anak tetangga yang sebaya dengan aku. walaupun kami sering berantam, tapi itu tidak membuat aku jera untuk tetap bermain dengan mereka. Teman mainku dulu adalah sepupu2ku, dan juga tetangga yang masih saudara. Sekarang teman SDku ini sudah menikah semua. Cepat banget ya...apa mereka yang kecepatan menikah atau aku yang kelambatan? Ah...aku gak mengerti, dan aku pikir mungkin sekali mereka tidak kecepetan dan aku juga tidak kelambatan. Itulah hidup Nom..! Banyak banget yang tidak aku pahami yah.. Juli sepupuku (SD bareng) anaknya sudah dua, mungkin bentar lagi dah TK yang paling gede. Loli, anaknya satu, Evi (malah adik sepupuku) anaknya dah satu, John dan Berto juga dah nikah.

Kok aku jadi mikirin teman dan sepupu2 yang sudah menikah yah? tar jadi pengen nikah nih...hehehe.

Padahal tadi aku pengen mikirin anak penjual koran yang aku temui sore tadi. Masa kanak-kanak yang sudah harus memikirkan kehidupan ini lebih dari anak2 seusianya. Apakah menjual koran itu bisa dianggapnya juga permainan? boleh saja sih..asal tidak ada tuntutan dan kalau koran juga gak laku gak masalah, karena bagi dia itu hanya permainan. Tapi bagaimana kalau jual koran itu adalah kehidupan? apa yang terjadi kalau sore sampai malam ini tidak ada yang terjual? Bagaimana ia akan menjalani malam ini ? Aku tidak tahu, tapi pasti akan berbeda kalau semua korannya terjual. Dia masih berumur 10 tahun, dan harus berpikir untuk melanjutkan hidup. Atau berpikir untuk mengurangi beban kedua orang tuanya, untuk biaya sekolah atau bahkan untuk makan menyambung hidup.

Bagaimana dengan belajarnya? Aku tidak tahu, karena tadi aku hanya senyum padanya tanpa menanyakan semua yang menjadi pertanyaanku saat ini. Tapi bagaimana dengan aku? Apakah yang bisa aku pelajari dari papasan singkat dengan anak penjual koran itu? Hidupku masih panjang kedepan, kalau kata Mazmur manusia sampai 80 tahun, mungkin aku masih menjalani lebih 33% nya. MAsih ada sekitar 67% yang bisa aku perjuangku. Mungkin tidak hanya meringankan beban ortuku tapi aku ingin sekali membahagiakan mereka.

BAgaimana kalau ternyata aku sudah menjalani setengah bagian hidupku? Apakah aku harus bersantai ria dan melewatkan yang sisa ini begitu saja? Aku pikir itu tidak bijak, dan akan membuat kehidupan ini kehilangan makna. Makna apa sih maksudku ini ya? Makna kehidupan dimana kehidupan itu bukan karena lamanya kita hidup tetapi walaupun singkat, tetapi aku menemukan untuk apa aku hidup. Mengisi waktu yang singkat seperti yang Tuhan inginkan untuk aku isi. Kehidupan yang singkat ini memberi kesan bagi setiap orang yang mengenal aku. Hidup yang berkualitas.

KAlau anak kecil berumur 10 tahun itu sudah menjual koran, kenapa aku sulit sekali rendah hati. Bukankah semua hidupku ini adalah berkat Tuhan supaya namaNya dipermuliakan, dan itu lah yang memberi kebahagiaan yang sesungguhnya. Bukan kebahagiaan yang didapat karena berbangga diri dan menjadi angkuh, itu hanya sementara dan akan membinasakan aku.

Tuhan ini hidupku, aku ingin sisa kehidupan ini bisa aku rangkai bersamaMU. Supaya kehidupan yang singkat ini menjadi penuh arti.


Menang Menghadapi Perubahan

Buku yang ditulis Spencer Johnson. M.D dengan judul Who Moved My Chese, for Teens yang diterbitkan Elex Media Komputindo ini sangat menarik. Ia menggambarkan empat karakter imajinatif. Para tikus, “Sniff (endus) dan Scurry (Lacak)“ dan para kurcaci, “Hem (kaku) dan Haw (Aman).“ Kehidupan ini digambarkan dengan labirin, dimana banyak terdapat lorong-lorong panjang berkelok-kelok. Beberapa diantaranya terdapat cheese yang lezat. Namun ada juga sudut-sudut yang gelap dan tak bertuan yang mengarah pada sesuatu yang tak pasti.

Setiap hari tikus, Sniff dan Scurry, dan dua orang kurcaci, Haw dan Hem, menghabiskan wantu di dalam Labirin untuk mencari Cheese. Sniff, Scurry, Hem dan haw, menemukan cara masing-masing dalam mencari apa yang mereka inginkan. Masing-masing menemukan Cheese kegemaran mereka di ujung lorong Cheese Station C. Memiliki Cheese membuat hidup bahagia. Dalam Labirin perjalanan waktu akan membuat banyak perubahan yang harus disigapi. Suatu hari para tikus tiba di Cheese Stasiun C, dan tidak ada cheese sama sekali. Tikus-tikus tidak menganalisa secara berlebihan, bagi tikus permasalahan dan jawaban sama sederhananya. Situasi Stasiun C telah berubah dan Sniff dan Scurry memutuskan untuk berubah. Mereka berdua mencari cheese lagi di dalam Labirin.

Ketika Hem dan Haw sampai di Cheese Stasiun C, mereka terkejut karena cheese sudah tidak ada. Mereka tidak siap dengan apa yang mereka hadapi. “Apa?! Tidak ada cheese?!” Hem berteriak. “Siapa yang memindahkan cheeseku? “ teriaknya. Haw menulis di dinding Semakin penting arti cheese bagi anda, semakin ingin anda mempertahankannya.

Haw berkata kepada Hem bahwa semua berubah dan tidak akan pernah sama lagi. Inilah hidup ! hidup terus bergerak. Dan begitu pula kita seharusnya. Ketakutan Hem telah berubah menjadi kemarahan dan ia tidak mau mendengarkan Haw.
Haw tertawa dan berteriak, “Saatnya ber-Labirin!”
Hem tidak tertawa dan juga tidak bereaksi.

Kita harus belajar mengindentifikasi perubahan dan mengambil sikap yang paling tepat untuk menghadapi perubahan.

Kita juga harus berubah, jika tidak berubah maka kita akan musnah. Tetapi perubahan itu kadang menakutkan, sehingga apakah yang akan dilakukan ketika kita tidak takut dengan perubahan? Ciumlah cheese sesering mungkin, sehingga kita akan tahu saat cheese itu mulai membusuk. Bergerak menuju arah baru membantu anda menemukan cheese baru

Haw menertawakan dirinya sendiri, ia menyadari bahwa ketakutan membuat segalanya lebih buruk. Jadi ia melakukan sesuatu yang akan dilakukan apabila ia tidak takut. Ia bergerak ke arah baru. Ia mulai menyusuri lorong gelap, ia pun tersenyum. Haw merasakan semangat yang luar biasa, ia meyakini apa yang ada didepan baginya dan menikmati apa yang sedang dilakukannya.
Pemikiran di masa lalu telah tertutup kecemasan dan ketakutan. Sekarang ia menyadari bahwa perubahan akan terjadi, baik Anda mengharapkannya atau tidak Perubahan akan mengejutkan kita apabila tidak menghendakinya dan tidak menyadarinya. Haw sekarang menyadari bahwa keyakinannya yang baru telah mendorongnya untuk bersikap lain. Ia tahu bahwa saat kita berubah dari apa yang kita yakini, kita juga akan mengubah perbuatan kita.

.
Haw telah melepaskan masa lalunya dan beradaptasi dengan masa sekarang. Ia terus menyusuri labirin dengan kekuatan dan kecepatan yang lebih besar. Sampai akhirnya ia bertemu dengan teman-teman lamanya, Sniff dan Scurry. Haw tertawa dan menyadari bahwa ia telah mulai berubah segera setelah ia dapat belajar menertawakan dirinya sendiri dan menyadari apa yang dilakukannya adalah salah. Ia menyadari bahwa cara yang paling cepat untuk berubah adalah dapat menertawakan kebodohan kita sendiri.

Sniff dan Scurry membuat hidup sederhana. Saat situasi berubah dan cheesenya telah dipindahkan, mereka juga berubah dan bergerak bersama Cheese.

Haw juga menggunakan otaknya dan juga merefleksikan kesalahan-kesalahan yang telah diperbuatnya di masa lalu. Haw harus mengakui bahwa halangan terbesar terdapat dalam diri kita sendiri.
Dengan menaruh perhatian pada perubahan kecil sejak awal akan membantu anda beradaptasi dengan perubahan yang lebih besar di masa yang akan datang.

Saya merekomendasikan teman-teman membaca buku ini, bergambar dan bahasanya mudah dipahami, dan sangat menarik.

Tuesday, June 14, 2005

Ku doakan yang terbaik dalam hidupndu

Baru saja aku terima sms dari turangku, dia memberi kabar kebahagiaan pernikahannya. Tapi membaca seluruh sms itu membuat aku lemas, dan ada keengganan untuk membalas smsnya. Itukah keputusan terbaik pikirku? Dulu masalah ini memang pernah dia diskusikan ke aku..tapi aku pikir aku bisa mempengaruhinya untuk menjadi pemenang menurut versiku. Tapi apakah tidak ada kekuatan padanya sehingga ia harus mengambil keputusan yang lain. Keputusan yang sangat aku tidak harapkan diambil oleh turangku ini.

Pikiranku masih bingung, dan memang dia harus mengambil keputusan. TApi apakah ini yang terbaik? begitu tidak berdayakah turangku untuk mempertegas keinginannya. Aku tidak tahu? Aku tidak tahu apapun saat ini, karena pernah aku tanyakan keputusan yang dia ambil..dia hanya jawab "enggo sikap kerina nom" (sudah baik semua nom red). Tapi kenapa mendengar kabar keputusannya hari ini, aku merasa tidak baik. Kenapa aku lemas membaca sms nya? kenapa semangatku seperti lenyap dari diriku. Dan tidak berhasilkah aku selama ini mempengaruhinya. Atau aku salah mempengaruhinya.

Apa urusanku dengan pernikahannya? di manapun dia diberkati, apakah itu mempengaruhi aku? tapi aku ingin yang terbaik untuk turangku. Terbaik menurutku yang mungkin tidak baik menurut perspektifnya. Apakah aku terlalu cinta berlebihan dengan GBKP sehingga seakan menyesali keputusan turangku. YAng sering mungkin aku kemas dengan kata-kata mengasihi Kristus. Aku jadi tidak mengerti.

Tapi, kenapa mesti aku pusing. bukankah semua kita akan menjalani jalannya sendiri. Kenapa aku tidak berpikir, bahwa itulah jalan yang akan dijalani oleh turangku. Toh..dia masih akan ke gereja, mengenal Tuhan tidak harus di GBKP kan? atau setelah pemberkatan, dia juga akan balik ke GBKP. Ah..aku gak boleh berharap banyak, aku akan kecewa. Tapi aku pikir aku akan kehilangan saat-saat dekat dengan turang, mendengar semua curhatannya dan itu lebih baik baginya. Tapi kalau dia juga menjauh dari GBKP, bukankah aku akan menjadi jarang sekali ketemu dengannya.

Oh..Turang, walaupun kam enggak ku sm bukan karena apa2 itu karena aku tidak tahu harus balas apa. Tapi aku tetap berdoa supaya kam mendapat yang terbaik dalam hidupndu.

Ukiran Kehidupan

Kemarin aku berteriak karena sakit
Bagian diriku di keruk dan tercongkel dari hidupku
Tajamnya goresan dan sayatan itu melukaiku

Biarkan aku sendiri !!
Jangan Kau ukir bagian-bagian hidupku isakku
Aku merasa sakit!! sakit sekali...
Bagian kebiasanku Kau buang, dan itu menyiksaku

Teriakanku tak pernah dihiraukan
Kata-kata lembutMu tak terdengar ditelan teriakanku
Engkau sudah tidak memegang benda tajam itu lagi...
Tapi kenapa Engkau mulai mengusap lukaku dengan benda kasar itu??

Luka torehan yang sudah kering...mengapa Kau gosok lagi??
Lukaku menganga dan aku kembali harus menjerit sakit !
Jangan usik aku....!!! biarkan aku dengan lukaku

Engkau tetap menggosok kehidupanku
Hingga aku menyadari semua sudah hilang
Sakit itu telah sirna dan luka-luka itu sudah lenyap
Aku menjadi licin dan memantulkan keindahan

Hari ini aku lihat Engkau tersenyum..memandangku
Engkau menatapku dengan mata berbinar..
Itu membuat aku ingin melihat diriku
Kau bawa aku kepada cermin kehidupan
Aku tidak bisa menahan teriakan sukacita

Aku bersyukur untuk setiap congkelan
yang telah membersihkan dan membentuk hidup
kumembuang bagian yang kurang baik
dan mengamplas kehidupanku

Saat ini hidupku bisa memantulkan kemuliaanMu
kehidupan yang sudah diubah
yang menyatakan bahwa Engkau adalah designer hidupku

Pemimpin dan Kepemimpinan

Kepemimpinan dimulai dengan hati bukan dengan kepala.

Pilkada, sebuah kata yang dekat sekali dengan bangsa ini pada hari-hari ini. Semua media massa memberikan infomasi terbaru tentang pilkada dari semua daerah untuk pelaksaan pemilihan kepala daerah. Tanah Karo, kampung halaman tercinta, juga sedang mempersiapkan segala sesuatunya agar pelaksanaan pilkada bisa berlangsung dengan sukses. Milis tercinta Takasima juga sangat seru dan panas-panasnya dalam pembahasan pilkada dan terlebih membahas calon bupati yang akan dipilih pada pilkada nanti.

Saya sangat tertarik dengan pembahasan pilkada dan calon-calon yang sudah menunjukkan giginya. Saya hanya sekedar mengamati dan bingung dengan beberapa posting email di milis tanahkaro yang mengajak saya berfikir pemimpin seperti apakah yang terbaik untuk masyarakat Karo, yang segelintir ada dimilis itu dan menggambarkan siapa dirinya. Apakah anggota milis tanahkaro, mewakili gambaran masyarakat Karo, atau kebanyakan mewakili golongan elite intelektual dari masyarakat Karo itu sendiri, menjadi pertanyaan bagi saya. Pemimpin seperti apakah yang tepat untuk memimpin Karo, yang sebagian karakter masyarakatnya nyata di milis itu? Pemimpin seperti apakah yang akan mengubah wajah Tanah Karo, sehingga Tanah Karo yang sudah mulai panas bisa menjadi Tanah Karo Simalem lagi?

Jeffry Wofford mengatakan, “banyak pemimpin yang duduk diposisi pemimpin tapi tidak tahu bagaimana harus memimpin.“

“Ada pemimpin tapi tidak ada kepemimpinan” demikian kata Eka Darmaputra

Berada dipuncak pimpinan, mungkin terlihat suatu yang membanggakan dan sangat menggiurkan untuk menjadi orang nomor satu. Tapi apakah sesuatu yang membanggakan seperti itu harus dikejar dengan semua usaha yang menggunakan “otak“ untuk membangun “proses“ dan menciptakan “kesempatan“ untuk membawa diri kepuncak pimpinan? Kepemimpinan yang dimulai dengan kepala menurut saya hanyalah seorang pemimpin gadungan. Ketika kekuasaan dan kekuatan uang memasuki pikiran, kedua hal itulah yang diandalkan untuk membawa diri menjadi seorang pemimpin. Dan akhirnya memimpin karena posisinya bukan karena kemampuan dirinya untuk memimpin.

Kepemimpinan sangat erat dengan pengaruh. Pengaruh yang positif sehingga anak buah (masyarakat) mengikuti dan mau dipimpin. Tapi seorang pemimpin gadungan akan mengandalkan uang dan membayar orang supaya mengikutinya. Pemimpin gadungan menggunakan kekuasaannya untuk menekan orang lain supaya mengikutinya. Semua orang yang berada dibawah pemimpin seperti ini akan tertekan dan hilang kreatifitasnya
Pemimpin harus memiliki integritas. Integritas adalah suatu prinsip yang didasarkan atas karakter, etika, agama, moral yang baik yang menyatakan siapa dia. Karena dia akan menyelaraskan itu melalui cara berpikir, berbicara, bersikap, bertindak dan mengambil keputusan (konsisten). Seseorang yang punya integritas memiliki kehidupan yang terintegrasi.

Seorang pemimpin perlu diperhatikan kehidupannya. Apakah dia mampu memimpin keluarganya, karena itu akan menunjukkan kemampuannya memimpin komunitas yang lebih besar. Kita sudah memiliki pemimpin sebelumnya untuk dievaluasi, bagaimana dia memimpin keluarga. Pertanyaan yang bisa kita pikirkan berhasilkah kepemimpinannya akan tanah Karo?

Selain mampu memimpin keluarga, pemimpin juga harus mampu memimpin diri sendiri. Mampu memimpin diri sendiri dalam memberi pendapat dengan sopan dan menghargai nilai-nilai kemanusiaan. Kalau diri sendiri tidak bisa dikendalikan, bagaimanakah orang tersebut bisa memimpin satu daerah? Kaisar Nero membakar kota Roma adalah contoh yang diakibatkan pemimpin yang tidak mampu menguasai diri. Hutan di Tanah Karo semakin gundul dan tanah pertanian semakin gersang akan terjadi apabila kita memiliki pemimpin yang tidak mampu memimpin diri sendiri.

Pemimpin yang berintegritas sangat diperlukan karena dia merupakan pribadi yang bisa dipercaya. Sehingga Visinya untuk tanah Karo bukan sesuatu mimpi saja, tetapi menjadi visi semua masyarakat Karo dan bersama-sama kita akan meraih visi itu dibawah kepemimpinannya. Kualitas penting yang perlu diperhatikan pada setiap calon pemimpin adalah, pengaruh, karakter, keahliannya tentang manusia khususnya orang Karo, semangatnya untuk tanah karo, dan kecerdasan. Kecerdasan yang dimaksud adalah kecerdasan mental yang diperlukan untuk memproses banyak informasi, menyaringnya, mempertimbangkan semua pilihan, dan membuat keputusan yang benar.

Kalau seorang pemimpin hanya menggunakan otaknya untuk menjadi pemimpin di tanah Karo, maka masih banyak yang perlu dibenahi dan di proses untuk membentuk pribadi yang mampu menjadi pemimpin di tanah Karo.

Sebagai manusia, seharusnya kita tidak boleh cuek dengan situasi yang mempengaruhi kehidupan masyarakat. Kita harus mengambil sikap dan sekalipun seakan kita tidak memiliki pengaruh dalam pemilihan kepala daerah. Kita memiliki keluarga, mama, mami, bibi, bengkila di tanah Karo, yang mungkin tidak mengerti dengan semua pemilihan kepala daerah. Mereka hanya tahu bahwa akan dipilih kepala daerah, dan mengharapkan sesuatu yang lebih baik akan terjadi. Keluarga kita yang di kampung, mungkin tidak bisa memahami dan mengkaji calon pemimpin yang ada yang bisa mereka pilih. Kita semua memiliki tanggung jawab untuk kebaikan tanah Karo. Kita perlu mengenali calon pemimpin dan memberi penilaian apakah dia mampu memimpin tanah Karo atau tidak. Kalau kemampuan calon pemimpin dalam memimpin tanah Karo perlu dipertanyakan, sebagai masyarakat Karo kita perlu mengambil sikap supaya hal yang lebih buruk dari sebelumnya tidak terjadi lagi atas tanah Karo.

Saya tidak tahu apa yang bisa dilakukan mencegah semua hal-hal yang akan semakin memperburuk keadaan tanah Karo selain munculnya seorang pemimpin yang memiliki kualitas kepemimpinan. Kita masih memiliki waktu untuk mencegah semua yang buruk yang bisa dihasilkan karena pemimpin gadungan yang akan menuju puncak pimpinan. Seseorang yang memimpin karena posisinya, bukan karena kepribadian dan kemampuannya untuk memimpin.
Saya pikir dipuncak itu tidak menyenangkan, karena sendirian.

Kepemimpinan yang dimulai dengan hati untuk kebaikan dan kemajuan tanah Karo akan lebih berpengaruh. Karena segala sesuatu yang dilakukan dengan hati yang tulus akan menyentuh hati.