Thursday, September 29, 2005

Bagian hatiku

Kucoba mengenali emosi
Ku selidiki semua yang ada dalam hati
Dengan wajar kau selipkan kata sayang
Aku membisu…
mungkinkah sebagian hatiku mengikutimu ?

Mungkinkah kata sayang itu seperti garam?
Membuat aku semakin haus
Aku tidak mengenali emosiku
Bahkan bentuk hatiku tidak aku pahami

Kemana aku bisa mencari bagian hati yang hilang itu
Aku tidak mengenal tempat-tempat yang dia tuju
Kau semakin membisu
Aku bingung dan ingin semakin mengenalmu

Kembali ku periksa hatiku
Kemarin, aku hanya mengingatmu tiga detik
Dan melupakanmu selama tiga jam
Hari ini aku mengingatmu selama tiga jam
Dan hanya mampu melupakanmu selama tiga detik

Dengan apa aku bisa menyempurnakan hati
MEngisi bagian hati yang sudah kosong ini
Kucari bayangmu yang samar
Ingin aku pinta mendiami hati ini..

Wednesday, September 28, 2005

Aku ini mau jadi apa sih?

KNA (Kamp Nasional Alumni) sudah berakhir..tapi senangnya sampai hari ini dampaknya belum berakhir bagiku.
KEmarin itu ada sesi interest bidang yang dibagi dalam kelompok2 interest. Aku memilih kelompok Education for National Building. Pertemuan untuk ini dua hari dengan sekali pertemuan dua jam..benar-benar menarik bagiku. Membuka mata untuk memandang sedikit lebih luas mengenai pendidikan dan dampaknya. walaupun sudah terjun di bidang pendidikan memang masih sangat banyak yang tidak aku ketahui.

Keluar dari ruangan diskusi, seorang adik (soale dia manggil aku kakak) menghampiri aku dan mengulurkan tangannya, menyebutkan nama dan akupun melakukan hal yang sama terhadapnya dan menyebutkan "Nomi". "Kak, aku pengen banget cerita ke kakak..aku punya sesuatu untuk di curhatkan, tapi aku pikir aku bisa membicarakannya kepada kakak, tapi waktu makan malam sudah sampai, besok saja di jam istirahat aku menemui kakak". Aku mengangguk dan mengiyakan, dan adik itu berlalu berlainan arah dengan tujuanku. Hmmm..sampai selesai kamp adik itu tidak aku lihat lagi, dan dia tidak menemuiku.

Ketika kembali ke Bandung dan masuk kantor di hari pertama, aku cek email dan aku menemukan sebuah email dari orang yang tidak aku kenal. Ketika aku baca ternyata dari adik yang ingin curhat pada saat kamp kemarin. Dia menceritakan permasalahannya yang juga merupakan permasalahan bagiku. Ini kutipan emailnya (namanya aku ganti X):

> syalom..
> halo ka Nomi.. ini X, yang kemaren pas di KNA mau sharing sama kaka.
> aku ga tau sih kemaren itu kenapa tiba-tiba aku pengen sharing ke kaka.
> pas mau pergi KNA aku memang lagi banyak memikirkan sesuatu dan entah
> kenapa pas disitu aku pengen banget sharing ke kaka. gimana kabar kaka?
> sekarang kondisiku sudah agak lebih baik dari kemaren itu. waktu itu aku
> lagi bingung. benar-benar bingung. bingung sama pertanyaan... aku ini
> mau jadi apa sih.. sebenarnya aku malu banget, karena udah umur 26 baru
> bertanya mau jadi apa. itu sebabnya aku malu mau sharing ke orang-orang.
> aku sekarang lagi kerja di kantor pengacara. dan juga ngajar. tapi aku
> masih sering bertanya.. apakah memang tujuanku adalah kedua profesi ini?
> waktu aku menanyakan ke diriku, rasanya aku ga pengen. tapi kenapa
> kujalani???? aku ga tau harus menguraikan dari mana.. aku tetap berdoa
> untuk itu.. dan Firman Tuhan yang diberikan oleh para
> pembicara-pembicara kemaren cukup membantuku juga. apakah kaka punya
> advice untukku tentang kebingunan ini???
>
> syalom
> X


Ketika selesai membaca email adik ini...aku hanya membisu dan membalasnya setelah lima hari kemudian. Jujur aku katakan dalam email balasanku kalau aku sebenarnya seharusnya lebih malu lagi karena menjelang usia 29 tahun ini..pertanyaan itu adalah bagian dari pertanyaan yang selalu aku tanyakan. Aku ini mau jadi apa sebenarnya? Semua mempertanyakan aku mau jadi apa? bukan hanya diriku bahkan juga teman-teman kantorku, teman kuliahku juga semua yang mengenal aku selalu bertanya kam mau jadi apa Nom? Sulit memang...ketika aku jawab aku mau jadi Nomi..bukan kah semua akan semakin bingung dan menambah pertanyaan yang tidak mudah dijawab...bahkan jawaban untuk diriku sendiri bagiku tidak mudah.

Aku mau jadi apa? aku pikir ini adalah pemikiran semua manusia yang memiliki tujuan dalam hidupnya. Dalam balasan email itu aku juga memberi tanggapan bahwa :tujuan kita aku pikir bukan profesi kita, tapi profesi itu adalah sarana untuk mencapai tujuan itu sendiri. dan tentunya dalam menjalani semua kegiatan keprofesian itu..harus ada sukacita dan kita menyenanginya sehingga menjalani hari ini tidak penuh dengan dilema di dalam hati.

Mengganti profesi itu tidak masalah tetapi pertimbangkan dulu semua hal, apakah sudah sesuai dengan tujuan hidup...tetap berdoa dan apapun profesi kita, kita akan bisa berdiri teguh untuk tujuan kita dalam Tuhan. Kuncinya adalah pertimbangkan semua hal...sesuai tujuan dalam bentuk tujuan diri, tujuan pemenuhan kebutuhan materi dan juga kepuasan batin.

Aku ini mau jadi apa sih?
kalimat ini masih memenuhi hatiku tanpa jawaban yang pasti. Yang pasti menggumulkan pertanyaan ini seharusnya kita kembali ke hal yang ultimat. Kembali ke yang menjadikan kita, kita mau dijadikan seperti apa? Kalau aku bisa menjawab...aku sering memberi jawaban, aku ingin menjadi Nomi. Hmmm..lebih susah lagi kan? Nomi itu seperti apa? Segala talenta yang ada padaku, menjadi perempuan (gak pernah aku milih jadi perempuan), lahir di keluarga Sinulingga (ini jg gak pernah kupilih), dan seluruh keberadaanku saat ini seharusnya mendukung aku menjadi Nomi. Aku bersyukur banget dengan keberadaanku ini, dimana Tuhan sudah tetapkan sejak awal. Nomi yang akhirnya nanti seperti apa masih rahasia bagiku, tapi Dia yang sudah menetapkan Nomi sangat mengetahui dengan jelas. Dia mau aku menjadi apa, dan Dia mau aku menjalani kehidupan ini untuk tujuan itu, yaitu menjadi seperti apa yang Dia rancangkan. Senangnya, setiap hari berjalan bersama Dia, membuka sedikit demi sedikit misteri menjadi Nomi dalam hidup ini.

Mulai saat ini, mari kita semakin mendekatkan diri kepadaNya, profesi ini bukan tujuan akhir dalam hidup. Tapi tujuan akhir adalah menjadi pribadi seperti yang sudah ditetapkan sejak awal untuk masing-masing kita. Hal ini bukan berarti kita tidak perlu membuat planning untuk profesi dan kehidupan kita. Perlu sekali, tetapi letakkan yang paling mendasar ditempatnya sehingga kita mudah meletakkan yang lain diatasnya. Membuat planning tanpa tujuan yang jelas bukankah sulit juga? Tentukan tujuan kita, aku pikir itu yang paling penting dan akan mengurangi sedikit kebingungan "aku ini mau jadi apa sih?"

Sehingga nanti ketika bertemu dengan penciptaku, Dia tidak akan bertanya kenapa aku tidak menjadi Paulus? Dia tidak akan bertanya kenapa aku tidak menjadi Musa? tetapi Dia akan bertanya kenapa aku tidak menjadi Nomi?

Dari sekarang aku ingin menjawab pertanyaan itu dengan menjadi Nomi. Berbeda dengan yang lain tidak salah, karena kita memang unik. Ketika pikiran2 dan suara hati itu mengusik diri, jangan redam dan ambil jalan yang ditempuh orang banyak. Dengarkan suara hati itu..dan mengikuti kata hati lebih mudah dari pada melawannya..dan bersama Tuhan kita menjadi diri sendiri.

Hmmm...hari ini aku menuliskan ini mungkin sedikit tidak menginjak bumi kali ya...pikiran2 yang aku biarkan menjelajah kemana2 yang mungkin perlu usaha keras untuk menerjemahkannya ke dalam kehidupan sehari-hari. Perlu usaha keras, berarti bukan berarti gak bisa kan?
:)

Tuesday, September 27, 2005

Meliaskel nd Ginting



"Meliaskel nd Ginting" adalah ungkapan betapa baiknya hati wanita yang bermarga Ginting. Tetapi marga biasanya diberikan kepada laki-laki sedangkan untuk perempuan adalah "beru", yang menunjukkan perempuan.

Sebagian dalam darahku mengalir darah Ginting, dan sisanya pasti darah Sinulingga. Ibuku yang adalah beru Ginting sepertinya lebih dominan (cewewet sih)...dibanding bapak, tetapi tetap memiliki ketundukan yang dalam kepada suami. Dalam banyak hal aku sangat mengagumi beru ginting ini, dan mungkin perempuan yang paling aku kagumi di dunia ini adalah beliau dengan seluruh kelebihan dan kekurangannya.

Dalam perjalanan hidup, aku menemukan banyak beru Ginting yang tidak jauh berbeda dengan nyokap. Mereka menunjukkan kesamaan karakter dan sikap menghadapi hubungan-hubungan dalam kehidupan, baik dalam keluarga maupun dengan saudara-saudara yang lain.
Aku pernah sekamar dengan kak Ana Ginting di asrama putri PGI, dan jujur beru Ginting yang satu ini merambit (galak) tapi melias banget. Aku benar-benar jadi adik baginya, bahkan sering banget dia bangun pagi dan ikutan buat sarapan untuk aku. dan mereka selalu menjadikan aku adik yang perlu dinasihati dan diarahkan. Kenangan yang indah tinggal di asrama itu, soale saat itu kita lebih sepuluh orang cewe2 karo disana.

Minggu ini aku sangat terkesan dengan meliasnya beru Ginting yang baru aku kenal di milis tanah Karo, Kak Retni Setiawati br Ginting, copy darat dilakukan yang pertama adalah di Medan, padahal kakak ini tinggal di Jakarta. Orangnya menyenangkan dan pengenalanku akan beru ginting kayaknya semakin bertambah melalui dirinya.
Setelah ketamuan di Medan, minggu lalu kakak Retni ke Jogja dan asiknya aku dikirimin Bakpia Patok 75 dari Jogja ke Bandung. Padahal aku bilang ke kakak ini, sekalipun dia gak kirimin aku oleh2 Jogja, aku sudah sangat memahami kebaikan hatinya. Tapi dia tidak hanya menunjukkan kebaikannya karena dia beru Ginting tetapi dia benar-benar mengirimkan kebaikannya itu ke Bandung. Kak, melam kel nanamna bak pia sikirimkendu e..mis kel kubagi2 teman rumahku kerina, gelah kerina kami ngerasakan enaknya bak pia kirimenndu kak Retni.

Sepertinya aku semakin tidak mampu membalas semua budi baik beru Ginting yang sudah pernah aku terima dalam hidup ini. Ibuku..hmm sampai kapanpun aku tidak mampu mengembalikan kebaikannya, "tar aku balas ke anak-anakku aja yah...hehehe". Kak Retni, aku juga mungkin gak bisa membalas betapa meliasnya kam kak...tapi gak papa tar kalau aku balas ke yang lain juga ya kak :D.

Satu yang aku syukuri hari ini adalah indahnya persahabatan yang ada dalam hidup ini. Aku juga berdoa agar beru Ginting-beru ginting yang aku kasihi dan mengasihi aku selalu ada dalam keadaan baik-baik saja dan keindahan hidup selalu menyertai perjalanan kalian.

Catatan : sengaja aku foto dulu kotak bakpianya sebelum dibuang kak Retni..karena lebih asik menyimpan kenangan dalam bentuk foto dari pada sisa sampahnya kan? hehehe ...

Sunday, September 25, 2005

Sanguin

Sudah beberapa hari ini ada dorongan hati untuk menuliskan semua yang bergejolak dalam pikiran dan yang selalu menguasai emosi. Kesibukan dan tugas yang harus diselesaikan seakan-akan menahan supaya aku tidak memberikan waktu untuk menuangkan semua yang ada dihati. Kadang perasaan-perasaan yang sulit dilukiskan itu melebihi pemikiran yang bisa dijelaskan. Perasaan hati yang tidak bisa digambarkan dengan kata-kata tetapi perasaan itu menguasai perjalanan hari. Kegiatan dan tugas meminta perhatian karena sudah mendekati batas waktu...dan aku mencoba mengusir semua yang hadir memenuhi hati. Tapi aku gagal mengusirnya, dan tugas-tugas itu belum selesai juga dan sedihnya waktu sudah beberapa saat berlalu dan tidak bisa aku panggil untuk kembali.
Tugas yang dikerjakan dengan buru-buru, dan perasaan hati yang tida terungkapkan menjadi dingin dan bahkan membeku dalam kalbu. PErasaan itu akhirnya tidak bisa dilukiskan lagi, menjadi dingin dan seperti bongkahan keras yang menyumbat hati dan aku tidak bisa merasakan apa-apa lagi. Semua yang aku alami sepertinya berhenti dipikiran dan sulit untuk menyentuh hati lagi... Hari kemarin aku paksakan diri tersenyum dan mengamati semua tumpukan buku yang harus aku selesaikan baca. Ditambah kerjaan yang menuntut supaya memperlajari hal-hal lebih mendalam dan melanjutkan penelitian yang terbengkalai. Aku hanya tersenyum dan tidak mengerti bagaimana menyelesaikan semuanya. Hmmm, perasaan itu semakin dingin dan membekukan emosi. Waktu yang biasanya bersahabat sekarang seperti musuh yang mesti dikejar dan ditaklukkan. Dia berlari begitu cepat sehingga aku sudah terengah-engah untuk mengejarnya.
Kemarin aku diliputi perasaan yang tidak aku pahami, dan aku ingin menumpahkannya. Aku tidak mau melewatkan setiap perubahan suasana hati ini. Aku ingin melihat setiap perubahan emosi yang penuh warna ini dan mungkin ini bagian yang terindah dalam mengenali diri sendiri. Beberapa hari kemarin aku sangat melankolis..dan aku ingin mengoretkan setiap emosi yang menguasai aku, bagaimana keadaan rasanya menekan dan membuat aku seperti takut akan hal-hal yang biasanya menjadi kesukaanku. Dan aku lupa melukiskan semua kemelloan itu dan kekayaan yang tidak berjejak untuk dinikmati kembali ketika aku memiliki ha-hal yang tertinggal dari emosi yang sedang menguasaiku itu.
Hari ini aku cukup Sanguin, sebenarnya aku lebih sanguin dibanding melankolis...walaupun kolerikku cukup dominan juga dan plekmatik juga ada sedikit. Tapi yang paling dominan adalah Sanguin dan Kolerik. Hari ini Sanguinku sangat dominan dalam diriku menjalani hari ini. Dan aku tidak mau melewatkan semua suasana hati yang menderaku. Aku ingin melukiskannya dengan kata-kata semampu aku bisa, mencari dan mengumpulkan kata yang tepat untuk melukiskan sanguin yang sebenarnya berbeda juga dengan sanguinku ketika aku masih kuliah 5 tahun yang lalu. Hmmm sekarang aku sudah memasuki "Dewasa Muda" kata bu Tan Giok Lee yang menjadi dosenku di kelas psikologi perkembangan. KEtika mendengar kata dewasa muda banyak hal yang memasuki pikiranku dan sering sekali sikap dan kelakuanku tidak menunjukkan kalau aku sudah dewasa muda itu. Aku masih sering kekanak-kanakan dan cepat tergantung dengan orang yang memiliki penalaran yang sedikit lebih tinggi diatasku.
Kadang aku bisa berpikir jernih, tapi kalau ketemu orang yang memiliki analisa berpikir yang aku kagumi..tah kenapa aku sepertinya langsung sangat tergantung dan hal itu yang menyebabkan aku menjadi orang yang plin-plan, dan tidak bisa mengambil keputusan cepat. Aku selalu butuh curhat dan juga meminta pandangan dari orang-orang seperti itu. Hal ini menyadarkan aku, bahwa aku memang perempuan sehingga tidak ingin berpikir untuk menyaingi pria dalam bernalar.
Hari aku lalui dengan keceriaan. Aku bergembira ketika bangun pagi ini walaupun beban tugas belum selesai juga :). Aku kirim sms mengatakan selamat hari minggu kepada sahabatku. Aku berangkat kegereja dan tidak terlambat (sering terlambat woi..hehe). Khotbah yang menarik memenuhi hatiku dan aku memiliki sesuatu untuk dibawa pulang dalam menjalani sisa minggu ini. Persekutuan itu sendiri menyukakan aku karena bertemu dengan banyak teman yang minggu lalu tidak aku temui. Rasanya diudara yang aku hirup penuh dengan nyanyian suka cita dan itu memenuhi paru-paruku. Selesai kebaktian aku menyalami dan memberikan senyum kepada semua yang aku bisa salami. Hmm mungkin tidak selamanya aku di bandung, dan aku harus menikmati semua persekutuan dan salam-salaman yang rame ini pikirku. Ketemu ama Bang juna dan bapak Daniel menyita sedikit waktu untuk ngobrol *mereka kerja di jakarta dan sore ini balik ke Jakarta. ASiknya lagi, jumat depan aku mungkin ke jakarta dan pak Daniel bilanbg kontak dia biar ketemuan dan tar pulang dia yang akan membayar ongkosku..Hmm mereka sepertinya kasian kali ama profesiku ini ya? :( Tapi lumayanlah..kalau dibeli tiket kreta untuk pulang, aku juga suka kok naik kereta walaupun lewat cipularang lebih dekat :)
Makan BPK dong...kelanjutannya, dan memang sangat mengenyangkan dan membuat aku hari ini melalui siang dengan tertidur dan telat ke PA Permata. Hujan yang menyertai keberangkatanku ke PA menjadi suka cita tersendiri..untung hari ini sanguinku yang dominan, kalau enggak bisa-bisa aku gak jadi PA minggu ini. Ujung celana panjangku yang basah memberikan rasa segar yang mengalir dari ujung kaki hingga ke ubun-ubunku. Yah...semuanya menyegarkan hati dan pikiranku. Hujan yang mendinginkan udara ini juga mendinginkan pikiran sehingga aku bisa tersenyum dengan pikiran yang semakin tenang. Aku mencoba melihat kebesaran penciptaku melalui setiap tetes hujan yang menyapa wajahku yang berhasil melewati payung yang menutupiku. Seperti itu rasanya Dia selalu membentukku, sangat terasa dingin tetapi menyukakan dan menyegarkan. Aku mengelap uap air yang membasahi kacamataku. Aku bisa melihat udara yang begitu segar karena semua debu sudah terlarut dalam air yang mengalir di jalan-jalan yang aku lalui. Kesegaran baru di udara dan tanah yang dipuaskan dengan siraman air sebanyak yang mampu diserapnya. Ku dapati hati dan pikiranku juga menyapa penciptaku semampu dan sehikmat yang aku bisa dalam menelusuri jalan-jalan dengan air hujan yang terasa mengalir disetiap langkaku.
Keceriaan yang membawa kesegaran dan sikap hati yang baru..dan aku ingin melanjutkan sisa hari ini dengan menyelesaikan sedikit dari banyak tugas yang sudah menungguku. Yah..semua pasti selesai, karena aku memiliki yang TIDAK TERBATAS dalam diriku yang sangat terbatas ini.

Thursday, September 22, 2005

Waktu selalu memberi kesempatan untuk belajar

Aku memiliki waktu yang selalu melaju dan tidak akan pernah kembali lagi. Waktu yang datang selalu membisikkan aku untuk menghargai semua yang aku lakukan. Selalu belajar sehingga tidak ada penyesalan. BElajar dalam keseluruhan kehidupan, bukan hanya di bangku kuliah yang sering sekali menekan dan aku tidak mengerti sebenarnya apa yang aku pelajari...terlalu abstark. BElajar dari kehidupan tidak abstrak, tetapi riil dan hidup.

Belajar dalam setiap kesempatan akan memberikan tidak ada penyesalan sehingga kita mampu berkata: Tidak ada apapun yang kusesali dalam hidup ini kecuali dosa-dosaku..bukan waktu yang sudah berlalu.

Wednesday, September 21, 2005

Bebas

Lebih baik aku terpenjara dengan rutinitas yang ketat ini dengan pikiran yang masih bisa bebas terbang sejauh aku mampu memikirkannya dari pada aku bisa pergi kemana saja dengan bebas tetapi dengan pikiran yang terpenjara. (Nomi Sinulingga)


belajar tunduk dalam otoritas waktu :)

Tuesday, September 20, 2005

Nyanyian hati..

Mata terpejam...
tapi rasa kantuk itu tak kunjung datang
malam makin larut dan dingin
mungkin sebentar lagi pagi akan tiba
kubuka mata melihat langit-langit kamar
huhhh!!! seharusnya aku sudah tertidur

Mungkinkah yang sedikit berbeda
dalam waktu yang sesaat
dan pertemuan yang tak kupahami
menggetarkan dawai hatiku

saat ini nada-nadanya menggema
memenuhi relung hatiku
semakin aku memejamkan mata
semakin jauh aku dari kantuk itu

kucoba meredam simfoni itu
menutup kedua telinga..
tapi aku tidak bisa menutup pintu hati
terlalu cepat karena hanya sesaat
dawai hati itu menyanyikan lagu..

Aku tidak bisa mengusir keindahan nyanyian itu
Biarlah aku nikmati saja...
sekalipun pagi akan tiba
dan semua akan berlalu seperti biasanya
tenggelam dalam keseharian
dan terbawa dalam arus waktu yang bergulir

Aku selalu menolak nyanyian yang membakar itu
Aku harus belajar mengalahkan ketamakan logika
Tuhan ajar aku semakin berdiam
Dan kuatkan aku menempuh sesuatu yang indah itu...
sekalipun beresiko bagi intelektualku

Saturday, September 17, 2005

Hidup itu apa?

Apakah yang dimaksud dengan hidup?
tidak ada yang bisa memberikan jawaban.. Manusia hanya mengerti dan mengenali gejala kehidupan, tapi hidup itu sendiri adalah sesuatu yang sulit untuk didefenisikan. "Mewarnai perjalanan hidup" kalimat yang sering aku ucapkan jauh sebelum aku memulai ikutan ngeblog seperti ini. Yah...aku sering sekali menimbang-nimbang hidup, tapi bener...sampai saat ini aku belum mengerti hidup. Bahkan gejala hidup yang bisa dipejalaripun belum mampu aku pelajari.

Banyak wanita yang belum menikah dan sepertinya didera perasaan yang sulit dijelaskan yang membuat dia mulai berpikir ke arah yang berbeda dari yang kebanyakan di generasi yang lalu. Apakah hidup berarti harus menikah? apakah menikah itu adalah satu tujuan yang sepertinya harus dicapai dalam hidup? Dan bagaimana dengan umur? apakah ada umur yang distandarkan masyarakat yang harus diikuti untuk menikah yang kita kenal dengan usia menikah. Mungkin pertanyaan ini akan mengecewakan para orang tua...walaupun pertanyaan itu terlontar bukan karena tidak ingin menikah. Menikah itu adalah pilihan dalam hidup ini. Kalau mau menikah, persiapkan diri...tapi bukan tujuan hidup harus menikah pada umur sekian sehingga seperti kejar target saja.

"Beranak cucu dan bertambah banyak, penuhi bumi dan taklukkanlah itu" sering menjadi dasar suatu pernikahan. Tapi apakah sekarang ini bumi ini belum penuh? manusia bukan hanya menaklukkan bumi, bahkan angkasa luar juga mulai dijelajah. Hidup memiliki prinsip sangat baik, tetapi kalau prinsip itu menjadi penjara dalam hidup ini sebaiknya pikirkan kembali..apa prinsip kita itu. Orang yang memiliki prinsip yang baik adalah orang yang paling mudah untuk berubah dalam kehidupan bukan prinsipnya yang berubah tetapi pola pikir dan penerimaan akan kehidupanlah yang berubah.

Thursday, September 15, 2005

foto2 danau toba



Ini adalah foto batu gantung yang terdapat di Parapat.



Ini foto2 kita yang diatas kapal...Foto2 peserta Bandung dan juga teman sekamarku.



Foto2 peserta BAndung :Selfi, Bu Ine, FErdi, Purma dan nomi


Danau toba, sekitar jam sebelasan...ketika kami menuju pulau Tao



Ini penginapan kita, Toledo Inn yang terdapat di Tuk-Tuk Samosir



Ujung Pulau Samosir

]
Rumah adat yang terdapat di pulau Tao


Peserta yang ambil tour pulau Samosir, danau toba, parapat dan sekitarnya (Soale ada yang tournya ke tanah Karo saat itu)



Pemandangan danau Toba dari pulau Tao

Pulau Samosir




Nelayan
Pulau Tao
Pulau Tao

Tuesday, September 13, 2005

Jalan-jalan ke Lau Kawar

Lau Kawar adalah salah satu tempat wisata di tanah Karo yang berada di kaki gunung Sinabung. Kunjungan ke LAu Kawar yang aku lakukan ini adalah yang kedua, yang pertama ketika aku SMA. Jumat yang lalu Bapak dan mamak akhirnya mengantar aku jalan-jalan ke LAu Kawar soale aku sudah pengen banget melihat kembali keindahan Lau KAwar tersebut. Sepanjang jalan yang dilalui penuh dengan lubang dan sangat jauh dari prasarana yang baik dari tujuan wisata yang direkomendasikan. foto ini adalah Gunung Sinabung yang setelah dekat terlihat seperti baju lapuk yang penuh dengan tempelan karena warna gunung yang bukan hanya hijau saja tetapi banyak bekas-bekas tebangan hutan dan juga pembakaran hutan yang meninggalkan warna coklat dan hitam dengan suatu luas tertentu.



Lau Kawar ternyata sangat indah, dan benar-benar masih alami. Tapi terlihat airnya yang keruh karena sepertinya tanahnya sangat berlumpur..dan mungkin lumpur2 ini adalah salah satu penyebab tanah yang subur disekitar gunung Sinabung. Tapi ketika datang ke sana...sekitar Lau Kawar terlihat sangat kering dan seperti sudah lama sekali tidak turun hujan. Ditambah pohon yang ditebang dan digunduli membuat semakin gersang dan udara juga seperi berdebu. Lau Kawar ketika kami kunjungi itu sangat sepi..sepertinya rame hanya hari sabtu dan minggu saja.

Mungkin yang terlihat disana hanya sekitar 8 kepala saja yang aku lihat di sekitar danau itu.
Yang pasti aku senang banget liburan kali ini yang sangat menyenangkan karena bisa melakukan hal-hal yang berarti dan berkesan bagi aku. BEnar-benar liburan yang berarti dan aku isi dengan hal-hal yang menyenangkan dan bisa mengembangkan kegemaran potret-memotret.
Dan jujur...waktu mau jalan-jalan ini, bapak belabelain hari itu cuti loh...thx ya pak, aku sayang banget ama kam. Juga mamak tahu aja dia waktu aku bilang mau ke lau kawar..dia ajak bibikku dan bilang, kalau nomi kayaknya mau ambil foto Lau Kawar...tahu aja mamak ya...tapi bibik gak bisa nemanim sehingga kami bertiga aja yang kesono.

Mamak...wanita yang sangat merambit (maklum BR Ginting), tapi hatinya sangat baik..dia merambit untuk kebaikan anak2nya semata. Doakan aku ya mak..supaya bisa seperti kam...kecuali merambitnya itu yang aku gak tahan..
Pulang dari Lau KAwar kami menuju gundaling untuk liat2 kota Berastagi kemudian lanjut makan di Peceren. Aku sangat merekomendasikan teman2 kalau ke tanah Karo untuk singgah di Lau Kawar.

Lau Cih menuju Desa Wisata



Tersembunyi di balik kota Medan, desa kecil yang merupakan sisa-sisa sejarah. Jalan yang berbatu-batu tanpa aspal dan sangat bisa dipastikan kalau hari hujan sangat sulit dilalui karena tanah merah yang masih terlihat karena tidak sepenuhnya tertutup oleh batu jalanan. Udara yang menyambut kedatangan kami sudah memberikan nuansa yang sangat berbeda dengan kota Medan yang belum ada lima menit kami tinggalkan. Dan perjalanan ke Lau Cih sampai juga. Senang banget bisa bertemu dengan kak Ita Apulina yang penuh senyum dan juga mama Juara Ginting yang aku segan karena gak tahu gimana orangnya. Hehee..langsung kita membahas mengenai cerita milis, dan dengan polosnya aku berkata kalau Ginting ini memang penghisap darah..(peace ya ma…hehhe).

Mengakhiri liburan dengan mengikuti acara “Lau Cih menuju desa wisata” yang disponsori oleh tabloid SORAMIDO dan PERKOEAH (Perkumpulan Masyarakat Karo Eropah) merupakan pengalaman yang menarik bagiku. Acara ini dilaksanakan Minggu, 11 September 2005, mulai jam 14.00 sampai – .. (la kutimai dung..emaka la ku eteh kel pasna jam piga).

Jujur, baru kali ini aku melihat orang “seluk” dan juga tarian karo yang berbeda yang penuh cerita dan eksotis yang dibawakan oleh Marta dan…(lupa namanya), ada di foto yang aku attach. Tarian yang benar-benar tradisi karo yang dipertontonkan itu sangat penuh dengan hal-hal religi yang memiliki nilai-nilai kehidupan orang karo yang aku sendiri juga mungkin tidak memahaminya. Yang pasti tarian itu seakan membuat udara juga penuh dengan nyanyian dan juga musik yang dialunkan Jasa Tarigan (benar kan kak Ita namanya?) membawa penonton hanyut mengikuti setiap “endekken” tarian yang sedang di tarikan.

Cita-cita membangun kuta kemulihen nyata sekali dalam setiap acara ini. Walaupun banyak yang tidak aku mengerti dan membuat susah untuk menuliskannya tetapi aku mendapatkan satu pesan bahwa..sebenarnya Lau Cih itu dulu sudah maju sekali, tapi mengapa saat ini terlihat seperti belum merdeka? Mengapa hal ini bisa terjadi sampai saat ini aku belum menemukan jawaban yang pasti, yang ada hanya kemungkinan-kemungkinan yang tidak jelas.
Lau Cih menjadi desa wisata bukan sesuatu mimpi yang jauh dan merupakan khayal…itu suatu kenyataan yang membutuhkan komitmen dan kerjasama yang baik serta kerja keras untuk mewujudkannya. Lau Cih yang sepertinya tertinggal 50 tahun dari perumahan yang hanya sejarak 100 Meter darinya memiliki keunikan tersendiri. Jejak-jejak daerah dengan kebudayaan tinggi masih ditunjukkannya kalau kita amati dengan baik. Tetapi kalau hanya sekilas, maka Lau Cih akan tertinggal sangat jauh bahkan seakan2 belum merdeka.
Tujuan yang mulia yang aku dengar ketika acara berlangsung sangat memberi semangat. Apalagi ketika mama Juara Ginting berkata kalau acara yang dibuat kemarin akan dilaksanakan setiap bulan, ini tantangan yang sangat besar. Memulai kadang lebih mudah dari pada mempertahankan apa yang sudah dilaksanakan secara konsisten. Tapi aku percaya, SORAMIDO dan PERKOEAH kalau tetap menjaga nyala api semangatnya maka memajukan Lau Cih bukan sekedar mimpi.

Bazar kecil-kecilan yang dilaksanakan juga menghiasi kesemarakan acara ini. Berbagai makanan khas Karo dipamerkan dan diperdagangkan. Bujur cimpa matah nderbih ya kak Retni…sori adi bagi nanam sembur ningku ya kak Ita…(jujursa ku akap aku rebih ngakuisa..), ternyata melalasa ladana nina kak Ita.
Aku sangat terkesan dengan apa yang sudah dilakukan untuk Lau Cih dan kagum dengan semua yang hadir. Mulai dari MetroTV, TVKaro, ada banyak lagi personal yang sebagian aku lupa namanya…
Bujur banget juga buat bang Nelson Ginting yang sudah berlelah-lelah menjemput dan ngantar aku ke Polonia. Bujur melala ya bang, salam ama Finegi.

Wednesday, September 07, 2005

Kamp dan Liburan

Sambutan udara yang sejuk dan wangi danau semakin terasa akrab dan bersahabat menyambut kedatangan bus kami dari jauh. Dari balik-balik bukit kami sudah bisa menyaksikan sebagian keindahan danau toba. Bus yang membawa kami sedang menuju parapat dan kemudian akan menyebarangkan kami dengan kapal dari parapat ke tuktuk Samosir. Kamp yang diadakan bertempat di hotel Toledo yang memiliki view yang sangat indah menghadap danau Toba.

Kamp Nasional alumni Perkantas yang diadakan dari tanggal 1-5 September ini berlalu begitu cepat dengan kesan dan harapan untuk menjadi berkat semakin dalam. Beberapa keraguan yang selalu menyelip dihatiku untuk perjalanan ke depan sepertinya juga mendapat angin baru dan aku lebih siap menjalani apa yang ada didepan. Aku ingin sekali semakin belajar menggantungkan segalanya padaNya dan juga belajar untuk tidak terlalu mengandalkan nalar dan perencanaanku sendiri akan hidupku.

Eksposisi mengenai Nehemia dan Daud yang dibawakan oleh Bapak Isabello MEgalith dari philipina sangat jelas dan tajam. Juga kebaktian pembuka yang Bapak ini khotbahkan adalah supaya anak Tuhan hidup menjadi Garam dan Terang dunia sangat dalam dan aku sangat diberkati. Kalau ajakan menjadi "Garam dan Terang dunia" ini datang dari manusia maka mungkin akan sulit melakukannya tetapi ketika firman ini keluar dari mulut Yesus...maka ini memastikan bahwa kita bisa menjadi garam dan terang dengan kekuatan yang dari Tuhan. Juga dia memberikan contohnya mengenai Sodom dan Gomora, ketika terjadi nego antara Allah dan Abraham maka apabila ada 10 orang saja yang hidup benar dihadapan Tuhan maka Tuhan tidak akan menhancurkan Sodom dan Gomora yang berpenduduk sekitar 50.000 orang itu.

Pak Bel menegaskan bahwa untuk menyelamatkan kota Sodom dan Gomora dibutuhkan hanya 10 orang percaya..berarti 1 orang mewakili 5.000 orang. Diperlukan 0,02% orang untuk memulihkan suatu bangsa. Kelompok minoritas yang akan mempengaruhi kelompok mayoritas. Ini memberikan pengharapan bahwa sekalipun kita hanya merupakan segelintir orang..tetapi ketika kita sungguh-sungguh maka itu akan memberi pengaruh dalam perjalanan hidup bangsa ini. Aku jadi pengen sungguh-sungguh dengan hidupku yang sebentar ini...ingin rasanya dipakai untuk menjadi orang yang berpengaruh bagi iman dan pertumbuhan orang lain.

Interest Group..aku memilih mengenai Education for National building...yah, mudah2an hidupku benar2 bisa menuju harapan sesi itu. Malam kebudayaan juga seru abis..kami yang dari BAndung menyanyikan lagu "Bubui Bulan" dan Kapita Selekta yang aku ikuti adalah "career woman or working mother" sesi ini juga seru abis..dan aku jadi mendapat pembelajaran banyak mengenai kehidupan ibu rumah tangga yang bekerja. Juga sesi-sesi yang lain semua menarik. Free Time aku habiskan jalan2 sisekitar danau dan membidik moment2 yang menarik dan juga keindahan pagi dan senja yang memberikan warna baru bagi alam. Pokoknya kasetku sudah full dengan rekaman alam dan acara juga filmku hampir habis 2 Rol dan memoryku habis setengah untuk menyimpan foto2. Tapi saat ini belumbisa di posting disini :D

Hari terakhir, 5 September kami keliling Pulo Samosir, mengunjungi Pulau Mau dan kemudian ke Tomok belanja2 lalu liat batu Gantung dan kemudian ke Parapat dan melanjutkan perjalanan naik bus yang sudah disediakan panitia. Ketika kami masih mengelilingi danau..kabar Mandala jatuh di Padang bulan sudah sampai kepada kami dan sekalian mengecek apakah ada peserta kamp yang balik ke Jakarta naik pesawat tersebut. Puji Tuhan karena peserta kamp yang memang sebagian sudah pulang tidak ada yang manaiki MAndala tersebut.

Pulang dari PArapat, aku bersama dengan teman yang lain yang mau ke Berastagi turun di Pematang Siantar. Kami tidak mungkin melalui Medan karena akan membuat perjalanan makin panjang dan saat itu sudah jam 3.30 sore. Di Pematang Siantar, kami diajak kak Eva yang tinggal di kota itu makan Mie Pangsit Siantar yang katanya terkenaldan kemudian kami jajan roti dan sri kaya di toko kue Ganda yang juga terkenal katanya. GAnda memang terkenal sih..soale aku serring dapat oleh2 srikaya dengan merk "Ganda". Jam 18.00 kami mau ke kabanjahe, tapi angkutan umum sudah habis sehingga kami harus carter mobil kijang menuju kabanjahe. KAmi naik berenam, yaitu Hendri dari kalimantan, Aku, Nita Ginting Staf Perkantas Jakarta, Ellen dari Jakarta, Lusi dari JAkarta dan seorang lagi aku lupa namanya yang pasti dia boru Nainggolan dari Jakarta juga. MEreka pengen liburan sehari di BErastagi dan tanggal 7 balik ke jakarta. Sampai di kabanjahe sudah jam 21.00 dan senang banget bisa beberapa hari ini liburan di rumah.

Walaupun dua hari ini sudah mulau bingung mau ngelakuin apa di rumah...tapi yang pasti aku pengen banget selama di rumah semua harus dijalani dengan hal-hal yang menyenangkan. Kabanjahe lagi banyak banget buah durian, satu durian bisa hanya seharga 1500-2000rupiah.. MAkan durian yuk :D

Kabanjahe, 7 September