Saturday, December 23, 2006

Selamat Untukmu Ibu

Selamat Untukmu Ibu
22 Desember 2006

Mamak, Beru Ginting yang bagi kami kadang sungguh cerewet. Dulu waktu masih SD aku sering bilang, asal mamak ngasi tugas, kalau mamak paling gak senang liat anak-anaknya sedikit nyantai. Tapi sekarang aku sungguh2 semakin mengerti dan mengagumi mamak.
Bayangkan saja, ibu yang sepuluh bersaudara ini dan merupakan anak bontot di tengah2 keluarganya, memiliki anak tujuh orang. Enam perempuan dan seorang cowok, adikku Samuel.
Mamak sudah selesai mendidik kami semua, karena semua sudah keluar dari rumah dan melanjutkan hidup kami masing-masing.
Selamat untuk mamak..karena kesuksesan kami adalah keberhasilan mamak semua. Tuhan memberkati masa kehidupan mamak ke depan ini ya. Panjang umur mamakku sayang dan jadi berkat terus di pelayananndu :)

Wednesday, December 20, 2006

Pantai Ujong Batee, Banda

Ola, Nomi dan Yose

Dari atas ke bawah : Ola, Yose, Ika, Nomi


Nomi dan Yose

Saturday, December 16, 2006

Natal mengingatkan manusia hanya singgah di bumi ini

Awal tahun 2006 ini aku mulai bekerja untuk Aceh, dan sebentar lagi akan berakhir. Kontrak kerjaku hanya setahun, dan banyak hal yang aku pelajari selama di Aceh. Satu yang terpenting yang aku pelajari adalah, sebagai pendatang yang hanya singgah sebentar aku tidak memusingkan banyak hal. Diujung hari-hari terakhir di Banda Aceh, aku benar-benar menggunakan waktu dengan baik. Melakukan hal-hal yang berarti dan menyenangkan. Bahkan sampai jauh malam, masih ngumpul dengan teman-teman untuk makan bersama, berbagi dan bergembira. Beberapa teman yang aku temui memang sudah memiliki hati untuk tinggal dalam waktu yang lama di Aceh. Mereka memiliki hati untuk Aceh. Aku menyadari kalau panggilanku memang bukan untuk Aceh, karena setiap kali ada yang baik yang aku lakukan untuk pemuda Aceh. Aku selalu berpikir, kalau orang muda Karo dan PERMATA juga membutuhkan yang seperti itu.

Aku akan balik ke Kabanjahe, barangku tidak banyak. Hanya sebuah travelling bag dan dua buah kantong plastik berisi oleh-oleh. Selama di Banda Aceh aku tidak pernah tertarik dengan yang namanya barang. Aku sangat menyadari kalau aku hanya singgah, dan tidak mau direpotkan dengan barang. Aku tidak memiliki apapun di Banda kecuali beberapa pasang baju dan juga buku-buku untuk menghabiskan waktu.

Aku mengingat ketika aku tinggal di Bandung, hampir 11 tahun lamanya aku disana. Berpikir tinggal lama membuat aku memiliki banyak barang. Kami mengontrak rumah kosong, sehingga semua isinya hádala milik sendiri. Aku mulai mengisi rumah dengan lemari kayu untuk menyimpan buku-buku, ada kompor gas, ada TV Politron 21 inci, tempat tidur, lemari pakaian dan banyak lagi. Semua harus aku wariskan ketika aku meninggalkan Bandung. Semua itu ada karena aku berpikir tinggal lama di Bandung.

Di Banda, benar-benar aku tidak pernah membeli barang apapun. AKu tahu, Banda hanya tempat transit sebentar, estela itu aku akan meninggalkannya. Selama tinggal di Banda, aku selalu diingatkan kalau aku juga hanya sebentar di bumi ini. Bumi ini hanyalah tempat transit sebelum kembali ke rumah Bapa. Warga kerajaanku bukan di sini, tapi di surga. Mengingat ini sering aku bertanya kepada diri sendiri, mengapa aku masih sering sekali dipusingkan oleh hal-hal dunia yang tidak mungkin aku bawa ketika aku meninggalkan tempat persinggahan ini. Hal ini terjadi karena sering aku lupa surga dan aku merasa akan tinggal lama di bumi ini.

Seperti hari-hari terakhirku di Banda, aku selalu ingin melakukan sesuatu yang berarti bukan hanya bagi orang lain tetapi juga bagi diriku. Melakukan hal-hal positif yang menyenangkan, kebersamaan, menikmati alam Aceh yang indah, dan banyak lagi yang baik yang ingin aku lakukan. Ingin juga rasanya bukan hanya berpikir seperti itu untuk sesuatu yang fana. Tetapi ketika mengingat kembali dari mana kita datang, itu membuat aku kembali ingin menjalani Visi hidupku. Memang tidak mudah, tapi Tuhan memberikan orang-orang yang memberi dukungan kepadaku, supaya masa-masa yang dijalani ini menjadi berarti, menyenangkan dan memuliakan Tuhan.

Selesai kontrak di Banda Aceh ini aku akan mencari pekerjaan di Medan. Sudah coba mencari-cari sejak awal bulan desember ini. Puji Tuhan beberapa hari yang lalu aku menerima panggilan kerja dari sebuah NGO. Aku mengirim untuk lowongan yang diperlukan di Medan. Tetapi ketika mereka mengontak ku, mereka bilang kalau posisi di Medan tidak sesuai untukku. Mereka menawarkan untuk posisi yang ada di Aceh Jaya. Jujur hal ini menjadi kebingungan bagiku. Aku bertanya, apakah Tuhan belum ingin aku ke Medan saat ini ? Ataukah Tuhan ingin aku belajar dulu di Aceh Jaya ?

Kak Tio, makasih banyak untuk sarandu, dukungan doandu dan juga banyak hal yang kam ajari tentang pelayanan padaku. Saat aku menceritakan pergumulanku, kam bertanya sudah berapa lamaran yang aku kirim. ”Tiga” jawabku. ”Kalau begitu, tetaplah kirim lamaran di Medan, PERMATA akan berubah dan kam tidak tahu mengikutinya kalau masih tinggal di Aceh”. ”Pertaruhkan semua di hadapan TUHAN Nom.. Tetaplah cari kerja di Medan”. Jujur kak, aku sangat dikuatkan dengan pesan singkatndu waktu itu. Aku mau mempertaruhkan semuanya di hadapan TUHAN. Aku juga ingin seperti hari-hari terakhirku di Banda ini, bukankah hidup juga akan lebih greget, berarti, menyenangkan, dan juga penuh kejutan ketika kita selalu dalam pergumulan mencari kehendak Tuhan, dan bahkan pakai mempertaruhkan semuanya di hadapan Tuhan.


saat ini aku membuka
Joh 3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

Aku senang sekali karena hanya Anak tunggal Allah yang akan membuat aku mampu berjuang dan menjalani hari-hari ini dengan menyenangkan. Ayat ini juga kembali menegaskan kalau kewarganegaraan kita memang bukan di bumi ini.

Selamat hari Natal 25 Desember 2006 dan Selamat Tahun Baru 1 Januari 2007

Nomi Br Sinulingga

Banda Aceh, NAD


Friday, December 15, 2006

GAUL sambil makan sirih di REX, Banda Aceh

Sambil mengunyah sirih, kami berdelapan nongkrong di Rex di Banda Aceh pada Kamis malam tadi. Nyirih menunjukkan “GAUL” di kalangan anak muda di Aceh, begitu tutur Linda ketika kami menjamunya makan woku B2 di Ulee Kareng. Untuk menunjukkan kalau kami juga “GAUL” maka kamipun nyirih sambil menunggu makanan yang kami pesan dating. Aneh-aneh saja…dan aku senang saja memakan sirih yang sedikit manis karena pake gula. Karena tidak ada kamera digital, kamera manual juga harus dikeluarkan untuk mengabadikan kebersamaan ini. Ada mas BEsar, JEferson, Nomi, YOse, dan empat orang peserta training yang kami bombing selama ini dalam pengembangan diri dan computer yang berasal dari Lamteumen Timur. Mereka adalah Zahara, Desi, Cut Hendrayani dan Maulita.

Aku pesan kerang rebus, Yose pesen kepiting, yang lain semua pesan sate jawa, katanya sate jawa rasanya manis kalau sate padang rasanya asin. Ketika semua makanan dan minuman sudah tersaji, kita foto2 dulu dong… Tar kalau fotonya sudah dicetak, aku bagi-bagi ke kalian Ok..aku kirim deh ke Banda. KArena setelah balik ke Medan untuk yang terakhir ini, aku akan melanjutkan hidupku di Medan.

Tidak sebentarpun ada diam kala makan sedang berlangsung. Hanya Yose aja yang banyak diam, dan sibuk dengan cangkang kepiting. Lagian hidup sudah berjuang, makan aja dipilih makanan yang harus berjuang juga untuk bisa menikmatinya, Cek !! Sambil makan kerang, obrolan tetap berlangsung dengan Zahara yang memang semangat sekali menceritakan pengalamannya sebagai aktifis yang bisa mengantarnya setahun 1-2 kali ke Jakarta. Jujur Zahara, aku juga banyak belajar darimu ketika kita bisa bertemu di dalam kelas traing PD. Orangnya semangat dan tidak takut melakukan sesuatu yang menurut dia memang bener. Temannya banyak karena sering nongkrong di warung kopi sekalipun dia perempuan. Kami juga sudah pernah ngopi bareng peserta training setelah selesai belajar beberapa waktu lalu dan itu juga adalah ide Zahara.

Ide jalan dan makan bersama ini bermula dari tadi siang, waktu kami ngumpul di rumah Maulita. Maulita menyajikan kolak, dan mereka menanyakanku kenapa kembali ke Medan. Mereka juga menanyakan apakah acara pembagian sertifikat nanti aku akan dating ke Banda dan ikutan ke Pantai Ujong Batee. Jawaban “tidak” membuat mereka sangat berharap bisa jalan bareng dan setelah itung-itung waktu dan hanya sisa malam ini juga kalau mau karena Jumat malam kami akan makan bareng dengan semua kru Sutera Foundation sebagai acara natalan dan akhir tahun sebelum berpisah dan akan bertemu lagi di tahun yang akan datang dan tentunya kecuali aku… Sabtu malam juga tidak mungkin karena aku ingin mengikuti acara natal pemuda GPIB Banda Aceh.

Jadilah malam ini menjadi malam yang menyenangkan, karena selama ini aku memang tidak pernah makan di Rex, cukup hanya melaluinya saja. Habis terlihat sangat ramai dan memang gak ada yang ngajak. PErnah ngajak Yose, tapi belum mulai jualan karena memang Rex itu seperti pasar Kaget, siang sepi tetapi malam sangat rame. Pernah ngajak mas Besar, tapi katanya makanannya enggak enak. Tapi nyatanya tadi aku sangat merasa enak saja makan kerang rebusnya, mungkin karena hati senang kali ya?

Sudah pukul 21.30 WIB, dan kita memutuskan untuk pulang. Zahara memanggil pelayanan untuk meminta bill. Waktu pelayan datang, dia mengatakan kalau semua makanan dan minuman kami sudah dibayar oleh orang yang ada dua meja dari meja kami. Ups..dan Zahara melihat orangnya yang sedang beranjak dan berlalu pulang sambil melambaikan tangannya. Sebagian kami masih bingung, kok dibayarin? Siapa tuh? Desi hanya berkata, “banyak virus ternyata disini”. “Des, sampaikan ucapan terima kasih kami kepada temanmu ya..” Desi menggeliat dan bilang tidak akan. “Yah…sudahlah ini rejekinya Nomi”, kata Mas Besar. Loh..kok bisa ?

Pulang dari Rex, kita berpisah dengan Zahara, Desi, Cut dan Maulita. Kami berempat, mas Besar, Jeferson, Yose dan aku masih singgah ke toko souvenir Aceh beli beberapa tas untuk oleh-oleh.

Tuesday, December 12, 2006

Terapung Cafe, Ulee Kareng, Banda Aceh

Duduk berdua dengan Yose, menghirup isi gelas berisi Capucino yang ada di hadapan masing-masing kami. Ini kujunganku yang ke dua ke Cafe yang ada di Ule KAreng ini. Yang pertama ketika makan bareng Roni dan Wardi. Menjelang akhir masa-masa di Banda, aku senang sekali mengunjungi Cafe ini dan bisa makan bareng ma Yose, walaupun BMM..hehehe. Memang gak banyak hal yang kami diskusikan, namun saat itu menjadi moment yang sangat baik untukku. Perjalanan masih panjang yang harus dijalani di depan. Kita masih muda dan juga memiliki semangat yang tinggi untuk menaklukkan halangan di depan.

List panjang yang sudah kita buat, dan juga saling membagi supaya saling mengingatkan ke depannya. Berharap ini menjadi satu komunikasi untuk saling mengingatkan terus ke depannya.

Mie pesananku sudah habis, dan Yose masih mengaduk2 sambil makan sedikit demi sedikit membuat coelan melalui ujung sendok pada pisang keju yang dia pesan. Sruuppp...kopi di gelasku sudah habis. Tapi masih ada sebotol Aqua yang menunggu untuk dipindahkan ke dalam perut untuk membersihkan mulut dan tenggorokan dari bekas kopi yang manis yang terakhir diminum.
Ya..gak terasa sudah lima bulan kita berpartner. Yoselina Br Ketaren adalah penasihat yang baik. Teman kerja yang sangat profesional, jurusan psikologi dan ini membuat aku semakin bersyukur menjadi rekan kerjanya. Sebagai trainer motivasi dan pengembangan diri, boleh dibilang kalau aku memang tidak punya latar belakang pendidikan yang bisa aku andalkan. AKu lulusan teknik elektro, dan hanya mengandalkan pengalaman sering memotivasi orang lain dan pengalaman belajar mengembangkan diri sendiri dalam hal menolong orang lain untuk mengembangkan diri, selama ini.
Selama di ITHB, aku memang kadang bertindak sebagai guru BP aja...aku mengundang semua mahasiswa untuk datang ke ruanganku. Biasanya ada jadwalnya. Aku sangat menikmati ketika berbicara secara pribadi dengan mahasiswaku. Mengetahui latar belakang keluarganya, kesibukan orang tuanya, pola belajar mahasiswa, dan juga banyak hal yang ingin aku gali untuk mengenal mahasiswa yang aku didik. HAsilnya selama aku di ITHB, aku merasa kenal dengan mahasiswa dan ini sangat menolong untuk memotivasi mereka. Jujur..mungkin pembelajaran yang akan selalu aku ingat untuk perkembanganku selama di ITHB adalah melakukan pembicaraan untuk mengenali mahasiswa ini. Aku lihat kalau mahasiswa juga sangat senang ketika diajak ngobrol dan dimotivasi untuk tetap berjuang dalam study. Hal ini terbukti ketika ada yang belum dipanggil..pernah ada yang datang dan bilang, "Jadwal saya kapan Bu?"
Yah...itulah pembelajaran yang menjadi pilihan sendiri ketika bekerja. KArena kampus tidak menuntut untuk melakukan itu, tapi itu adalah pilihan sendiri.
Tadi aku juga bilang ke Yose, supaya menentukan semua kegiatan PD selama akhir bulan ini. Membuat jadwal mentoring dan juga menentukan hal-hal yang perlu dipersiapkan untuk tahun depan.
Tahun depan...sudah bentar banget lagi ya? AKu sudah tidak sabar, ingin banget pulang ke rumah. AKu akan memulai derapku di Medan... Aku tahu panasnya kota Medan akan membuat nyala semangatku untuk belajar, berkembang dan berdampak semakin menyala. Lebih dari itu..DIA yang aku puja, akan selalu menuntunku dan menolongku dalam semua perjalananku ke depan.

Friday, December 01, 2006

Selamat datang Desember

Hujan hampir setiap sore. Jalanan yang berlubang digenangi air dan becek dimana2. Bulan Desember, rasanya sungguh menyenangkan bukan? Setidak2nya bagiku sangat menyenangkan. Sebentar lagi akan balik ke rumah. Liburan di rumah, dan bisa nolong mamak bikin kue2 natal. Senangnya. Sudah hampir 11 tahun aku enggak pernah nolong mamak bikin kue natal di rumah. Ini kesempatan yang baik bukan?
Dulu waktu masih di rumah, 11 tahun yang lalu. Bulan desember rasanya penuh semangat dan kebahagiaan. Sudah penghujung tahun dan bersiap-siap menyambut tahun yang baru. Keceriaan natal dan juga akan banyak kunjung mengunjungi, yang tentunya sangat disukai oleh orang-orang sanguin kayak aku ini.
Sekarang bukan saatnya lagi hanya menikmati kunjungan-kunjungan toh? Sudah banyak yang lebih berarti yang kudu dikerjakan di ujung tahun ini. Banyak hal yang mesti diselesaikan di Banda nih sebelum tahun ini berakhir..antara lain :
1. Kaos sudah harus terjual habis, biar tidak ada stok untuk tahun depan. (Aku lagi mencoba bisnis kaos di Banda sebagai side job, habis kalau bisnis IT kagak nyahok..hehehe)
2. Evaluasi hidup setahun di Banda...dan apa yang sudah aku pelajari dan apa lagi yang kudu terus dikembangkan.
3. Evaluasi karakter diri, apa yang sudah lebih baik dan apa yang masih sangat buruk dan perlu diperhatikan lebih serius lagi. Ini penting dikaji perubahan selama setahun ini lho, Nom.
4. Hitung berkat-berkat Tuhan yang banyak itu selama setahun ini.
5. Tetapkan rencana ke depan selama setahun dan apa yang ingin dicapai dalam setahun ke depan.
6. Strategi?? list semua peran yang dimiliki dalam hidup ini yang mana yang paling prioritas dan buat strategi yang kudu dilakukan supaya bisa menjadi orang yang berkontribusi positif dimana kita berada sesuai peran kita.

Selamat datang desember, dan mari kita berpacu dengan sisa waktu tahun ini.

Wednesday, November 22, 2006

Jalan Yang Tidak Kutempuh

Jalan Yang Tidak Kutempuh

Dua jalan bercabang dalam remang hutan kehidupan
Dan sayang aku tidak bisa menempuh keduanya
Dan sebagai pengembara, aku berdiri lama
Dan memandang ke satu jalan sejauh aku bisa
Kemana belokannya mengarah dibalik semak belukar;

Kemudian aku memandang yang satunya, sama bagusnya
Dan mungkin malah lebih bagus
Karena jalan itu segar dan mengundang
Meskipun tapak yang telah melewatinya
Justru telah merundukkan rerumputannya

Dan pagi itu kedua-duanya sama-sama membentang
Di bawah hamparan dedaunan rontok yang belum terusik
Oh..kusimpan jalan pertama untuk kali lain !
Meski tahu semua jalan berkaitan,
Aku ragu akan pernah kembali

Aku akan menuturkannya sambil mendesah
Suatu saat berabad-abad mendatang;
Dua jalan bercabang di hutan, dan aku
Aku menempuh jalan yang jarang dilalui
Dan itu mengubah segalanya

Robert Frost (1916)

Tuesday, November 21, 2006

titik temu waktu


Kalau setahun itu dibuat seperti lingkaran. Maka ada satu titik temu dalam perjalanan waktu setahun yang ujung dan pangkalnya bertemu. Untuk setahun perjalanan hidupku, hari ini aku sedang menginjak titik pangkal dan titik akhir untuk satu bagian dalam perjalanannya.
Banyak hal yang perlu dipertanyakan pada hati dan jiwa. KEmana arah semua perjalanan ini masih terserah padaku. Sebagai orang yang sudah dimerdekakan, semua ada dalam pilihan bebas untuk menjalaninya. Selama ini sudah aku coba menggunakan kebebasanku untuk menentukan pilihan-pilihan hidup. Dan semua yang aku jalani ini adalah benar-benar pilihanku.

Memang benar, pilihan akan sangat menentukan akhirnya siapa kita. Namun ketika kita memilih untuk satu hal mungkin kita sudah membuang banyak pilihan yang lain yang tidak kalah bagus dari yang kita pilih. Tapi bukan masalah bagus tidak bagus suatu pilihan hidup.

Bagus atau tidak bagusnya juga masih menjadi pilihan kita. Kita bisa membuat pilihan yang kita ambil menjadi bagus, dan kita juga bisa merdeka membuatnya menjadi biasa saja.

Hari ini usiaku sudah bertambah lagi. Semakin dekat aku kepada batas waktu yang diukurkan pemazmur untuk usia manusia. Tapi yang menjadi persoalan bukan masih panjang atau sudah singkat perjalanan waktu yang akan aku lalui di dunia ini. Tapi yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana aku akan melaluinya? Pilihan seperti apa yang akan aku lakukan dalam perjalanan hidupku ini? MEMILIKI KEHIDUPAN YANG BERARTI...sampai saat ini masih itu kerinduanku.

MEmikirkan kerinduan hati, menjadi sesuatu yang penting dilakukan sebelum usai hari indah ini. Hari ini adalah hari istimewa. IStimewa untuk bisa melihat ke belakang, dimana banyak berkat yang sudah DIA berikan dalam perjalanan ini. Hari ini juga sangat istimewa untuk bisa kembali dengan sungguh-sungguh bertanya kepadaNYA, DIA mau aku melakukan apa ke depan. SUnggung tidak mudah, dan sering sekali kesombongan logika meredam suara nurani. Perencanaan diri lebih kuat dibandingkan bergantung sepenuhnya kepadaNYA. KEmudian aku akan jatuh dan gagal lagi menyenangkan hatiNYA.

Karakter, ini menjadi suatu yang sangat penting untuk dievaluasi. Aku masih sangat sombong, kadang menutupi kekurangan dengan topeng kesalehan. Mungkin terlalu sering aku hanya membaca hal-hal yang ideal, sehingga aku kesulitan melihat realitas sekelilingku. Hal ini membuat borok merasa diri lebih baik dalam pikiran menjadi penyakit yang perlu dipotong.
Karakterku memang masih banyak yang perlu diperbaharui. Kekeras kepalaan dan juga ketidak sabaran. Semuanya seperti radang yang sering mengikatku untuk juga melukai orang lain.

Hari ini juga saat yang tepat untuk mengevaluasi kondisiku di Banda Aceh. MElihat bagaimana aku dulu pertama datang ke Banda dan bagaimana keadaanku sekarang. APakah kerinduan dulu dalam hal dekat dengan orang yang kurang diperhatikan masih benar2 menjadi kerinduan saat ini. Banyak yang aku pelajari. Banyak juga aku temukan keadaan diriku yang benar-benar buruk yang dulu aku pikir baik-baik saja. Ternyata selama di ACEH aku sadar aku bukan siapa-siapa dan tidak ada yang bisa aku banggakan kecuali KASIHNYA dalam hidupku.

Wednesday, November 15, 2006

the 8th Habit


Sabtu, 11 November yang lalu, bersama kak Mega Br Tarigan mengunjungi Pameran Buku yang diakan oleh Gramedia Group di hotel Danau Toba di Medan. Membeli beberapa buku dengan harga diskon yang menurutku masih mahal aja J. Namun ada buku yang ingin aku cari, tapi tidak nemu juga di Pameran ini. Waktu mengunjungi stan yang memajang buku-buku best seller, ada buku Paolo Coelho yang baru yang sudah lama aku pengen beli. Tapi karena diskonnya hanya 10%, jadi bagiku masih kemahalan. Soalnya ingat di Bandung kalau beli buku baru di Pala Sari, pasti dapat minimal diskon 25%. Di rak yang memajang buku 8th habits bukunya Steven Covey, diskon juga hanya 10% dan harga normalnya Rp.160.000,- Fuiihhh mahal pisan…batinku. Aku mengingat buku Steven Covey ini yang baru aku beli di Titi Gantung bulan lalu hanya Rp. 80.000,-.
Dalam hal membeli buku, memang kadang membutuhkan kesabaran supaya bisa menggunakan uang dengan cukup bijak dan lebih sedikit serta mendapat buku yang bagus.
Sudah selesai bab 3, akan senang sekali kalau bias buat resumenya dari bku the 8th habit ini J

Saturday, November 04, 2006

Kehidupan

Labirin kehidupan yang aku lalui hari demi hari, selalu ada saja perubahan yang terjadi. Kadang ada perubahan yang aku abaikan, dan aku bersikap biasa saja. Namun ada perubahan besar yang membuat aku takut dan enggan untuk menerimanya. Labirin yang berkelok-kelok ini, membuat aku takut menelusuri bagian-bagiannya, ada lorong gelap yang membuat aku merasa tidak pasti untuk melaluinya. Perubahan yang terjadi dalam labirin kehidupan ini, juga membutuhkan perubahan dalam diriku supaya aku bisa senantiasa melalui kehidupan ini sampai akhirnya dengan lebih baik.

“Nomi yang kemarin sudah berbeda dengan Nomi hari ini. Di dalam Tuhan, Nomi pada masa mendatang juga akan berbeda dan menjadi lebih baik dibanding dengan Nomi pada saat ini.” Kalimat ini sering sekali aku tanamkan dalam hati.

Kondisi di Banda Aceh sudah berubah, aku pernah ungkapkan ini kepada Bosku pada saat aku ke Bandung. Dia hanya mengangguk dan mengiyakan. Bagaimana aku menghadapi perubahan yang terjadi ini, itulah yang paling penting. Kondisi kerjaan di Banda Aceh sudah berubah dan tidak akan pernah sama lagi seperti ketika awal-awal kami memulai pekerjaan di Banda. Inilah hidup ! hidup terus bergerak. Dan begitu jugalah aku seharusnya. Walaupun awal perubahan itu membuat ada rasa marah karena merasa tidak dihargai dan juga hati yang hancur yang membuat air mata tertumpah.

Kita harus belajar mengindentifikasi perubahan dan mengambil sikap yang paling tepat untuk menghadapi perubahan. Memang pada awalnya itu tidak mudah. Namun kita harus berubah, jika tidak berubah maka kita akan musnah atau menjadi begitu-begitu saja. Tetapi perubahan itu kadang menakutkan, sehingga apakah yang akan dilakukan supaya kita tidak takut dengan perubahan?

Saat mengetik ini, aku menertawakan diriku sendiri. Ketakutan itu hanya membuat segalanya akan menjadi lebih buruk. Dulu sementara waktu di awal-awal perubahan, berangkat kerja menjadi saat sunyi karena kebisuan. Aku tahu aku harus melangkah ke arah yang baru. Aku paksakan sebuah senyum di bibir...aku rasakan semangat yang baru mengalir ke semua pembuluh darahku. Kemudian aku merasakan semangat yang luar biasa, aku meyakini apa yang ada di depan bagiku dan menikmati apa yang akan aku lakukan sepanjang hari. Saat kita berubah dari apa yang kita yakini, kita juga akan mengubah perbuatan kita.

Aku masih ingin menertawakan kebodohanku. Aku ingat pertanyaan teman, ”Nom, apakah kam ingin tetap seperti ini dalam hal karakter dan pola pikir 20 tahun yang akan datang?” Saat itu aku menjawab, ”Enggak banget, aku ingin menjadi pribadi yang lebih baik lagi.” Perubahan yang dilalui adalah suatu proses kehidupan supaya kita selalu menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Ini adalah pembentukan yang akan membawa kita menjadi orang seperti apa seharusnya pada 20 tahun yang akan datang. Ini suatu proses pembentukan menjadi pribadi yang akan sangat dibutuhkan sesuai dengan peran yang akan kita lakukan di saat itu.

Aku semakin menyadari bahwa halangan terbesar untuk berubah ada dalam diri sendiri. Aku selalu ingin membuat hidup sederhana, namun itu berhenti hanya sebatas keinginan...karena yang kutemui adalah kehidupan yang kompleks yang aku buat sendiri.

Sudah sejak awal di Banda, aku segera merasa aman dan nyaman banget dalam hal kerjaan. Sesuatu yang aku takuti sejak awal ketika memutuskan bekerja di Banda Aceh sama sekali tidak terjadi. Saat itu aku takut kalau kuliahku di STTB jadi tidak selesai karena aku sudah di Banda Aceh pada saat masih mengerjakan tesis. Namun hari ini, tesis sudah selesai dan aku juga sudah di wisuda. Tempat tinggal yang tidak nyaman di Banda juga awalnya menjadi ketakutanku, tapi saat ini aku tinggal di rumah besar dan aku mendapat kamar yang baik lengkap dengan kamar mandi di dalam. Kalau orang bertanya mengenai pekerjaan yang dilakukan, aku juga akan sangat PD untuk menyatakan kalau aku melakukannya dengan baik. Bukan hanya mengajar motivasi dan komputer, namun juga berhasil membangun kerja sama selama 3 bulan ini dengan Soroptimis International of Jakarta yang memberikan uang masuk ke keuangan Sutera Foundation di Banda Aceh.

Mungkin memang begitulah labirin kehidupan yang harus aku jalani. Bukan bagianku di tempat yang nyaman dalam waktu yang lama. Ketika aku mulai terlena dengan keadaan di Banda, tiba-tiba situasi menggoncangku supaya aku keluar dari keadaanku dan kembali ke Visi hidupku. Kondisi kerja di Banda sudah berubah, dan banyak hal yang harus dipelajari untuk mengikuti perubahan ini. Saat mengetik ini aku masih tersenyum melihat keadaanku. Begitu mudahnya aku mengeluarkan air mata, dan aku sadar itu mulai melembutkan kekerasan hatiku.

Aku tahu semua keadaan ini ada dalam rencana Tuhan. Aku ingin selalu belajar mendiskusikan semua perubahan yang terjadi kepada Tuhan. Karena Dia yang paling tahu bagaimana membentuk aku, situasi sulit seperti apa yang paling baik dalam mengasah aku. Bagian mana dalam hidupku yang sedang dibersihkanNya. Sampai kepada keadaan berserah penuh dan pasrah pada pembentukanNYa, membuat rasanya semakin mudah menjalani perubahan dan menertawakan kebodohan pribadi.

Mungkin waktu belajar di Banda Aceh sudah tidak lama lagi. Keadaanku juga memang memaksa aku untuk mulai meninggalkan Banda Aceh. Harapanku adalah; bisa menggunakan waktu yang sebentar lagi ini untuk tetap belajar dan menjadi berkat bagi teman-teman yang lain di Banda. Memang selama ini aku sering banget hanya menjadi beban bagi yang lain, aku akan belajar menguranginya. Bagaimana aku akan memenuhi kebutuhan finansial pribadiku menjadi pergumulan setelah ini.

Thursday, October 26, 2006

KUE LEBARAN !!

Dinginnya udara pagi membuat keengganan yang besar untuk keluar dari balik selimut. Tapi dorongan ke kamar mandi untuk melakukan ritual di pagi hari, tidak bisa dilawan dan terpaksa juga selimut ditendang dan beranjak dari tempat tidur. Rumah sepi...mamak lagi ke Jakarta, katanya kangen sama anak-anaknya yang lain. Wajar juga dan sangat manusiawi. Mumpung nomi di Kabanjahe jadi ada yang nemani Tigan (Ibunya Bapakku) yang sudah semakin tua dan tidak bisa ditinggalkan sendiri. YAng tinggal di rumah hanya Tigan, aku dan Bapak. Dulu ketika semua masih kecil, rumah ini rame banget... BAyangkan saja kami 7 bersaudara. Sekarang sepi sekali.

Sudah jam 8 pagi, dan aku mulai menyapu rumah. Syukur banget enggak perlu masak. Soalnya kemarin aku lebaran ke rumah bibik tua di SImalingkar, aku dioleh2in bika, rendang dan taocu untuk Tigan. Jadi pagi ini makanan itu tinggal dipanasi, Bikanya tadi malam juga sudah habis. Aku temukan di meja, ada dua piring kue lebaran yang diberikan tetangga ke rumah kami. Ada wajid bandung dibungkus kertas merah, kuning, hijau; ada semprit, ada kue bawang dan yang lain yang aku gak tahu namanya. Aku buka bungkus wajid, aku makan dan rasanya tidak seenak masa kanak-kanak dulu. Dulu semua makanan rasanya enak banget. Sudah seharian dari kemarin kue lebaran kiriman ke rumah ini belum ada yang menyentuh. Sebagian sudah melempem karena semalaman dibiarkan terbuka saja di atas piring.

Ketika melihat keadaan bapak dan mamak, aku sering berpikir kalau aku belum tentu bisa seperti mereka. Kalian bisa mendidik kami dengan baik, walaupun kami ada 7 orang. Kalian dicintai tetangga-tetangga kalian. KAmi nanti belum tentu dikenal dan mengenal tetangga-tetangga kami. Kue lebaran yang dikirim tetangga yang ada di meja makan yang sampe saat ini masih terletak disitu, memberikan aku pelajaran baru pagi ini. Mamak yang bagiku selalu cerewet, tapi dalam banyak hal dia memang benar. Dia mengerti mana yang perlu dikerasin, dan juga kalau masih bisa menolong dia akan mencoba mengulurkan tangan juga.

Kadang aku pikir, kenapa aku mesti berpikir pergi jauh2 dan belajar tentang hidup. Bukankah belajar dari orang yang paling dekat dengan kita, jauh bisa lebih banyak memperkaya kita. Aku tahu aku perlu belajar banyak dari bapak dan mamak dalam menghadapi dunia dan kehidupan ini.

Sudah lama di warnet, sekarang aku pengen pulang makan kue lebaran kriman tetangga dan belajar dari setiap kunyahan yang akan aku lakukan. :)
Selamat Idul Fitri untuk semua tetangga di Kabanjahe

Wednesday, October 18, 2006

Lampulo


Kapal yang dibawa tsunami mendarat di sebuah rumah di Lampulo, BAnda Aceh menjadi bukti sejarah terjadinya tsunami.

Saturday, October 07, 2006

Orang yang punya Visi tidak pernah kalah oleh orang yang tidak punya Visi !!

Visi memberikan arah dalam perjalanan kehidupan. Sekalipun dalam likunya yang sempit dan licin, banyak orang yang ingin membuat perjalanan terhenti, dan berusaha menghalangi mencapai Visi. Namun seseorang yang mengetahui jelas Visi hidupnya tidak akan kalah oleh orang-orang yang tidak punya Visi yang dia temui di perjalanan ini.

Semua manusia hadir dengan tujuannya masing-masing. Mengetahui tujuan kehadirannya akan membuat dia bisa melalui jalannya tanpa dipengaruhi oleh situasi atau sosok-sosok yang hadir untuk mengalihkan pandangannya dari Visi hidupnya.

Orang yang tidak memiliki Visi hidup sering sekali menjalani hidup kearah yang paling baik menurut orang banyak. Melihat perubahan arah angina, dan kemana orang banyak beranjak berarti itulah yang baik dan dia akan menempuh jalan itu. Memang kadang menjalani hidup kea rah Visi hidup membuat kita sendiri dan kesepian. Menjadi diri sendiri membuat mendapatkan teguran, semua orang begini, kenapa kamu sendiri begitu?

Orang banyak yang hanya ingin melakukan kehidupan sebagai suatu perjalanan yang seharusnya sudah begini, mungkin merupakan orang yang tidak punya Visi. Bahkan ada juga yang masuk ke dalam komunitas dengan orientasi keuntungan diri yang akan di dapat dari komunitas dimana ia hadir, juga bukan merupakan orang yang punya Visi.
Visi yang dari Allah dalam hidup manusia pasti akan sangat jelas indikatornya. Visi itu pasti untuk kemuliaan Tuhan, menjadi kebaikan bagi orang lain, dan juga membawa kebaikan kepada diri sendiri menjadi orang yang semakin menyerupai Kristus.

Seseorang yang memiliki Visi dengan ketiga poin penting itu terdapat di dalam Visinya akan memiliki keteguhan hati dan kebergantungan akan Tuhan. Visi yang dimiliki dengan jelas ini akan menolongnya dalam menjalani hidup, hambatan yang ada hanyalah suatu asahan yang akan mempertajam jiwanya akan Visi itu sendiri. Orang yang punya Visi jelas dalam hidup ini tidak akan pernah kalah oleh orang-orang yang tidak punya Visi di sekitarnya. Karena sesungguhnya, orang-orang yang ditempatkan di sekitarnya hadir untuk membentuk dia dan menolongnya mencapai Visi itu. Orang yang memiliki Visi dengan jelas tidak memiliki musuh di dunia ini, musuhnya hanyalah dirinya sendiri. Diri sendiri yang ingin kalah dan menyerah untuk melangkah kea rah Visi, ingin bergabung dengan orang banyak dan menjalani kehidupan seperti semua orang menjalaninya.

Jiwa orang yang memiliki Visi kadang hanya memiliki sedikit hubungan dengan manusia. Namun hubungan yang terdalam adalah jiwanya dan pemilik jiwa itu sendiri. Hubungan yang baik antara jiwa manusia dengan DIA yang menjadikan jiwa manusia itu akan nyata dari hubungannya dengan orang disekitarnya. Manusia tidak dapat menghancurkan manusia lainnya. Mungkin yang sementara ini bisa dipengaruhi, tapi sesuatu yang kekal yang terdapat di dalam diri manusia itu sendiri tidak ada yang mampu menjamahnya.

Kenapa kita sering sekali menghawatirkan hal-hal yang lahiriah ?
Mungkin karena kita sering sekali lupa keadaan kita. Kita lupa kalau kita adalah ciptaan yang datang ke dunia ini hanya sebagai perantau. Kita lupa bahwa kewarganegaraan kita adalah kerajaan Surga. Kita lupa bahwa kita adalah ciptaan yang terdiri dari yang fana
dan juga yang kekal. Kita lupa bahwa ada gambar dan rupa Allah dalam diri setiap kita.
Kalau kita ingat bahwa kehidupan di dunia ini hanya seperti uap yang sebentar saja ada kemudian lenyap, atau seperti bunga yang sebentar mekar dan kemudian layu. Mungkin kita tidak akan menghabiskan hidup kita untuk memikirkan hal-hal yang sangat sebentar ini. Kita akan mulai memproyeksikan hidup kita kepada yang lebih lama. Kita akan mulai berjalan dalam jalan-jalan kekekalan di dunia yang terhilang ini. Kita akan mulai memandang kehidupan ini dalam perspektif Allah. Memandang hidup ini dalam kaca mata Kristus, tidak akan membuat kita menjadi pribadi yang aneh dan asing.

Kalau dunia melihat kita aneh, itu memang pasti. Dunia mengajarkan keegoisan, sedangkan DIA mengajarkan kasih kepada sesama. Dunia mengajarkan kesuksesan adalah materi, sedangkan DIA mengajarkan kesuksesan adalah sukacita yang senantiasa tinggal menetap di dalam hati dalam situasi seperti apapun. Manusia yang di dunia ini masih memiliki hati nurani yang akan mengakui, sekalipun kita berbeda dari dunia ini tapi itulah yang benar. Hanya saja mereka terlalu sombong untuk mengakuinya. Kebenaran yang hanya terdapat di dalam Kristus, karena Dia berkata Akulah kebenaran.

Wednesday, October 04, 2006

Akhir Pekan ke SAbang

Foto selesai snoorkling. Sudah sore dan harus diakhiri main di laut, soalnya nginapnya gak di Gapang jadi masih melanjutkan perjalanan ke kota Sabang karena nginap di kota.


Foto di tugu KM 0, ada Aan, Nomi, Yose dan Mas Besar.


Foto di KM O Indonesia. Berkunjung ke wilayah ini bisa dapat sertifikat loih...bagi kami lucu banget, dan pengen punya sertifikat yang dikeluarkan oleh dinas paroiwisata Sabang.



Foto ini diambil ketiga kami diperjalanan menuju Gapang setelah sampai di SAbang. Waktu di JAlan kita sengaja berhenti untuk foto2 habis indah banget pemandangannya :)



Ayunan ini terdapat di pantai Gapang.. Sayang banget latarnya bukan ke laut ya :) Namanya di foto, sudah ada juga sudah syukur banget kan ? hehe


Foto2 selesai Snoorkling di Gapang... Kiri ke kanan; Yose, Nomi, Anta. dan Aan..

Wednesday, September 20, 2006

Pantai Lhoknga Aceh

Lhoknga, pantai yang dihiasi oleh pohon cemara yang sedang tumbuh semakin tinggi menantang mentari setelah semua diratakan oleh tsunami. Sebelum tsunami, pantai Lhoknga sangat indah, dinaungi oleh pohon cemara sehingga banyak tempat adem untuk menjauhi panas sambil menikmati pantai. Saat ini, Lhoknga masih panas sekali dengan gelombang air laut yang tinggi menghantam pantai. Tapi cemara liar (tidak ditanam, tumbuh sendiri) mulai tumbuh disepanjang area yang memisahkan pantai dan jalan raya.
Sore hari menjelang matahari akan terbenam, banyak orang yang datang menikmati cahaya orange kemerahan yang seperti digoreskan diantara awan putih yang berlayar mengikuti arah angin. Suara gelombang yang memecah pantai meraung dan ingin mengempaskan buihnya sejauh kekuatannya.
Gelombang yang besar ini paling bisa dinikmati oleh orang-orang yang bisa berselancar. Berpuluh-puluh orang terlihat sedang belajar berselancar di atas gelombang di kedalaman laut yang dangkal (masih sepinggang dalamnya). Ada yang terlihat mulai bisa sebentar menari di atas selancar dan kemudian keseimbangan hilang sehingga jatuh ke dalam air laut. Ada hanya memeluk papan selancar dan mengikuti puncak gelombang, menyatukan diri dengan papan selancar dan kemudian berayun-ayun dibawa gelombang sampai ketepian.
Yang sudah pintar berselancar menjadi objek yang mengagumkan untuk diamati menghabiskan sore di pantai. Mereka berdiri dengan keseimbangan penuh diatas papan selancar dan menari meliuk-liuk dari satu gelombang ke gelombang yang lain. Kemudian gelombang sudah pecah dipantai dan mereka kembali ke lautan dengan memeluk papan selancar dan menggunakan tangan untuk mengayuh air supaya secepatnya sampai di titik dimana mereka akan berdiri lagi untuk berselancar dibawa gelombang ke tepian.

Di seberang jalan raya yang bukan merupakan sisi jalan yang berhubungan dengan pantai, banyak terdapat cafe-cafe tenda atau cafe seadanya untuk memberikan jasa menghilangkan dahaga orang-orang yang berkunjung ke pantai Lhoknga. Kelapa muda menjadi minuman paforit untuk dinikmati. Kesegaran air yang terdapat di dalam kelapa muda itu memberikan kesejukan ke lidah dan terus melalui tenggorokan sehingga panasnya udara pantai serasa berkurang. Banyak juga minuman dingin yang ditawarkan, teh botol, soft drink, kopi dingin, es teh manis, pop ice, air kelapa campur sirup. Makanan yang ditawarkan meliputi, indomie, jagung bakar, kue-kue dan apa saja yang memungkinkan untuk dijual.
Jalanan menuju Lhoknga akan menjadi macet ketika hari libur sudah tiba. Banyak yang datang meninggalkan kesibukannya untuk mendapatkan kesegaran baru dengan datang ke Lhoknga. Pantai yang bisa ditempuh selama 45 menit dari banda Aceh ini menjadikannya lokasi yang tepat dikunjungi pada sore hari atau pada saat liburan akhir pekan sudah tiba.

Di sisi jalan yang berhubungan dengan pantai. Banyak terdapat gasibu (tempat duduk dengan payung untuk menahan panas) yang disediakan oleh pedagang-pedagang, supaya pengunjung bisa menikmati makanan dan minuman yang disajikan sambil memandang ke arah laut yang biru dengan gelombang yang berlomba menuju pantai. Gasibu ini digunakan rame-rame dengan obrolan ringan untuk melepaskan kepenatan bekerja sambil menikmati kesegaran air kelapa muda menjadi sore yang menyenangkan. Obrolan dari satu cerita ringan ke cerita ringan yang lain membuat banyak rombongan orang bekerja dari Banda dengan mobil datang memenuhi pinggir jalan di pantai Lhoknga.

Di sisi jalan yang berjauhan dari pantai juga ada kios yang menyewakan papan selancar yang banyak ditongkrongi oleh orang-orang yang ingin belajar selancar. Belajar selancar yang paling penting adalah keseimbangan tetap berdiri di papan selancar sambil mengikuti kemana gelombang membawa selancar. Sebagian yang sudah menjadikan selancar menjadi hobby, biasanya sudah memiliki selancar sendiri. Mereka menikmati berselancar tanpa peduli kalau kulit mereka sudah terbakar oleh matahari. Berselancar jauh lebih menyenangkan, sehingga kulit terbakar bukan menjadi harga yang mahal untuk dibayarkan.

Tuesday, September 12, 2006

Aku harus belajar banyak

Apakah tempat ini memang yang terbaik untukku saat ini? Pertanyaan ini selalu memenuhi benakku. Aku mau belajar tunduk, tapi aku masih bingung apakah yang aku lakukan ini sudah tunduk atau masih melawan? Aku enggak tahu. Keluar dari keadaan ini dengan meninggalkan semuanya? ATaukah tetap bertahan dan belajar apa yang bisa dipelajari di situasi yang seperti ini. YAng aku inginkan adalah, 20 tahun yang akan datang aku bukan Nomi yang ini lagi tapi sdh menjadi Nomi yang seharusnya pada 20 tahun yang akan datang.
Untuk menjadi Nomi yang seharusnya nanti, apakah memang hal seperti ini harus aku jalani. KOmunikasi yang sulit, ketundukan yang tidak aku mengerti dan sangat membingungkan. Tapi apakah memang hal-hal yang aku mengerti saja yang harus aku tunduki?
Aku juga mengingat, kalau Lingkungan sangat mempengaruhi seseorang. BEsi menajamkan besi dan manusia menajamkan sesama. AKu berpikir apakah aku sudah menjadi hal yang baik bagi yang lain? Kalau tidak kenapa aku harus ada di sana, bertahan dengan kadang air mata yang harus ditahan?
Yang pasti kalau besi menajamkan besi.,...maka mereka sudah sedikit sukses menjadikan aku orang yang hitung2an dan sedikit pelit.
Aku enggak tahu, tapi harus belajar dalam situasi yang bagaimanapun aku sangat tahu. Apa yang aku polajari...? aku juga belum tahu :((

Wednesday, September 06, 2006

Visionary


“Saya ingin menjadi guru mengaji, ingin menjadikan manusia ini berakhlak, berbudi luhur yang beriman kepada Tuhan dengan sebenar-benarnya. ”, kata bang Zainuddin dengan mata berkaca-kaca. Peserta training Pengembangan Diri di Lambaro Skep ini, sedang menceritakan Visi hidupnya ke depan, pada kelas dengan materi training Visionary. Suaranya mulai tersendat, dengan menarik nafas yang panjang bang Zainuddin melanjutkan berkata-kata mengenai Visi hidupnya.

“Saya ingin sekali berani memberikan nasihat dan bimbingan kepada orang lain, seperti yang dilakukan kakak-kakak ini. Itulah yang saya pikirkan siang dan malam. Bagaimana harus saya lakukan? Saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan, sehingga selalu saya menangis, mengapa saya tidak bisa melakukan itu? Padahal jiwa saya selalu berpikir ke arah itu. Seperti kak Yose, begitu berani memberi nasihat. Saya ingin seperti itu orangnya, yang bisa memberi nasihat, bimbingan untuk orang lain. Seperti itulah misi saya sebenarnya”, katanya mengakhiri.

Bang Zainudin yang berumur 35 tahun ini, memiliki rasa rendah diri dan selalu merasa ”tidak mampu”. Pekerjaan bersih-bersih mesjid sering membuatnya merasa kalau orang lain melihat pekerjaannya kurang berarti.

Selama mengikuti training pengembangan diri, dari matanya terlihat antusias dan juga keinginan untuk lebih berkembang. Dia tahu keadaannya dan kekurangannya, dan itu sesuatu yang baik untuk bertumbuh. Dia juga selalu mengulurkan tangan untuk menggulung tikar yang kami gunakan untuk belajar dan membawanya ke mobil MMU yang parkir di halaman mesjid Lambaro Skep itu.

Kami hanya berharap, supaya apa yang sudah kami ajarkan dalam training Pengembangan Diri itu bisa menjadi titik balik dalam hidup bang Zainudin dan juga yang lain. Dia bisa semakin meyakini kemampuannya dan juga memiliki keberanian untuk mengembangkannya.

Ketika mengakhiri pertemuan tentang Visionary, memandang wajah peserta yang berseri-seri setelah selesai menuliskan dan menceritakan Visi hidupnya, saya merasa telah melakukan sesuatu yang berarti. Ada kekuatan dan semangat baru mengalir dalam hatiku. Keinginan yang kuat untuk melakukan motivasi dengan lebih baik yang berdampak kepada semakin banyak orang dalam jalan-jalan hidup yang akan dilalui.

Ulee Kareng, akhir Agustus
Nomi Br Sinulingga

Sunday, August 27, 2006

Memperindah hari

Di bukit Soeharto. Dibalik bukit ini terdapat pantai dengan hamparan pasir putih yang indah. Airnya masih bersih banget, dan juga sejauh mata memandang perbukitan yang gersang dan berbatu-batu. Tapi sangat indah sekali karena terasa begitu dekat ke langit biru.

Ceritanya, minta difoto ma Ika waktu berjalan di pantai Indra Patra...jadi pengennya di foto dapet jejak langkah aku. HAsilnya seperti itu. Mudah2an tar jadi lebih bagus ngambilnya ya ka :)

Foto ini diambil di Lokme, waktu survey ma Roni. Pantai lokme ini juga bagus buat snoorkling loh...soalnya berkarang. Aku sudah beli snoorkle waktu ke Bandung, siapa yang mau nganterin aku ke Lokme?hiks..hiks... kok aku gak bisa pake motor sampe sekarang ya? dah trauma duluan karena pake acara jemping ke trotoar sih kemarin.


Foto2 ini diambil pake kamera labtop di Ciwalk. Merry, mbak DIna dan Nomi ketemuan di Bakso MAlang Karapitan Ciwalk sebelum aku ke Banda Aceh. Tetap semangat berkarya di ITHB ya pren...

Saturday, August 26, 2006

Hmmm...perjalanan

Sudah dua hari berada di Banda Aceh setelah balik dari Bandung. Delapan hari di BAndung menjadi hari-hari yang berjalan dengan cepat dengan pertemuan-pertemuan yang banyak dengan teman-teman di STT Telkom (Astrid dan Lucky), teman Permata, Mahanaim, teman ITHB dan teman di STTB. Wisuda di STTB adalah tujuan utama yang berlalu dalam waktu 3 jam, dan selebihnya bersenang-senang yang menyegarkan pikiran namun membuat badan lelah.

Waktu yang dilalui bersama dengan teman-teman yang sudah beberapa waktu tidak bertemu memberikan pelajaran yang banyak mengenai pembentukan Tuhan. Ketika bertemu dengan mbak Dina (ITHB), suatu yang indah bisa saling berbagi dengan semua hal yang masih mampu kita bagikan. Bahkan sampai sibuk mencari-cari bagian apalagi dalam hidup yang bisa kita ceritakan, ketika nongkrong di Ohlala pada tanggal 17 agustus kemarin. Aku sangat senang dan bahkan sedikit iri melihat mbak Dina yang sekarang bisa bergabung dengan club fotografi di BAndung. Mbak Dina memang sudah lama ingin belajar fotografi, dan sekarang dia sudah mewarnai hari-hari liburnya dengan hunting foto dengan teman-teman club belajar foto itu. Semua yang dilakukan memang perlu menambah nilai dalam hidup ini, ya?

Ketemu Jimmi KEmbaren, membuat aku belajar banyak mengenai otoritas, ketundukan, dan banyak lagi. Jimmi memang selalu bisa melihat aku dengan lebih tajam dan objektif. Sampai pagi ini, aku masih ingat dan menyadarkan diriku jim, kalau pusat semesta ini adalah matahari. Aku hanya sosok kecil dan bukan apa-apa, yang sangat dikasihi Tuhan. Tuhan paling mengerti bagaimana membentuk aku, dan bukan rencanaku yang terpenting karena itu bisa mencelakakan aku.

Wisuda yang menjadi inti kedatangan ke Bandung dihadiri oleh adikku, Samuel. Irna ada acara ke Ciwidey dan Herna masih Ospek sehingga tidak bisa menghadiri acara wisudaku. Selain Samuel, adik-adik PA-ku (Susan dan Maria) teman serumah (Maya) dan Sahara juga hadir untuk mengikuti ibadah wisuda yang akan aku jalani. Bapak dan mamak memang tidak menghadiri wisudaku, dan menurutku juga tidak penting bangetlah wisuda ini untuk dihadiri orang tuaku.

Ketemu Astrid dan Lucky membuat aku berpikir banyak mengenai tujuan hidup ke depan. Sejak Sabtu pagi aku sudah bertemu Astrid. Jam 7.45 aku sudah berangkat naik travel Cipaganti dari BTC Bandung menuju Bekasi. Sabtu pagi itu aku bangun sudah jam 7 pagi, kepala masih sedikit pusing. Pulang wisuda malam tadi badanku sudah meriang, dan jam 1.30 tengah malam adikku Herna membangunkan aku dan menyiapkan obat untuk diminum karena badanku panas. Aku sangat terharu melihat tindakan adikku yang paling bontot ini. Pagi jam 6 dia sudah berangkat karena ospek saat aku masih tertidur. Janji ketemu Astrid di Bekasi jam 10 membuat aku dalam keadaan setengah bangun ke kamar mandi, sikat gigi dan membasuh muka. Mandi bukan pilihan yang tepat karena rasanya dingin banget dan aku dikejar waktu untuk segera berangkat supaya bisa tidak ketinggalan travel Cipaganti. Puji Tuhan, 5 menit sebelum 7.45 aku sudah sampai di BTC, dan bisa ikut travel yang menuju Bekasi.

Ketika jalan ke Ancol bersama keluarga Astrid, kenangan kuliah di STTTelkom dulu sepertinya kembali diputar di depan pelupuk mata. Astrid adalah sahabatku di STTTelkom dan kami sudah dekat sejak ospek. Kemungkinan besar semua orang tahu kalau kami memang teman dekat, karena kami selalu bareng. Bahkan sekalipun kami tidak satu kelas waktu kuliah, namun kami sering saling menunggu sebelum pulang ke kos yang berada di belakang kampus. Banyak hal indah yang bisa dikenang kalau bertemu dengan Astrid dan Lucky.

Sabtu malam aku dan Moyana mengunjungi Sri Julita. Sri Julita, sahabatku waktu SMA dan juga konco selama di Bandung sebelum dia menikah, akan sangat kusesali kalau tidak bertemu. Sri baru saja melahirkan anak laki-laki, dan aku juga ingin melihat keponakan kecil itu. Sampai jam 10 malam kami di rumah Sri di Narogong. Malam itu aku tidur di rumah kakak tengahku (persisi di atasku) di Bekasi. Sampai jam 1 malam kami ngobrol bertiga, aku ama kakak dan suaminya.

Minggu pagi aku tidak ke gereja, karena bangun sudah jam 8 pagi dan jam 12 aku sudah sampai di rumah Reine. Pertemuan di rumah Reine ini menjadi hal yang penting bagi kedatanganku ke Jakarta. Mungkin pertemuan ini akan menentukan banyak dalam jalan hidupku. Belajar bergantung kepada Tuhan, menyiapkan hati untuk rencana Tuhan menjadi sangat perlu aku ingat dan hidupi saat ini, karena aku tidak mau melangkah dengan pikiranku sendiri.
Minggu malam, Lucky menjemput aku dan Astrid di kosnya Astrid. Lucky sudah menikah dan anaknya sudah 10 bulan, laki-laki bernama Joe. Kita berempat, bersama dengan Joe, makan malam di Gading Batavia sambil mengenang semua kesulitan ketika kuliah, dan membicarakan keadaan sekarang yang sedang dilalui masing-masing. Persahabatan kita bertiga, bagiku adalah berkat banget. Selalu indah setiap ketemu.

Senin hari libur menjadi kesempatan yang berharga untuk tetap tinggal di Jakarta. Ketemu dengan Anne (adik PA-ku di STTTelkom) di ITC Cempaka Mas suatu yang sangat aku syukuri. Gak tahu kapan lagi bisa ketemu dengan Anne. Empat adik PA-ku di STTTelkom dulu (Anne, Desi, Corry dan Duma), boleh dikatakan Anne lah yang paling banyak sering ketemu denganku. Ketika yang lain lulus dan keluar dari Bandung, Anne masih bertahan dan melanjutkan studynya di Bandung. Kebersamaan kami di Bandung melanjutkan study membuat kami masih sering bertemu. Desi juga masih sering kontak. Dia kalau ada kesempatan ke Bandung pasti masih ketemuan ma Aku. Bahkan kalau dia ke Jakarta, dia juga akan sempatkan ke Bandung. Sekarang aku sudah di Banda, semoga kita secepatnya bisa ketemu lagi ya dek.

Selasa malam, gang Sempit menjadi tempat yang terbaik untuk ketemu dengan teman-teman Mahanaim dan juga sahabatku Juspia dan suaminya bang Daniel. Dua jam makan dan ngobrol rasanya kurang banget, namun pertemuan harus diakhiri karena aku belum beres-beres untuk keberangkatanku malam itu ke Jakarta naik travel yang jam 1 pagi untuk mengantarku ke Cengkareng. Jam 6 pagi besoknya aku akan terbang ke Medan dan meneruskan perjalanan ke Kabanjahe.

Rabu malam, masih ada pertemuan dengan teman-teman permata di Medan. Pertemuan ini juga penting bagiku dan juga akan mempengaruhi jalan hidupku. Aku senang banget bertemu dengan teman-teman yang baru kenal, tapi rasanya sudah kenal dari dulu. Memiliki pandangan yang mirip dan juga memiliki kerinduan akan perubahan yang sama. Kamis aku sudah kembali ke Banda dan langsung jam 14.00-15.00 mengajar di Bukit Soehato. Mengajar hari itu tentang mengenal diri, membuat aku merenungi pelajaranku sendiri dalam mengenali diriku.

Trima kasih Tuhan, untuk waktu sebentar aku bisa keluar dari Banda Aceh. Dari Bandung aku bisa melihat ke Banda dan memberikan penilaian dengan lebih okjektif mengenai semua yang terjadi di Banda. Aku melihat semakin luas dan kecilnya Banda dibandingkan dengan jalan panjang yang masih akan aku lalui.

Friday, August 18, 2006

Perjalanan Panjang

Ada truk terbalik di Sembahe, membuat perjalanan dari Kabanjahe ke Medan semakin tidak jelas kapan sampainya. Selasa, 14 Agustus 2006 yang lalu jam 3.30 sore aku sudah berangkat dari Kabanjahe menuju Medan. Menurut rencana akan sampai di Medan paling lambat jam 5.30 dan akan ketemuan dengan Kak Nani Tarigan dan Nita Tarigan sebelum terbang ke Jakarta naik pesawat pukul 9.30.
Sudah pukul 5 sore dan mobil mulai merayap di sekitar Bandar BAru. Banyak mobil yang menuju Medan mutar dan kembali ke Kabanjahe, mungkin mereka membatalkan niatnya meneruskan perjalanan menuju Medan. Jalan lain menuju Medan memang sudah tidak ada kecuali kembali ke Kabanjahe dan ambil jalan lewat Pematang Siantar, dan ini tentu jauh sekali.
Sudah mulai merasa gerah dan capek duduk tanpa berbuat apa-apa, aku putuskan untuk turun mobil karena sudah banyak orang yang berjalan kaki dan juga nongkrong di dekat trotoar. "Berapa jauhnya truk yang terbalik dari sini Pak?"tanyaku kepada seorang Bapak yang berdiri dekat trotoar dan sedang mencoba menatap sejauh bisa yang dilihatnya antrian mobil yang tidak bisa bergerak lagi. "Sekitar 4 Km dari sini", jawabnya dengan tetap melihat sejauh dia mampu.
Mobil diam tidak bergerak lagi seperti ular besar mengikuti bentuk jalanan yang menikung dan semakin menurun. Jalan menuju Sembahe itu memang banyak tikungan tajam dan juga menurun kalau dari Kabanjahe menuju Medan. Aku mencoba menikmati kejadian itu dengan mengamati semua orang yang mulai lalu lalang, keluar mobil dan duduk di jalan. Banyak hal yang dilakukan orang-orang untuk membunuh rasa bosannya. Kaset miniDV handycamp masih ada sisa sekitar 5 menit. Aku rekam kemacetan yang ada selama 5 menit, dan itu sesuatu yang menyenangkan ketika sampai Bandung aku putar dan lihat kejadian dan prilaku orang-orang di jalanan itu.
Selesai merekam dan kaset sudah penuh, kekuatiran mulai menyerangku. Tidak mungkin hanya duduk-duduk saja dan melihat-melihat kemacetan karena aku harus mengejar pesawat. Yup..aku putuskan jalan saja, karena kalau tidak melakukan apa-apa, kemungkinan hanya menunggu terjadi sesuatu yang baik, dan ini bisa banget tidak tepat waktunya kebaikan yang datang itu untukku. Tapi kalau aku melakukan sesuatu, itu artinya aku menjemput sesuatu yang baik, walaupun aku tidak tahu waktunya akan tepat atau tidak. Saat itu bagiku lebih baik melakukan sesuatu daripada diam saja ditempat. Walaupun aku nanti ketinggalan pesawat, yang penting aku sudah berjuang pikirku.
Aku turunkan tasku, syukur banget aku bawa traveling bag sehingga mudah menariknya. Aku mulai berjalan, baru juga dibelokan pertama aku melihat Eddy Surbakti (Radio Karo akses global) yang sedang berdiri diluar mobilnya dan ternyata juga terjebak macet. "Hari ini balik ke Bandung kan? Pesawat jam berapa?" "Iya dy, tar pesawat jam 9.30 malam, masih bisa sampai di Polonia tepat waktu. Aku duluan ya Dy", teriakku sambil tetap berjalan.
Kaki semakin lelah, aku coba berjalan dengan telanjang kaki. Baru beberapa saat, aku putuskan tetap jalan pake sandal, karena kerikil yang ada dijalanan lebih menyakiti kakiku. Sampai juga dilokasi truk jatuh, dan baru saja selesai ditarik. Polisi banyak mengatur jalanan, yang sebenarnya membuat jalanan semakin sesak juga dengan mobil Polisi yang parkir disebelah kanan.
Masalah truk yang terbalik sudah selesai, tapi masalah kemacetan masih persoalan karena sudah berkilometer mobil diam tak bisa bergerak, dan jalanan yang dua jalur bolak-balik itu sudah diisi dua jalur ke arah yang sama dengan mobil yang diam membisu.
Menyeberangi lokasi kejadian dan melanjutkan jalan menjadi keputusan yang terbaik. Terus aku tarik tasku, dan berjalan sampai lokasi kejadian tidak terlihat lagi dibalik belokan. Jam sudah menunjukkan pukul 7mlm dan kegelapan juga mulai menyelimuti jalanan yang dilalui. Tanpa ragu, aku mencoba menyetop mobil yang berbalik menuju Medan, siapa tahu ada yang bermurah hati menolong aku. Mobil polisi lwat dekatku, aku mencoba menyetopnya, "pak saya boleh numpang sampai Medan gak? Saya mengejar pesawat". Dalam iba, polisi itu memberhentikan mobilnya, membuka pintunya, dan hatiku bersorak. "Mobil ini tidak muat untuk barang-barang". "Tas ini biar saya pangku pak". Tiba-tiba seorang bapak menyalip aku dan masuk ke dalam mobil polisi itu. Aku hanya bisa diam dan berdoa, dan melanjutkan berjalan sambil menarik tasku.
Baru bergerak 10 meter, mobil polisi itu terjebak macet dan sulit melanjutkan perjalanan. Aku bersyukur gak jadi naik mobil polisi itu dan semakin berharap pertolongan dari Tuhan saja.

Semakin malam dan lelah, aku terus berjalan dan bertemu dengan SInabung Jaya yang datang dari Medan menuju Kabanjahe. Penumpangnya semua sudah turun dan memutuskan untuk berjalan. Sinabung Jaya itu akan berbalik kembali ke Medan dan tidak melanjutkan perjalanan ke Kabanjahe. Aku ikut bus itu ke Medan. Dalam duduk dengan diam dan lelah, aku berdoa supaya Tuhan menyertai perjalananku.
Puji Tuhan, jam 9 malam aku sudah sampai Polonia dan langsung boarding pass. Pesawat berangkat jam 10 malam. Dalam pesawat, aku mengucap syukur kepada Tuhan karena tidak ketinggalan pesawat. Aku terlelap dalam tidur sepanjang perjalanan di udara, dan bangun ketika pesawat akan landing di bandara Soekarno Hatta. Jam sudah pukul 00.30 ketika barang yang di bagasi sudah aku ambil. Abang iparku yang seharusnya menjemput mengirim sms kalau tidak bisa jemput dan aku naik taksi aja ke rumah mereka.
Dalam syukur dan berdoa supaya Tuhan menyertai perjalanan taksi ke rumah kakak, kantukku semakin menjauh. Sampai di rumah kakak, aku langsung pengen makan nasi. Bapak nelpon waktu aku makan, Bapak menanyakan apakah aku sudah sampai di rumah ke kakak tua.
Aku tidur pukul 2.30, setelah bersih-bersih diri biar bisa tidur dengan enak. Supaya bisa punya kekuatan untuk melanjutkan perjalanan menuju Bandung ketika matahari mulai muncul. Karena paling lambat hari itu jam 2 siang aku harus sampai di Kampus di Bandung.

Tuhan, terima kasih untuk perjalanan panjang yang membuatku hanya bisa mengucap syukur padaMU

Friday, August 04, 2006

Indahnya perjalanan Kabanjahe Medan


Perjalanan Kabanjahe ke Medan suatu rute yang sangat memberikan warna tersendiri. Mulai dari kesibukan di terminal Kabanjahe dengan orang-orang (kernet) yang suka teriak-teriak dan asal ambil barang penumpang. Mereka memang memiliki sistem sendiri di terminal ini, dan ada tiga merk bus (Borneo, Sutra dan Sinabung Jaya) yang berlomba berebut penumpang.
Duduk di pinggir dengan kaca sedikit terbuka, akan membuat kulit terasa dingin dengan angin yang kencang masuk berlomba ke dalam mobil. Bus yang meraung-raung bersomba dengan mobil yang melaju di jalanan, membuat sangat sulit mendengar suara sendiri ketika bicara.
Jalan raya menjelang Berastagi dari Kabanjahe suatu pemandangan yang menarik. Di pinggir jalan di halaman rumah penduduk bermekaran bunga-bunga indah yang ditanam berbaris-baris. Diikatkan tali memanjang untuk memagari tanaman bunga tersebut. Selain bunga-bunga, sayur-sayuran juga menghiasi halaman rumah penduduk. Mulai dari daun bawang, daun sup, dan juga sayur-sayuran yang lain.
Tanah Karo secara umum juga penghasil buah yang baik. Tanah yang subur dengan udara yang sejuk (mirip Lembang, Jawa Barat). Mulai dari buah Tomat, Cabe (batang muda) sampai ke buah-buahan berpohon tua seperti jeruk, markisa, terung jepan (terung belanda) dan banyak lagi.
Semua foto2 di atas, aku ambil ketika sedang menikmati perjalanan menuju Medan. Kesibukan kehidupan di jalan raya dan sekitarnya menjadi sesuatu yang menarik untuk diperhatikan dan direnungkan.

Monday, July 31, 2006

Snoorkling ke Sabang


Bibir terasa asin, ujung-ujung jari tangan sudah keriput, tangan dan kaki terasa perih. Keluar dari laut, aku lihat celana yang aku pake sobek sedikit di belakang, tadi aku memang duduk di karang dan karang itu mencabik kain celanaku. Aku amati kakiku ada beberapa goresan di dekat betis kiri dan kananku, karang yang dekat ke permukaan air yang menggoresnya. Telapak tanganku juga pedih, tadi di dalam air aku memang menekan darah segar yang keluar dari kulit yang tersobek. Beberapa kali aku ingin pegangan di karang dan sebagian meninggalkan luka di tanganku. Aku memegang bagian karang yang tajam. Aku amati ada 4 luka di telapak tangan kananku dan ada satu luka di telapak tangan kiri, luka-luka itu membuat perjalanan ke sabang semakin indah dan penuh kenangan.

Snoorkling ke Sabang menjadi pengalaman yang baru bagiku, dan ini memperindah hidupku. Berkali-kali aku mengucapkan kata, “indah banget” setelah keluar atau beristirahat di karang. Sampai si frisk bilang, ”sudah berkali-kali kam mengucapkan kata itu kak Nom”. ”Habis, gak pernah aku bayangkan dalam hidupku, untuk berenang di atas permukaan air laut yang di bawahnya terhampar terumbu karang yang luas. Taman karang yang indah dengan banyak bentuk karang, karang meja, ada yang seperti kaktus, ada yang kayang piring dan warna, ungu, merah, putih. Ikan-ikan dengan warna yang menakjubkan berenang kesana kemari diantara karang-karang tersebut.” Juga bintang-bintang laut di antara karang-karang itu banyak banget, bertaburan. Warnanya juga ada yang biru, ungu dan warna putih ”Sampai lupa enggak bisa berenang ya kak?” Yup..aku lupa gak bisa berenang, yang penting bisa mengapung aja..dan kalau ke tempat yang agak dalam ditarik ma frisk dan Roni. Karang serta ikan yang paling indah ada di tempat-tempat yang dalam.


Snoorkling hari pertama, aku dan ika masih belajar nafas dan mengapung. Di penghujung sore, sudah lebih lancar dan sudah bisa menikmati karang yang ada di tempat yang dangkal tapi sudah sedikit jauh dari pantai. Kami akhiri sore itu dengan foto dan semangat untuk melanjutkan snoorkling sepanjang hari sebelum pulang pada hari Minggu. Minggu benar-benar melelahkan, aku dan ika sudah pesat kemajuannya. Hampir 3,5 jam kami di laut (9an – 12.30an). Kadang kalau capek, mengapung aja tanpa gerak di permukaan air, atau mencari batu yang besar dan bisa dijadikan tempat berdiri sebentar, untuk membersihkan snorkle, yang sudah penuh uap. Atau duduk di batu-batu yang dekat ke permukaan air. Sangat menyenangkan dan melelahkan.

Kamera digital habis batere, jadi foto2 dikit banget, ini karena kesepakatan jadi berangkat ke Sabang hanya sehari sebelumnya (Jumat siang). Tapi masih bawa kamera manual, mudah-mudahan hasil jepretannya bagus.
Aku berharap masih bisa ke Sabang dalam waktu dekat ini (mungkin setelah balik dari Bandung).


Saturday, July 15, 2006

malam mingguan di kabanjahe

Sesak, panas, penuh asap rokok, sempit, pengap, membuat mual, entah apa lagi yang bisa aku gambarkan mengenai suasana naik angkutan "Sinabung Jaya". Selama ini, kalau naik angkutan umum dari Medan ke Kabanjahe atau sebaliknya, aku masih naik Sinabung Jaya saja. Belum pernah naik Sutra atau Borneo. Awal-awal dulu setiap pulang ke rumah di Kabanjahe dan akan ke Medan naik SInabung..perasaan pusing dan malas sudah lebih dulu menggerogoti diri. Tapi lama-lama, sudah mulai beradabtasi, dan waktu 2 jam jarak tempuh juga waktu yang lama lagi bagiku. Aku selalu membandingkan dengan jarak tempuh Bandung-Jakarta, yang sering aku jalani dan gak pake acara nginep kalau ada acara di Jakarta. Juga aku bandingkan dengan jarak tempuh dayeuh kolot ke Dago (STTTelkom ke ITB) di Bandung yang juga jarak tempuhnya sekali jalan bisa sampai 1,5 jam. Pengalaman ini yang membuat, rasanya biasa aja sering-sering pulang pergi Medan-Kabanjahe. Paling membingungkan teman kerja di Banda, jarak Banda Aceh - MEdan juga bagiku bukan jarak yang jauh. Waktu tempuh 10 jam naik bus, sudah biasa aku jalani..dan aku tetap segar aja. Mungkin semangat yang ada di kalbu kali ya, yang bisa membuat aku masih semangat aja.

Besok akan kembali di Banda Aceh, senang banget bisa malam mingguan di Kabanjahe. Besok aku akan kembali ke duniaku dan mulai fokus untuk melakukan kerjaan dengan baik. Puji Tuhan, semangatku sudah kembali. Dan kerinduan untuk melayani dan melakukan yang terbaik di Banda sudah lagi membakar hatiku.

Tuhan, ajar aku menggunakan hari-hari yang singkat ini.

Sunday, July 09, 2006

Harus kreatif mengatasi kejenuhan !

Kehidupan di Banda Aceh ini memang sedikit membosankan. Hal ini mungkin karena hiburannya tidak banyak, sehingga bisa membuat seseorang yang datang ke sini akan tenggelam dengan kerjaan. Bahkan seorang teman pernah bilang kepada saya, "sudah jauh-jauh saya datang dari Jogja, dan sangat disayangkan kalau tidak bekerja dengan giat dan mengisi waktu dengan bersantai-santai saja". Saat itu aku hanya tersenyum karena tahu, kalau dia masih seminggu bekerja di Banda Aceh. Yang pasti salut buat semangat teman ini diawal-awal kehadiranNya di Banda Aceh.


Minggu berikutnya bertemu dengan teman yang penuh semangat ini, dia sudah mulai cerita tentang liburan. Dia bercerita tentang sabang, dan kalau mau dia bilang bisa liburan bareng ke Sabang. Aku kembali hanya tersenyum mendengar ajakan ini.

Yah...menghilangkan rasa kebosanan dengan kreatif sangat diperlukan di Banda Aceh. Karena alam yang indah hanya menawarkan yang begitu2 saja, dan akan menjadi membosankan. Namun kalu dipikir2 cara bijak untuk mengatasi kejenuhan bisa membuat kita semakin bertumbuh dan berkembang semakin bijak juga.
Kalau aku sih, masih tetap semangat di Banda karena masih bisa ke Kabanjahe sehingga waktu kembali ke Banda Aceh semangat bekerja dan melayaninya tetap membara (cieee, membara nih yee).
Aku juga masih punya buku-buku satu kardus (isi 15 buku kali ya) yang menunggu ntuk dibaca.
Bekerja dan mengajar dengan berkeliling dari satu tempat ke tempat yang lain juga membuat kejenuhan tidak cepat mengalahkan aku.
Yang paling penting adalh, masih banyak teman-teman yang bisa diajak bertemu dan ngobrol, saling berbagi tentang masing-masing kerjaan yang masih memberi kekuatan untuk melanjutkan hari di BAnda Aceh ini.
Satu yang menyenangkan lagi yang aku lakukan bersama teman-teman malam Minggu tadi adalah, berkumpul di rumah baru kami (kami baru pindahan loh...) di Ulee KAreng. Ada fris, ika, ola, anta, moses, mince, michael dan aku. Kita bakar-bakar ikan dan sebagian digulai supaya ada kuah waktu makan malam bersama. Memang sih ini awal yang baru lagi, bisa membuat suatu pertemuan yang bisa menguatkan kita2. Tapi mudah2an kebersamaan ini bisa tetap kita lanjutkan. Mudah2an akhir bulan ini kita bisa refresing ke Sabang, itu menjadi pembicaran dan tertawan waktu manggang. Soalnya ini sudah beberapa kali direncanakan, tapi gak kesampaian. Fris bilang kalau dia memang sulit kalau membuat rencana dulu..lebih mudah melakukan yang dadakan :D.
Setelah selesai manggang, kita makan malam bersama dan duduk berkeliling di tikar yang sudah disiapkan. Kita minta Moses yang mimpin doa, karena boleh dibilang dia menjadi orang tua di rumah ini. Selesai makan, dilanjutkan makan puding buatan Ola..hmmm jadi kenyang banget.
Kemudian dilanjutkan dengan nonton bareng, karena si fris sudah bawa beberapa film untuk dipilih untuk ditonton. Rasanya Minggu ini bisa fresh kembali untuk melakukan pekerjaan dan pelayanan.
Aku hanya berdoa, supaya malam Minggu yang akan datang ini, aku tidak berada di Banda Aceh :D

Friday, July 07, 2006

Minta satu dapat empat :)

"Adi enggo iukuri janah ngasup la itanggung-tanggungi, terima saja**", saran mama Juara Ginting melalui YM.
Saat itu aku hadir menjadi orang yang paling polos, dan aku hanya berpikir untuk tidak terlalu berbuat banyak. Banyak ungkapan Pak Ketua yang ingin aku bantah, namun aku tahu kalau kehadiranku bukan untuk membantah saja...apalagi ini pertemuan pertama, bukan? Untuk tahap awal, aku perlu menemukan seorang saja dulu yang memiliki kerinduan seperti kerinduanku. Memiliki hati dan visi yang sama untuk permata, seperti yang aku miliki.

Minggu sore sebelum pulang ke Banda Aceh, ditemani empat orang cewe2 yang semangat dan memiliki hati pembaharuan, kami makan di Medan Plaza sampai pukul 8.30 malam. Pukul 9.00 malam aku akan kembali ke Banda Aceh. Sebelum kami bubar, aku bilang ke teman2 kalau aku sangat senang sekali bisa bertemu mereka. Saat itu ada Nara Grace, Kak Sri Ulina, Mega dan Eli.

Pertemuan pertama, tapi rasanya seperti sudah lama sekali kita bertemu dan saling kenal. Mungkin karena sehati kali ya ?
Makasih TUhan untuk berkatMu dalam hidupku.



**Kalau sudah dipergumulkan, dan merasa mampu dan siap sepenuh hati" (kali ya)

Wednesday, July 05, 2006

Bertemu Selfi di Kabanjahe !

"Aku sudah di terminal ya Nom" kata Selfi lewat telpon. Gubrak...baru setengah jam tadi dia kabari kalau masih di Bandar Baru dan sedang menuju Kabanjahe. Soalnya aku belum mandi dan gak mungkin mandi lagi kan? Soalnya waktu bertemu Selfi hanya singkat, jam sudah lebih menunjuk pukul 11 sedangkan sebelum jam 3 sore Selfi harus sudah sampai di Tigabinanga.

Aku sampai juga di terminal, dan sudah di tunggu Selfi ma bibik (mamaknya Selfi). Langsung ke rumah neneknya Selfi, dan kemudian lanjut kita jalan bareng bedua. PErtama ke Garuda Baru, Selfi mau beli Roti dan kue2, makasih untuk roti sri kaya yang untuk tiganku ya sel... Dia senang sekali waktu aku bilang dibelikan temanku yang datang dari Jakarta.

Kemudian kita lanjutkan makan mie di "Selera". Ini ketemuan yang menyenangkannya.. Soalnya makan sambil ngobrol gitu loh.. Pembicaraan mulai dari A sampai Z, dari kesibukan kerja sampai bahas masalah pernikahan, dari masalah anak gelandangan sampai masalah keluarga, mulai dari Bekasi sampai ke Bandung. Seperti sudah lama sekali enggak ketemu, padahal baru aja kita ketemu juga di Jakarta di pesta Yanita kan Sel?

Yang pasti aku senang banget bisa ketemu Selfi di Kabanjahe. Suasananya beda banget ma ketemu Selfi di Jakarta. Sepertinya waktu ketemuan itu, si Selfi ini baru datang dari kota metropolitan JAkarta dan mengunjungi teman yang ada di kampung2 tanah KAro ini. Kenapa aku bilang begini? Soalnya dari awal2 dia sudah kabari akan ke kabanjahe dan nanyain aku mau dibawain apa dari jakarta. "Kue kai kam merincuh Jakarta nari nak?" katanya. Aku senyum2 saja, dan bingung mau dibawain kue apa dari Jakarta. "Apa aja yang enak di JAkarta, bawa aja Sel" hanya itu yang bisa aku katakan. Karena aku pun gak tahu apa yang enak di Jakarta, kayaknya banyakan kue enak di BAndung deh? Ketemu dengan Selfi, rasanya bentar banget. Namun waktu yang sebentar banget ini bagiku begitu berharga. Ini satu berkat, bisa ketemuan ma Selfi di Kabanjahe. Banci ka kita kentisik tawa-tawa mengingat pelayanan yang bisa kita lalui bersama. Sel, sudah bisa kam mulai lagi dengan Moyana pelayanan kelompok tumbuh bersama di Permata Bekasi, nak. Sebab mengambil bagian dalam pekerjaan Tuhan, tidak akan pernah membuat kita menyesal.

Memang beru Ginting, dan selalu aku ngacungin jempol ma mereka. Ketemu Selfi, aku dapat oleh2 juga loh.."sebuah tas dari BAli". Tasnya lucu, talinya panjang dan bisa dipake buat jalan2. Kata Selfi buat isi kamera, adi laptop enggak muat nom katanya. Bener juga, soalnya tasnya langsng aku pakai sorenya ke Peceren dan diisi dengan kamera, dompet dan HP.

Gak terasa jam 2 siang sudah menjelang, kita harus bubar. Aku juga harus pulang mandi dan janjian mau jalan ke peceren ma bapak, mamak dan Samuel. Yang pasti aku senang banget bisa ketemu ma Selfi di Kabanjahe. Rasanya persahabatan yang dibangun semakin kuat saja. DAn aku selalu mengucap syukur punya sahabat seperti Selfi, dan banyak lagi yang Tuhan anugerahkan dalam hidupku ini.

Sel, aku hanya bisa bilang makasih banyak untuk oleh2 dan pertemuannya. Dibata si masu-masu kerina kegeluhen ras pelayananndu ya.

Sunday, June 25, 2006

Sesuatu yang paling berarti !

Sabtu seminggu yang lalu, adikku Samuel ke Banda Aceh...mau liburan 4 hari sebelum melanjutkan liburan di rumah di Kabanjahe. Empat hari di Banda Aceh, hari hujan terus membuat Samuel gak bisa puas jalan2. Pulang Selasa malam ke Kabanjahe..naik bus Pelangi, hari hujan juga..

Aku senang banget bisa empat hari bersama turangku ini di Banda Aceh..karena di Bandung pun sejak dia tinggal kami jarang bisa bersama-sama untuk ngobrol dalam waktu yang panjang..paling juga 2 jam saja waktu ketemuan keluarga dan makan bersama.

Senin malam, Samuel di kamarku nonton VCD..saat itu aku sedang membaca buku DL.Moody. Sambil membaca aku juga berpikir tentang Samuel...sayang sekali dia gak bisa aku ajak ke pantai Lhoknga pikirku. Aku juga berpikir, apa yang paling utama dan penting yang bisa aku kerjakan supaya akan selalu menjadi kenangan terindah dalam hidup adikku Samuel. Aku tahu satu yang paling penting adalah keselamatan, dan aku ingat2 juga kalau di Bandung, Sam bukanlah yang aktif melayani dan datang ke PA permata. Reh ku PA biasanya kalau diajak menjadi pemain musik. Dalam hatiku terbersit satu kemungkinan, mungkin adikku malas ke PA karena dia belum ada dalam Tuhan. BElum begitu merasakan kasih Tuhan dalam hidupnya.. Dan hidup ini satu yang paling penting, tentang keselamatan..dan aku langsung ingin memberitakan itu ke Adikku sehingga perjalanannya ke Banda Aceh adalah kesempatan berharga yang tidak boleh dilewatkan. Apalagi saat itu adalah malam terakhir Sam di Banda Aceh.

Aku melepaskan buku yang sedang aku pegang..dan bertanya ke Sam, "Dek kamu sudah lahir baru belum sih?" "Gak tahu kak", balasnya. Hmmm..sambil berdoa dalam hati, aku lanjutkan bertanya lagi:"kam sudah pernah terima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatndu dek?" "Kayaknya sudah pernah kak". Waktu denger Sam bilang, kayaknya pernah, aku hanya bilang bersyukur kita sudah diselamatkan ya dek. Kemudian aku buka Alkitab I Yoh yang mengatakan kalau orang yang percaya ama anak Allahlah (Yesus Kristus) yang mendapatkan hidup yang kekal, dan aku minta dibaca oleh Sam. Setelah dia baca, aku bertanya apa yang dia tangkap dari bacaan tersebut dan penjelasannya, aku aminkan. AKu bersyukur sekali kalau pemahaman adikku benar, aku hanya mengajak dia berdoa mengucap syukur karena Kristus sudah menyelamatkan kami. Aku menyuruh dia yang pimpin doa, tapi dia menolak. Karena aku yang pimpin doa, aku memintanya mengikuti doa yang kuucapkan (aku ingat pengalaman memimpin doa di kelas kecil SM). Sam mengikuti doaku..dan setelah selesai berdoa, aku ke kamar mandi meninggalkan adikku sendiri. Di kamar mandi aku menangis dan bersyukur, karena sudah bisa melakukan satu hal yang paling penting dalam hidup ini untuk adikku SAm. Malam itu aku tutup dengan doa syukur kepada Tuhan, untuk kasihNya bagi kami sekeluarga dan khususnya dalam hal keselamatan.

Selasa pagi, setelah bangun pagi dan aku sudah selesai saat teduh. Sam ke kamarku dan aku bilang ke dia supaya sate. Pagi itu aku sedang memelototi komputer karena jam 8.30 kami akan berangkat bekerja. Saat aku menoleh ke tempat tidurku, hatiku bergejolak banget karena Sam sedang aku liat baca Alkitab. Aku hanya bisa bersyukur dan berharap ini tidak hanya di Banda Aceh, namun itu menjadi kehidupannya. Sepanjang hari itu, Sam ikutan dengan kami keliling ngajar ke barak. Waktu makan siang di Ujong Batee..aku sempatkan bareng dia selama 15 menit jalan ke pantai dan mengambil beberapa foto Sam...karena Sam bawa kamera manual, jadi hasil jepretannya belum liat euy. Hari itu aku lalui dengan sangat sukacita, karena adikku akan berpisah dengan aku, dan aku gak tahu kapan lagi ada waktu seperti ini. Mungkin gak adalagi, dan suatu yang berarti sudah dilakukan.

Doaku saat ini, supaya adikku tetap bertumbuh dan semakin mengasihi Tuhan. Mencintai Tuhan lebih dariapapun, dan Roh Kudus diam di dalam hatinya dan mendorongnya untuk melayani Tuhan sejak masa mudanya ini. AKu hanya bisa mendoakan dari BAnda Aceh, supaya masa-masa sisa harinya di Bandung akan menjadi suatu masa pertumbuhan, dan semakin cinta Alkitab.

Tuhan memberkatimu, dek!

Sunday, June 18, 2006

Kebersamaan di pantai Ujong Batee




Selama sebulan 5 kali dalam seminggu, senin - kamis jam 9pagi -12 siang, layanan yang diberikan di barak yang ada di Gano, Lamdingin sudah berakhir. Jangan tanya bagaimana hasil pelayanan yang diperoleh, karena mungkin sangat sedikit sekali. Sampai hari terakhir kemampuan peserta masih minim, namun aku melihat mereka senang sekali. Jujur saja, masalah yang terbesar menurutku adalah karena mereka tidak memiliki keberanian untuk mencoba sendiri. Inisiatif mereka sangat kecil sedang keraguan mengambil sikap untuk melakukan sendiri ketika di suruh sangat besar. Mereka selalu memerlukan kepastian dan dipandu ketika melakukan suatu petunjuk yang harus dilakukan. Dan ini masih berlanjut sampai hari terakhir training yang diberikan. Walaupun hasilnya sangat kurang memuaskan, namun training di Gano akan diakhiri dan kami akan pindah melayani ke tempat lain. Padahari terakhir, hanya kalimat “jangan cepat puas karena yang dipelajari masih sangat sedikit dan kalian harus terus belajar” menjadi kalimat yang bisa aku tekankan. Peserta di Gano semakin sedikit saja seiring berjalannya waktu. Diawali dengan 4 kelas pertemuan hingga menyusut menjadi hanya satu kelas, dan training ini kami akhiri dengan kebersamaan dan perpisahan di Pantai Ujong Batee..yang hanya diikuti 13 peserta training (hanya 1 cowok) dan 3 anak-anak.

Satu yang menarik yang kami pelajari dalam hal mengajar kepada peserta training di Gano adalah mencari seorang peserta yang sedikit cakap dan nyambung (cepat mengerti) ketika diajari. Kemudian menjadikan dia asisten untuk menolong teman-teman yang lain. Karena setelah diperhatikan, kadang peserta training lebih cepat nangkap ketika yang mengajari adalah temannya sendiri, dibandingkan dengan kami pengajarnya. Jadi dalam belajar, kami selalu menyarankan untuk bekerja sama, dan apabila ada yang belum mengerti, lebih baik menanyakan ke teman yang sudah mengerti. Ketika mengajar, kami mungkin akan focus ke tiga empat orang saja, dan orang-orang ini kami dorong menolong teman yang lain belajar. Lumayan juga hasilnya…kadang dalam mengajari temannya belajar, mereka menggunakan campur2 bahasa Indonesia dan bahasa Aceh. Ternyata ini memberi sedikit warna dan pengajar juga tertolong dan tidak kelelahan sendiri.

Anta sering menyebut kelas training ini dengan “kelas play group dengan peserta berumur 18 tahun” hehehe… So sangat dibutuhkan kesabaran dalam mengajari mereka, bukan?

Kebersamaan juga sekalian perpisahan yang kami lakukan di Ujong Batee, Kamis 15 Juni 2006 tadi adalah sesuatu yang akan selalu aku ingat. Soalnya, selama ini asal ke pantai, aku biasanya main air aja atau main pasir di pinggir pantai. Tapi di acara ini, aku baru bisa ikutan berenang (tepatnya berjalan) sampai basah ke kepala main di jauh sedikit dari pantai..hehe Hal ini dikarenakan permaianan yang kami adakan yang terakhir memang membuat basah. Selama permaianan aku hanya kebagian mendokumentasikannya saja..dan sekali2 teriak dan kasi komentar. Mulai dari permaianan lomba makan kerupuk, berdiri di koran, tarik tambang dan yang terakhir mengisi air laut ke dalam talang air yang sudah dibolongi kecil2 banyak.

Permaianan ini dibuat dengan peserta yang dibagi ke dalam dua kelompok. Dalam permaianan tarik tambang, aku bergabung dengan peserta supaya jumlah kedua kelompok menjadi seimbang. Ketika permaianan mengisi talang air yang sudah dilubangi, anta juga turun menjadi peserta. Permaianan ini membuat semua peserta basah, karena terkadang air yang mau di masukkan ke dalam talang malah dituang ke kepala teman kelompok yang sedang mencoba menyumpal lubang talang dengan jari2 tangan mereka. Permainan berakhir dengan talang tidak pernah dalam keadaan terisi penuh, dan semua sudah basah dan melanjutkan mandi dan berenang ke laut.

Selagi asik memperhatikan dan merekam pake handycam kegiatan peserta di laut...tiba2 si Marlin dan dua adik lainnya menarik aku ke laut. Handycam diambli dari tanganku, dengan sigap mereka juga melepas kacamataku dan gak bisa lagi meronta karena mereka sudah bertiga menyeret aku ke dalam air. Yang lain hanya tertawa dan akhirnya aku diceburkan juga ke dalam laut sampai kepala semua basah. ”Huhuuhu..aku gak bawa baju ganti, teriakku...”dan adik2 itu hanya menjawab, tar ditungguin kering aja sebelum pulang, sebagian juga yang lain gak bawa baju ganti, kata mereka. Dan akhirnya sampai pulang baju itu kering di badan.

Satu yang aku syukuri dan aku berterima kasih sama adik2 ini adalah karena sudah membawa aku ke dalam laut...Selama di dalam air, aku senang banget karena adik2 itu ngajari aku berenang dan memegangi tanganku..(maklum anak gunung, kagak bisa berenang). Akhirnya..aku mandi air laut juga...hehehe

Kebersamaan ini benar-benar menyenangkan, karena kami jadi dekat dengan adik2 peserta training. Mereka dengan semangat minta foto berdua ma aku, sampai si Anta oga moto... Enak aja, emang artis! Itu teriakannya.. Aku hanya senyum dan jelasin ke adik2 kalau fotonya rame2 aja...si Anta dasar sirik...maklumlah Ta, mereka kan cewe..jadi mereka jaim kalau minta foto berdua ma kamu dek, tapi kalau foto ma aku mereka gak perlu jaim kan, hehehe.

Satu doaku, biar yang kita sama-sama pelajari selama sebulan ini lebih dari hanya belajar komputer. Tapi jauh ke kedalaman hati kita semua, kita kembali melihat harapan hidup ke depan. Adik2 juga kembali hidup dengan mimpi-mimpi kalian dan memiliki semangat yang tinggi untuk berjuang mewujudkannya. Karena mimpi yang kita punya, hanya Tuhan dan diri sendirilah yang bisa membuatnya menjadi kenyataan. Yang pasti harapan dan keberanian akan menemukan jalannya.

Sunday, June 04, 2006

Apa yang terpenting !!

Banyak sekali rencanaku pada Minggu ini yang akhirnya tidak dilaksanakan. Aku lebih lama memelototi layar labtop dan sekali2 main game..tertidur lagi dan makan minum, tanpa mampu menguasai dan memimpin diri untuk bekerja. Udara yang berputar rasanya kering dan tidak mengurangi rasa panas yang ada, bisa-bisa kipas angin ini hanya membuat aku masuk angin saja. Kadang aku merasa kerjaan gak ada habisnya, dan memang aku sudah siap kalau seluruh hidupku di Banda Aceh memang untuk bekerja, melayani dan belajar segala sesuatu yang bisa aku pelajari dalam hidup ini.

Kadang aku merasa bosan dengan kerjaan, dan ini bagiku menjadi tantangan bagaimana membuat kembali pekerjaan ini menjadi hal yang menarik dan menyenangkan. Dalam keadaan capek dan bosan, kadang aku melupakan materi pembelajaran..dan aku coba mengenali satu-satu peserta training. Setiap orang memiliki kisah, kadang mendengarkan kisah mereka membangkitkan kembali semangatku. Kadang ingin aku selami jauh ke kedalaman hati peserta, ingin aku gali apa yang ada di hati mereka...ingin aku tunjukkan kepada mereka betapa penuh harapannya kehidupan di depan.

Yah..kadang mengingat peserta training, melihat mata mereka yang bersinar ketika kerjaannya di puji..membuat sedikit sulit meninggalkan mereka. Walaupun banyaknya peserta training dan kadang ketemu seminggu sekali, membuat aku belum juga mengenal mereka semua dengan tepat..selalu aku kelupaan namanya. Namun bukan berarti semua menyenangkan, kadang ada aja yang menjadi menyebalkan. Mungkin karena capek, jadi sulit juga melihat hal-hal yang positif. Lelahnya dengan peserta training adalah, mereka selalu bertanya itu-itu aja, dan hal ini membuat aku bosan.

Merendahkan hati dan menerima mereka apa adanya, mungkin menjadi pembelajaran khusus bagiku. Setiap training yang kami lakukan, justru aku selalu berpikir kalau ada hal yang harus aku pelajari dalam setiap sesion. Kadang aku katakan ama hatiku, bahwa hari ini tidak akan berlalu begitu saja tanpa ada hal penting yang dipelajari dan mengubah hidupku menjadi lebih baik. Aku ingin sekali memberikan yang terbaik bagi adik-adik peserta training. Namun aku tahu kalau kapasitasku juga terbatas. Namun satu hal yang aku tahu, bahwa ketulusan hati aku menyentuh hati. Aku sangat ingin melakukan semua ini dengan hati yang tulus dan penuh kasih. Enggak cepat bosan dan BT, tapi menjadi lebih mengerti mereka dan bisa membuat materi pembelajaran menjadi mudah bagi mereka.

Apa yang terpenting dalam hidup ini? ini selalu aku coba renungkan setiap pagi sebelum berangkat bekerja. Mengetahu yang terpenting bukan kehidupan materi dalam dunia ini...sedikit sepertinya memberi aliran semangat bekerja dan mengajar. Dalam diri adik2 yang aku ajar, selalu aku mencoba melihat bahwa mereka semua adalah manusia-manusia yang penciptaNYA sama dengan yang menciptakan aku. Ketika aku menyadari kehidupanku berharga, aku juga diingatkan bahwa kehidupan adik-adik ini semua berharga. Dan ingin aku ajarkan semua yang aku bisa...karena hidup mereka begitu berharga.

Bukankah kesulitan hidup manusia yang dikarenakan tidak belajar dalam hidup ini adaladha sesuatu yang sangat disayangkan. Dan aku pikir semua manusia diberikan kemampuan kognitif, avektif dan aspek psikomotorik yang artinya kita semua bisa belajar dengan pikiran dan juga perasaan dan akhirnya bisa melakukan suatu tindakan ke arah kehidupan yang lebih baik. Tapi waktuku di antara adik-adik ini aku tahu tidak akan lama, dan hari-hari terasa melaju begitu cepat. Dalam waktu yang singkat ini, aku harus bergegas dan beranjak dari kemalasan dan rasa bosan yang ada. Aku harus cepat2 mengalahkan keadaan dimana aku gak bisa memimpin diri sendiri dan mengikuti keinginan daging saja. Waktu yang singkat, aku harus lakukan sebanyak yang aku bisa dengan cara yang terbaik.

Kadang ingin aku coba melihat Tuhan dalam setiap sorotan mereka. Aku tahu Tuhan sangat mengasihi mereka, dan kemuliaanNYA ada dalam setiap umat manusia. MAsih ada suara hati nurani, masih ada kasih dalam diri manusia. Melihat senyum mereka, rasanya kehidupanku berarti dan itu membuat hidup ini menjadi lebih hidup. Dan hanya satu doaku, "Tuhan jadikan Hidupku berarti"


Thursday, June 01, 2006

Indahnya Hidup ini :)

Hari Selasa, kami makan siang di Ujung Batee.. Terus dari warung tempat kami makan, dibuat memang di atas lembah, sehingga pucuk2 daun menjadi sejajar dengan bangku tempat duduk. Hmmm dari balik pucuk2 itu kelihatan birunya laut dan berakhir di kaki gunung yang biru menjulang ke langit yang biru juga.
INdahnya alam ini, pikirku sambil mengambil satu gambar.


Ama teman2 makan ayam tangkap kemarin. Pengen banget tahu rasanya bagaimana ayam tangkap, hasilnya rasa enggak jauh beda dengan ayam goreng buatan mamakku di rumah. Hanya bedanya ada tambahan daun2 goreng yang sangat renyah dan bener2 habis kami makan. Upps...daun krispi ini bukan "pucuk.." loh..tapi namanya daun cemburu, bisa aja ya.


Minggu kemarin jam 6 pagi kita berempat dan jalan kaki pulang pergi ke Pantai Syahkuala. Pulang dari pantai, mandi dan langsung ke gereja untuk kebaktian minggu jam 10.00, dan hasilnya aku ngantuk berat waktu dengerin khotbah Pak Pendeta.

Monday, May 29, 2006

Selamat ya Yulius !!!

Hari ini aku senang banget dapat sms dari Yulius, memberitakan kalau dia sudah sidang tadi pagi dan sudah lulus. Senyum tersungging di bibirku ketika aku baca dia mencantumkan namanya dengan Yulius, ST.
Tapi aku iri juga sedikit ketika dia mengabarkan kalau sedang di Mc.D bersama teman2 dan juga ada Pak Tunggul. Mb DIna dan juga Wansen. Kalau aku tadi masih di BAndung, pasti aku ingin sekali bergabung dengan kalian..meskipun aku gak di ITHB lagi.

Selamat ya Yulius...menjadi lulusan pertama mahasiswa elektro ITHB..
Pak Suhardi bilang kalau kamu mulai awal Juni susah bekerja di Siemen..sukses untuk kamu ya..

Thursday, May 25, 2006

Tuhan Yesus Naik Ke Surga

Dia yang datang dari Surga kembali ke Surga untuk menyediakan tempat bagi kita di rumah Bapa.
KenaikanNya memberikan janji pada kita bahwa IA akan datang kembali menjemput kita. Mengingatkan kita bahwa kita hanya singgah saja di bumi ini, dan rumah kita yang sesuangguhnya adalah di Surga kekal.
Ini sangat membahagiakan, dan membuat kita tidak memiliki ketakutan di dunia yang fana ini...karena kita sudah memiliki tempat takut satu2nya yang benar. Yaitu takut akan ALlah.

Saturday, May 20, 2006

Melayani dan Menikmati Hidup :)

Di Mobil MMU ada terdapat perpustakaan dengan koleksi buku sebanyak 300 judul. Buku2 ini terdiri dari buku cerita dan juga majalah bobo, Junior, Bee dabekas untuk bacaan anak2. Jadi kalau sedang melayani ke Barak atau ke desa, biasanya yang tidak belajar naik ke mobi..anak-anak ini minjam dan baca nuku-buku yang terdapat di perpustakaan MMU.


Suasanan belajar di dalam mobil MMU (Mobile Multimedia Unit). Belajar dengan menggunakan sarana komputer dengan materi untuk personal development, dan juga trauma healing yang mungkin enggak sedalam yang dilaksanakan oleh para psikolog gtu...hanya saja, kami juga mencoba mendekati lewat multimedia dengan film2 dan juga materi2 dan software2 pembelajaran untuk anak2 dan juga story telling dengan memaksimalkan semua perangkat multimedia yang terdapat di MMU.


Karena daya tampung mobil MMU hanya 9 orang (tawalnya sih 10, tapi kami kehilangan labtop sebuah euy..). Maka kadang ketika datang ke satu barak atau desa, maka bisa sampai 3 shift dilaksanakan belajarnya. JAdi anak2 yang tidak belajar bisa menunghgu sambil baca, atau bergerombol nonton :)


Anak2 biasanya semangat baget bisa memegang komputer. Mungkin kehadiran MMU saja sudah membuat mereka senang..karena sebagian bilang kalau belum pernah liat komputer seperti ini. Kasian juga yah...tapi tsunami membuat mereka dapat banyak berkat, kadang itu terucap dari mulut pemuda yang sedang belajar, ketika menuliskan harapan2 mereka akan hidup ini.



Imagine a brighter tomorrow today, adalah menjadi harapan kami semuanya (donor dan pelaksana) dalam melaksanakan program MMU untuk anak-anak, remaja dan pemuda yang menjadi korban tsunami ini.

Usia tidak menjadi penghambat untuk belajar bukan? bahkan kami pernah tetap menyertakan bapak Elyas yang umurnya sudah 55 tahun ikutan belajar di MMU karena dia tertarik untuk mencoba, Bagi sebagian mereka, memegang kmputer menjadi hiburan tersendiri :D


PLTD Apung yang terbawa dari laut saat tsunami dan sekarang berada di tengah kota dan tidak bisa ditarik lagi ke laut. KEberadaan kapal inidi Ulhe lee menjadi bukti sejarah kalau tsunami pernah terjadi di Aceh. Katanya kalau sudah ke Banda Aceh tapi gak kliat kapal ini, itu artinya belum sampai di Banda Aceh :D


Pulang kantor jalan2 ke Ule..dan ambil pic dulu dengan Ola Sagala, yang menjadi volunteer di MMU. Untung ada Ola, jadi aku gak sendiri lagi cewe di team ini :D



Ini sore ke pulang ngajar, main dulu ke Lhoknga, pantainya lumayan bagus..dan senang baget kala bisa berenang di laut ini.. Hanya saja, aku enggak bisa berenang :D


foto ini masih di pantai Lhoknga, hanya saja latarnya adalah pabrik semen Andalas, yang terdapat di dekat pantai tersebut.


Ceritanya mau nunggu sunset di Lhoknga, tetap aja main pasir bukan sesuatu yang akan dilewatkan :). Tapi karena gak enak ngeliat supir dan mas BEsar menunggu di dekat mobil sudah sejam membiarkan kami main dipantai ma Ola, akhirnya gak ditungguin deh sunsetnya.


Sunset di pinggir pantai syahkuala, tempat tinggal kami hanya1,5 Km ke pantai ini. JAdi kita hanya jalan kaki aja ke Pantai..sejam juga sudah sampai. Bahkan tadi pagi, kita jogging ke pantai ini sekalian dah lama enggak olahraga euy...



Kondisi pinggir jalan menuju pantai Syahkuala, ini adalah sisa-sisa papan2 dari rumah yang hancur karena tsunami.


Pulang ngajar dari desa Kuhe jam 5 sore, kami lanjutkan perjalanan ke Pantai Lhoknga, soalnya tinggal 15 menit perjalanan, mobil sudah sampai dipinggir pantai. Pantainya bagus banget, sayang gak bawa baju ganti..jadi hanya basahin kaki aja..