Tuesday, March 28, 2006

Anak kecil saja, tahu kalau tebang pohon salah !!

Tadi sekitar jam 2.30, aku ijin keluar kantor karena mau bimbingan ke kampus. Di depan kantor, jalanan Cihampelas sedang macet banget, dan setelah angkutan Cicaheum-Ciroyom, yang aku tumpangi melaju sejauh 50meter, ternyata biang kemacetan ada di situ. Sebuah pohon besar di pinggir jalan ternyata sedang dipangkas sampai benar2 botak. Dahan-dahan berserakan di jalan, dan kebisingan gergaji mesin memotong-motong kayu memenuhi jalanan sekitar pohon itu.
Angkot yang penuh dengan anak SMP dan SMA, melaju dengan lambat untuk melewati adegan penebangan pohon. Dalam hati, muncul protes, kok di tebang sih? Tapi tiba-tiba seorang anak sekolah perempuan bilang kepada temannya, "kok pohonnya ditebang ya? kan jadi panas?"

Aku mengiyakan pendapat adik itu, dan berpikir "anak kecil saja tahu kalau tebang pohon salah dan akan membuat udara semakin panas, masakan pemda kota Bandung ini tidak memperhatikan itu". Entah apa yang menjadi penilaian pemda sehingga pohon yang memberikan kesejukan itu harus digunduli.

Sewaktu kembali ke kantor, aku menceritakan ke teman2 kalau ada pohon besar yang dipangkas habis di pinggir jalan gak jauh dari kantor. Mas Wahyu juga mengiyakan, karena ternyata tadi dia juga melihat adegan penebangan kayu besar itu. "Berapa mereka membayar supaya pohon itu di tebang ya?" terkadang untuk kepentingan bisnis pribadi, orang memang mau membayar supaya kepentingan orang banyak ditindas. Mas Wahyu juga bilang kalau tahun 2002, Pemda memberikan izin menebang pohon yang mengganggu yang terdapat di pinggir jalan, dengan ganti rugi sejumlah 30juta. Coba kalau saat ini, sudah tahun 2006, kalau memang penebangan pohon itu ada yang menginginkannya karena menggangu usahanya, berapa coba yang dia harus bayar ke pemda?

Pemerintah ini juga aneh-aneh saja, kadang melihat uang langsung teredam hati nuraninya. Bahkan sesuatu yang anak kecil tahu kalau salahpun sudah tidak tahu lagi mereka apakah itu salah atau benar, bener juga kali yah...kalau manusia ini juga jadi tidak tahu membedakan tangan kanan dan tangan kiri..semua serba kabur.

Friday, March 24, 2006

Capek dan terdesak

Hari ini bimbingan ke bu Herlise, ternyata perbaikan yang dilakukan masih banyak banget. Aku harus mencari referensi baru dan banyak pembahasan yang aku lakukan masih dangkal dan kurang tajam.
Aku capek dan waktu sudah begitu terdesak.

Thursday, March 09, 2006

Apa yang dicari?

Apa yang dicari dalam hidup? Ini selalu menjadi pertanyaan bagiku.
Kadang aku sudah merasa mantap dengan keputusan-keputusanku dalam menjalani kehidupanku. Namun sering ada pertanyaan-pertanyaan yang seperti riak kecil dan mengajak aku kembali berfikir tentang pilihan2ku. Sabtu yang lalu, wisudaan di ITB. Eva Yovita, teman waktu kuliah di STTTelkom dan sekarang jadi dosen kopertis ngajar di UKSW, datang ke Bandung untuk menghadiri adiknya yang wisuda. Melalui friendster dia sudah kirim kabar kalau akan ke Bandung dan mengajak ketemuan. Kami ketemu Jumat setelah dia sampai di Bandung dan hari Sabtu nemani dia karena gak bisa masuk ke ruang wisuda. Undangan hanya untuk dua orang, dan sudah digunakan oleh Bapak dan Ibunya, jadinya aku nemani dia di luar Sabuga sambil ngobrol kemana2.

Satu pertanyaan yang sangat sulit aku jawab terlontar juga dari temanku ini. Kenapa kamu kerja di LSM Nom? Sayang sekali pendidikanmu. Aku saja sedang berfikir bagaimana melanjutkan pendidikan S2 karena keharusan bagi profesi dosen, katanya. Untuk apa dulu kamu lanjut S2, untuk jadi dosen kan? Enggak sayang pendidikanmu kalau hanya bekerja di LSM?

Aku hanya tersenyum saja dengan pertanyaan Eva, karena memang sulit bagiku untuk menjelaskannya. Atau juga, mungkin aku sudah malas menjelaskan, karena banyak sekali yang menanyakan kenapa aku berhenti dari ITHB dan memilih kerja di LSM. Sampai saat ini, aku belum pernah menyesal dengan keputusanku di akhir tahun tadi. Bahkan aku merasakan kalau aku mengambil keputusan yang tepat, dan aku merasakan penyertaan Tuhan dan sukacita masih ada dalam hatiku sampai hari ini.

Hmmm…Apa yang aku cari dalam hidup?

Mungkin aku sedang mencari jalan yang harus aku lalui, itu saja kali yah…
Bersama Tuhan, pendidikan yang pernah aku jalani tidak akan pernah terlalu disayangkan. Mungkin menyelesaikan S2 di ITB dulu juga adalah jalan hidup yang harus aku lalui, untuk sesuatu di depan yang sudah Tuhan rencanakan dalam hidupku.

Dunia ini bukan tempat yang mudah bagi siapapun. Membiarkan rutinitas dan kenyamanan yang menentukan jalan hidup kita, mungkin tidak akan menjadikan kita apa-apa. Berjuang dan beradaptasi dengan perubahan serta mendengar keinginan-keinginan hati lebih daripada pendapat umum, mungkin akan memberi warna yang berbeda dalam perjalanan hidup ini.

Btw..apa sih yang kalian cari dalam hidup?