Saturday, May 26, 2007

Menari bersama kematian

detak jantung semakin lambat
Tarian semakin gemulai
Jiwa yang meliuk seirama dengan waktu yang semakin di ujung
Mengiringi detik-detik akhir tarian jiwa
Keindahan cahaya yang mengikuti setiap gerakan
Ribuan malaikat ikut menyanyikan simfoni surgawi
Menabuh musik menyambut kedatangan sang musafir

Nafas terseret mengiringi perjalanan ke pada yang Ilahi
Sampai akhirnya tidak diperlukan lagi di pintu gerbang
Kematian menjadi sahabat saat menutup usia
Usai sudah perjalanan di dunia fana

Sorak sorai penyambutan dan air mata di bumi
Air mata meratapi diri sendiri, mengajak diri menilik hati
sudah usai satu perjalanan kehidupan, dan menjadi pemenang
Air mata membasahi pipi mengiringi tangisan yang terisak
Bermakna sukacita yang memberi jaminan akan bertemu kembali
Air mata karena merasa karena didunia fana tidak akan bertemu lagi
Air mata karena semuanya akan berlalu dan keadaan ini menjadi biasa

Kematian hanyalah pintu menuju Pencipta
Dawai waktu sudah berhenti dan tarianpun berakhir
Berakhir untuk memulai sesuatu baru yang tidak terlukiskan

Monday, May 21, 2007

Saat-saat akhir Tiganku sayang

Mata terpejam sudah lebih dua puluh empat jam, tepatnya saat ini sudah 26 jam. Napas dan denyut nadi masih bagus walaupun bernafas sedikit seperti ngorok. Mencoba berbisik, memanggil dan juga mencari perhatiannya namun dia tetap diam seperti orang yang sedang tertidur nyenyak diselingi dengkur.

Aku tekan ujung jempol kaki kirinya, senangnya karena dia merespon. Tadi suhu tubuhnya 38 derajat, aku disuruh untuk mengkompres nenek tigan tersayang ini.KEluarga yang sedang menjaga dan berkunjung ke rumah sakit tidak ada yang lepas membahas peristiwa 26 tahun yang silam. Dulu kejadiannya bulan April kata Bapak. Tapi yang dulu itu dia sangat gelisah sampai harus diikat di tempat tidur, tidak ada harapan kata dokter. Selama 4 hari dia tidak sadar namun dia gelisah, muzizat bagi keluarga dia sembuh dan tidak pernah sakit yang parah setelah 26 tahun ini. Kali ini, persis dengan masa 26 tahun yang lalu, dia terbaring tidak sadar. Bedanya adalah kali ini dia tenang sekali, bahkan rasanya dia seperti tidur pulas aja karena bunyi nafasnya itu. Mungkinkah dia sedang bermimpi indah...dan masih memungkinkankah dia sadar sebenar aja..

Aku tahu kalau nenek tigan mengalami pendarahan otak. Tapi aku sebel banget harus di rumah saat ini.Aku juga pengen berada di sana. Tapi gak papa kok, aku gak mau menambah beban bapak dan mamak saat ini.

Nenek Tigan adalah ibunya bapak. Anaknya hanya bapak seorang. Seluruh pertumbuhan kehidupan kami sampai kami satu persatu keluar dari rumah, sangat di pengaruhi wanita hebat ini. Dia selalu mendorong kami cucunya supaya rajin sekolah. Cucunya saat ini hanya aku seorang yang ada di rumah. Kemarin Karina, menanyakan bapak apakah dia cancel aja keberangkatannya ke papua dan bisa seminggu dia datang ke kabanjahe. Tapi bapak dan mamak tidak menyetujui karena mereka berfikir nenek Tigan akan segera baik-baik saja. Namun sore ini, dokter bilang kalau harapan tinggal 20% dan menyarankan untuk memberi tahu keluarga.

Kakak tua tadi hanya menanyakan apakah pendarahan otak nya luas apa tidak. Ketika aku balas smsnya, pendarahannya luas. Sampai saat ini, dia diam aja..atau dia menelpon bapak kali ya? Mencari keputusan terbaik untuknya mengambil sikap. KAkak tua adalah cucu kesayangan nenek tigan. Ini diketahui semua keluarga, mungkin karena cucu pertama kali ya?

Kak Liana baru aja nelpon, katanya mau nelpon lagi…kok gak nelpon juga kak? Mungkin dia kesulitan menghubungi aku, soalnya tadi dia bilang juga kok sulit menelpon mentariku, habisnya dicoba berkali2 berhasil baru yang tadi itu. Kak, mungkin rencana kakak pulang bulan juni tahun ini akan dipercepat dikit. Kata mereka nenek kita sudah tidak lama lagi untuk bertahan. Kakak pasti tahu lah...toh kalian semua profesinya disitu.

Saat ini sendiri di rumah, memang membingungkan apalagi orang yang terkasih sedang menjalani saat-saat kritisnya. Kayaknya waktu berjalan lambat banget bagiku. Sepinya rumah ini. Aku jadi ingat tadi sore, waktu balik dari rumah sakit ke rumah. Tetangga datang ke rumah, mau beli air. Kemudian menanyakan keadaan nenek Tigan. Ternyata mereka sangat merasa kehilangan karena seharian rumah kami tertutup dan mereka tidak bisa membeli air.

Nenek Tiganku beberapa tahun ini memang selalu di rumah. Dia berjalan sangat lambat dan pake tongkat, hal ini dikarenakan dia pernah mengalami struk 26 tahun yang lalu. Dia orangnya selalu sibuk, gak bisa diam. Kadang kita jengkel karena dia mau bergerak aja. Dia paling senang ngurusin air. Jadinya kami di rumah jualan air, biar Tigan punya kesibukan dan sekalian punya teman ngobrol. Sering sekali Tigan sendiri ditinggal di rumah. Biasanya pintu rumah selalu terbuka, dan dia duduk di pintu untuk mmengamati orang yang beli air. Menghitung berapa ember yang dibeli dan menagih bayarannya setelah itu. Kami pernah mentertawakan dia, karena dia membuat catatan penjualan air itu. Bukannya apa-apa, kami tertawa karena kagum ma dia. Saat ini usianya sudah 83 tahun.
Tadi sore, aku yang melayani orang2 yang beli air. Jujur saja, aku tidak menghitung dan juga tidak tahu harga air itu. Seorang ibu bilang, selama ini Tigan selalu ada kalau kami mau beli air. Susah juga kami kalau Tigan tidak ada, kata mereka.

Baru sehari nenek Tigan tidak di rumah, tapi mereka sudah kehilangan. Bahkan sudah merasa kesusahan kalau nenek Tigan gak ada.
Kami semua menyayangi Nenek Tigan...

Sunday, May 13, 2007

Bercerminlah pada usiamu…

Masalah adalah tanpa kehidupan. Selagi denyut nadi masih berdetak, masalah akan selalu menyertai. Satu-satunya orang yang tidak mempunyai masalah adalah orang yang sudah dikubur. Menjalani kehidupan bersama Tuhan akan memberikan kita kebajikan dalam memecahkan setiap masalah.

Ada orang yang menghindar dari masalah.
Ada orang yang kalah karena masalah.
Ada orang yang berjuang mengatasi masalah kehidupan ini dan muncul menjadi pemenang.

Setiap tahap memiliki masalahnya masing-masing. Masalah yang dulu rasanya membuat kita mati akal dan merasa tidak berdaya, mungkin pada saat ini bukan menjadi masalah lagi. Kita sudah menang akan hal itu. Namun menang dari suatu masalah bukan berarti hidup menjadi tidak ada masalah. Masalah masih ada saja, dan kita mungkin mengalami satu keadaan kesulitan, kebingungan dan juga perjuangan untuk menyelesaikannya. Hingga akhirnya kita akan menang dan sudah beranjak lagi ke tahap yang lain dalam hidup.

Masalah akan mendewasakan pribadi.

Untuk menemukan tanah yang baru, terkadang harus kehilangan pemandangan pantai untuk waktu yang amat lama.

Masalah akan menghantar seseorang kepada mimpinya dalam keyakinan akan keindahan mimpi itu dan mau melalui kehidupan yang dalam prosesnya sering tidak indah. Namun semangat dalam jiwa seperti gunung berapi yang dipuncaknya rumput keraguan-raguan tidak dapat tumbuh, kata Kahlil Gibran.

Menjadi tua itu pasti, namun menjadi pribadi yang dewasa adalah suatu pilihan. Bagaimana kita menghadapi masalah akan memberikan pengaruh yang besar dalam kedewasaan hidup.

Thursday, May 03, 2007

Jangan Pernah Berhenti **

Walaupun hidup dapat menjadi peperangan
Ambillah sesuatu ketika hidup itu datang
Walau cermin data pecah
Kau tahu perlombaan tidak pernah dimenangkan
Ketika kau melihat wajahnya
Dan mata tidak kelihatan sama
Apakah ini alasan engkau memainkan permainan

Ketika kau mencapai puncak gunung
Cakrawala mana yang kau lihat ?
Ataukah malah langit berkabut di atasmu ?
Dan kau takut menjadi seperti itu ?
Apakah engkau takut mengendarai naga?
Ketika ia membumbung menuju matahari?
Sudahkah kau siap?
Hidupmu baru saja dimulai.

Aku dapat melihat esok, walau jalan berbelok
Kita dapat disana esok, tergantung apa yang kita pelajari

Jangan pernah berhenti mengasihi
Jangan pernah menghentikan doamu
Jangan pernah berhenti, meski kelihatannya tidak ada harapan
Jangan, jangan pernah berhenti bermimpi.

Jika aku memiliki sayap, aku akan terbang untukmu
Mengejar bulan hingga malam menghampiri
Dan aku tahu, kadang kala kau berpikir telah berurusan
Dengan sebuah tangan yang tidak tepat
Kau dapat mengingat dimana kau telah berada.

Tetapi tetaplah buka matamu
Kau dapat mengingat aku selalu disana

Aku akan melihat besok walau jembatan akan terbakar
Kita dapat berada disana esok hari
Tergantung apa yang kita pelajari


** Di kutip dari buku Toni Christiansen berjudul Attitude Plus

Tuesday, May 01, 2007

Indahnya hidup ini ....

Aku tidak mau menjadi orang yang tidak menghargai betapa indahnya karunia kehidupan. Di dalamnya ada begitu banyak kesempatan yang menarik serta pilihan, dan kita tidak pernah tahu kejadian hebat apa yang terjadi di halaman berikutnya di buku kehidupan kita. Sebagai manusia memang sering rasa jenuh, rasa bosan dan malas menghadang kita sehingga begitu sulit untuk bernafas dan berfikir fokus. Sudah saatnya aku bangkit...dari keadaan bingung dan juga menjadi sangat dipengaruhi orang-orang sekitar.

Kita akan berada di dunia ini dalam waktu yang pendek dan rasanya seperti kejahatan jika kita menyia-nyiakan karunia kehidupan serta semua kesempatan ini.
Aku saat ini punya banyak kesempatan untuk melakukan hal-hal positif di PERMATA, dan juga di GBKP. AKu akan melakukan sebaik mungkin yang aku bisa...karena belum tentu aku akan selalu ada di tempat yang sekarang ini.

Aku akan belajar melihat setiap kesempatan yang muncul dalam setiap kejenuhan dan situasi yang memboosankan sekalipun. AKu merindukan Nomi yang dulu. BUkankah ketika kita merindukan diri kita yang dulu..berarti kita sudah mundur? Aku menginginkan Nomi yang semangat, berani mengambil resiko dan tidak takut akan masa depan, karena yakin bahwa Tuhan menyediakan masa depan yang penuh harapan. Aku berharap masa-masa bosan dan kejenuhan akan membuat kehidupan ini semakin penuh warna bukan ?

Mulai hari ini, aku ingin menghadapi kehidupan, karena aku tidak pernah tahu apa yang akan terjadi besok. Aku tidak memiliki bola kristal untuk melihat esok hari. Namun aku yakin hari besok selalu ada, dengan keindahannya sendiri.

Aku ingin sekali bangkit lagi, memiliki energi penuh bahkan juga cadangan semangat untuk melakukan banyak hal yang menarik dan menyenangkan. Peristiwa apapun seharusnya tidak menghentikan kita untuk berkarya bukan ? Apalagi hanya menemukan teman2 yang ditempatkan bersama2 dengan kita sepertinya tidak memiliki semangat dan juga kadang tidak melakukan apa yang seharusnya bagian mereka untuk melakukannya.


Aku ingin melihat bintang, pada saat semua berjalan mengecewakanku...biarlah aku tidak kalah oleh keadaan ini dan lari keluar dari tim. Semua perjalanan ini memang akan sulit pada langkah pertamanya...tapi aku yakin akan mudah selanjutnya. Tidak mudah menyerah, adalah kunci tetap menjaga kesetiaan dalam perjalanan kehidupan ini.

Enggak papa aku akan melakukan hal-hal yang tidak dilakukan orang kebanyakan. Tapi yang penting aku bisa melihat ke kedalaman hatiku...bahwa memang itu yang aku inginkan dan juga aku mimpikan dalam hidupku. Sudah sebaiknya aku mulai membuat lingkunganku tertawa. Sudah terlalu lama aku hanya diam dan mengamati dan akhirnya kebingungan dengan banyaknya perbedaan orang yang aku temui. Kenapa aku tidak mulai mentertawakan diriku, mulai mentertawakan hal-hal yang lucu dan juga menceritakan cerita lucu. Membuat orang senang akan membuat kita senang juga bukan ?

Mulai hari ini, mungkin aku harus berdiam untuk membuat tekad lagi untuk menyusun dan mencapai tujuan hidup. MEnceriakan hari yang dijalani dan mulai melihat tujuan hidup bersama Tuhan. Aku sadar kalau belakangan ini aku memang terlalu sering mengandalkan logikaku saja...dan nyatanya memang tidak bisa diandalkan logika yang sempit ini.

Saat ini, OL di hotspotnya ISTP...memberi aku sedikit pemikiran yang berbeda akan kehidupan. Memang mungkin belum banyak yang aku lakukan di Medan ini..dan aku pikir sudah saatnya memulai langkah pertama yang walopun berat tapi biarlah aku melangkahkannya dan tersenyum karenanya.



Selamat berpaskah untuk orang muda GBKP Bandung