Tuesday, August 28, 2007

Menunggu Pak Pos...


Bosan dan sudah tidak sabar, dua perasaan yang sudah meliputiku dari kemarin. Menunggu Pak Pos datang, memang bukan pekerjaan yang menyenangkan. Lagian siapa menyuruh ditungguin sampai Pos datang ?

Sudah hampir sepuluh hari aku kehilangan handphone. Ini kehilangan yang ketiga kalinya. Aku terlalu pelit mungkin beramal sehingga harus pakai kehilangan supaya bisa menganggap sedang memberi bagi yang lebih membutuhkan.

Sepuluh hari ini terasa sepi dan seakan-akan terputus dari dunia luar. Tidak ada yang menghubungi, yang menghubungi nomerku pun pasti gak berhasil wong kartunya gak aktif. Juga tidak bisa menghubungi keluar..kecuali nomer-nomer orang dekat aja..bisa pakai no telpon yang lain.

Sampai saat ini, aku menunggu kedatangan Pak Pos. Kadang aku membuka pintu, kadang aku liat dari kaca jendela. Pak Pos lai dinantikan untuk membawa kiriman untukku yang berisi kartu pengganti nomerku yang hilang yang sudah diganti sesuai dengan nomer kartuku yang lama itu.

Hari Minggu, sepuluh hari yang lalu...aku sudah mengontak saudara yang bekerja di Indosat..menceritakan kalau aku kehilangan hp dan malas ganti nomer handphone. Karena nomer yang selama ini aku gunain adalah nomer Bandung maka ganti kartu harus di Bandung. Karena saat ini aku berada di Kabanjahe, maka saudara tersayang inipun menawarkan jasa untuk mengubah data-dataku dengan data-data orang yang bisa mengambilnya di Galeri Indosat di Bandung. Selesailah masalah pengambilan kartu pengganti yang hilang itu. Inilah keuntungan kalau kita memiliki banyak saudara-saudara di mana-mana....hehehe. Thanks ya Boy...

Sejak Kamis kemarin adikku sudah mengirim kartu pengganti itu. Tapi kenapa sampai hari ini belum juga sampai di Kabanjahe ya? Dua hari yang lalu aku nelpon adikku, katanya kiriman itu akan sampai sehari di Medan setelah itu mungkin sehari lagi ke Kabanjahe. Hmm...ini sudah lima hari dikurangi Sabtu Minggu hari libur, tapi belum juga sampai. Kangen juga euy...bisa gunain nomer sendiri yang sudah bertahun-tahun menjadi nomer kontak diri yang dikenal teman-teman.

Hmmm...masih jam 10 pagi...masih ada 5 jam lagi menantikan kedatangan Pak Pos untuk hari ini. Mungkin kalau hari ini belum datang juga, siapa tahu besok sudah sampai di Kabanjahe. Asal jangan sampai aku ke Bandung minggu depan, kartunya belum juga sampai di Kabanjahe...hehehehe

Friday, August 24, 2007

Bersahabat dengan sepi


Malam yang makin larut diselingi suara jengkrik yang memecah sunyinya dingin. Hujan sudah berlalu sejam yang lalu. Suara angin lembut terdengar berbisik di sela-sela daun pohon di balik jendela. Suara kenderaan masih terdengar satu-satu di jalan raya.

Bahasa kasih selalu terdengar sama walaupun warnanya berbeda. Bahasa penderitaan juga bisa dimengerti sekalipun terucap dalam kata-kata yang tidak dipahami. Sepi, menjadi sahabat untuk memberikan kesempatan melihat sisi hidup seluas mungkin. Apakah bisa melihat bahasa-bahasa kecurangan, kemunafikan dan juga keculasan di balik kata-kata yang terucap dan dapat dimengerti sebagai sesuatu yang baik? Uh...ingin rasanya aku menjauh dari komunitas ini.

Hidup di bumi hanya sekali dan singkat sekali. Bukankah ingin rasanya dilalui dengan berarti dan dengan orang yang tepat ? Banyak tim dimana manusia menjadi bagian di dalamnya. Apakah tim ini sudah menjadi tim yang baik untuk melakukan hal-hal yang berarti. Kenapa kita menuntut tim? Bukankah diri sendiri bagian di dalamnya dan bertanggung jawab akan kinerja tim?

Doa-doa yang terucap. Meminta berkat dari Yang Kuasa untuk perjalanan hidup ke depan. Memiliki hubungan yang semakin berkembang dan berarti, saling memahami dan juga saling mendukung. Hubungan yang bukan hanya diikat oleh logika tapi lebih dari itu, juga dipupuk oleh emosi untuk saling menjaga dan mendukung. Komunikasi yang asik dan juga dorongan untuk sama-sama belajar dalam hidup. Latar belakang yang berbeda, karakter yang berbeda dan kebiasaan yang berbeda. Banyak hal yang berbeda, namun ketika bersatu di dalam doa...bukankah ini akan menjadi tim yang kuat. Tim yang tidak bisa dibayangkan, karena ingin belajar sejak awal meletakkan semuanya di dalam tangan Yang Kuasa. Mungkinkah ini adalah tim yang ada di dalam skenario-Nya ?

Selimut tebal ini terasa semakin kurang hangat. Mata ini juga semakin lelah. Detak detik jam dinding terdengar semakin kuat. Detik demi detik berlalu menuju malam yang semakin lelap. Dalam sepi, kehidupan semakin jelas. Kangen yang selalu terucap, mungkinkah bukan kangen yang sesungguhnya? Namun ada yang lain yang ingin dihindari dan disembunyikan. Cinta, ketakutan, kegelisahan, kesepian..apakah semuanya itu bukan isi bungkusan kangen itu? Kau tidak perlu takut ! Lakukanlah apa yang hatimu inginkan ! Semua itu manusiawi ! Gak papa kok...aku mengerti.

Hmmm...kadang manusia terlalu sombong untuk menyatakan kekuatirannya. Tapi bukankah dalam setiap tarikan nafasmu sering kekuatiran itu masuk lebih jauh ke dalam dirimu. Kuatir yang tidak jelas dan tidak beralasan...seperti tidak punya TUHAN saja.
Sudah tinggal menghitung hari saja, mungkin hanya beberapa malam saja membuat ada kehidupan seperti saat ini dalam kamar ini. Rumah ini akan semakin sepi. Kemarin malam, waktu sedang makan malam..bapak bilang, ”kami akan merasa sepi setelah kam pergi”. Aku hanya membisu. Lama-lama sepi akan menjadi biasa juga kan? Akhirnya sepi dan keramaian adalah hanya seperti dua sisi kehidupan yang silih berganti untuk dijalani.
Sepi....saat-saat yang indah untuk melihat betapa indahnya saat-saat rame dan kemeriahan dalam hidup ini. Dan dalam keramaian kita sering merindukan saat-saat sepi dan sendiri.

Wednesday, August 15, 2007

Seperti telaga yang selalu merindukan sapaan angin, memberikan getaran dalam ketenangannya. Damai dan tenang mewarnai pribadi. Anginkah engkau ? Sehingga aku hanya bisa merasakan keberadaanmu? dengan lembut engkau menyapu wajahku dan membuat rambutku menari dalam rangkulanmu. Seluruh waktuku aku lalui dalam ketenangan menjadi sebuah telaga. Banyak yang hidup dan berdiam di dalam aku. Engkau, angin, hanya selalu melintasiku menyatakan kalau engkau ada dan aku merasakan kehadiranmu. Banyak malam dalam sepi kita lalui dengan berbagi cerita.

Obrolan bersamamu di pinggir telaga menjelang pagi sebelum matahari menggerakkan semua yang hidup sehingga sulit mendengar bisikanmu. Pagi ketika burung mulai berkicau, aku tahu waktu menceritakan kisah perjalananmu sudah usai hari ini.

Mungkinkah aku bisa menyentuhmu, yang selalu aku rindukan dalam setiap kisah yang terulang dalam mimpi. Pagi berganti pagi dan malam kembali kepada malam, belum juga selesai untuk mengetahui jalan-jalan yang sudah engkau lalui sebelum engkau sampai di pinggir telaga. Bisakah engkau meminta kepada dewa dewi supaya membuatmu bisa aku sentuh? Aku hanya bisa merasakan kehadiranmu,mendengar kisahmu, kerinduanmu, impianmu dan juga banyak hal yang engkau temui. Telaga diam yang hanya menerima apa yang datang dan pergi kepadanya, mungkinkah juga meminta kepada sang kuasa? Meminta bisa melihat wujud sang angin. Mungkinkah angin tidak hanya bercerita sambil lalu, namun tinggal di telaga menghabiskan waktu untuk menuturkan banyak kisah yang sudah ditemuinya kepada sang telaga yang tidak pernah bisa beranjak kemana-mana?

Monday, August 13, 2007

Kabanjahe, aku sudah balik lagi....

Sudah jam 12.45. waktuku tinggal sedikit lagi karena jam 15.00 aku ada acara di Retreat Center. Belum mandi dari pagi. Cucian yang sejak pagi sudah di rendam belum juga di bilas. Kabanjahe dingin jadi alasan. Sudah tahu waktu menyelesaikan semua tinggal sedikit karena jam 2 siang ini aku sudah harus berangkat supaya jam 3 sore bisa sampai di RC. Kenyataannya aku masih santai dan asik nge blog…siapa tahu menulis bisa mengurangi rasa malas yang mendera.

Tar terlambat juga sampai di RC..gak masalah lah. Penyakit terlambat yang tetap aja meradang...akhirnya rasa bersalah karena terlambatpun semakin terkikis. Santai aja lagi..semua juga merasa biasa aja terlambat, ngapain juga datang ON TIME..akhirnya tetap aja biasanya acara dimulai terlambat. Malas kan nungguin yang lain..

Baru kemarin nyampai di Kabanjahe. Dari Jakarta naik pesawat jam 06.00 pagi..hehehe banyak yang komplen dengan jam keberangkatan ini. Kepagian...masalahnya aku punya alasan kok berangkat pagi. Tadinya pengen balik dari Bandung, jadi kalau naik travel Cipaganti dari Bandung jam 1 pagi (dijemput kerumah) sampai di Bandara sudah bisa langsung cek in dan jam 08.00 sudah sampai di Medan. Kenyataan karena ada ”ngapuli’ di rumah kak Lucy (sepupu) Sabtu malam...akhirnya keberangkatan harus Minggu pagi dari Jakarta.

Jam 3.30, Indah Family taxi sudah datang. “Sabar ya Pak ! Siap-siap dulu..baru bangun. Guyuran air dari gayung membuat mata semakin terang. Dingin juga mandi jam setengah empat pagi ya? Ini yang terjadi kalau biasanya bangun siang. Jam empat lebih lima belas menit taxi sudah melaju menuju bandara Cengkareng. Di pesawat aku tertidur dengan pulas…tingla 20 menit lagi jam 10.00 aku terbangun. Bapak yang duduk sisebelahku menyapa..ternyata dia orang Karo juga. Aku malu juga melihat bapak itu melihat aku molor aja sepanjang perjalanan. “Tadi malam tidurnya sudah larut Pak, terus pagi2 banget sudah berangkat dari rumah”. Ingin memberi penjelasan untuk meminta dimaklumi. Semua juga pasti berangkat pagi…toh naik pesawat jam 06.00.

‘posisi dimana, Nom?” sebuah sms masuk saat HP aku aktifkan. “aku sudah sampai di Medan, tadi naik pesawat jam 6 pagi”. “Aku juga lagi di Bandara mau ke Medan, bentar lagi boarding”. ”Loh...kok?” ”Tiba-tiba aja kok, ada acara di Medan, besok aku sudah balik lagi ke Jakarta. Kam langsung ke Kabanjahe?” ”Iya...besok pulang jam berapa?” ”Belum tahu karena belum beli tiket pulang besok..”

Melanjutkan perjalanan ke Kabanjahe aku merasa semakin dingin. Lupa bawa jaket. Kulit tanganku seperti ayam yang di siram air panas. Sepanjang perjalanan ke Kabanjahe, aku memikirkan banyak hal yang ada di hadapanku. Pekerjaan, pelayanan, pasangan hidup. Semua itu menjadi topik yang selalu ditanyakan kepadaku.

Kamu menyianyiakan waktu selama ini, Nom...ini menjadi kalimat dari bapak tuaku yang selalu mengiang dikepala. Waktu ngapuli ke rumah kak Lucy di Pekayon Bekasi..aku menyempatkan 3 jam mengunjungi Bapak Tua yang tinggal tidak jauh dari rumah kak Lucy. Aku tahu dia akan marah kalau tahu aku ke Jakarta dan gak datang ke rumahnya. Menyia-nyiakan gimana? Tapi pertanyaan itu tidak keluar dari mulutku. Aku hanya bisa senyum dan bilang...lebih baik sekarang sadar dan mengambil tindakan sekecil apapun itu daripada tetap bertahan hanya karena tidak ingin mendengar omongan orang lain yang akan bilang Nomi tidak melakukan apa yang sudah dikomitmenkan kan? Bapak Tua hanya tersenyum dan aku tahu dia setuju dari pancaran matanya.

Aku tahu kalau kebingungan itu datang karena aku tidak mengambil keputusan. Aku ingat saat aku akan tinggalkan ITHB dan berangkat ke Banda, semua begitu mudah untuk dijalani saat aku sudah memutuskannya. Saat ini, aku sering siapkan celah untuk pilihan lain. Hal ini yang membingungkan aku. Saat aku ngobrol dengan Bapak Tua, aku sudah yakin sekali dengan keputusanku. Aku sudah memutuskan di dalam hati. Ketika kembali ke rumah dan ngobrol dengan Bapak dan Mamak..mereka mulai lagi membuat aku bingung. Mereka menyetujui apa yang akan aku lakukan, namun mereka juga mempengaruhi aku untuk membuat celah kembali dari keputusan itu untuk kemungkinan berubah ke alernatif yang lain.

Pagi ini, aku sendiri di rumah. Rumah ini sepi sekali. Aku tadi pasang TV tapi aku bingung karena suaranya tidak ada. Aku bingung dan malas melakukan sesuatu, matilah akhirnya si TV itu. Aku nyalakan laptop dan lumayan bisa dengerin MP3 dan sekalian nginternet. Itu hanya bertahan 25 menit. Aku liat teman2 yang ol YM sepertinya banyak yang sibuk kerja karena hari Senin, aku saja memang gak ada kerjaan dan pengen ganggu2 aja. Blog walking bentar...tidak ada yang baru dari blog teman2 juga. Aku baca blog kak Hesti, ada tebak2an disana. Pengen ngobrol ma Anton, HPnya gak aktif.

Main ke rumah Pipin...dia juga sendiri di rumahnya. Nasip kita mirip ya dek? Dia lagi nunggu pengumuman katanya…Pipin mau lanjut S2 Akuntansi di USU. “Creambath yuk kak..” “bukannya baru tiga minggu lalu? minggu depan aja.” “Aku hampir tiap minggu krimbat, pegel mulu badanku.” “Hahaha…justru semakin tidak ada kerjaan dan keluyuran kemana2 malah bikini badan makin pegel ya?” ”Bener tuh..malah aku kadang jam 4 pagi baru tidur, siang sudah gak tidur..aku bingung gak ada kerjaan.” Makanya Pin...jangan selalu menjadi wanita sibuk, giliran diam sudah gak bisa.

Asik juga kadang punya blog ya...ngisi waktu kalau mood nulis...kalau gak mood nulis bisa baca-baca blog teman2. Tapi kayaknya ini sudah harus diakhiri...aku sudah harus mandi dan nyuci. Bentar lagi pergi karena walaupun terlambat akan lebih baik aku datang daripada tidak datang ke pertemuan di RC itu. Walaupun sebenarnya aku malas banget.

Monday, August 06, 2007

Berdiri diantara pilihan

Berdiri di antara beberapa pilihan memang SAma pusingnya deNgan keadaan tidak ada pilihan sama sekali.
Sudah sering sekali ingin menuliskan semua yang menjadi pertimbangan dan pemikiran untuk banyak hal keadaan dalam perjalanan kehidupan ini. Tapi semakin tidak mudah aja.
Pilihan yang akan diambil menunjukkan siapa kita sebenarnya. Aku sudah berulang-ulang berdiri di persimpangan seperti ini. Tetapi rasanya aku tidak pernah belajar apa-apa memaknai perjalanan ini. Aku selalu merasa mulai dari nol dalam pertimbangan, bahkan sama sekali tidak mampu menimbang dan juga memutuskan.
Ketika mencoba melihat sedikit luas keadaan ini, meminta pendapat dari teman2. Yang ada aku juga tetap bingung, karena ada yang langsung menunjukkan yang mana yang mesti aku lalui. Ada yang sedikit diplomatis yang menyuruh aku memikirkan lagi. Ada yang menyuruh kembali ke Tuhan... Aku tetap bingung dalam doa yang sepertinya berhenti di langit-langit kamar.
Mungkinkah aku akhiri jalan yang sedang aku lalui ini, dan membelok ke jalan yang satunya. Meneruskan jalan ini atau berbelok ke arah yang satunya sebenarnya sama saja, Bukan soal salah dan benar yang terkandung dalam pilihan ini.
Bukankah menjalani dan mewujudkan siapa kita sebenarnya yang sejak awal DIA inginkan yang paling penting di nyatakan melalui jalan-jalan yang akan dilalui?
Hmmm..indikator sudah dikumpulkan. PErasaan tidak enak, dan juga emosi yang memang sering sekali memegang stir perlu di netralkan. Jangan andalkan logika dan hanya mengikuti rencana-rencana kamu...kata teman suatu hari. Kamu harus belajar berserah, bukan hanya menjalankan apa yang ingin kamu jalankan. Situasi seperti ini bukan ini yang pertama kamu share, Nom...tapi sudah beberapa kali.
Mungkinkah kadang pilihan dalam hidup ini diciptakan dan memang seperti kesempatan yang kita sendiri memunculkannya. Giliran kesempatan itu datang, bingung sendiri...mau diapain. Hmmmm...berdiam dirilah, dan dengarkan apa kehendak Tuhan. AKu hanya bisa menjawab kepada teman ini, kalau aku bingung karena waktu berdoa aku tidak mendengar TUHAN memberi saran apa-apa..kadang aku pengen saran yang bisa aku dengar.
Pilihan yang akan aku jalani bukan membuat berdosa atau tidak berdosa. Pilihan yang sama saja nilai dan kebenarannya menurutku.
Hmmm...bingungkan? Akhirnya bisa juga coret coret di sini.... Selamat berbingung Nomi.