Wednesday, September 01, 2010

PERMATA usai, KPB menunggu

Musyawarah Pelayanan (MUPEL) PERMATA 2010, mengakhiri masa pelayananku di organisasi PERMATA. Tapi persis saat MUPEL ini, tanggung jawab yang besar mulai di Komisi Penanggulangan Bencana (KPB). Jumat malam, sebagai sekretaris persidangan, aku sudah terbagi dua, setengah ada di sebelah pimpinan sidang mengikuti jalannya sidang dan setengah sibuk melalui HP untuk sms mengumpulkan Anak Singuda Siaga Bencana (ASIGANA) untuk bisa ke kantor klasis Kabanjahe malam itu juga mendirikan tenda karena pengungsi datang dari desa2 yang ada di kaki Sinabung. Malam itu, gunung Sinabung mengeluarkan asap dan sebagian penduduk mengungsi ke Kabanjahe. Sabtu pagi pengungsi kembali ke desa masing-masing.




Selesailah Jumat malam berlalu, dan Sabtu aku resmi menjadi pengurus PERMATA pusat demisioner karena LPJ sudah selesai. Rasanya sudah lega sekali mengikuti kegiatan selanjutnya. Namun Sabtu malam, kembali panggilan dari Kabanjahe supaya mengirim bantuan tenaga ASIGANA untuk menyiapkan tikar dan tenda karena orang-orang dari desa-desa dibawah kaki Sinabung mulai lagi berdatangan ke kantor Klasis Kabanjahe.



Aku mulai sibuk lagi mengumpulkan ASIGANA yang memungkinkan untuk datang ke Kabanjahe. Akhirnya ada yang berangkat, dan aku kembali bisa duduk manis di meja pimpinan sidang. Ketika pleno berlangsung dan sudah jam 11 malam, aku memilih untuk istirahat dan kembali ke cottage setelah bicara dengan Amanta Sinuhaji (Sekretaris Konsolidasi) untuk menggantikan aku sebagai sekretaris persidangan. Saat singgah beli bandrek di stand panitia, dan belum juga kembali ke cottage, Pdt Agustinus Purba (Ketua KPB GBKP) menelpon supaya di kirim semakin banyak lagi ASIGANA untuk datang ke Kabanjahe. Pengungsi yang datang ke Kabanjahe semakin banyak dan tenaga ASIGANA yang ada disana sangat kurang.



Aku kembali ke Jambur dan menghubungi ASIGANA yang masih ada di RC. Di ruang penunjang terlihat peserta MUPEL yang datang dari klasis Sinabun menangis karena tidak bisa menghubungi keluarga mereka. Pdt Agustinus kembali menelpon memberi kabar kalau Sinabung mengeluarkan api dan lahar dan tenaga di Kabanjahe sangat diperlukan.



ASIGANA yang memungkinkan ke Kabanjahe sudah berkumpul, di tambah lagi beberapa PERMATA yang jadi peninjau mau ikut ke Kabanjahe. Malam itu juga 3 mobil mengangkut PERMATA dari RC turun ke Kabanjahe. Satu mobil pakai mobil b’Abdi dan aku kembali ke cottage sudah jam 01.00. Aku silent HP karena harus istirahat. Jujur saja saat semua ini terjadi, aku lebih banyak berdiri, bertelpon dan kordinasi dengan ASIGANA untuk keberangkatan mereka. Saat itu,lahar sudah mencapai 4 km kemudian 6 km dari puncak gunung terus diupdate infonya oleh Pdt. Agus. Pak Dianta Bangun mantan kepala BASARNAS Medan yang saat ini sudah pindah ke Jakarta juga terus mencari berita tentang Sinabung dan memberikan informasi yang sudah dia peroleh lewat telpon.



Ngantuk sudah tidak datang lagi, setelah semua ASIGANA sudah berangkat ke Kabanjahe. Aku putuskan untuk tidur dan HP disilent aja. Tentu saja sebelum tidur doa dulu buat semuanya, buat MUPEL, buat ASIGANA, buat bang Abdi yang ke Kabanjahe, dan buat aku serta semua yang sedang mengalami bencana ini.



Puji Tuhan benar2 malam itu aku bisa tidur nyenyak dan berkualitas dan bangun sudah jam 7 pagi.