Thursday, October 27, 2011

Belajar dari anak jalanan

Aku mengajar di kampus GBKP, STMIK Kristen Neumann Indonesia. Mahasiswa yang aku didik benar2 lebih banyak yang sulit untuk menerima materi pelajaran dengan cepat. Wajar juga, kalau mereka lebih cepat nangkap pelajaran mungkin mereka tidak kuliah di Neumann. Mungkin sudah kuliah di USU atau juga mungkin di ITB. Ini selalu menjadi gambaran awal mahasiswa yang aku didik dan mengingatkan aku untuk bersabar dalam mengajari mereka.

Memotivasi mahasiswa untuk belajar dengan sungguh2 dan terus mengulang-ulang materi yang dipelajari akan membuat mereka bisa juga pada akhirnya. Itu harapanku dan itu doaku. Banyak hal yang sudah aku coba untuk membuka mata mereka (menurutku). Dan masih banyak hal lagi yang selalu perlu aku pelajari supaya anak-anak didiku ini bisa semakin baik semakin hari.

Selain dalam hal belajar, banyak juga mahasiswa-mahasiswi yang kuliah di Neumann dari latar belakang keluarga menengah ke bawah. Mungkin kalau Neumann tidak didirikan, sudah tidak kuliah lah sebagian dari mereka. Karena kampus ini milik GBKP,sebagian merasa kehadiran kampus ini seperti jalan untuk kuliah. Sampai saat ini uang sekolah di Neumann cukup murah (4juta setahun dan bisa dicicil 8 kali).

Sering aku mengingatkan mahasiswaku untuk mensyukuri kesempatan mereka kuliah saat ini. Karena banyak yang tidak seberuntung mereka. Walaupun mereka berjuang untuk bisa kuliah, itu lebih baik karena banyak yang mau berjuang pun untuk kuliah tapi tetap tidak seberuntung mereka.

Hari Sabtu, 22 Oktober 2012 yang lalu, aku mengajak mahasiswa ini untuk melakukan pelayanan ke anak jalanan. Pelayanan ini bisa berlangsung karena ada teman, seniorku saat di PERMATA Bandung yang memberikan dukungan dana.

Mahasiswaku sejak pagi hari sudah berkumpul di rumah kos salah seorang mahasiswa untuk memasak bubur kacang hijau. Sebanyak 100 bungkus bubur kacang hijau disiapkan untuk dibagikan pada sore harinya kepada anak-anak jalanan di simpang pos. Dengan membagikan makanan dan erbincang dengan anak-anak jalanan, mahasiswa dan mahasiswiku sadar kalau nasib mereka jauh lebih baik dari anak-anak jalanan itu. Aku berdoa kesadaran ini akan memompa semangat mereka untuk lebih rajin lagi belajar.  Saat berbincang dan mendengarkan curhat anak jalanan, ternyata jumlah mereka ada sekitar 70 orang dan mereka banyak yang Kristen.

Mahasiswa/i ku berkumpul dengan anak-anak jalanan itu sambil bernyanyi lagu gereja. Anak jalanan itu juga akan sangat senang sekali kalau hari natal nanti mereka diundang untuk bisa ikut natal dan mereka akan mempersembahkan lagu natal. Mereka mengatakan sangat senang dengan kehadiran kami dan masih mau apabila kami datang lagi.

Pulang dari simpang pos, kepalaku dipenuhi banyak pertanyaan. Banyak pikiran bagaimana mewujudkan semua yang menjadi obrolan tadi. Mahasiswa dan mahasiswi ku mengatakan kalau menghabiskan sore hari sabtu dengan anak jalanan adalah satu kegiatan yang berbeda dan mereka masih mau melakukannya.

Kami semua merasa hidup kami berarti dengan melakukan pendekatan dengan anak-anak yang hidup di jalan itu.

Dua minggu lagi kami berencana akan ketemu lagi dengan anak jalanan itu. Mahasiswa dan mahasiswi ku siap memasak mie untuk dibagikan saat ketemu nanti. Saat ini bagiku yang perlu didoakan adalah, bagaimana supaya kami bisa berkumpul dengan anak-anak itu di halaman GBKP KM7. Doakan aku akan membuat surat permohonan untuk Runggun KM 7 Medan..

Selamat malam dan tetap semangat..