Tuesday, March 16, 2010

Karunia, ayo gali dan kembangkan...

Nongkrong di buttercup swissbell hotel, pilih tempat duduk dipinggir dengan view air mancur. Suara air jatuh yang gemericik memecah udara dan membaur dengan suara musik yang mengalun. Kulihat suamiku makin keriting,mungkin capek menghadapi istri yang 'sedikit' keras kepala. Kutanya apakah dia bete? dia bilang nggak. Apakah sedang jutek? dia mengangguk. Apakah mau pulang aja ? dia bilang nggak.. Hmmm... aku sayang kam.

sebelum waktu nongkrong ini usai. Aku ingin meninggalkan jejak. Jejak-jejak yang dipenuhi gemercik air. Suatu bagian dalam perjalanan hidup yang akan terabaikan, atau mungkin menjadi saat-saat yang memberi warna akan perjalanan panjang ini. Yah, hidup ini seberapa lama pun yang akan kita lalui, bagiku tetaplah perjalanan panjang. Perjalanan yang membuat kita tidak akan berhenti berharap, karena jalan-jalan di depan kudu dilalui dan kita sadari kita sangat memerlukan TUHAN.

Teringat pagi tadi, saat kita saat teduh. Bagiku ayat yang sangat mengagumkan dan menguatkan adalah, "Tidak ada seorangpun yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya, kalau tidak dikaruniakan kepadanya dari sorga" (Joh 3 : 27b). Bayangkan saja, begitu dahsyatnya ayat ini bagiku yang aku. Semua yang kita miliki ini adalah karunia Tuhan. Kita tidak punya kuasa untuk mengambil bagi diri kita yang kita inginkan kalau Tuhan tidak mau mengaruniakannya kepada kita.

Bukankah kalau Tuhan sudah mengaruniakan kepada kita sesuatu, artinya tidak akan ada siapapun yang bisa mengambilnya dari diri kita ? Siapakah yang bisa menggugat anak-anak pilihan Tuhan ? Yup...siapakah sekarang yang kita takutkan ketika kita menghadapi begitu tantangan dalam pekerjaan, dalam lingkungan dan pelayanan kita ? Sungguh ayat itu sungguh menguatkan. Tidak ada kegentaran, karena kalau Tuhan sudah mengaruniakan artinya siapapun tidak bisa mengambilnya dari diriku. Hanya satu yang bisa menjadi penghambat karunia yang sudah Tuhan anugerahkan itu yaitu diriku sendiri.

Hmmm... sambil mengingat ayat yang indah tadi pagi. Aku melihat suamiku yang sedang sibuk juga inetan dari ponsel, terlihat juteknya sudah berkurang. DIa bisa menikmati lagu yang sedang mengalun.. Puji Tuhan. Ternyata mudah juga mengobati keselnya. Kalau aku rajin menulis, dia ternyata senang.. hehehe.

Kalaulah menulis adalah karunia Tuhan. Tentunya siapapun tidak bisa mengambil itu daripadaku. Kecuali aku memang tidak mengembangkannya. Tuhan akan mengembangkan orang yang mau mengembangkan diri. Aku yakini itu.

Abang, apa karunianya ? tanyaku kepada suamiku tadi pagi. Dia membisu sambil menggeleng dan bilang belum tahu. Hmmm kita kudu gali, kataku.

Saat ini sambil mengetik blog ini, aku senyum mengingat tebakanku kalau mungkin saja, suamiku memiliki karunia menikmati. Iya, menikmati adalah satu karunia yang dianugerahkan Tuhan juga. SOalnya dia gampang makan, apa saja dia suka... kalau B2 tentunya suka banget..nget...nget... Dia orangnya mudah dan nggak ribet. Cuek. Dan gak banyak tuntutan. Hmmm....dia bisa menikmati apa saja (kalau sudah ada)... Aku bersyukur untuk itu.

Hmm... karunia yang lain apa ya ? Ayo kita gali......dan kembangkan.

Friday, March 12, 2010

Hangout alumni STT Telkom yang memberi semangat !!

Hari Rabu, 10 Maret 2010, beberapa alumni STT Telkom yang bekerja di Medan ngumpul pulang kerja di Warjo Jl. Dr. Mansyur. Hang out ini dimulai jam 6 sore dan yang on time cuma aku dan anas... maklumlah bos-bos yang lain kudu ninggalin kantor kalau anak buah mereka sudah pulang duluan kali ya.

Ada bang Rinto (IBM), Franky (XL), Bang Obet (Telkom), Anas (BNI), Nando (Smart) dan aku (ibu guru). Senang sekali berbagi dan bercerita. Bertemu teman-teman semua membuat aku jadi lebih semangat lagi untuk melakukan apa yang sudah menjadi tanggung jawabku. Teman-teman semua sudah hebat-hebat jadi aku senang banget kan ? Apalagi waktu Franky dan Bang Obet mau memberikan kuliah umum di STMIk Neumann, tempat aku mengabdi.

Semua pembicaraan selama hang out itu bagiku seperti semangat baru. AKu punya teman bercerita mengenai perkembangan bisnis telko. Karena jujur saja, di kampus terus tanpa ketemu dengan orang-orang praktisi sangat membuat wawasan berhenti di teori saja. Bahkan teoriku pun kurang berkembang. Karena buku yang aku sukai baca bukan buku-buku IT dan Telkom.

Cerita pengalaman teman-teman juga sangat menarik dan sangat memberi semangat. Apalagi untukku, sangat-sangat memberi semangat. Diskusi seputar bekerja dengan lakukan yang terbaik, berprinsip, idealis dan tetap kooperatif. Ketika Nando bilang, kak Nomi gabung di XL aja, si Franky sudah GM kan di XL. Aku langsung menjawab, nggak lah..aku lebih suka jadi dosen. Perempuan itu lebih baik jadi dosen saja. Waktu nya enak, aku ke kantor jam 9 pagi sudah bisa, terus pulang jam 4 sore juga gak masalah. Soal waktu aku sangat cocok dengan profesi dosen. Hanya saja wawasan dunia bisnis IT dan Telco aku kudu banyak belajar dari kalian.

Setuju, kata Bang Rintosa yang sekarang sudah jadi bos IBM, Perempuan memang lebih baik seperti yang Nomi bilang. Coba lihat perempuan-perempuan yang di kantor kita, apalagi di Jakarta, kalau sudah ngerjain report, waktu habis dikantor untuk bekerja.

Sudah lama aku tidak berfikir untuk bekerja di industri telco, dan aku tidak mau lagi balik fikiran karena alasan gaji yang lebih besar. Sudah pernah aku lepaskan pilihan itu. Saat itu besar-besaran dunia Telco mulai tumbuh, dan tawaran ada untuk gabung, aku lepas pilihan itu dan pilih pergi ke Banda Aceh membantu pemuda-pemuda korban tsunami. AKu sangat mensyukuri pilihanku itu. Berada di Medan dan seperti saat ini, bisa jadi dosen, bagiku adalah berkat Tuhan. Apa yang aku jalani ini, aku sangat percaya, Tuhan ikut di jalanku ini.

Diskusi ini pertama ditinggalkan oleh bang Obet, dia mau main futsal dengan client nya katanya. Sudah jam 21.30, aku pamit duluan pulang, malas kemalaman pulang kecuali kalau tadi suamiku ikutan.

Aku bercerita sama suamiku, kalau pertemuan dengan teman-teman membuat ada dorongan yang kuat dalam diriku untuk membuat perbedaan. Perbedaan yang positif dari Nomi yang kemarin dengan Nomi yang hari ini secara sikap, karakter dan juga pribadi. Harapan dan semangat itu mengalir dengan sangat kencang yang berbeda dari biasanya di nadiku. Aku bersyukur untuk Tuhan Penciptaku untuk semua kesempatan menarik yang Dia berikan kepadaku. Waktu aku tanya suamiku, apakah dia setuju kalau aku coba kerja di Indusstri, misalnya ? Dia menjawab, "aku lebih suka kam kerja sebagai dosen." Suamiku bilang, bersyukur karena kita bukan pekerja, tapi adalah orang-orang yang sedang melakukan hobby dan kesukaannya sebagai pekerjaan dan pelayanan.

Aku senang mengajar, dan saat ini ada 120 mahasiswa yang harus aku bimbing. Ini sangat menyenangkan. Penciptaku sudah merencanakan aku ada disini. Dia juga yang akan menyertai dan memberi kekuatan aku melalui hari-hari, jam-jam kerja yang berwarna disini.

Bersyukur pernah melalui masa-masa studi di STT Telkom....