Wednesday, October 06, 2010

cuma enam hari kok..

Tadi pagi bang Abdi berangkat ke Jakarta. Senin sore nanti dia akan sudah kembali ke Medan. Belum kebayang bagiku bagaimana melalui malam-malam selama enam malam ke depan ini. Bulan terakhir ini, hampir setiap pagi aku naik betis dan kaki ku keram. Biasanya ada bang Abdi yang akan mengurut kakiku. Kalau dia nggak ada, aku kesulitan mengurut kaki. Soalnya perut sudah mengganjal supaya aku bisa leluasa mengurut kaki. Tapi toh masih kekuatiran. Belum terjadi. Aku berdoa supaya enam malam ini, aku bisa tidur dan tidak mengalami kram kaki atau naik betis.

Dokter sudah menyarankan aku supaya mengurangi garam supaya kram kaki bisa lebih berkurang terjadi. Sudah dimaksimalkan aku makan sedikit garam. Sudah sering sekali aku bawa bontot ke kantor untuk makan siang, supaya makanannya bisa diatur. Lebih banyak sayur daripada nasi dan juga dengan garam yang sedikit. Tapi kram kaki dan naik betis masih saja aku alami. Tapi puji Tuhan karena sampai saat ini kakiku belum bengkak. DOkter sih sudah dua kali pertemuan ini, bilang kalau kakiku akan bengkak. Aku bersyukur belum bengkak dan berharap tidak akan bengkak sampai melahirkan nanti. Bukan apa-apa, masih banyak hal yang harus aku kerjakan di depan. November ada seminar dan pelatihan ASIGANA. Untuk seminar dan pelatihan ini aku harus melakukan beberapa kali pertemuan dengan pengurus KPB. Selain itu waktu ngajar ku harus aku tambahi supaya sebelum aku cuti, semua mata kuliah yang aku asuh nanti sudah selesai dan mahasiswa bisa UAS.

 Selain itu, selama nggak ada bang Abdi aku juga ada pekerjaan yang harus diselesaikan. Pastilah akan nggak terasa enam hari berlalu dan bang Abdi sudah balik lagi ke Medan.

Kemarin aku kirim abstraksi paperku ke seminar SNIKOM 2010 yang akan dilaksanakan di USU. Jarang-jarang di Medan ada seminar seperti ini, jadi tentulah kesempatan ini tidak boleh di lewatkan. Puji Tuhan abstraksiku keterima untuk diseminarkan. Sekarang harus aku selesaikan full papernya. AKu percaya TUHAN akan membantu aku.  Pulang bekerja, aku harus akan tetap belajar di rumah untuk menyelesaikan tulisan itu.

Jujur saja aku senang banget abstraksi paperku diterima. Ini menjadi tantangan tersendiri bagiku. Dan juga membuat aku lebih semangat untuk melihat masa depan. Karena Nomi yang dulu dosen di Bandung belum berubah dengan Nomi yang sekarang menjadi dosen di Medan. Aku senang menemukan diriku belum terlena dengan gaya hidup dan gaya bekerja dosen-dosen yang ada di Medan.

Iya, belakangan ini aku sudah mulai merasakan kalau bayi yang ada di dalam kandunganku bergerak. Gerakannya perlahan dan semain sering. Tadi waktu bang Abdi sms aku, dia kerasa lagi bergerak. Kayaknya dia tahu juga kalau papanya lagi nggak di rumah. Sabar ya, cuma enam hari kok. Tar kalau sudah pulang kita bisa jalan-jalan dan makan enak. Jangan lupa bawa oleh-oleh untuk kami ya...  Tuhan memberkati abang. Lakukan yang terbaik disitu ya bang...

Wednesday, September 01, 2010

PERMATA usai, KPB menunggu

Musyawarah Pelayanan (MUPEL) PERMATA 2010, mengakhiri masa pelayananku di organisasi PERMATA. Tapi persis saat MUPEL ini, tanggung jawab yang besar mulai di Komisi Penanggulangan Bencana (KPB). Jumat malam, sebagai sekretaris persidangan, aku sudah terbagi dua, setengah ada di sebelah pimpinan sidang mengikuti jalannya sidang dan setengah sibuk melalui HP untuk sms mengumpulkan Anak Singuda Siaga Bencana (ASIGANA) untuk bisa ke kantor klasis Kabanjahe malam itu juga mendirikan tenda karena pengungsi datang dari desa2 yang ada di kaki Sinabung. Malam itu, gunung Sinabung mengeluarkan asap dan sebagian penduduk mengungsi ke Kabanjahe. Sabtu pagi pengungsi kembali ke desa masing-masing.




Selesailah Jumat malam berlalu, dan Sabtu aku resmi menjadi pengurus PERMATA pusat demisioner karena LPJ sudah selesai. Rasanya sudah lega sekali mengikuti kegiatan selanjutnya. Namun Sabtu malam, kembali panggilan dari Kabanjahe supaya mengirim bantuan tenaga ASIGANA untuk menyiapkan tikar dan tenda karena orang-orang dari desa-desa dibawah kaki Sinabung mulai lagi berdatangan ke kantor Klasis Kabanjahe.



Aku mulai sibuk lagi mengumpulkan ASIGANA yang memungkinkan untuk datang ke Kabanjahe. Akhirnya ada yang berangkat, dan aku kembali bisa duduk manis di meja pimpinan sidang. Ketika pleno berlangsung dan sudah jam 11 malam, aku memilih untuk istirahat dan kembali ke cottage setelah bicara dengan Amanta Sinuhaji (Sekretaris Konsolidasi) untuk menggantikan aku sebagai sekretaris persidangan. Saat singgah beli bandrek di stand panitia, dan belum juga kembali ke cottage, Pdt Agustinus Purba (Ketua KPB GBKP) menelpon supaya di kirim semakin banyak lagi ASIGANA untuk datang ke Kabanjahe. Pengungsi yang datang ke Kabanjahe semakin banyak dan tenaga ASIGANA yang ada disana sangat kurang.



Aku kembali ke Jambur dan menghubungi ASIGANA yang masih ada di RC. Di ruang penunjang terlihat peserta MUPEL yang datang dari klasis Sinabun menangis karena tidak bisa menghubungi keluarga mereka. Pdt Agustinus kembali menelpon memberi kabar kalau Sinabung mengeluarkan api dan lahar dan tenaga di Kabanjahe sangat diperlukan.



ASIGANA yang memungkinkan ke Kabanjahe sudah berkumpul, di tambah lagi beberapa PERMATA yang jadi peninjau mau ikut ke Kabanjahe. Malam itu juga 3 mobil mengangkut PERMATA dari RC turun ke Kabanjahe. Satu mobil pakai mobil b’Abdi dan aku kembali ke cottage sudah jam 01.00. Aku silent HP karena harus istirahat. Jujur saja saat semua ini terjadi, aku lebih banyak berdiri, bertelpon dan kordinasi dengan ASIGANA untuk keberangkatan mereka. Saat itu,lahar sudah mencapai 4 km kemudian 6 km dari puncak gunung terus diupdate infonya oleh Pdt. Agus. Pak Dianta Bangun mantan kepala BASARNAS Medan yang saat ini sudah pindah ke Jakarta juga terus mencari berita tentang Sinabung dan memberikan informasi yang sudah dia peroleh lewat telpon.



Ngantuk sudah tidak datang lagi, setelah semua ASIGANA sudah berangkat ke Kabanjahe. Aku putuskan untuk tidur dan HP disilent aja. Tentu saja sebelum tidur doa dulu buat semuanya, buat MUPEL, buat ASIGANA, buat bang Abdi yang ke Kabanjahe, dan buat aku serta semua yang sedang mengalami bencana ini.



Puji Tuhan benar2 malam itu aku bisa tidur nyenyak dan berkualitas dan bangun sudah jam 7 pagi.

Thursday, August 12, 2010

Aku dukung doa...

Siang ini, aku cek email dan mendapatkan sebuah kabar dari turang aku.. Turang ini sebaya dengan aku, anaknya sangat smart dan murah hati.  Apa yang membuat aku ingin sekali menulis tentang turang ini adalah, karena mudanya dan juga hatinya.

Beberapa waktu ini, dia memang tidak terlihat. Beberapa waktu yang lalu aku sms dia, menanyakan apakah dia di Medan. Dia balas smsku dengan nomor malaysia, dan bilang kalau dia sedang di Penang. Turangku ini memang beberapa waktu yang lalu ada penyakit di tubuhnya yang sebenarnya sudah pernah divonis sembuh dan dia tinggal perlu beberapa kali lagi ceckup ke Penang. Karena dia tidak berada di Medan, aku tidak membalas smsnya.

Hari ini dia kirim email, menceritakan kalau beberapa waktu lalu ketika dia ceckup ke penang, hasilnya kurang mengenakkan. Dokter menduga penyakit lamanya kambuh lagi. Karena hasil scan mengatakan penyakit lamanya kambuh lagi, dia mencari dokter di Kuala Lumpur dan Singapore untuk memeriksa dirinya, karena saat ini secara fisik dia merasa kondisinya stabil. Saat ini sedang menunggu hasil ceckup. Dan bulan depan dia berencana ceckup lagi.

Dengan kondisi seperti ini, dalam emailnya di mengatakan kepadaku kalau dua orang anak  mahasiswa yang sedang dia biayai biaya kursus bahasa Inggrisnya akan dia teruskan menolong kedua anak itu. Sampai mereka lulus kuliah dibayar uang kursusunya, kecuali mereka berhenti kursus, katanya. Tur, aku titip lewat kam untuk membayar biaya kursus itu katanya. Membaca email ini, sungguh haru hatiku.

Dalam keadaan kondisi pergumulan yang besar, turang ini masih mengingat memberi untuk orang lain.
Aku berdoa supaya kam cepat sembuh ya Tur... Masih banyak hal yang kam bisa lakukan dalam usia mudandu ini yang pasti berarti bagi banyak orang.

Dukung doa buat turang aku ini ya nake. Penyakitnya yang lama adalah kanker getah bening.

bujur melala
Nomi

Sunday, June 06, 2010

Pembibitan Pohon yang dilakukan KPB GBKP....




Tahun 2010 ini salah satu program Komisi Penanggulangan Bencana (KPB) adalah melakukan pembibitan pohon yang bertempat di lokasi Taman Jubelium GBKP Sukamakmur. Saat ini yang sudah dibibitkan adalah pohon mahoni dan pohon Ingul (suren). Pembibitan mahoni bisa dilakukan langsung ke polibed, dimana biji mahoni langsung dimasukkan satu-satu ke dalam polibed. Sangat menyenangkan karena sudah ada sekitar 2000 bibit pohon mahoni tumbuh.





Pembibitan pohon ingul dilakukan dengan cara penyemaian terlebih dahulu. Hal ini karena biji ingul sangat kecil. Dengan mencari kesana-kemari, kemarin KPB GBKP sukses membeli benih ingul sebanyak 2kg. Kemudian benih yang sudah dibeli ini dilakukan penyemaian di retreat center. Usia dua minggu sejak penyemaian, saat ini benih ingul yang disemai sudah kelihatan banyak yang tumbuh seperti toge, berwarna putih. Penyemaian ingul memiliki cara tersendiri, tidak bisa dilakukan seperti penyemaian bibit biasa. Bisa-bisa tidak tumbuh.

Kemarin bang Eben staf PARPEM GBKP, menceritakan kalau PARPEM menyemaikan benih ingul dan nggak tumbuh. Jadi sangat menggembirakan ketika bisa melihat benih ingul yang disemai mulai berkecambah.




Melihat bibit mahoni yang sudah mulai setinggi 15-20 cm. KPB akan segera melaporkan ke Kabid Diakonia GBKP bahwa bibit mahoni yang sudah tumbuh ini bisa disalurkan kepada jemaat-jemaat GBKP yang sudah ada di daftar waiting list sebagai penerima pohon.

Ke depan masih banyak yang harus dilakukan KPB GBKP, karena untuk tahun 2010 ini target bibit pohon yang mau dihasilkan adalah 100 ribu pohon. Ini adalah langkah awal untuk ke depannya bisa semakin banyak yang dilakukan KPB.

Monday, May 10, 2010

pembibitan pohon

Senin yang sibuk, setelah Sabtu - Minggu kemarin di RC melakukan pembibitan pohon bersama 25 orang ASIGANA GBKP. Hari ini rapat promosi, lanjut ngawas ujian dan kemudian ke bank saat jam istirahat. Listrik mati dan nggak terasa sudah jam 15.00. Pak Pdt. J Keliat, ketua KPB sudah sampai di Neumann. Setengah jam ngobrol mengenai kegiatan penyaluran bibit pohon yang sudah dilakukan sejak tahun 2008, dk. Aswan gabung dan kita mulai rapat secara resmi pukul 16.00.

Friday, April 23, 2010

Hidup di zaman yang penuh tantangan...

Bekerja dimanapun akan memberikan tantangan tersendiri. Tantangan itu akan membuat kita mengalami banyak kesulitan yang bisa mematikan semangat atau bisa membangkitkan semangat. Melarikan diri dari kesulitan itu adalah kebodohan. Bukan kepandaian. Bagaimana mengatasi kesulitan membutuhkan waktu untuk internalisasi, untuk melihat situasi dengan lebih objektif dan juga melupakan semua yang pernah terjadi yang  bisa menarik kita terus tenggelam dalam situasi yang mengikat kita supaya tidak bergerak maju. Kalau perlu tidak usah lagi diceritakan pun hal-hal yang mungkin merugikan, atau menyakitkan yang terjadi.



Hal ini bisa terjadi dimana saja kita ada berinteraksi. Bukan hanya di tempat bekerja, namun juga di organisasi atau bahkan di tengah-tengah keluarga kita sendiri.



Pohon yang di tanam di tempat yang tidak berangin, akarnya selalu dangkal. Pohon yang di tanam di pinggir laut dengan angin laut yang luar biasa keras sering menghantam, akarnya akan dalam, kuat dan kokoh. Bukankah adalah kesempatan untuk menambah niat dan keberanian untuk mengatasi kesulitan? Bukankah disitu kita diuji ?



Tuhan memberikan ketabahan kepada manusia untuk melawan segala ujian. Hanya orang-orang yang melaksanakan kehendak Allah yang akan mampu melawan kesulitan zaman ini. Bukan hanya melawannya, bahkan juga melampaui zaman. Karena ia mampu melihat dengan jelas kehadiran Allah dalam hidupnya. Maka ia tidak akan dihanyutkan zaman ini, namun ia hidup untuk mempengaruhi zaman ini.



Saya akan berjuang untuk hidup hanyut dalam arus zaman ini. Terutama arus situasi pekerjaan dosen di Medan. Saya amati, dosen-dosen di Medan lebih banyak yang mencari penghasilan dengan mengajar di banyak kampus. Bukankah itu akan sangat melelahkan ? dari pagi sampai malam kejar  tayang mengajar kemana-mana. Saya akan berjuang untuk tetap bisa menjadi dosen seperti dosen-dosen saya dulu di STT Telkom dan di ITB. Saya akan berjuang meniru mereka di Medan ini.



Mungkin tidak mudah supaya tidak hanyut dengan situasi zaman dimana kita berada. Tapi kita harus tetap berdiri tegak, berpegang pada kehendak Allah dan mengerti rencanaNya, lalu di terapkan dalam diri. Bukankah orang yang seperti ini yang akan Tuhan pakai di dalam kerajaanNya ? dan orang-orang seperti inilah yang dibutuhkan oleh mereka di sekitar kita ? Mereka akan meneruskan semangat kuasa Roh Kudus di dalam zamannya.



Berjuang Nom... Semangat...semangat...semangat...
Tadi aku nitip lewat Pak Eddy Kembaren renungan untuk momo di GBKP KM 4 Medan supaya diberikan ke Pdt. Jhon SInulingga atau ke kantor RG. KM 4 Medan. Menambah kesulitan hidup untuk komitmen bisa menulis renungan. Mencoba memberikan arti dimana diri hadir...



Medan, 23 April 2010...sambil menunggu waktu berangkat ke Gelora Kasih Sukamakmur melakukan pengabdian kepada masyarakat.
   

Tuesday, March 16, 2010

Karunia, ayo gali dan kembangkan...

Nongkrong di buttercup swissbell hotel, pilih tempat duduk dipinggir dengan view air mancur. Suara air jatuh yang gemericik memecah udara dan membaur dengan suara musik yang mengalun. Kulihat suamiku makin keriting,mungkin capek menghadapi istri yang 'sedikit' keras kepala. Kutanya apakah dia bete? dia bilang nggak. Apakah sedang jutek? dia mengangguk. Apakah mau pulang aja ? dia bilang nggak.. Hmmm... aku sayang kam.

sebelum waktu nongkrong ini usai. Aku ingin meninggalkan jejak. Jejak-jejak yang dipenuhi gemercik air. Suatu bagian dalam perjalanan hidup yang akan terabaikan, atau mungkin menjadi saat-saat yang memberi warna akan perjalanan panjang ini. Yah, hidup ini seberapa lama pun yang akan kita lalui, bagiku tetaplah perjalanan panjang. Perjalanan yang membuat kita tidak akan berhenti berharap, karena jalan-jalan di depan kudu dilalui dan kita sadari kita sangat memerlukan TUHAN.

Teringat pagi tadi, saat kita saat teduh. Bagiku ayat yang sangat mengagumkan dan menguatkan adalah, "Tidak ada seorangpun yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya, kalau tidak dikaruniakan kepadanya dari sorga" (Joh 3 : 27b). Bayangkan saja, begitu dahsyatnya ayat ini bagiku yang aku. Semua yang kita miliki ini adalah karunia Tuhan. Kita tidak punya kuasa untuk mengambil bagi diri kita yang kita inginkan kalau Tuhan tidak mau mengaruniakannya kepada kita.

Bukankah kalau Tuhan sudah mengaruniakan kepada kita sesuatu, artinya tidak akan ada siapapun yang bisa mengambilnya dari diri kita ? Siapakah yang bisa menggugat anak-anak pilihan Tuhan ? Yup...siapakah sekarang yang kita takutkan ketika kita menghadapi begitu tantangan dalam pekerjaan, dalam lingkungan dan pelayanan kita ? Sungguh ayat itu sungguh menguatkan. Tidak ada kegentaran, karena kalau Tuhan sudah mengaruniakan artinya siapapun tidak bisa mengambilnya dari diriku. Hanya satu yang bisa menjadi penghambat karunia yang sudah Tuhan anugerahkan itu yaitu diriku sendiri.

Hmmm... sambil mengingat ayat yang indah tadi pagi. Aku melihat suamiku yang sedang sibuk juga inetan dari ponsel, terlihat juteknya sudah berkurang. DIa bisa menikmati lagu yang sedang mengalun.. Puji Tuhan. Ternyata mudah juga mengobati keselnya. Kalau aku rajin menulis, dia ternyata senang.. hehehe.

Kalaulah menulis adalah karunia Tuhan. Tentunya siapapun tidak bisa mengambil itu daripadaku. Kecuali aku memang tidak mengembangkannya. Tuhan akan mengembangkan orang yang mau mengembangkan diri. Aku yakini itu.

Abang, apa karunianya ? tanyaku kepada suamiku tadi pagi. Dia membisu sambil menggeleng dan bilang belum tahu. Hmmm kita kudu gali, kataku.

Saat ini sambil mengetik blog ini, aku senyum mengingat tebakanku kalau mungkin saja, suamiku memiliki karunia menikmati. Iya, menikmati adalah satu karunia yang dianugerahkan Tuhan juga. SOalnya dia gampang makan, apa saja dia suka... kalau B2 tentunya suka banget..nget...nget... Dia orangnya mudah dan nggak ribet. Cuek. Dan gak banyak tuntutan. Hmmm....dia bisa menikmati apa saja (kalau sudah ada)... Aku bersyukur untuk itu.

Hmm... karunia yang lain apa ya ? Ayo kita gali......dan kembangkan.

Friday, March 12, 2010

Hangout alumni STT Telkom yang memberi semangat !!

Hari Rabu, 10 Maret 2010, beberapa alumni STT Telkom yang bekerja di Medan ngumpul pulang kerja di Warjo Jl. Dr. Mansyur. Hang out ini dimulai jam 6 sore dan yang on time cuma aku dan anas... maklumlah bos-bos yang lain kudu ninggalin kantor kalau anak buah mereka sudah pulang duluan kali ya.

Ada bang Rinto (IBM), Franky (XL), Bang Obet (Telkom), Anas (BNI), Nando (Smart) dan aku (ibu guru). Senang sekali berbagi dan bercerita. Bertemu teman-teman semua membuat aku jadi lebih semangat lagi untuk melakukan apa yang sudah menjadi tanggung jawabku. Teman-teman semua sudah hebat-hebat jadi aku senang banget kan ? Apalagi waktu Franky dan Bang Obet mau memberikan kuliah umum di STMIk Neumann, tempat aku mengabdi.

Semua pembicaraan selama hang out itu bagiku seperti semangat baru. AKu punya teman bercerita mengenai perkembangan bisnis telko. Karena jujur saja, di kampus terus tanpa ketemu dengan orang-orang praktisi sangat membuat wawasan berhenti di teori saja. Bahkan teoriku pun kurang berkembang. Karena buku yang aku sukai baca bukan buku-buku IT dan Telkom.

Cerita pengalaman teman-teman juga sangat menarik dan sangat memberi semangat. Apalagi untukku, sangat-sangat memberi semangat. Diskusi seputar bekerja dengan lakukan yang terbaik, berprinsip, idealis dan tetap kooperatif. Ketika Nando bilang, kak Nomi gabung di XL aja, si Franky sudah GM kan di XL. Aku langsung menjawab, nggak lah..aku lebih suka jadi dosen. Perempuan itu lebih baik jadi dosen saja. Waktu nya enak, aku ke kantor jam 9 pagi sudah bisa, terus pulang jam 4 sore juga gak masalah. Soal waktu aku sangat cocok dengan profesi dosen. Hanya saja wawasan dunia bisnis IT dan Telco aku kudu banyak belajar dari kalian.

Setuju, kata Bang Rintosa yang sekarang sudah jadi bos IBM, Perempuan memang lebih baik seperti yang Nomi bilang. Coba lihat perempuan-perempuan yang di kantor kita, apalagi di Jakarta, kalau sudah ngerjain report, waktu habis dikantor untuk bekerja.

Sudah lama aku tidak berfikir untuk bekerja di industri telco, dan aku tidak mau lagi balik fikiran karena alasan gaji yang lebih besar. Sudah pernah aku lepaskan pilihan itu. Saat itu besar-besaran dunia Telco mulai tumbuh, dan tawaran ada untuk gabung, aku lepas pilihan itu dan pilih pergi ke Banda Aceh membantu pemuda-pemuda korban tsunami. AKu sangat mensyukuri pilihanku itu. Berada di Medan dan seperti saat ini, bisa jadi dosen, bagiku adalah berkat Tuhan. Apa yang aku jalani ini, aku sangat percaya, Tuhan ikut di jalanku ini.

Diskusi ini pertama ditinggalkan oleh bang Obet, dia mau main futsal dengan client nya katanya. Sudah jam 21.30, aku pamit duluan pulang, malas kemalaman pulang kecuali kalau tadi suamiku ikutan.

Aku bercerita sama suamiku, kalau pertemuan dengan teman-teman membuat ada dorongan yang kuat dalam diriku untuk membuat perbedaan. Perbedaan yang positif dari Nomi yang kemarin dengan Nomi yang hari ini secara sikap, karakter dan juga pribadi. Harapan dan semangat itu mengalir dengan sangat kencang yang berbeda dari biasanya di nadiku. Aku bersyukur untuk Tuhan Penciptaku untuk semua kesempatan menarik yang Dia berikan kepadaku. Waktu aku tanya suamiku, apakah dia setuju kalau aku coba kerja di Indusstri, misalnya ? Dia menjawab, "aku lebih suka kam kerja sebagai dosen." Suamiku bilang, bersyukur karena kita bukan pekerja, tapi adalah orang-orang yang sedang melakukan hobby dan kesukaannya sebagai pekerjaan dan pelayanan.

Aku senang mengajar, dan saat ini ada 120 mahasiswa yang harus aku bimbing. Ini sangat menyenangkan. Penciptaku sudah merencanakan aku ada disini. Dia juga yang akan menyertai dan memberi kekuatan aku melalui hari-hari, jam-jam kerja yang berwarna disini.

Bersyukur pernah melalui masa-masa studi di STT Telkom....

Wednesday, February 17, 2010

Memberi adalah kesempatan…

Aku ingat seorang turang yang sering mengingatkan bahwa memberi adalah kesempatan.

Hari ini aku di angkot aku menerima sms yang membuatku berkaca-kaca.
Sms ini isinya: “ Bujur melala kak, skali nari ! Aku pasti berjuang kak, aminna gia kueteh nge la kungasup ndalankenca. Tp ku akan berjuang semampuku! Ini juga akan mengubah sikapku yg tdnya aku jg agak bandel menjadi orang tau diri! Rajin kgreja dan berdoa. Bujur kak..

Aku balas sms nya dengan pesan, “ aku dukung kam dek..” Kemudian aku terima lagi sms darinya : “Terima kasih ya kak. Sampai kapan pun kan kuingat jasandu ini kak. Akan ku pertanggung jawabkan tugas yg kam kasi sm q kak..

Adik ini sudah sejak Senin ada dalam pikiranku dan juga dalam diskusi saat teduh pagiku dengan suami. Aku bilang kalau aku sangat terdorong untuk mencarikan dia beasiswa karena kondisinya yang sangat membutuhkan pertolongan. Suamiku setuju dan memberikan dukungan. Aku menceritakan kalau hidupku selama ini sangat diberkati dengan mengurus beasiswa adik yang lain yang sekarang sudah tidak perlu dibantu lagi. Iya, kita pernah berkomitmen akan bertanggung jawab untuk mendukung adik itu sampai selesai. Tapi karena perekonomian keluarganya sudah lebih baik, dia tidak perlu ditolong lagi..dan kita bebas dari janji kita, walaupun kita tidak pernah berjanji sama adik itu, suamiku mengingatkan.

Tadi pagi, adik yang sedang dalam pikiranku itu datang ke ruanganku. Kemarin kami sudah janjian untuk ketemu pagi ini. AKu bertanya keluarganya, dan mengenai studinya. Dia bercerita mengenai keluarganya. Mamak, PNS guru Bahasa Inggris katanya. Tapi mamak sedang sakit karena tertekan, dia berobat ke prikiater. Bapak kadang sehat kadang enggak. Beberapa kali Bapak sudah dimasukkan ke rumah sakit jiwa, tapi selalu dikeluarkan dokter karena katanya bapak sehat. Kak, mungkin bapakku ada kuasa gelap yang mengikutinya, makanya dia sering tidak sehat, katanya. Karena mamak takut kami semua rusak mental kami kak, sejak SD aku sudah di Medan. Kami tiga bersaudara, yang tua di Palembang, kerja sama abang jadi tukang ngantar air kemasan gitu, ceritanya. Aku nomer dua, sekarang aku tinggal di rumah bulang, sedangkan adikku yang paling kecil nomor tiga tinggal di rumah bibik sudah SMA.

Kak, sebenarnya rencanaku berhenti dulu sekarang terus bekerja dulu cari uang biar tahun ajaran nanti aku bisa bayar uang sekolahku. Di kampung, mamak tertekan karena kondisi bapak. Siswa-siswanya pun kadang membicarakan mamak. Emaka mamak pe dekahen nge rumah, labo akapna meriah kel diskusi ras nande-nande sideban. Mela mamak kak...dan selama ini ditahannya sampai akhirnya sekarang ini dia sakit.

Aku lebih banyak mendengarkan adik ini bercerita. Air matanya berlinang menceritakan mamaknya. Kemudian aku ajak dia berdoa. Berdoa supaya dia semangat belajar, berdoa supaya mamaknya sembuh, bapaknya sembuh, supaya keluarga mereka diberikan Tuhan damai sejahtera dan kekuatan melalui ini semua..

Selesai berdoa, adik ini semakin nggak kuat menahan air matanya. Aku pindahkan tisu yang ada di sebelahku ke hadapan adik itu. ”Kenapa Bapak ku begitu ya kak ? Dia tidak pernah memikirkan kami anak-anaknya. Hanya mamak lah yang berjuang untuk kami. Untung mamak PNS, jadi masih ada uang mamak sedikit untuk kami hidup kak”

Setelah dia reda menangis, Aku bicara kalau aku akan bertanggung jawab mendukung uang kuliahnya. Kalau dia bisa mendapatkan pekerjaan yang tidak mengganggu kuliahnya, aku mendorongnya bekerja. Untuk tambah-tambah uang beli buku dan kebutuhannya yang lain. Dek, mungkin bukan hanya aku yang akan menolong kam. Banyak teman-temanku yang akan mau menolong kam dek.. tapi aku yang akan bertanggung jawab. Nggak usah lagi kam memikirkan uang kuliah. Mungkin pembicaraan kita ini adalah hasil doa mamakndu dek. Hibur mamakndu ya... Adi tutus atendu sekolah, banci pagi kam erdahin gelah banci sampatindu mamakndu dek.. Kam sekarang yang akan menjadi kebanggan mamakndu kalau kam bisa empat tahun lagi jadi sarjana. Banyak berdoa ya..biar Tuhan juga akan memberikan kam pekerjaan saat kam nanti sudah lulus.

Dia mengangguk dan bertanya. Apa hutangku sama kam kak ? Kam tidak punya hutang ama-apa sama aku dek. Kam cukup membayarnya dengan rajin belajar dan hasilkan IP yang bagus. Karena akan ada beasiswa kalau IP ndu bagus. Dia mengangguk.

Aku bertanya kepadanya. Kam bisa membayangkan kam akan jadi seperti apa 20 tahun yang akan datang dek ? Adik ini menggeleng. Kalau kam rajin belajar, mungkin 20 tahun lagi kam akan menjadi pimppinan, kam bisa menjadi kepala kantor.. kam bisa menjadi apapun yang kam impikan,kalau kam belajar dan berjuang dan ini akan sangat membanggakan mamakndu. Berdoa kepada Tuhan supaya DIA membuka jalan dan menolong ndu.

Membaca sms tadi aku berkaca-kaca dan bersyukur mengambil kesempatan untuk menolongnya. Aku mengingat satu kutipan yang mengatakan, kucari Tuhan tidak aku temukan Tuhan. Kucari sesamaku ku temukan Tuhan...

Dua puluh tahun yang akan datang, mungkin adik ini bisa membantu banyak orang lain yang mengalami nasib yang sama dengannya saat ini. Aku bedoa untuk itu...

Tuesday, February 09, 2010

Memilih Mewarnai Hidup...

Hari ini aku diingatkan bahwa hidup ini adalah memilih...
Aku putuskan memilih mewarnai hidupku, rumah tanggaku, pekerjaanku dan juga mimpi-mimpiku...

Wednesday, February 03, 2010

Mimpi itu semakin dekat...

Hari ini lumayan cepat bisa keluar rumah untuk lari pagi. Karena pukul 05.45 sudah mulai jogging ke kampus USU, maka pukul 06.30 sudah bisa sampai di rumah. Bang Abdi bilang mau sarapan indomie, dengan gayanya yang lucu. Habisnya aku bilang, indomie nya masak sendiri aja. Dia bilang pengen dimasakin istri lah, masak sudah punya istri masih masak sendiri. Ok,,nyerah deh.

Langsung masak air minum dan rapikan tempat tidur. Setelah selesai mulai potong2 cabe, bawang dan sayur untuk indomie. Waktu aku masak indomie, bang abdi bikin teh untuk dirinya dan untukku. Minum teh mulai jadi budaya pagi hari, dalam menjalani pernikahan yang masih muda ini, hanya hari Minggu kami tidak minum teh di pagi hari.

Hari ini aku menuliskan kegiatan lari dan sarapan ini bukan karena hari ini lebih spesial dari yang kemarin-kemarin. Hampir setiap hari semua berjalan begitu spesial dan menyenangkan. Secara pikiran kayaknya bang abdi dan aku gak susah nyambunginnya. Jadinya belum pernah kami debat satu hal sampai jadi saling menyebalkan. Aku nggak tahu apa karena masih sangat muda pernikahan kami.

Hmmm.... Minggu kemarin, 31 Januari 2010. Kita ngumpul dengan teman-teman PERMATA Mahanaim Medan di Restoran Kenanga Indonesia. Disitu teman-teman menanyakan gimana rasanya setelah menikah. Bang Abdi yang berbagi, soalnya aku udah terlalu sering berbicara. Dan menurut bang Mahendra, sekarang bang Abdi harus lebih dulu dari aku...lebih dulu disalami lebih dulu berbicara, gitu kali ya bang ? kudu belajar banyak....

Satu yang bang Abdi bilang yang sampai sekarang masih selalu aku ingat dan kemarin aku ulangi lagi nanya ke dia ialah... "Setelah menikah ini, mimpi-mimpi itu semakin dekat. Walaupun masih bermimpi, tapi kayaknya semakin dekat untuk di raih..."

Apakah menikah memang membuat mimpi-mimpi itu semakin dekat? Aku juga iya... Kami berdua yang pemimpi ini, sejak pacaran sering berbagi mimpi-mimpi kami. Dalam banyak hal, kami memiliki mimpi yang sama... Kadang melalui mimpi-mimpi yang dibagi itu juga kami merasa semakin cocok. Kini mimpi itu semakin dekat. Tinggal banyak berdoa dan semakin rendah hati, supaya mimpi itu bisa dijalani.

Mencintai mantan pacar ternyata semakin hari akan semakin berubah, dia semakin dalam ketika kita bersama bisa setia duduk bersama di kakiNya... Mencari rencana-Nya dalam mempersatukan kita.

Kalau aku ditanya, ketika kita ngumpul di ayam bakar (kita = Kak Tio, b'mahendra, pipin, b'abdi dan aku), menikah itu membuat aku memiliki teman untuk bertualang di dalam kehidupan ini. Sekarang punya teman snorkling bareng... punya teman berenang, punya teman pelayanan, punya teman debat, punya teman diskusi... Dulu sendirian juga menyenangkan, sekarang berdua juga menyenangkan. Kita kemarin punya rencana yang belum di realisasikan yaitu beli sepeda dua buah... supaya bisa sepedaan bareng.. Kalau perlu berangkat kerja kita naik sepeda. Bagaimana bang ABdi ? Kapan kita wujudkan ? Toh sekarang sudah latihan lari pagi kan ? tentunya kam kuat ngenjot sepeda dari Dr. Mansur ke Pancur... kekekeke.... AKu mau lihat kam ke kantor naik sepeda. Atau tar kalau capek, titip sepedanya di kantor aku...dari sini naik angkot ke pancur. Pulangnya kita bisa sepedaan bareng dari kantorku ke rumah...?

Mimpi yang aneh kah ini ? kekekekek

Tuhan memberkati keluarga kita yang baru ini.....

Monday, January 18, 2010

Sudah mulai lelah jalan kaki...

Dua malam lagi aku akan lalui di phuket. Pulang Rabu sore ke Medan. Malam ini rasanya kakiku sudah pegel semua. Nggak tahu apakah besok masih sanggup jalan kaki atau tidak. Melihat tempat-tempat yang belum di lihat akan tetap dilakukan. Rugi banget kan kalau waktu dihabiskan hanya mengistirahatkan kaki yang lelah di hotel. Melihat-lihat tetap dilakukan, hanya saja jalan kaki di kurangi. Menjadi back packer memang akan membutuhkan banyak jalan dan banyak bertanya. Namun sudah lumayanlah beberapa hari ini sudah banyak informasi yang di peroleh jadi bisa tinggal digunakan informasi yang sudah ada...heheheh

Besok aku masih mau lihat-lihat dan beli-beli apa yang bisa di beli.
Tadi aku sedang tawar-tawar barang, dan niat banget beli. Suami mengingatkan, ”sen bas aku enggo tading 700 nari (uang di aku tinggak 700 Bth, Red).
What ?? Bayangkan saja aku mau beli barang seharga 700 Bth dan seingatku tadi uang didompetku sudah nggak ada 200 Bth pun. Hmmm, kebanyakan yang mau di beli. Kutawar kedua barang itu jadi 600 Bth, dan gak diberikan oleh penjual. Itu alasan untuk meninggalkan dagangannya dan itu lebih baik karena kita masih ada 3 hari di Phuket dan bisa-bisa gak pegang bath lagi kan ?

Besok rencanya mau ke Karon Beach. Aku belum tahu apa yang bagus di Karon. Tapi yang pasti aku sangat tertarik untuk melihat pantai itu juga. Siapa tahu ada barang2 yang unik dan kecil2 bisa dibeli kan ? Hmmm, kalau gak dibeli juga senang aja sih lihat2 dan foto2..hehehe (Indonesia banget kan? Nyari bukti sudah menginjak tempat itu?, hehehe...

Phuket sangat pintar menjadikan pulau ini menjadi daerah wisata. Sangat banyak turis internasional yang datang ke pulau ini. Kalau aku dan bang Abdi hampir selalu dianggap turis lokal. Kalaupun nyasar tebakannya paling larinya dianggap datang dari Philipin. Turis bule banyak banget di pantai-pantai. Ketika kami ke Naithon Beach, semalam nginap disana, hampir 90% yang datang kesana aku lihat orang Bule (Eropa dan Amerika) kali ya yang diartikan Bule. Ada juga dari Jepang beberapa. Pantainya jernih banget dan tenang sekali pantai itu. Kalau mau ke Phuket dan mendapatkan suasana pantai yang tenang dengan air laut yang jernih, saya pikir Naithon beach bisa menjadi pilihan. Saya belum melihat pantai-pantai yang lain sih...hehehe.

Ribuan turis asing sat-saat ini kayaknya yang datang ke Phi phi islan. Kemarin ke Phi phi island menjadi hal yang tersendiri bagiku. Ikut paket tour ke Phi phi island kami dapat harga yang sangat murah sekali. Cuma 850 Bth seorang, jadi ikut tour ke Phi Phi island aku dan abang hanya mengeluarkan uang 1700 Bth, 1 Bth = Rp 300, jadi sebesar Rp 510.000. Biaya tour ini sudah termasuk dijemput dan diantar ke penginapan, makan siang di Phi phi Hotel, mask dan snorkle, minum ringan setelah snorkling, buah segar di perjalan pulang. Karena bawa finn dari Medan Cuma satu finn ku, jadinya bang Abdi sewa finn untuk snorkling di kapal, harganya 80 Bth. Di dalam kapal yang satu paket tour, kami ketemu dengan dua orang Indonesia yang sedang berlibur juga. Mereka dari Jakarta, perempuan dua-duanya dan saudaraan. Mereka cerita kalau biaya tour mereka ke Phi phi island seorang sebesar 1.500 Bth dengan fasilitas yang sama kami peroleh. Untuk membesarkan hati mereka, aku bilang karena perjalanan dari Patong Beach lebih jauh dibandingkan kami yang tinggal di Phuket City...

Aku merenungkan perjalanan ini sebagai suatu berkat yang menguntungkan karena kayaknya kami mendapatkan harga-harga yang murah namun kualitas yang sangat bagus. Misalnya lagi, si teman Indonesia yang dari Jakarta itu bilang nginap di Patong dan harga kamar hotel mereka seharga lebih 1 juta rupiah semalam. Aku sih merasa harga penginapan semalam begitu mahal sekali, kami cuma 650 Bth semalam (Rp 195.000). Kamarnya juga bagus kok, ada free wifi dari kamar, dapat sarapan pagi yang sederhana juga. Itu sudah sangat bagus dan sangat menghemat dalam hal penginapan.Sengaja setelah semalam di Naithon Beach menginap, kami memilih nginap di Phuket city. Harga penginapan di Phuket city akan lebih murah dibandingkan penginapan yang di pinggir pantai.

Aku sangat bersyukur kemarin sudah mandi dan main air laut di Naithon Beach. Kami menginap di penginapan yang di pinggir pantai. Jadi kita bisa langsung dari penginapan sudah pakai baju renang dan kaki ayam lari ke pantai. Baru hari ini aku bersyukur untuk itu karena di Patong Beach hal itu akan sangat sulit. Air laut di pantai itu tidak sejernih Naithon Beach. Juga orang berjemur di pantai itu seperti ikan kembung disusun. Rame sekali. Hmmm Patong Beach ini ramenya jalan-jalanan dengan bule yang berkeliaran mirip banget dengan Pantai Kute Bali. Tapi gak tahu jugalah menurut yang lain. Tapi kalau aku menilai seperti itu.

Saat ini sudah jam 8 malam disini. Waktu di Phuket tidak ada perbedaan dengan waktu di Medan. Hmmm, aku sudah ngantuk. Kayaknya karena seharian kali jalan kaki ya ? Sampai kapan aku sanggup jadi back paker ya ? Abang cari uang yang banyak dong... biar tahun-tahun depan aku bisa jalan-jalan dan gak selalu jalan kaki...hehehehe.... Aku sudah pegel tahu...

Aku berdoa Tuhan memberkati keluarga kecilku ini....




Thursday, January 14, 2010

Bang Abdi,,,nyeterika dong !!

Hmmm.... pengen curhat soal kesibukan pagi hari di rumah...

Doa bareng.. dan sudah tiga hari ini pagi2 kita sudah keluar rumah. Hari yang pertama ke kolam renang selayang. Hari yang ke dua jam 06.30 sudah jalan pagi ke lingkungan USU.. hari ini (yang ke-3) jam 05.50 kita keluar rumah menuju USU jalan pagi.

Pulang jogging dilanjutkan masak air minum dan setelah itu lanjut bikin teh dan sarapan. Lalu siap-siap berangkat kerja.

Sore menjelang malam sudah empat hari belakangan ini aku juga nyuci.. Rajin amat kan ? soalnya dua kali baju2 basah dibawa pulang dan gak bagus juga kalau ditumpuk, tar rusak.. jadi segera di cuci. Kemarin sore pulang berenang aku langsung rendam baju basah kami, makan malam dan dilanjutkan nyuci. Hmmm...cucian-cucian yang sudah kering tadi pagi numpuk menunggu di setrika...

Bayangkan saja aku pulang jogging lanjut masak air minum, dan lanjut setrika-setrika.. Bang Abdi baik banget bikinkan aku teh untuk menghangatkan perut. Selesai nyeterika, lanjut masak pergedel buat sarapan pagi. Gak enak kan ? sarapan selalu bagianku hanya menyiapkan...ibu mertua semua yang mengolah selama menikah ini. Ibu mertuaku baik sekali...tar kalau ada konflik kami, itu artinya ada yang nggak beres sama diriku ini. ASLI..baik banget lah pokoknya...

Selesai sarapan, lanjut mandi dan siap-siap berangkat kerja. Satu yang aku senang tapi menjengkelkan dari suamiku tersayang ini adalah, baru dua kali aku pakai hair dryer tapi dia mencoba membantu ikut mengeringkan rambutku... Hanya karena selalu sudah terburu2 untuk berangkat, jadinya bukan semakin cepat..malah jadi semakin lambat kan ? Bayangkan saja hari ini aku sudah jam 10.00 berangkat dari rumah.

Pagi ini sampai jam 10.00 di rumah, kayaknya aku gak berhenti2. Menikah itu, cowok lebih enak dibandingkan cewe..begitu kata ibu mertuaku pagi kemarin. Cewek lebih capek, karena menyuci, ngurusin rumah, dll. AKu sih senyum saja.. tapi iya juga emang. Aku sibuk nyeterika, bang abdi kerjanya nonton aja... Abang belajar kek...

Besok kita kudu bagi tugas yok.. aku nyuci, abang nyeterika, gimana ? hehehehe

Tuesday, January 12, 2010

My new Journey on the Blog

Sudah lama tidak menggunakan tuts kibod ini untuk mewarnai blogku ini. Sudah banyak yang mengingatkan untuk meng-updatenya... Kemarin ketemu dengan kak Tonggo juga, ingatkan untuk menari...(ngetik deng)

Hmm..hari ini ingin aku coba mulai lagi... sudah lama sekali dia terabaikan. Namun bukan berarti aku benar2 mengabaikannya.. Aku punya satu buku curhat yang ditulis tangan saat ini sudah penuh ditulisi dikala aku jarang ngeblog.

Hari ini aku ubah wajah blog ini. Sebelumnya berwarna hijau. Aku suka warna hijau karena bermakna pertumbuhan bagiku.

Aku ubah karena alasan sudah berubah juga jalan yang kulalui.. Walaupun mungkin masih jalan-jalan yang sama yang akan aku lalui, namun saat ini tidak sendiri lagi aku melaluinya. Perjalanan baru yang terbentang jauh ke depan, penuh mimpi dan juga tantangan untuk menjadi seperti yang Dia mau.

DIA mau aku menjalani jalan ini. DIA mau aku menyudahi jalan yang dulu. Jalan bersama DIA dengan penuh kegembiraan tanpa bergantung dan digantungin oleh seseorang pun dibumi ini. Jalan-jalan yang penuh kemerdekaan dan kebebasan dan aku benar-benar maksimal menjalaninya.

Saat ini sudah masuk ke track yang lain...yang juga penuh kemerdekaan dan kebebasan. Namun yang pasti bentuk kemerdekaan dan kebebasan dengan yang pertama tentunya berbeda. Aku akan tetap menjadi orang yang merdeka di dalam Tuhan. Nyuci, nyiapin sarapan itu bukan keterikatan kan ? AKu merdeka melakukannya..bahkan beberapa hari ini suamiku bilang, kam senang main air ya ? hahahaha... Ini semua tidak terpaksa kok tapi sesuatu yang mau aku kerjakan.

Komitmen untuk bertutur di blog ini sedang di tumbuhkan. Apalagi sih alasan untuk tidak rajin melakukan apa yang kita senangi ?

Hari ini aku ubah warna blog ini menjadi warna Rose...dengan alasan kehidupan dan pertualangan di depan akan lebih indah lagi bersama Tuhan...