Saturday, December 23, 2006

Selamat Untukmu Ibu

Selamat Untukmu Ibu
22 Desember 2006

Mamak, Beru Ginting yang bagi kami kadang sungguh cerewet. Dulu waktu masih SD aku sering bilang, asal mamak ngasi tugas, kalau mamak paling gak senang liat anak-anaknya sedikit nyantai. Tapi sekarang aku sungguh2 semakin mengerti dan mengagumi mamak.
Bayangkan saja, ibu yang sepuluh bersaudara ini dan merupakan anak bontot di tengah2 keluarganya, memiliki anak tujuh orang. Enam perempuan dan seorang cowok, adikku Samuel.
Mamak sudah selesai mendidik kami semua, karena semua sudah keluar dari rumah dan melanjutkan hidup kami masing-masing.
Selamat untuk mamak..karena kesuksesan kami adalah keberhasilan mamak semua. Tuhan memberkati masa kehidupan mamak ke depan ini ya. Panjang umur mamakku sayang dan jadi berkat terus di pelayananndu :)

Wednesday, December 20, 2006

Pantai Ujong Batee, Banda

Ola, Nomi dan Yose

Dari atas ke bawah : Ola, Yose, Ika, Nomi


Nomi dan Yose

Saturday, December 16, 2006

Natal mengingatkan manusia hanya singgah di bumi ini

Awal tahun 2006 ini aku mulai bekerja untuk Aceh, dan sebentar lagi akan berakhir. Kontrak kerjaku hanya setahun, dan banyak hal yang aku pelajari selama di Aceh. Satu yang terpenting yang aku pelajari adalah, sebagai pendatang yang hanya singgah sebentar aku tidak memusingkan banyak hal. Diujung hari-hari terakhir di Banda Aceh, aku benar-benar menggunakan waktu dengan baik. Melakukan hal-hal yang berarti dan menyenangkan. Bahkan sampai jauh malam, masih ngumpul dengan teman-teman untuk makan bersama, berbagi dan bergembira. Beberapa teman yang aku temui memang sudah memiliki hati untuk tinggal dalam waktu yang lama di Aceh. Mereka memiliki hati untuk Aceh. Aku menyadari kalau panggilanku memang bukan untuk Aceh, karena setiap kali ada yang baik yang aku lakukan untuk pemuda Aceh. Aku selalu berpikir, kalau orang muda Karo dan PERMATA juga membutuhkan yang seperti itu.

Aku akan balik ke Kabanjahe, barangku tidak banyak. Hanya sebuah travelling bag dan dua buah kantong plastik berisi oleh-oleh. Selama di Banda Aceh aku tidak pernah tertarik dengan yang namanya barang. Aku sangat menyadari kalau aku hanya singgah, dan tidak mau direpotkan dengan barang. Aku tidak memiliki apapun di Banda kecuali beberapa pasang baju dan juga buku-buku untuk menghabiskan waktu.

Aku mengingat ketika aku tinggal di Bandung, hampir 11 tahun lamanya aku disana. Berpikir tinggal lama membuat aku memiliki banyak barang. Kami mengontrak rumah kosong, sehingga semua isinya hádala milik sendiri. Aku mulai mengisi rumah dengan lemari kayu untuk menyimpan buku-buku, ada kompor gas, ada TV Politron 21 inci, tempat tidur, lemari pakaian dan banyak lagi. Semua harus aku wariskan ketika aku meninggalkan Bandung. Semua itu ada karena aku berpikir tinggal lama di Bandung.

Di Banda, benar-benar aku tidak pernah membeli barang apapun. AKu tahu, Banda hanya tempat transit sebentar, estela itu aku akan meninggalkannya. Selama tinggal di Banda, aku selalu diingatkan kalau aku juga hanya sebentar di bumi ini. Bumi ini hanyalah tempat transit sebelum kembali ke rumah Bapa. Warga kerajaanku bukan di sini, tapi di surga. Mengingat ini sering aku bertanya kepada diri sendiri, mengapa aku masih sering sekali dipusingkan oleh hal-hal dunia yang tidak mungkin aku bawa ketika aku meninggalkan tempat persinggahan ini. Hal ini terjadi karena sering aku lupa surga dan aku merasa akan tinggal lama di bumi ini.

Seperti hari-hari terakhirku di Banda, aku selalu ingin melakukan sesuatu yang berarti bukan hanya bagi orang lain tetapi juga bagi diriku. Melakukan hal-hal positif yang menyenangkan, kebersamaan, menikmati alam Aceh yang indah, dan banyak lagi yang baik yang ingin aku lakukan. Ingin juga rasanya bukan hanya berpikir seperti itu untuk sesuatu yang fana. Tetapi ketika mengingat kembali dari mana kita datang, itu membuat aku kembali ingin menjalani Visi hidupku. Memang tidak mudah, tapi Tuhan memberikan orang-orang yang memberi dukungan kepadaku, supaya masa-masa yang dijalani ini menjadi berarti, menyenangkan dan memuliakan Tuhan.

Selesai kontrak di Banda Aceh ini aku akan mencari pekerjaan di Medan. Sudah coba mencari-cari sejak awal bulan desember ini. Puji Tuhan beberapa hari yang lalu aku menerima panggilan kerja dari sebuah NGO. Aku mengirim untuk lowongan yang diperlukan di Medan. Tetapi ketika mereka mengontak ku, mereka bilang kalau posisi di Medan tidak sesuai untukku. Mereka menawarkan untuk posisi yang ada di Aceh Jaya. Jujur hal ini menjadi kebingungan bagiku. Aku bertanya, apakah Tuhan belum ingin aku ke Medan saat ini ? Ataukah Tuhan ingin aku belajar dulu di Aceh Jaya ?

Kak Tio, makasih banyak untuk sarandu, dukungan doandu dan juga banyak hal yang kam ajari tentang pelayanan padaku. Saat aku menceritakan pergumulanku, kam bertanya sudah berapa lamaran yang aku kirim. ”Tiga” jawabku. ”Kalau begitu, tetaplah kirim lamaran di Medan, PERMATA akan berubah dan kam tidak tahu mengikutinya kalau masih tinggal di Aceh”. ”Pertaruhkan semua di hadapan TUHAN Nom.. Tetaplah cari kerja di Medan”. Jujur kak, aku sangat dikuatkan dengan pesan singkatndu waktu itu. Aku mau mempertaruhkan semuanya di hadapan TUHAN. Aku juga ingin seperti hari-hari terakhirku di Banda ini, bukankah hidup juga akan lebih greget, berarti, menyenangkan, dan juga penuh kejutan ketika kita selalu dalam pergumulan mencari kehendak Tuhan, dan bahkan pakai mempertaruhkan semuanya di hadapan Tuhan.


saat ini aku membuka
Joh 3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

Aku senang sekali karena hanya Anak tunggal Allah yang akan membuat aku mampu berjuang dan menjalani hari-hari ini dengan menyenangkan. Ayat ini juga kembali menegaskan kalau kewarganegaraan kita memang bukan di bumi ini.

Selamat hari Natal 25 Desember 2006 dan Selamat Tahun Baru 1 Januari 2007

Nomi Br Sinulingga

Banda Aceh, NAD


Friday, December 15, 2006

GAUL sambil makan sirih di REX, Banda Aceh

Sambil mengunyah sirih, kami berdelapan nongkrong di Rex di Banda Aceh pada Kamis malam tadi. Nyirih menunjukkan “GAUL” di kalangan anak muda di Aceh, begitu tutur Linda ketika kami menjamunya makan woku B2 di Ulee Kareng. Untuk menunjukkan kalau kami juga “GAUL” maka kamipun nyirih sambil menunggu makanan yang kami pesan dating. Aneh-aneh saja…dan aku senang saja memakan sirih yang sedikit manis karena pake gula. Karena tidak ada kamera digital, kamera manual juga harus dikeluarkan untuk mengabadikan kebersamaan ini. Ada mas BEsar, JEferson, Nomi, YOse, dan empat orang peserta training yang kami bombing selama ini dalam pengembangan diri dan computer yang berasal dari Lamteumen Timur. Mereka adalah Zahara, Desi, Cut Hendrayani dan Maulita.

Aku pesan kerang rebus, Yose pesen kepiting, yang lain semua pesan sate jawa, katanya sate jawa rasanya manis kalau sate padang rasanya asin. Ketika semua makanan dan minuman sudah tersaji, kita foto2 dulu dong… Tar kalau fotonya sudah dicetak, aku bagi-bagi ke kalian Ok..aku kirim deh ke Banda. KArena setelah balik ke Medan untuk yang terakhir ini, aku akan melanjutkan hidupku di Medan.

Tidak sebentarpun ada diam kala makan sedang berlangsung. Hanya Yose aja yang banyak diam, dan sibuk dengan cangkang kepiting. Lagian hidup sudah berjuang, makan aja dipilih makanan yang harus berjuang juga untuk bisa menikmatinya, Cek !! Sambil makan kerang, obrolan tetap berlangsung dengan Zahara yang memang semangat sekali menceritakan pengalamannya sebagai aktifis yang bisa mengantarnya setahun 1-2 kali ke Jakarta. Jujur Zahara, aku juga banyak belajar darimu ketika kita bisa bertemu di dalam kelas traing PD. Orangnya semangat dan tidak takut melakukan sesuatu yang menurut dia memang bener. Temannya banyak karena sering nongkrong di warung kopi sekalipun dia perempuan. Kami juga sudah pernah ngopi bareng peserta training setelah selesai belajar beberapa waktu lalu dan itu juga adalah ide Zahara.

Ide jalan dan makan bersama ini bermula dari tadi siang, waktu kami ngumpul di rumah Maulita. Maulita menyajikan kolak, dan mereka menanyakanku kenapa kembali ke Medan. Mereka juga menanyakan apakah acara pembagian sertifikat nanti aku akan dating ke Banda dan ikutan ke Pantai Ujong Batee. Jawaban “tidak” membuat mereka sangat berharap bisa jalan bareng dan setelah itung-itung waktu dan hanya sisa malam ini juga kalau mau karena Jumat malam kami akan makan bareng dengan semua kru Sutera Foundation sebagai acara natalan dan akhir tahun sebelum berpisah dan akan bertemu lagi di tahun yang akan datang dan tentunya kecuali aku… Sabtu malam juga tidak mungkin karena aku ingin mengikuti acara natal pemuda GPIB Banda Aceh.

Jadilah malam ini menjadi malam yang menyenangkan, karena selama ini aku memang tidak pernah makan di Rex, cukup hanya melaluinya saja. Habis terlihat sangat ramai dan memang gak ada yang ngajak. PErnah ngajak Yose, tapi belum mulai jualan karena memang Rex itu seperti pasar Kaget, siang sepi tetapi malam sangat rame. Pernah ngajak mas Besar, tapi katanya makanannya enggak enak. Tapi nyatanya tadi aku sangat merasa enak saja makan kerang rebusnya, mungkin karena hati senang kali ya?

Sudah pukul 21.30 WIB, dan kita memutuskan untuk pulang. Zahara memanggil pelayanan untuk meminta bill. Waktu pelayan datang, dia mengatakan kalau semua makanan dan minuman kami sudah dibayar oleh orang yang ada dua meja dari meja kami. Ups..dan Zahara melihat orangnya yang sedang beranjak dan berlalu pulang sambil melambaikan tangannya. Sebagian kami masih bingung, kok dibayarin? Siapa tuh? Desi hanya berkata, “banyak virus ternyata disini”. “Des, sampaikan ucapan terima kasih kami kepada temanmu ya..” Desi menggeliat dan bilang tidak akan. “Yah…sudahlah ini rejekinya Nomi”, kata Mas Besar. Loh..kok bisa ?

Pulang dari Rex, kita berpisah dengan Zahara, Desi, Cut dan Maulita. Kami berempat, mas Besar, Jeferson, Yose dan aku masih singgah ke toko souvenir Aceh beli beberapa tas untuk oleh-oleh.

Tuesday, December 12, 2006

Terapung Cafe, Ulee Kareng, Banda Aceh

Duduk berdua dengan Yose, menghirup isi gelas berisi Capucino yang ada di hadapan masing-masing kami. Ini kujunganku yang ke dua ke Cafe yang ada di Ule KAreng ini. Yang pertama ketika makan bareng Roni dan Wardi. Menjelang akhir masa-masa di Banda, aku senang sekali mengunjungi Cafe ini dan bisa makan bareng ma Yose, walaupun BMM..hehehe. Memang gak banyak hal yang kami diskusikan, namun saat itu menjadi moment yang sangat baik untukku. Perjalanan masih panjang yang harus dijalani di depan. Kita masih muda dan juga memiliki semangat yang tinggi untuk menaklukkan halangan di depan.

List panjang yang sudah kita buat, dan juga saling membagi supaya saling mengingatkan ke depannya. Berharap ini menjadi satu komunikasi untuk saling mengingatkan terus ke depannya.

Mie pesananku sudah habis, dan Yose masih mengaduk2 sambil makan sedikit demi sedikit membuat coelan melalui ujung sendok pada pisang keju yang dia pesan. Sruuppp...kopi di gelasku sudah habis. Tapi masih ada sebotol Aqua yang menunggu untuk dipindahkan ke dalam perut untuk membersihkan mulut dan tenggorokan dari bekas kopi yang manis yang terakhir diminum.
Ya..gak terasa sudah lima bulan kita berpartner. Yoselina Br Ketaren adalah penasihat yang baik. Teman kerja yang sangat profesional, jurusan psikologi dan ini membuat aku semakin bersyukur menjadi rekan kerjanya. Sebagai trainer motivasi dan pengembangan diri, boleh dibilang kalau aku memang tidak punya latar belakang pendidikan yang bisa aku andalkan. AKu lulusan teknik elektro, dan hanya mengandalkan pengalaman sering memotivasi orang lain dan pengalaman belajar mengembangkan diri sendiri dalam hal menolong orang lain untuk mengembangkan diri, selama ini.
Selama di ITHB, aku memang kadang bertindak sebagai guru BP aja...aku mengundang semua mahasiswa untuk datang ke ruanganku. Biasanya ada jadwalnya. Aku sangat menikmati ketika berbicara secara pribadi dengan mahasiswaku. Mengetahui latar belakang keluarganya, kesibukan orang tuanya, pola belajar mahasiswa, dan juga banyak hal yang ingin aku gali untuk mengenal mahasiswa yang aku didik. HAsilnya selama aku di ITHB, aku merasa kenal dengan mahasiswa dan ini sangat menolong untuk memotivasi mereka. Jujur..mungkin pembelajaran yang akan selalu aku ingat untuk perkembanganku selama di ITHB adalah melakukan pembicaraan untuk mengenali mahasiswa ini. Aku lihat kalau mahasiswa juga sangat senang ketika diajak ngobrol dan dimotivasi untuk tetap berjuang dalam study. Hal ini terbukti ketika ada yang belum dipanggil..pernah ada yang datang dan bilang, "Jadwal saya kapan Bu?"
Yah...itulah pembelajaran yang menjadi pilihan sendiri ketika bekerja. KArena kampus tidak menuntut untuk melakukan itu, tapi itu adalah pilihan sendiri.
Tadi aku juga bilang ke Yose, supaya menentukan semua kegiatan PD selama akhir bulan ini. Membuat jadwal mentoring dan juga menentukan hal-hal yang perlu dipersiapkan untuk tahun depan.
Tahun depan...sudah bentar banget lagi ya? AKu sudah tidak sabar, ingin banget pulang ke rumah. AKu akan memulai derapku di Medan... Aku tahu panasnya kota Medan akan membuat nyala semangatku untuk belajar, berkembang dan berdampak semakin menyala. Lebih dari itu..DIA yang aku puja, akan selalu menuntunku dan menolongku dalam semua perjalananku ke depan.

Friday, December 01, 2006

Selamat datang Desember

Hujan hampir setiap sore. Jalanan yang berlubang digenangi air dan becek dimana2. Bulan Desember, rasanya sungguh menyenangkan bukan? Setidak2nya bagiku sangat menyenangkan. Sebentar lagi akan balik ke rumah. Liburan di rumah, dan bisa nolong mamak bikin kue2 natal. Senangnya. Sudah hampir 11 tahun aku enggak pernah nolong mamak bikin kue natal di rumah. Ini kesempatan yang baik bukan?
Dulu waktu masih di rumah, 11 tahun yang lalu. Bulan desember rasanya penuh semangat dan kebahagiaan. Sudah penghujung tahun dan bersiap-siap menyambut tahun yang baru. Keceriaan natal dan juga akan banyak kunjung mengunjungi, yang tentunya sangat disukai oleh orang-orang sanguin kayak aku ini.
Sekarang bukan saatnya lagi hanya menikmati kunjungan-kunjungan toh? Sudah banyak yang lebih berarti yang kudu dikerjakan di ujung tahun ini. Banyak hal yang mesti diselesaikan di Banda nih sebelum tahun ini berakhir..antara lain :
1. Kaos sudah harus terjual habis, biar tidak ada stok untuk tahun depan. (Aku lagi mencoba bisnis kaos di Banda sebagai side job, habis kalau bisnis IT kagak nyahok..hehehe)
2. Evaluasi hidup setahun di Banda...dan apa yang sudah aku pelajari dan apa lagi yang kudu terus dikembangkan.
3. Evaluasi karakter diri, apa yang sudah lebih baik dan apa yang masih sangat buruk dan perlu diperhatikan lebih serius lagi. Ini penting dikaji perubahan selama setahun ini lho, Nom.
4. Hitung berkat-berkat Tuhan yang banyak itu selama setahun ini.
5. Tetapkan rencana ke depan selama setahun dan apa yang ingin dicapai dalam setahun ke depan.
6. Strategi?? list semua peran yang dimiliki dalam hidup ini yang mana yang paling prioritas dan buat strategi yang kudu dilakukan supaya bisa menjadi orang yang berkontribusi positif dimana kita berada sesuai peran kita.

Selamat datang desember, dan mari kita berpacu dengan sisa waktu tahun ini.