Wednesday, January 30, 2008

Dunia Imaginer ke Dunia Real

Pertemuan selalu membuat hubungan semakin dekat. Komunikasi dan tatap muka, bukan hanya komunikasi yang dilakukan di dunia maya selalu memberikan hal-hal yang tidak terduga. Banyak tentunya pengalaman umat manusia seperti ini. Hubungan-hubungan di dunia imaginer ini memang kadang tidak terlukiskan. Mulai dari hanya iseng untuk mencari kenalan, bahkan sampai ke hal-hal yang serius. Bukan hanya serius melakukan hal-hal yang positif namun juga ada yang serius sampai mendapatkan pasangan hidup.

Beberapa tahun yang lalu, aku pernah melakukan aksi menentang illegal logging. Diskusi mulai dari milis PERMATA, dan kita-kita anggota milis mau melakukan suatu tindakan nyata bukan hanya sekedar diskusi. Tindakan real yang kita lakukan adalah menyebarkan brosur untuk menentang illegal logging tersebut. Karena saat itu tujuan kita adalah untuk menyadarkan masyarakat mengenai penggudulan hutan yang terjadi di daerahnya. Sampai saat ini banyak hutan di tebangi dan masyarakat sekitar hutan mengetahui hal tersebut tapi tidak melakukan apapun. Mungkin kepala desa juga memberikan ijin untuk penebangan liar tersebut, sehingga masyarakat desa tidak menyadari bencana yang mengancam mereka.


Saat itu yang dilakukan adalah, pengumpulan dana dari anggota milis tersebut di koordinir oleh Nomi. Kemudian mencetak brosur dan poster, gambar dan pencetakan dikerjakan oleh Bang Dede (Kartunis Soramido). Kemudian mengirim brosur dan fliyer tersebut ke Medan dari Bandung. Yang mengkoordinir pembagian ini di Medan adalah Pdt Eki. Pada saat ada acara PERMATA, maka brosur dan poster tersebut di bagi2kan dan mereka diharapkan juga akan membagikannya ketika kembali ke kampung masing-masing. Hanya masih seperti itulah yang kemarin dilakukan tindakan nyata dari diskusi di group maya ini.

Pengalaman yang lain yang menarik bagiku adalah, kontak dengan Kak Rosalina Purba. Kakak ini tinggal di Swedia. Lebih dua tahun ini kami email2an dan juga chatting. Kakak ini baik banget, aku senang sekali bisa berbagi dengannya walaupun melalui internet. Dia selalu memberikan masukan yang positif. Kadang dia berbagi pengalaman hidupnya, dan itu menguatkan aku. Dalam hal menemukan pasangan hidup, dia selalu semangat menguatkan dalam ceritanya. Tuhan selalu menjadi andalan satu-satunya, selalu dia jadikan pesan dalam setiap obrolan.

Desember 2007 yll, Kak Rosalina sekeluarga ke Indonesia. Janjian ketemuan di Bandung. Setelah mencatat alamat dia tinggal, aku mengunjunginya di Sukajadi Bandung. Betapa aku surprise, karena aku pernah juga sebelumnya ke rumah itu, sekitar sepuluh tahun yang lalu. Sudah lama sekali, bukan? Obrolan untuk lebih mengenal, lebih jauh lebih memungkinkan dilakukan dibanding obrolan di dunia maya selama ini. Upps...ujung untuk mengenal lebih dekat, ternyata memang aku akan tetap manggil kak Rosalina, Kakak. Iya...ternyata bibik tuaku (kakak tua kandung mamakku) adalah mami kel dari kak Rosalina. Bibik tuaku adalah istri dari saudara laki-laki kandung (turang) ibunya kak Rosalina. Dua tahun ngobrol di internet gak pernah tahu hubungan ini. Puji Tuhan, sekarang aku sudah tahu.

Pengalaman yang lain adalah, ketemu Ami. Beberapa kali aku email-emailan dengan Ami. Ami saat ini sedang kuliah S2 di Australia. Diskusi mengenai Rispa Ginting yang sedang sakit di RS Elisabeth, saat itu menjadikan kita beberapa kali email2an. Di salah satu emailnya, Ami mengabarkan kalau dia akan ke Medan. Jujur saya, aku tidak tahu siapa sosok Ami. Karena dia akan ke Medan, dan aku juga akan ke Medan..akupun di salah satu email mengajak supaya kita ketemuan. Tapi email itu tidak pernah dibalas Ami.

Rakor PERMATA yang baru saja selesai, Ivo mengabari aku kalau Ami sedang di Medan. Penjelasan Ivo tentang Ami membuat aku semakin jelas siapa Ami. Akhirnya muncullah si Ami di Rakor. Ups…aku mengenalnya dong…sudah lama sekali, mungkin sudah 12 tahun tidak pernah melihatnya. Ternyata Ami adalah adik kelasku di SMA. Dia setahun di bawahku. Ami, kok gak mengenalkan diri ketika kita email-emailan itu ya? Sukses selalu ya Mi..

Senin malam kita ketemuan lagi sama Ami di rumah kak Sabrina. Ngobrol kesana-kemari, foto-foto, dan janji tetap kontak.. Pertemuan diakhiri dengan makan duren. Asik...enak...manis..pait..

Kenalan dan komunikasi melalui dunia maya bisa memperkaya kita. Memberi pengalaman dan juga menambah teman. Ini sedikit pengalamanku berinteraksi melalui internet ini. Bagaimana dengan pengalaman teman-teman?




Dari kiri ke kanan.. Ami, Kak Sabrina, Kak Sri Ulina, Nomi

Saturday, January 19, 2008

Bermain di pantai...


Bertiga ma Karin dan Irna bermain di pantai...menyenangkan sekali.
Kulit makin itam pekat....hahaha :)

Saturday, January 12, 2008

Berlibur murah meriah ke Bali….

Jalan-jalan dan melihat yang indah-indah selalu merupakan kesempatan yang menyenangkan. Namun ketika biaya sangat terbatas dan jalan-jalan tetap bisa dilaksanakan, ternyata ada juga kepuasan tersendiri. Menyenangkan karena keinginan jalan-jalan terlaksana dan yang kedua keinginan jalan-jalan terpenuhi walaupon dana terbatas.hehehe

Semua sudah OK…kita berlima akan liburan ke Bali. Perencanaan harus matang supaya dana tidak membludak. Kalau dulu bapak tua masih tinggal di Denpasar, tentunya berlibur ke Bali akan sangat murah. Namun sekarang sudah tidak ada lagi keluarga dekat tinggal di Bali. Perencanaan yang baik sangat penting berhubung dana sangat terbatas dan anak-anak ingin patungan membiayai liburan ortu. Kapan lagi bisa membuat orang tua bahagia dan sedikit menikmati liburan sebagai hadiah dari anak-anaknya. Tapi tar kalau kami gak punya uang, boleh dong minta ke ortu? Mereka biasanya tersenyum dan bilang semua yang mereka lakukan adalah untuk anak-anaknya.

Transportasi yang murah...
Pesawat dari Jakarta-Denpasar pake airasia beli lewat internet biar dapat yang murah. Berangkat tanggal 7 Januari dan balik ke Jakarta tanggal 11 Januari harga tiketnya sekitar 650ribu. Untuk biaya rental mobil di Bali, jangan lewat agen. Dengan bantuan teman yang baru pulang dari Bali bulan Novemner tadi, kami mendapatkan nomor HP supir mobil yang mereka rental, namanya Pak Nengah. Dengan langsung menelpon Pak Nengah ke nomer 081805507016, maka kami mendapat harga rental sebesar 275ribu perhari. Biaya rental mobil ini termasuk supir dan bensin, pokoknya dengan 275 ribu bersih kita sudah capek jalan-jalan sekitar 10jam. Bagi teman-teman yang mau jalan-jalan ke Bali bisa juga tuh menghubungi Pak Nengah, biar rental mobilnya bisa lebih murah dari harga agen. Pak Nengah baik banget dan juga sekaligus jadi guide kita2...selalu memoto kita kalau ingin difoto lengkap. Makan siang dan makan malam kita selalu mengajak Pak Nengah, dia baik banget. Sampai-sampai ibuku yang ingin menanam bunga kamboja di kampung nanti, dia bawain dari rumahnya tiga batang bunga kamboja. Katanya nanam bunga kamboja seperti nanam ubi kayu, cukup di stek saja. Hari trakhir, kita kasi bayaran lebih untuk Pak Nengah. Kalau ngontak Pak Nengah, bilang aja dapat nomer HP nya dari Nomi :).

Penginapan Murah...
Biaya perjalanan yang bisa direduksi selain dari transportasi juga bisa dari penginapan. Mengingat kita akan sepanjang hari jalan dan penginapan digunakan hanya untuk istirahat, maka penginapan yang murah menjadi incaran. Mendapatkan penginapan murah tapi nyaman dan bersih perlu cari-cari informasi yang banyak sebelum memutuskan. Apalagi kita jalan sama orang tua. Setelah tanya2 teman yang baru pulang dari Bali dan lihat informasi di internet, maka sudah ada beberapa penginapan menjadi list yang akan dihubungi. Biaya telepon siang-siang ke Bali menjadi nol rupiah, karena aku dibantu ma Bang Surya...hehehehe. Makasih banyak ya Bang. Gimana balasnya ya? Oleh-oleh dari Bali pun aku lupa juga...tar dari Berastagi aja kalau aku ke Jakarta ya, hehe.

Nelpon penginapan yang pertama, katanya gak bisa dibooking, datang aja langsung waktu sampai di Bali. Padahal ke Balinya tinggal dua hari lagi, gak lucu kan bawa ortu jalan-jalan tapi penginapan belum dibooking. Moso kita akan berkeliling dulu nyari penginapan sesampainya di Bali. Ada-ada saja. Nelpon penginapan yang kedua Bali Dwipa Guest House (0361) 751446, pake kipas angin, kamar mandi di dalam dan dapat sarapan pagi. Harganya sangat menakjubkan. Berdua Rp 50.000 dan bertiga Rp 60.000. Bagi pertimbanganku kamar mandi di dalam sangat penting, jadi Bali Dwipa yang berada di Jl. Poppies II ini diputuskan menjadi tempat menginap. Tanggal 11 Januari kami balik dari Bali hanya berempat, Karin masih tinggal semalam di Bali. Harga kamar untuk sorang Rp 35.000. Jl. Poppies Land ini masuknya dari pantai kuta. Kalau dari Bali Dwipa hanya sekitar sepuluh menit jalan ke Pantai Kuta dan sekitar 5 menit ke jalan Legian.

Makan Murah....
Sarapan sudah dapat di penginapan, dan jujur saja untuk makan tidak menjadi hal yang mudah. Karena masakan orang Bali itu tidak kena di lidah. Rasanya aneh. Hari pertama makan bersama Pak Engah di rumah makan padang. Bisa dimakan, tapi gak terlalu enak. Kemudian di tanah Lot, Irna pengen makan Baso..rasanya kucar-kacir. Melihat mimik kami waktu makan, Pak Nengah akhirnya mengantar kami makan Babi Panggang Medan di Kuta. Wah...ini baru enak. Aku makan pake saksang hanya Rp 10ribu. Nasi goreng dan mie goreng juga harganya 10 ribu. Babi Panggang harganya 18ribu. Hari ketiga, ada pedagang makanan yang datang ke penginapan. Makanannya sudah dibungkusi. Sebenarnya kemarin juga kami sudah melihatnya tapi karena berfikir dia orang Bali jadi kita tidak tertarik untuk membeli. Tapi ketika Irna ngajak ngobrol penjualnya, wah ternyata dia orang Sunda. Katanya tinggal di Dayeuh Kolot dan dia sudah lama di Kuta jualan nasi bungkus keliling ke penginapan2. Irna beli dua nasi bungkusnya. Satu bungkus 5ribu. Hmmm...ternyata masakannya enak banget. Wah...dua bungkus itu kami cicip berlima. Besoknya kami makan malam dengan makanan yang dijual bungkusan itu. Biaya konsumsi yang sudah dibudgetkan malah tidak habis, karena bagi kami lebih enak nasi bungkus orang Sunda itu daripada Babi guling. Waktu makan babi guling, enak sih tapi jujur aja...jauh lebih enak di lidah kami BPK...hehehe


Objek wisata...
Taman Ayun
Bedugul (Danau Beratan dan Pura Ulun Danu)
View tempat ini dipampang di uang 50ribu, jadi jangan lupa berfoto ditempat ini.
Alas Kedaton
Tempat ini banyak monyetnya. Bagi orang Kabanjahe yang suka melihat monyet di pinggir jalan kalau lagi menuju Medan atau menuju Kabanjahe dari Medan, maka tempat ini biasa saja. Salutnya, di Bali monyet2 ini dikunjungi dan dilihat orang, tapi apakah monyet2 di Tahura dan di pinggir jalan dekat Tahura itu benar2 kita manfaatkan?
Tanah Lot
Tempatnya indah banget loh, terdapat pura yang dibangun di atas batu karang di tengh laut, tempat ini dijadikan icon-nya Bali.
Nusa Dua
Paling gak seru jalan sama ortu adalah kalau kekuatiran mereka besar banget dan mereka akhirnya melarang-larang anaknya. Waktu ke Nusa Dua, kami ingin sekali ke Pulau Penyu dan juga melihat keindahan bawah laut. Waktu awal kita datang, akan ada yang mendekati kita dan menawarkan watersport yang bisa dilakukan disana dengan tarif sebagai berikut :
Parasailing : Rp 100.000
Jet Sky : Rp 150.000
Banana Boat : Rp 100.000
Snoorkling di Tanjung Benoa: Rp 100.000/jam
Fly fish : Rp 200.000
Diving Rp 300.000
Ke pulau penyu + glass bottom boat : Rp 300.000/rombongan (1-10 orang)

Kami ingin sekali ke Pulau Penyu dan juga lihat keindahan bawah laut dari atas kapal. Tapi sedihnya Bapak dan mamak gak mau karena gak berani. Kami aja disuruh bertiga kalau mau liat pulau Penyu itu. Malas banget kan? Wong kita ingin bapak dan mamak juga bersama2 ma kami liat keindahan bawah laut itu. Itulah kalau orang tua, mereka selalu memikirkan kalau ada apa2 ditengah laut nanti, gimana? Gak lucu kalau kita sekeluarga ada apa-apa kan? Kata Bapak perahunya terlalu kecil dan itu menakutkan dia. Terus liat aja gelombang yang besar itu, katanya...padahal kami tidak melihat ada gelombang besar. Akhirnya, kalau hanya kami bertiga yang ke Pulau Penyu malas banget kan? Wong pengen sama Bapak dan Mamak kok...Kalau untuk melihat taman laut, kita juga sudah pernah kok Pak, kata Karin yang gak lupa bawa snorkle ke Bali tapi gak digunakan.

Sebelum pulang, kita putuskan photo2 dulu di Nusa Dua..waktu jalan-jalan di pantai itu. Ternyata tawaran ke Pulau Penyu Rp 150 ribu untuk 1 boat. Tapi karena sudah tahu bapak dan mamak gak mungkin mau, kami juga langsung menolak. Jadi teman2....kalau mau ke Pulau Penyu, jangan dari orang2 yang menawarkan di awal masuk, biasanya mereka pakai seragam..lebih baik langsung aja ke yang membawa kita nanti kesana, bisa hanya Rp 150.000 sekali jalan (1-10 orang).
Ulu Watu
Terdapat Pura dan juga banyak monyet-monyet yang mengintai yang datang. Jadi harus sedikit awas dengan si monyet jahil...kacamata, jam tangan, ikat rambut, anting-anting biasanya menjadi incaran si monyet. Tapi ternyata aqua yang ditangan juga di rebut...View nya indah banget karena dari pura ini kita bisa melihat lautan yang biru ke bawah.

Dreamland
Pantai dengan pasir putih yang indah. Dijadikan tempat surfing dan banyak bule lebih berani dengan bikini yang lebih terbuka di banding di Kuta. Orang tua ternyata lebih risih ke tempat ini dibanding orang muda, hahaha...
Pantai Jimbaran
Makan di pinggir pantai, sangat romantis sambil memandang pesawat yang datang dan meninggalkan airport Ngurah Rai.

Pantai Sanur
Melihat sunrise di pantai Sanur menjadi tempat yang tepat.
Nonton Barong
Harga tiket nonton ini dirahasiakan dari ortu, karena kalau mereka tahu harganya pasti gak bisa menikmati nonton. Toh bahasanya tidak dimengerti dan mamak kayaknya gak baca juga kertas yang dibagi berisi narasi cerita yang sedang dipertontonkan. Maklum, orang tua yang masih memiliki anak dua orang kuliah harga nonton seperti itu 50ribu rasanya kemahalan, karena gak bisa juga menikmati.

Tampak Siring & Tirta Empul
Di tempat ini ada istana presiden peninggalan Sukarno, tapi pengunjung tidak bisa masuk. Juga terdapat Tirta Empul yang katanya mempunyai kasiat menyembuhkan. Orang rame banget disitu, antri..antri..gak tahu apakah semua itu mau mencoba kasiat air itu atau masuk untuk menonton orang2 itu seperti kami. Tapi Bapak karena haus, minum juga air itu...ada-ada saja.

Kintamani
Sangat indah dengan view danau batur dan gunung batur. Memandang keindahan danau ini, kami jadi membincangkan Lau Kawar yang ada di Tanah Karo dan juga Danau Toba yang dilihat dari penatapan.

Sukawati
Belanja murah disini tempatnya. Disini kami ketemu dengan Efran, teman di Bandung sekarang dia di Bontang. Mamak sibuk beli daster, Karin beli oleh2 kaos untuk teman2nya di Papua, Irna beli tas, Bapak dan aku keliling nyari pajangan di rumah, akhirnya kami beli patung kayu Nelayan dua buah. Dulu waktu kami masih kecil, Bapak ke Bali dia bawa patung kayu Pohon Pisang. Jujur saja, kami tidak mengerti sekali dengan kualitas kayu, jadi percaya saja sama pedagang.


Hari terakhir, mamak dan bapak diabaikan dan kami bertiga akhirnya berenang juga di Kuta. Bermain ombak, bermain pasir dan kulit yang terbakar. Huh...pasir berhasil melukai kulit karena ombaknya sangat kuat melempar kita ke darat.

Total pengeluaran seorang ke Bali diluar belanja2 mencapai 1jt 300ribu (termasuk pesawat dari Jakarta- Denpasar bolak balik).

Selamat mengakhiri liburan dan mari memulai kehidupan di tahun yang baru dengan semangat yang baru di dalam TUHAN.

Friday, January 11, 2008

Udara sangat sejuk, tadi pagi hujan deras mengguyur bumi. Suara angin memukul-mukul atap penginapan. Semua masih terlelap. Tidur semakin enak, dengan iringan suara hujan. Suara weker sudah dari tadi teriak menandakan sudah pukul 5.30. Namun bunyinya ditelan suara hujan, dan telinga mengabaikannya. Semua masih ingin membenamkan diri dalam mimpi indah. Setengah sadar, masih teringat kalau pagi ini janji sudah dibuat, keinginan molor lebih panjang harus dihentikan. Memaksa diri untuk beranjak dan membangunkan yang lain. Seiring kesibukan mulai bangkit dan mentari mulai memanas, hujan mulai tiada berbekas.

Setangkup roti semakin sulit ditelan. Roti bakar itu sudah terlalu dingin. Teh masih panah, asap mengepul bergulung-gulung. Mensyukuri hari indah yang sudah Tuhan beri bersama bapak, mamak dan adik2 menjadi momen yang membahagiakan. Jauh dari tanah dimana kita menjalani hidup sehari-hari, menjadi saat-saat baik memandang ke depan dan menilai semua yang di belakang. Betapa baiknya Tuhan selalu menjadi ucapan akhir. Tuhan itu baik dalam hidup ini, bukan hanya saat semua keadaan baik menurut versi kemanusiaan. Sekalipun saat manusia mengatakan kalau keadaan tidak baik, tapi terasa Tuhan sesungguhnya sangat baik. Dia tidak berubah, manusialah yang berubah. Perubahan yang kita alami sering membuat kita berubah melihat sang Khalik. Butuh penempaan-Nya supaya kita menjadi manusia-manusia yang tidak goyah dalam memahami Dia.

Remah roti berserakan di atas meja, teh sudah mulai dingin. Mengetahui suatu kehidupan sudah berakhir di bumi ini di tempat yang jauh, menjadi saat untuk melihat cermin diri. Bukan karena sakit, memang sudah waktunya saja. Dia kembali ke rumah Bapa. Kematian seharusnya bukan hal yang mengejutkan bagi yang hidup. Namun ketika kematian dilalui oleh orang yang dicintai pada ambang tahun, penghiburan apakah yang bisa membuat duka lenyap? Mungkin itu menjadi saat-saat seperti hujan deras tadi malam, dimana angin juga sangat kuat memukul-mukul semua yang dilaluinya. Tapi bukankah cuaca seperti itu segera juga berganti? Mentari bercahaya dan semua yang basah akan menjadi kering. Berjalannya waktu akan membuat duka semakin menguap, dan orang yang kita cintai akan tetap dalam hati.

Pengalaman manusia berbeda-beda menyambut tahun yang baru ini. Sama juga banyaknya pengalaman yang berbeda ketika mengakhiri tahun. Bapak seorang teman kembali ke rumah Bapa, pagi hari tanggal 31 Desember tadi. Bapak teman yang lain sudah kembali ke rumah Bapa bahkan belum juga sepuluh hari melalui tahun 2008 ini. Siapa yang tahu dimana ujung kehidupan ini? Bukankah hanya yang membentuk kehidupan yang tahu dimana ujungnya?

Sepanjang hari ini, aku mencoba merenungkan makna kehidupan yang sebentar ini. Katanya hidup ini sangat singkat, hanya seperti uap yang sebentar saja kelihatan kemudian langsung lenyap. Kehidupan juga sering digambarkan seperti bunga yang sebentar mekar kemudian layu, dan siapakah yang mengingat semaraknya? Hidup ini memang singkat sekali. Hari-hari berlari dengan cepat, bahkan Januari juga akan segera berakhir. Kemudian tanpa kita sadari, usia bertambah satu dan tahunpun sudah berganti. Kemana tujuan kehidupan ini bergerak? Ujung kehidupan ini pasti ada, namun adakah manusia yang tahu? Apakah yang paling penting untuk hidup yang sebentar ini? Manusia menjadikan semua penting. Siapa bilang jabatan tidak penting? Siapa bilang uang tidak penting? Siapa bilang pekerjaan tidak penting? Siapa bilang keluarga tidak penting? Semua penting, bukan? Namun apakah yang terpenting?

Tadi malam sebelum tidur, kami berlima berdiskusi. Tawa, canda dan saling mengatai terjadi diantara kami. Bukan hanya kami anak-anak yang saling mencela. Namun mamak juga sering sekali menjadi objek ledekan kami. Setelah usai...kami semua tertawa. Diskusi tadi malam sedikit serius, sampai dua kali Alkitab juga dibuka dan kami membaca Mazmur.

Mazmur 92:14
mereka yang ditanam di bait TUHAN akan bertunas di pelataran Allah kita.
Mazmur 92:15
Pada masa tua pun mereka masih berbuah, menjadi gemuk dan segar,
Mazmur 92:16
untuk memberitakan, bahwa TUHAN itu benar, bahwa Ia gunung batuku dan tidak ada kecurangan pada-Nya.

Tafsiran muncul dari masing-masing kami. Kemudian kami memandang Bapak, dan bilang..apakah ini cocok untuk Bapak? Cocok bagian gemuknya, dan kami semua tertawa.

Apakah tujuan kita sampai Tuhan ijinkan melalui tahun 2007 dan masuk ke tahun 2008? Mungkinkah seperti yang pemazmur katakan, supaya kita menceritakan bahwa Tuhan itu benar?

Poppies Land II, 10-01-08



Saturday, January 05, 2008

Bertobat

Sudah sejak Desember janjian ketemu. Akhirnya aku bisa datang dalam rangka tahun baru ke tempat bu Dorothy. Mengingat gak lama lagi di BAndung, aku juga memang sudah ingin bertemu dengan Bu Dorothy. Waktu datang ke Apartemennya, dia ku temui sedang belajar. Aku salut sekali, mengingat usia ibu ini sudah 85 tahun bulan Februari ini. Jadi bisa ijin ambil fotonya...aku bilang ke dia biar aku semangat belajar setiap kali liat foto ibu ini. Dia ketawa2 saja..dan ngijinin aku. Sengaja aku pajang fotonya di blog ini...biar yang liat juga semakin termotivasi tetap belajar seperti ibu ini.

Dia menceritakan kalau ibu ini sangat mengasihi ITB lebih dari STTB. Waktu aku datang, dia sedang persiapan ngajar untuk tanggal 18 Januari, kuliah pertama katanya. Sejam disana, dan aku pamit pulang. Ibu Dorothy berdoa untukku sebelum aku pulang. Semakin tua, ibu ini semakin banyak mengeluh ttg moral bangsa. Pendidikan yang semakin menurun standarnya. Tetaplah bertahan menjadi Kristen yang sejati, karena Tuhan akan melakukan penghakiman katanya. Jawa tengah dna jawa timur banjir juga harus kita lihat sebagai bentuk penghakiman Tuhan akan bangsa ini. Bangsa ini perlu bertobat katanya.

Setuju buk...dalam hati aku juga mengiyakan kalau kita semua perlu bertobat. Mulai menjadi Kristen yang benar dan bertobat dimulai dari diri sendiri.


Bu Dorothy Irene Marx

Tuesday, January 01, 2008

Selamat Tahun Baru...

Kasih TUHAN tetap nyata dalam kehidupan kita
Semakin tangguh dalam TUHAN,
Tetap bertahan hidup dalam kebenaran
Memiliki Iman yang semakin teguh
Menjadi berkat dimanapun kita berada
Selamat Tahun Baru untuk kita semua…