Saturday, June 28, 2008

Sudah usai....

Sudah malam...disini waktu sudah menunjuk pukul 00.56 pagi. Baru selesai mandi karena tadi sampai di rumah dari jalan sudah pukul 23.35. Besok semua perjalanan sebentar ini sudah usai dan aku akan kembali ke habitatku. Ada beberapa barang yang dicari tapi belum dapat. Tapi sudahlah lupakan saja barang2 itu, karena ada beberapa yang tidak direncakan sudah aku beli sebagai gantinya. Sudah pagi, dan tidak tahu besok bisa bangun jam berapa. Apakah besok sempat ke gereja atau tidak sebelum balik.

Dalam hitungan beberapa hari ini cukup memberikan hal yang baru bagiku. Bisa melihat kota lain dan juga mengamati sedikit kehidupan mereka. Semuanya sepertinya sibuk bekerja dan mencari uang, dikarenakan semua disini mahal katanya. Emang mahal juga sih...hehehe

Tidakkah kamu tertarik untuk pindah bekerja disini Nom? Beberapa kali pertanyaan itu dilemparkan kepadaku. Hanya saja tidak mudah bagiku untuk melakukan semua itu saat ini. Bolehlah nanti tahun 2010 kalau aku belum menikah dan kehidupan masih bebas pergi kesana kemari. Hanya saja semua itu tidak ada dalam rencanaku. Aku tidak mengetahui sedikitpun rahasia hari esok. Semua entang esok hanya DIA yang tahu. Dan untuk kesempatan yang sebentar ini, aku sangat bersyukur kepada-Nya. DIa ijinkan aku melihat kota maju seperti ini yang banyak orang belum tentu punya kesempatan untuk mendapatkannya.

Tidakkah DIA sangat baik dalam hidupku? Namun apakah aku hanya mengatakan ini ketika aku bergembira dalam perjalanan yang sebentar dalam hidup ini yang memberikan pengalaman yang berharga seperti ini. Apakah aku tidak belajar juga mengucap syukur untuk pengalaman yang lain yang kadang biasa saja mungkin? AKu tidak tahu...mungkin aku sering lupa dan kadang gerutuan mungkin yang keluar dari dalam hatiku. Ke depannya aku harus belajar lebih baik untuk mengucap syukur karena apapun bisa dia berikan bagiku.

DIa memang baik...dan pengalaman ini membuat aku semakin mempercayakan hidup dan cita-citaku kepadaNya. Ternyata yang DIA rancang itu akan indah dan aku percaya itu. DIA yang menjadikan semesta ini, dunia ini dan keindahan alam ini hanya merancang yang baik juga akan hidupku.

Hari ini, nanti, aku akan kembali ke Medan. Aku sekarang punya spirit yang baru. Semangat bukan untuk meninggalkan kota itu...namun mengisi lebih banyak hal yang berarti lagi dalam hidup ku. Aku ingin melakukan hal-hal dan pekerjaan yang bisa lebih baik yang aku lakukan dari saat ini. BErbuat lebih banyak bagi organisasi dimana aku sudah komitmen untuk mengambil bagian dalam perkembangannya. Melakukan lebih baik lagi dalam pekerjaan yang bisa memberikan hal baik bagi orang lain. RAsanya aku akan kembali dan ada sejuta ide di kepalaku untuk aku lakukan. AKu tahu aku bisa melakukannya karena ada DIA dalam hati dan jiwaku. Ada DIA yang selalu memberikan semangat, kekuatan dan kerendahan hati untuk menjalankan semua. Selama ini aku sudah mau jualan susu dan yogurt..bukankah sudah saatnya aku mencoba berfikir lebih lagi untuk mengembangkan suatu hal yang bisa lebih berguna bagi banyak orang melalui pendidikanku ? Yah...aku akan coba mulai mengembangkan sesuatu yang memang sesuai dengan latar belakang pendidikanku.

Disini, di kota ini...hampir semua temanku yang bekerja adalah bidang IT. AKu punya pendidikan di bidang ini...dan mungkin sudah lama aku abaikan. Ingin rasanya kembali..seperti anak yang hilang kembali kepada BAPA nya. AKu ingin memanfaatkan pendidikanku ini lebih banyak lagi bagi kehidupanku pribadi dan juga bagi orang lain..

Sudah larut..dan aku akan istirahat..


29 Juni 08, Yishun st 21 block 214, Singapore
Jam 10.30 malam baru sampai dari jalan. Paling sulit mencari pesanan Yose, accessories yang kamu inginkan itu mahal banget bo.. Seharian tadi kami gak beli satu barang apapun.. banyakan foto2 saja. Sekalian memang keluar jalan juga sudah sore, sudah jam 4 sore lebih. Siang hari pengen juga jalan ke lingkungan rumah Windha. Jalan ke pasar tradisional yang gak jauh dari sini naik sepeda berdua ma Windha. Windha baik banget, karena aku lagi main ke sini...dia cuti setengah hari dari kerjaan hari Kamis dan Jumat... Gak bisa tuh aku balas kebaikanmu Win...

Aku berdoa, Tuhan yang akan membalas kebaikan keluarga kamu dan juga aku juga sudah belajar banyak dari keluarga ini. Bagaimana hidup dan berharap kepada Tuhan. Berani menghadapi hal-hal yang baru dan berjuang untuk hidup.



Friday, June 27, 2008

Kesibukan mengisi pagi...

Sudah hampir jam 7 pagi, sepi masih menyelimuti rumah ini. Hanya Sawen saja yang sibuk di dapur. Yang lain masih tidur, David juga sudah bangun. Aku putuskan untuk keluar rumah dipagi hari itu..melihat-lihat kesibukan hidup dipagi hari di kota ini, mungkin hal yang menarik pikirku.

Burung-burung berkicau membuatku sedikit berfikir, apakah itu kicauan burung atau ada bunyi-bunyian mirip kicau burung yang sumbernya tidak jauh dariku. Beberapa burung kecil berwarna hitam, sedang lompat dari satu dahan ke dahan yang lain sambil bernyanyi menyambut pagi. Semakin aku memperhatikan ternyata semakin banyak burung yang aku lihat. Bukan hanya yang di dahan pohon itu tapi juga banyak yang terbang mendekati gedung-gedung di pinggir jalan.

Pelajar-pelajar berjalan dengan cepat. Aku pikir apakah mereka sudah terlambat sehingga terlihat terburu-buru, atau berjalan dengan bergegas itu adalah kebiasaan mereka. Sudah dua hari kemarin aku naik kereta api, terlihat semua fokus dengan pikiran masing-masing, ada yang mendengarkan musik, membaca buku, sibuk dengan HP ditangan. Jarang ada yang ngobrol, kecuali mereka memang tadi bergerombol masuk ke dalam gerbong kereta.

Pagi ini, selain kesibukan berangkat kerja dan juga berangkat sekolah... Aku juga melihat kelompok yang mengisi pagi dengan aktivitas olah raga. Ada yang menggunakan alat yang sudah menjadi fasilitas apartemen ini dan ada juga yang berkelompok mendengarkan musik dan menggerakkan badan dengan serentak dalam gerak yang lambat.. Semua menyambut pagi..semua mengisi pagi... Bagiku ini juga menjadi kesempatan mengisi pagi dengan melihat sedikit kegiatan itu...mengabadikannya dan merenungkannya. Banyak hal yang perlu aku tiru dan aku bawa kekehidupanku ketika aku akan kembali ke Medan.

Ini beberapa foto yang aku ambil tadi pagi :






Tuesday, June 24, 2008

Goni plastik besar itu sudah penuh. Sebuah goni plastik isi beras tiga puluh kilo juga sudah mulai penuh dengan sampah plastik yang masih bisa di daur ulang sehingga bisa dijual setelah dibersihkan.

Pagi itu, aku bingung melakukan apa di rumah. Dapur sudah diisi tiga orang untuk memasak, rasanya menawarkan bantuan juga hanya akan membuat sempit dapur dan memperlambat pekerjaan memasak pagi hari.

Aku memutuskan untuk jalan saja di seputar lingkungan rumah itu. Melihat ibu yang bekerja untuk mengumpulkan plastik itu membuatku tertarik. Sebenarnya ketika pandangan pertama, tutup kepalanya itulah yang menarik bagiku. DIa menggunakan kain panjang untuk menutupi kepalanya, dan modelnya itu seperti "tudung" perempuan karo kalau bekerja dan menghinadri panas terik matahari.

Aku tawarkan bantuan untuk mengumpulkan plastik yang berserakan, dengan berbahasa Karo. Ibu itu mengatakan kalau dia tidak mengerti bahsa Karo. Ups..saya pikir orang Karo, ternyata saya salah. Saya mengajaknya berbicara bahasa Indonesia.
Dia menunjukkan rumahnya diatas bukit itu sekitar dua ratus meter dari tempat kami bertemu. Dia mendorong plastik yang sangat besar itu sedangkan saya mengikutinya dari belakang dengan menyeret plastik yang lebih kecil.

Sudah sejak jam 5 pagi dia bangun dan mulai mengorek2 sampah yang ada di halaman rumah orang. Mengumpulkan setiap sisa yang masih bisa dijual. Saat sampai di rumah sudah jam 7 pagi. Pulang untuk masak, kata ibu yang berasal dari Balige ini. Ketika berjalan menuju rumahnya, aku menunggunya sebentar belanja kue-kue di warung. Ketika masuk diberanda rumahnya, disana ada 6 bungkus tumpukan plastik yang sudah dibersihkan dan siap untuk dijual katanya. Satu bungkusan itu sekitar 4 Kg.
Di dekat pintu depan, ada anjing yang sedang beranak, anaknya ada 4 orang. Ibu itu kaget waktu aku tanyakan umur...anak anjing yang lucu2 itu.

"Itu bukan anjing saya, anjing orang lain yang beranak disini. tadi pagi belum ada, sepertinya baru saja semua selesai dilahirkan." "Kayaknya rejeki ibu akan banyak, anjing tetangga saja melahirkan di rumah ibu." "Amin".

Tiga anaknya sudah berdesakan dimuka pintu ketika pintu terbuka. Aku diajak masuk. Rumah itu kecil, kamarnya dua. Selimut masih berantakan. Aku duduk dan disuguhi teh yang sudah dingin. Katanya dibuat tadi pagi ketika dia akan keluar rumah..untuk anak2nya. Dia marah2 sama anaknya yang tertua, karena tidak sekolah. Kata anak itu dia terlambat bangu7n. Sudah jam 7.30 pagi, sang ibu menyuruhnya tetap sekolah walaupun sudah terlambat. Salahnya sendiri kenapa tidur lagi padahal sebelum ibunya pergi dia sudah dibangunkan. Si anak menggeleng dan bilang gak mau. Si ibu mengancam, kalau sudah tidak mau sekolah dan malas...lebih baik berhenti saja. Tapi mau jadi apa kalau nanti sudah besar tanpa sekolah. Si ibu mengalihkan pandangan kepada dua anaknya yang lebih kecil. Dengan suara lantang dia menghardik mereka, mengapa tidak membangunkan abangnya dan mengingatkannya untuk sekolah.

Aku hanya diam dan melihat semua. Ibu itu kemudian duduk dan mengajak anaknya duduk di tikar dimana aku sudah lebih dulu duduk. Dia mengeluarkan kue yang dia beli di warung tadi. Memberikannya kepada anak-anaknya dan menawarkannya juga kepadaku. Aku menolaknya karena memang dari rumah tadi aku sudah minum teh manis. Ibu itu menceritakan kehidupannya kepadaku. Hatiku tertegun dengan ceritanya. Selesai masak dia akan kembali keluar rumah untuk mencari plastik. Sudah dua tahun katanya dia mencari plastik untuk dijual untuk membiayai kebutuhan hidup keluarga nya.

"Suami ibu kerja dimana?" "Tidak bekerja. Dia struk jadi kerjanya hanya tidur saja". Jujur...aku jadi sedikit tersentuh dan bersyukur tadi bisa masuk ke rumah ini. Melihat satu potret keluarga yang ada di Batam ini. Dulu ceritanya ibu ini jualan bersama suaminya, namun karena sering digusur2 akhirnya tidak jualan lagi. Kemudian suaminya struk dan dia sendiri yang berjuang untuk mengumpulkan plastik2 itu mencari uang untuk melanjutkan kehidupan keluarga itu.

Pikiranku dimasuki oleh macam2 hal untuk melihat kehidupan keluarga itu. Aku mengingat betapa aku kurang bersyukur menjalani hidup ini. Aku merasa kurang melihat sekelilingku, begitu banyaknya bentuk kehidupan yang Tuhan ijinkan terjadi..dan banyak hal yang bisa kita pelajari dari sana.

"Ibu biasanya ke gereja mana?" "Sudah lama aku tidak ke gereja. Kadang sibuk mengurus anak-anak ini di pagi hari. Tapi sebenarnya itu bukan alasan. Kakiku berat sekali untuk dilangkahkan pergi ke gereja, " katanya.

saat itu aku berpikir, betapa beratnya beban keluarga ini. Siapakah yang menjadi teman baginya ketika mengalami hal-hal sulit itu. Suaminya sudah lama tiadk diobati lagi dan hanya terbaring di dalam kamar.

Aku enggan berlama2 di rumah itu...aku takut kalau ibu itu jadi terganggu untuk memulai memasak. "Saya pulang dulu aja ya Bu, mungkin ibu sudah mau memasak." "Kenapa buru2..sekali-sekali saja kita bisa ngobrol kan. Masak sebentar lagi juga bisa." "Aku menahan diri untuk beranjak. Mungkin ibu itu juga pengen curhat, aku pikir. Aku dengarkan keluhan2nya. Keluhan2 yang mungkin selalu memenuhi hati dan jiwanya, tapi tidak ada waktu untuk dikeluarkan. Dia membutuhkan telinga untuk mendengar.

Ketika dia cerita, anaknya menumpahkan asbak rokok yang berisi abu rokok. Aku bertanya refleks, "siapakah yang merokok ini bu?" Aku berpikir mungkin yang merokok ibu ini atau ada tamu kemarin yang datang dan sisa rokoknya belum dibuang.

"Suami saya, walaupun kerjanya hanya terbaring...sebungkus sehari saya harus beli rokok untuknya," katanya. Jujur aku kaget banget. Hanya saja karena kami duduk di depan kamar dimana suaminya terbaring...aku tidak bisa berkomentar apa2 selain diam mendengar perkataan ibu itu.

Perempuan yang hebat dengan perjuangannya setiap hari sejak jam 5 pagi. Mengumpulkan plastik demi kelangsungan hidup keluarga. Namun kadang semua yang dia jalani itu tidak masuk ke akal sehatku. Hmmm itulah salah satu bentuk kehidupan yang bisa aku lihat, ketika aku tiga malam ini tinggal di rumah Pdt. Dewi di Batam.

Batam, 24 Juni 08

Friday, June 20, 2008

Hari ini aku sibuk banget ama yang namanya urusan kasi-kasi duit sebagai pelancar urusan dengan bungkusan kata-kata uang minum, uang lelah, uang rokok dan juga uang-uang yang lain yang menghaluskan makna dari sogokan biar urusan lancar...

Kata pipin, uang kayak gitu namanya stupid fee...bahkan lucunya lagi, tadi aku butuh sempel..dan gak distempel karena bos belum datang. Tahu kan maknanya kalau bos datang, bawa duit artinya. Padahal hanya menstempal ID CArd supaya bisa masuk ke wilayah kekuasaan sang tuan yang menginginkan stupid fee. Gara2 itu...ID card itu mulai dikerjakan dari jam 11.30 dan selesai jam 18.30, habisnya sang bos yang membawa stupid fee itu datangnya lama banget...

Huh...akhirnya selesai juga lah pokoknya. Dan aku bisa liburan dulu seminggu ini.

Thx GOD for this hard week...

Thursday, June 12, 2008

Menikah ??

Topik menikah selalu menarik, apalagi kalau yang bahas semua masih single dan usia sudah cocok untuk menikah. Sering diistilahkan dengan pergumulan bersama..
Tapi ada hal penting yang perlu di ingat. Apakah memang Tuhan inginkan kamu menikah? Kalau aku sih sampai saat ini belum ada ke-detect karunia untuk melajang. BUkannya apa2, soalnya masih senang banget liat cowok2 single yang semangat melayani pekerjaan Tuhan dan penuh dengan senyum..hmmm masih ngeceng aja umur segini.

Gini..katanya sih, menikah itu harus direncanakan. Hmmm....mending ikut ajakan teman pak JUnaidi JMK main golf di Tuntungan untuk saat ini. Bingun buat recana menikah saat ini. Atau boleh juga tuh, ada cowok yang punya rencana menikah dan mengajak kita ikut dalam rencananya itu. Kalau rencananya itu bagus dan baik, kenapa enggak kan? Tapi kalu cewek yang buat perencanaan menikah...kayaknya aku masih jauh tuh..

Apakah kamu akan menkah aau tidak, perlu tanyakan ke Pencipta. Pencipta itu paling tahu kita ini yang terbaik bagaimana?
JUjur juga, aku bingung nanyanya sama Tuhan...wong kalau doa juga langsung ajuain nama..lengkap dengan alasan kenapa mengajukan orang itu ke TUhan. Hahaha..makanya kali doaku gak dijawab Tuhan ya. Wong suka2ku dan kayak anak2 minta permen aja aku. Hari ini ajukan minta ini, besok bosen ketemu yang lain ajukan lagi sama Tuhan. Tuhan mungkin senyum2 dan geleng2 kali ma aku ya?

BAhkan aku pernah bilang dalam doa ke Tuhan...TUhan, aku pengen banget keluar dari KOta ini..dari kewajiban ini. Hanya saja Tuhan, biar enak alasan kabur dan keluar dari komimen yang sedang aku pegang ini, kalau aku menikah Tuhan. Jadi Tuhan...tolong aku dinikahkan dengan anakMu ya...biar aku ikut suami aja TUhan. AKu bisa meninggalkan organisasi ini dan keluar dari kota ini. Jadi di dalam pemahamanku bukan dari Kota ini lah anak Tuhan itu...ada2 saja ya?

Kemarin2 lagi aku sudah ubah doanya. Aku bilang, kalau memang dari kota ini yang akan engkau jodohkan sama aku TUhan...gak papalah. Siapa tahu aku bisa memperdalam akarku di kota ini..dan aku akan semakin tumbuh kokoh. Dahan2ku akan bertambah besar menantang mentari dan dicarang2ku akan bersarang burung2. Pohon kali nom...
Iya, kehidupan kayak pohon gitu memang mauku. Coba kalau kita berakar kuat dan tidak goyah...dan yang lain juga bisa hidup dalam kehidupan yang sedang kita hidupi...indah banget kan?

So... Kalian gimana sih doanya ?

Tuesday, June 10, 2008

ALLAH PEDULI

Hari itu aku sibuk mengusahakan LCD Projector. Apakah Allah peduli dengan LCD Projector? Hmm...ALLAH peduli dengan aku, jadinya DIA pun mau campur tangan mengurus LCD yang kuperlukan itu.
Iya...hal-hal kecil yang aku lalui, terlalui begitu indah. Karena aku bisa melihat dan merasakan kalau ALLAH juga ikut mengurusi hal-hal kecil itu.

Allah sangat peduli dengan masa depanku, bahkan lebih daripada kepedulianku.

Hari ini aku dapat email..email yang unik menurutku. Hanya saja, aku tahu kalau email itupun sangat dipedulikan oleh ALlah. Karena yang mengirim email dan yang menerima email itu adalah orang-orang yang ALLAH pedulikan.

Hari ini, apakah yang masih kau khawatirkan? Bukankah Allah sangat peduli kepadamu?

Tuesday, June 03, 2008

Bapak...

Udara dingin dan hujan gerimis yang sedang mengguyur bumi. Angin berhembus sepoi-sepoi terasa dalam lembut menyapa kulit. Senang banget bisa meninggalkan kota Medan yang panas dan sumpek. Ke Kabanjahe selalu menyenangkan.

Ke Kabanjahe dua pekan ini, sangat berbeda dengan biasanya. Mamak lagi di Jakarta, dan bapak seorang yang di rumah. Tahulah Bapak...bisa2 horden jendela pun tidak dibuka ketika pagi sudah datang. Hmmm...seminggu sekali ke rumah tidak akan membuatmu rela meninggalkan rumah tanpa mengepelnya.

Pisang yang minggu lalu ada di meja, sudah aku temukan mengering saat mengecek dapur. Bagaikan siang dan malam keadaan rumah ini ketika mamak ada di rumah dibanding tidak ada di rumah.

Tidak ada makanan di dapur, ikan yang sudah ditinggalkan mamak sebelum ke jakarta, sudah habis beberapa hari yang lalu. Jadinya bapak makan BKP sebelah rumah aja kali saban hari. Malam itu, aku masak indomie untuk makan malam ma Bapak. Hmmm...kayak anak kos aja kita di rumah ya, Pak ? hehe.

Satu yang paling lucu adalah, pagi itu ada yang bayar uang kontrakan rumah. Kata Bapak, sudah dua minggu ini baru ini yang bayar. Hampir semua penghuni kontrakan belakang rumah gak ada yang mau bayar kontrakan ke Bapak. Mereka takut Bapak lupa kalau mereka sudah bayar. Biasanya mamak punya catatan pembayaran kontrakan itu. Jadi yang membayar uang kontrakan itu memastikan supaya aku mencatatnya dan tar kalau mamak pulang di laporkan, katanya. Bapak sampai gak dipercaya gitu.

Bapak juga sih...kadang kurang peduli ma penghuni kontrakan itu. Pernah suatu hari di kedai kopi disebrang jalan depan rumah. Bapak lagi minum teh dan nongkrong disitu. Kemudian ada uga bapak yang masih usia 30an sedang nongkrong disitu. Mereka ngobrol dan kemudian Bapak menanyakan dimana dia tinggal. Teman ngobrol Bapak itu bilang, kalau dia tinggal di rumah kontrakan milik Bapak di belakang rumah kami. Coba, bapak sampai gak tahu siapa saja yang ngontrak disana...gimana mereka mau percaya membayar kontrakan mereka ke Bapak?

Ketika aku menyapu belakang, ada yang datang ke rumah. Aku memanggilnya bibi dan dia mengoreksi panggilanku. "Bukan bibi tapi mami!. "Ok, mami."

Selama mamak kalian ke Jakarta, kami sulit sekali kalau mau beli air. Air dari sumur bor itu gak enak untuk jadi air minum. Bapak kalian di kedai kopi terus...rumah jarang terbuka jadinya kami sulit mau beli air. Kami memang menjual air PAM ke penghuni kontrakan itu. "Kalau Bapak gak akan mau nungguin yang beli air lah mami, wong yang beli juga cuma 1000an, atau 2000an," kataku. "Iya, makanya Bapak kalian di kedai mulu. Dan kami jadi kesulitan air minum". "Kapan mamak kalian pulang?" "Minggu depan, Mami."

Aku hanya senyum2 aja mendengar curhat orang2 tentang Bapak.

Cepat pulang ya, Mak.... kasian tuh orang2, katanya rumah kita tertutup terus dan mereka bingung mau beli air.