Wednesday, January 31, 2007

Akhir Januari 07

Sudah berakhir Januari 2007 bentar lagi. Gak terasa tahun 2007 sudah sebulan berjalan. Banyak hal yang bisa dipelajari di awal tahun ini. Yang pasti bencana masih terus berlangsung di negara ini. Selain bencana alam, manusia juga semakin memprihatinkan. Hampir semua orang berjalan sesuai dengan kebenarannya sendiri. Permasalahan hidup semakin banyak dan canggih sejalan dengan majunya teknologi informasi.
Virus-virus makin susah dibasmi karena virusnya juga berkembang dan ikut meng up date diri. Selain itu, mencari orang yang disiplin, dapat dipercaya dan bisa diandalkan susahnya bukan main, kata orang-orang. Aku sebenarnya gak tahu pasti sih...tapi memang belakangan ini aku sering banget sedih karena ketemu orang yang gampang banget buat janji namun tidak berjuang untuk memenuhi apa yang sudah dijanjikan.
Bahkan bukan hanya pribadi2 saja...organisasi2 juga bnyk yang gak bisa dipercaya loh. makanya uang untuk Aceh dan Nias itu masih banyak dan belum digunakan, dan masalahnya sering adalah sulitnya menemukan orang atau organisasi (LSM) yang layak untuk dipercaya. Kadang aku pikir yah...dengan bencana begini banyak di negara ini, mungkin sebagian LSM bukannya sedih dan mau menolong. Tapi mereka bersorak-sorai dalam topeng kesedihan, dan bilang mau membantu dan mengulurkan tangan..tapi sering sekali banyak yang sebenarnya tidak bisa dipercaya juga. Bahkan kadang mereka mengirim orang2 menjado tenaga sukarelawan, atau mereka bilang pelayanan dengan gaji pelayanan, tapi yang mengirim sedang mengumpulkan uang untuk kepentingan yang lain walopun mereka bilang untuk bantuan bencana. Bahkan sebagian karyawan menandatangani gaji berbeda dengan yang mereka terima. Apakah itu layak dipercaya? Semua kaan punya alasan masing-masing ketika melakukan itu toh? dan semua punya standar kebenaran masing-masing. Tapi sudahlah...daripada ngurusin oranglain, lebih baik aku ngurusin diriku ini. KArena akupun belum tentu layak dipercaya.

Bulan pertama, aku sedang beradaptasi tinggal di kabanjahe. Mudah2an februari nanti sudah bisa tinggal di Medan saja. Hmmm...ternyata tidak mudah juga tinggal di Kabanjahe loh.. Tapi aku mencoba belajar menyenangi apa yang sedang aku jalani. Kadang bangun pagi, aku masih ke pikir dan bilang ke diriku..aku di KAbanjahe loh..dan tidur lagi. gak banyak yang bisa dikerjakan di pagi hari. Habis di rumah sekarang tinggal kami berempat. Nenek Tigan (ibunya Bapak), bapak, Mamak dan aku. Kadang kalau sore sudah masak, bisa pagi2 masih cukup dipanasi karena masih banyak.
Di kabanjahe, kegiatanku kadang hanya baca buku...dan belajar apa yang bisa dipelajari. Kadang aku bosan di rumah, dan aku isi dengan jalan ke warnet atau ke pasar jajan.
Sebulan ini akan berlalu..dan menjadi pengangguran itu kadang menyenangkan banget, tapi belum tentu kalau semakin lama jadi pengangguran..mungkin jadi menyebalkan kali yah...
Besok sudah datang hari baru..dan dalam Tuhan pasti ada sesuatu yang baru yang akan aku pelajari dan terima lagi.

Monday, January 29, 2007

Robot Pelayanan

Robot pelayanan, ini menjadi pemikiranku beberapa saat tadi. Hal ini dimulai setelah membaca email bang Juspri dan mengingatkan apa yang pernah dikatakan bang Alamta, supaya jangan menjadi robot pelayanan.
Dulu memang aku semangat sekali melayani. BAhkan kadang tidak mengenal kata takut ketika melakukan PI ke alun2 Bandung, ini dulu waktu masih kuliah di STTTelkom.
Robot pelayanan? dulu aku pernah keluar dari KAKR BAndung Pusat, dan bang Virona sangat tidak setia karena menilai tidak setia dalam melayani. Aku bilang ke bang Virona kalau aku bukan melayani wadah pelayanan tetapi melayani yang empunya pelayanan. Saat itu aku memang sedang sibuk menyelesaikan tesis di ITB dan juga sedang konsentrasi dengan Kelompok Kecil di Permata Bandung Pusat. Jadi enggak enak aja kalau melayani di KAKR tapi sering tidak hadir. Itu membuat aku mengundurkan diri dari KAKR.
Sekarang, aku juga tidak mau menjadi robot pelayanan. Aku mau melayani dalam kebebasan dan kemerdekaan yang aku miliki. Dan semua ini adalah keputusan yang terbaik yang sudah aku pilih dalam hidupku. Aku harus selalu cari wajahNYA supaya aku bisa bertahan dalam rencana-Nya dalam hidupku.
Robot pelayanan? biarlah ini menjadi suatu katalisator yang mendorong aku untuk terus menggumuli hidupku dan rencana Tuhan untukku sehingga aku sadar dan tidak akan menjadi robot dalam pelayanan.

Friday, January 26, 2007

Hujan Mulu...

Januari hampir berakhir. Jujur kalau aku kesulitan banget sekarang nge-blog. Soalnya tinggal di Kabanjahe internet hanya bisa dari warnet dan warnetnya koneksi internet pake telkomnet instan dan dibagi ke sepuluh user bahkan lebih.
Status sebagai "pengacara", pengangguran banyak acara, benar-benar membuatku kadang jadi capek. Tapi jujur aku senang banget, karena Desember tahun tadi ketakutanku jadi penggangguran yang tidak punya kegiatan tidak terjadi. Tapi bahkan kerjaan jadi membludak..datang dari segala arah. Mulai dari membantu mamak masak, nyuci, membersihkan rumah, ngurusin beberapa komputer di kantor Moderamen yang kena virus yang anti virusnya kadang diambil kalau lagi ke Medan...dan belum selesai sampai hari ini.
PERMATA, kesibukan awal tahun ini lumayan banyak, tapi mudah2an setelah nanti kerja tidak seperti ini lagi..kami sudah lebih bisa menyelesaikan semua permasalahan dan program dengan lebih baik dan cepat. Saat ini harus belajar bagaimana mendelegasikan kerjaan ama yang lain-lain biar semua bisa bekerja dengan baik dan mendapat bagian tugas. Kemarin Pdt Eki sudah meminjamkan aku buku ttg delegasi untuk dipelajari dan diperaktekkan.
Masalah banjir di Langkat dan Aceh tamian, juga melibatkan aku untuk memberikan bantuan bahan pokok dan non pangan dalam tiga bulan ke depan ini. Sudah dua kali aku ikut ke Besitang untuk assesment dan sekali sampai ke Aceh Tamiang.

Waktu perjalanan sampai di Aceh TAmiang, kami berangkat dari Medan berlima. uku, pak Pontas NAsution, Pak Jhon Hutabatrat dan Tatang, mereka bertiga dari YTBI (Yayasan Tanggul Bencana Indonesia) seorang lagi adalah Pdt Agus dari Parpem GBKP. Kami start dari Hotel Garuda jam 9 pagi dan sampai di Medan jam 2 pagi hari berikutnya. Tidak mudah mencapai wilayah-wilayah korban banjir itu. Perjalanan kami mulai ke Besitang dan sampai di Besitang sudah siang dan kami lanjutkan sampai ke Tamiang, pukul 2.30 kami berangkat dari posko Tamiang bersama dua relawan bernama Udin dan Rizal. Kami melanjutkan perjalanan menuju desa Babo dan kemudian lanjut lagi perlu naik perahu selama 15 menit menuju desa Sekumur.

Pengungsi membuat rumah mereka dari tenda dan juga papan-papan yang dibawa air seadanya untuk berteduh. Awalnya aku pikir itu tadi bukan tempat tinggal..soalnya kayak tempat ranting-ranting aja kalau dulu di Juhar di rumah Pinemku. Kerusakan yang paling parah adalah di Sekumur...sampai tidak ada lagi rumah yang berdiri. Kalau di Babo, rumah yang tinggi, tingkat dua, masih terlihat atapnya kena lumpur kering. BAnjir yang menimpa desa Babo sekitar sepuluh meter.

Jalanan menuju desa Babo dan Sekumur dari Kuala Simpang karena hujan sangat becek..bahkan ada beberapa jalan yang sudah berlubang dan kami harus turun dari mobil untuk mendorong. AKu juga kadang ikutan mendorong, habis walopun cewek...aku enggak enak juga liat Pak Pontas Nasution ikutan mendorong. Bapak ini mungkin usianya sudah 70 tahun lebih. Usai juga kami melakukan assesment sampai di Tamiang dan sampe Medan sudah jam 2 pagi. Setelah di drop di rumah kak Nani, aku bersih2 badan dan mulai membaringkan diri untuk tidur pukul 2.30 pagi sebelum pulang kembali ke kabanjahe pukul 7 pagi pada 16 Januari 2007 tadi.
Yang bagiku menjadi sangat berkesan dalam perjalanan ini adalah ketika melihat semangat Pak Pontas Nasution...aku yang masih muda ini kok sering sekali malas dan cepat menyerah. Bapak itu walaupun kadang perlu dituntun tapi tetap aja semangat waktu kami akan menyeberang pake perahu. Waktu balik pulang naik perahu, aku duduk disampaing bapak itu dan memegang tangannya. KEmudian aku melihat korban-korban banjir itu. Mereka tetap melanjutkan hidup. Anak kecil yang mendekatiku dan bilang, kak aku mau di foto..hehehe aku hanya tersenyum soalnya aku tidak memegang kamera. Anak kecil cepat melupakan kejadian malang itu dan sudah kembali ceria. Tapi mungkin trauma masih menghigapi sebagian orang. Air bersih menjadi satu pergumulan bagi mereka. BErada dalam waktu sebentar di tengah-tengah mereka sangat memberikan aku dorongan untuk tetap semangat melakukan hal-hal yang positif dalam hidup ini. Karena sungguh waktu ini sangat singkat dan banyak kejadian yang bisa kita tidak duga akan terjadi.