Friday, September 30, 2011

Jordan ke kantor imigrasi

Hari ini Odan kuantar ke kantor imigrasi jl Gatot SUbroto untuk foto. Karena bapaknya dan bibik ke Kabanjahe maka jadwal foto enggan kami batalkan karena malas tambah urusan nanti dengan orang imigrasi. Aku dan si Uli yang antar Odan kesana. Udi an sibuk mengamat oraang yang ramai mengantri membuat paspor. Belum juga dudul 10 menit antri, kakak yang ada duduk disebelahku sudah kudapati sedang becanda sama Odan. Katanya, anak ini tidak berkedip memandang terus, dia minta diajak becanda katanya sambil mencolek dagu Odan. Dan balasannya Odan memberikan senyum kepada kakak itu.

"Jordan Hanael Keliat", teriak kasir memanggil yang membuat aku segera datang ke kasir. "255 ribu rupiah". Kuserahkan uang pas 255ribu biaya pengurusan paspor untuk Jordan. "Duduk aja lagi, nanti saya panggil lagi", kata kasir itu. Belum lima menit, teriakan memanggil nama Jordan Hanael Keliat kembali terdengar. Aku mendatangi loket kasir dan si kasir memberikan bukti pembayaran dan memberikan nomor antrian C-19 untuk dilanjutkan mengambil foto Odan dan wawancara. "Foto dan wawancara di depan pintu ujung kanan sana, antri disana saja biar nanti kedenagaran nomor antrinya dipanggil". "Iya pak, terima kasih", kataku kemudian meninggalkan loket kasir dan mengajak Uli pindah tempat duduk sesuai saran kasir itu.

"Ibu sedang antri foto juga?" "Iya." "Ibu nomor antri berapa?" "Saya tidak ada nomor antri, saya diurus abang itu" katanya sambil menunjuk ke dalam ruangan foto yang dindingnya pakai kaca bening.  Antrian C-19 adalah nomor antrian yang aku dapat dengan mengurus paspor sendiri. Hmmm, nggak jelas berapa orang yang tidak ada nomor antri.

Ketika masuk untuk foto, aku perhatikan ruangan itu dengan senang. Karena yang wawancara langsung sekalian ambil foto dan ada lima meja yang melayani ambil foto dan wawancara serta ambil sidik jari. Selain pintu depan yang aku lalui untuk masuk, ada juga ternyata pintu masuk dari belakang yang terbuka lebar dengan orang jauh lebih banyak pula antri dari belakang daripada dari depan. Aku memberikan penilaian kalau yang mengurus paspor pakai calo memang lebih banyak kayaknya daripada ngurus sendiri. Mudah2an penilaianku ini salah.



Ketika harus ambil foto Udan, aku harus memangkunya dengan posisi yang diarahkan sama petugas itu. Jadi Odan aja yang difoto. Memang enggak pas kali seperti pas foto tapi lumayanlah, Odan sudah menghadap ke depan. Odan yang saat ini belum sampai 10 bulan usianya, memang enggak mudah juga mengambil fotonya. Karena ketika disebelahku ada petugas berteriak sedikit memanggil kawannya, Odan langsung menoleh. Jadi t adi selain yang ambil foto, ada juga 2 orang lain petugas yang manggil-manggil Odan biar dia melihat ke depan. Ada tiga kali Odan di foto dan didapatlah yang menurut petugas yang mengambil foto itu sudah cukup bagus dan bisa dipakai. "Untung anak ibu tidak menangis, kalau menangis bisa lebih lama kita perlu waktu untuk foto", katanya. "Sudah selesai pak?" Sudah, ibu bisa bertanya ke loket kapan bisa diambil paspornya", katanya mengakhiri proses di ruang wawancara dan foto itu.



Di loket 1, bapak yang sedang berjaga menyruh datang hari Kamis depan untuk mengambil paspor Jordan. Senangnya, urusan paspor Jordan sudah mau selesai. Odan doakan bapak dan mamak ya nakku, biar makin rajin cari uang....hahahaha :)