Friday, January 11, 2008

Udara sangat sejuk, tadi pagi hujan deras mengguyur bumi. Suara angin memukul-mukul atap penginapan. Semua masih terlelap. Tidur semakin enak, dengan iringan suara hujan. Suara weker sudah dari tadi teriak menandakan sudah pukul 5.30. Namun bunyinya ditelan suara hujan, dan telinga mengabaikannya. Semua masih ingin membenamkan diri dalam mimpi indah. Setengah sadar, masih teringat kalau pagi ini janji sudah dibuat, keinginan molor lebih panjang harus dihentikan. Memaksa diri untuk beranjak dan membangunkan yang lain. Seiring kesibukan mulai bangkit dan mentari mulai memanas, hujan mulai tiada berbekas.

Setangkup roti semakin sulit ditelan. Roti bakar itu sudah terlalu dingin. Teh masih panah, asap mengepul bergulung-gulung. Mensyukuri hari indah yang sudah Tuhan beri bersama bapak, mamak dan adik2 menjadi momen yang membahagiakan. Jauh dari tanah dimana kita menjalani hidup sehari-hari, menjadi saat-saat baik memandang ke depan dan menilai semua yang di belakang. Betapa baiknya Tuhan selalu menjadi ucapan akhir. Tuhan itu baik dalam hidup ini, bukan hanya saat semua keadaan baik menurut versi kemanusiaan. Sekalipun saat manusia mengatakan kalau keadaan tidak baik, tapi terasa Tuhan sesungguhnya sangat baik. Dia tidak berubah, manusialah yang berubah. Perubahan yang kita alami sering membuat kita berubah melihat sang Khalik. Butuh penempaan-Nya supaya kita menjadi manusia-manusia yang tidak goyah dalam memahami Dia.

Remah roti berserakan di atas meja, teh sudah mulai dingin. Mengetahui suatu kehidupan sudah berakhir di bumi ini di tempat yang jauh, menjadi saat untuk melihat cermin diri. Bukan karena sakit, memang sudah waktunya saja. Dia kembali ke rumah Bapa. Kematian seharusnya bukan hal yang mengejutkan bagi yang hidup. Namun ketika kematian dilalui oleh orang yang dicintai pada ambang tahun, penghiburan apakah yang bisa membuat duka lenyap? Mungkin itu menjadi saat-saat seperti hujan deras tadi malam, dimana angin juga sangat kuat memukul-mukul semua yang dilaluinya. Tapi bukankah cuaca seperti itu segera juga berganti? Mentari bercahaya dan semua yang basah akan menjadi kering. Berjalannya waktu akan membuat duka semakin menguap, dan orang yang kita cintai akan tetap dalam hati.

Pengalaman manusia berbeda-beda menyambut tahun yang baru ini. Sama juga banyaknya pengalaman yang berbeda ketika mengakhiri tahun. Bapak seorang teman kembali ke rumah Bapa, pagi hari tanggal 31 Desember tadi. Bapak teman yang lain sudah kembali ke rumah Bapa bahkan belum juga sepuluh hari melalui tahun 2008 ini. Siapa yang tahu dimana ujung kehidupan ini? Bukankah hanya yang membentuk kehidupan yang tahu dimana ujungnya?

Sepanjang hari ini, aku mencoba merenungkan makna kehidupan yang sebentar ini. Katanya hidup ini sangat singkat, hanya seperti uap yang sebentar saja kelihatan kemudian langsung lenyap. Kehidupan juga sering digambarkan seperti bunga yang sebentar mekar kemudian layu, dan siapakah yang mengingat semaraknya? Hidup ini memang singkat sekali. Hari-hari berlari dengan cepat, bahkan Januari juga akan segera berakhir. Kemudian tanpa kita sadari, usia bertambah satu dan tahunpun sudah berganti. Kemana tujuan kehidupan ini bergerak? Ujung kehidupan ini pasti ada, namun adakah manusia yang tahu? Apakah yang paling penting untuk hidup yang sebentar ini? Manusia menjadikan semua penting. Siapa bilang jabatan tidak penting? Siapa bilang uang tidak penting? Siapa bilang pekerjaan tidak penting? Siapa bilang keluarga tidak penting? Semua penting, bukan? Namun apakah yang terpenting?

Tadi malam sebelum tidur, kami berlima berdiskusi. Tawa, canda dan saling mengatai terjadi diantara kami. Bukan hanya kami anak-anak yang saling mencela. Namun mamak juga sering sekali menjadi objek ledekan kami. Setelah usai...kami semua tertawa. Diskusi tadi malam sedikit serius, sampai dua kali Alkitab juga dibuka dan kami membaca Mazmur.

Mazmur 92:14
mereka yang ditanam di bait TUHAN akan bertunas di pelataran Allah kita.
Mazmur 92:15
Pada masa tua pun mereka masih berbuah, menjadi gemuk dan segar,
Mazmur 92:16
untuk memberitakan, bahwa TUHAN itu benar, bahwa Ia gunung batuku dan tidak ada kecurangan pada-Nya.

Tafsiran muncul dari masing-masing kami. Kemudian kami memandang Bapak, dan bilang..apakah ini cocok untuk Bapak? Cocok bagian gemuknya, dan kami semua tertawa.

Apakah tujuan kita sampai Tuhan ijinkan melalui tahun 2007 dan masuk ke tahun 2008? Mungkinkah seperti yang pemazmur katakan, supaya kita menceritakan bahwa Tuhan itu benar?

Poppies Land II, 10-01-08



No comments: