Saturday, December 16, 2006

Natal mengingatkan manusia hanya singgah di bumi ini

Awal tahun 2006 ini aku mulai bekerja untuk Aceh, dan sebentar lagi akan berakhir. Kontrak kerjaku hanya setahun, dan banyak hal yang aku pelajari selama di Aceh. Satu yang terpenting yang aku pelajari adalah, sebagai pendatang yang hanya singgah sebentar aku tidak memusingkan banyak hal. Diujung hari-hari terakhir di Banda Aceh, aku benar-benar menggunakan waktu dengan baik. Melakukan hal-hal yang berarti dan menyenangkan. Bahkan sampai jauh malam, masih ngumpul dengan teman-teman untuk makan bersama, berbagi dan bergembira. Beberapa teman yang aku temui memang sudah memiliki hati untuk tinggal dalam waktu yang lama di Aceh. Mereka memiliki hati untuk Aceh. Aku menyadari kalau panggilanku memang bukan untuk Aceh, karena setiap kali ada yang baik yang aku lakukan untuk pemuda Aceh. Aku selalu berpikir, kalau orang muda Karo dan PERMATA juga membutuhkan yang seperti itu.

Aku akan balik ke Kabanjahe, barangku tidak banyak. Hanya sebuah travelling bag dan dua buah kantong plastik berisi oleh-oleh. Selama di Banda Aceh aku tidak pernah tertarik dengan yang namanya barang. Aku sangat menyadari kalau aku hanya singgah, dan tidak mau direpotkan dengan barang. Aku tidak memiliki apapun di Banda kecuali beberapa pasang baju dan juga buku-buku untuk menghabiskan waktu.

Aku mengingat ketika aku tinggal di Bandung, hampir 11 tahun lamanya aku disana. Berpikir tinggal lama membuat aku memiliki banyak barang. Kami mengontrak rumah kosong, sehingga semua isinya hádala milik sendiri. Aku mulai mengisi rumah dengan lemari kayu untuk menyimpan buku-buku, ada kompor gas, ada TV Politron 21 inci, tempat tidur, lemari pakaian dan banyak lagi. Semua harus aku wariskan ketika aku meninggalkan Bandung. Semua itu ada karena aku berpikir tinggal lama di Bandung.

Di Banda, benar-benar aku tidak pernah membeli barang apapun. AKu tahu, Banda hanya tempat transit sebentar, estela itu aku akan meninggalkannya. Selama tinggal di Banda, aku selalu diingatkan kalau aku juga hanya sebentar di bumi ini. Bumi ini hanyalah tempat transit sebelum kembali ke rumah Bapa. Warga kerajaanku bukan di sini, tapi di surga. Mengingat ini sering aku bertanya kepada diri sendiri, mengapa aku masih sering sekali dipusingkan oleh hal-hal dunia yang tidak mungkin aku bawa ketika aku meninggalkan tempat persinggahan ini. Hal ini terjadi karena sering aku lupa surga dan aku merasa akan tinggal lama di bumi ini.

Seperti hari-hari terakhirku di Banda, aku selalu ingin melakukan sesuatu yang berarti bukan hanya bagi orang lain tetapi juga bagi diriku. Melakukan hal-hal positif yang menyenangkan, kebersamaan, menikmati alam Aceh yang indah, dan banyak lagi yang baik yang ingin aku lakukan. Ingin juga rasanya bukan hanya berpikir seperti itu untuk sesuatu yang fana. Tetapi ketika mengingat kembali dari mana kita datang, itu membuat aku kembali ingin menjalani Visi hidupku. Memang tidak mudah, tapi Tuhan memberikan orang-orang yang memberi dukungan kepadaku, supaya masa-masa yang dijalani ini menjadi berarti, menyenangkan dan memuliakan Tuhan.

Selesai kontrak di Banda Aceh ini aku akan mencari pekerjaan di Medan. Sudah coba mencari-cari sejak awal bulan desember ini. Puji Tuhan beberapa hari yang lalu aku menerima panggilan kerja dari sebuah NGO. Aku mengirim untuk lowongan yang diperlukan di Medan. Tetapi ketika mereka mengontak ku, mereka bilang kalau posisi di Medan tidak sesuai untukku. Mereka menawarkan untuk posisi yang ada di Aceh Jaya. Jujur hal ini menjadi kebingungan bagiku. Aku bertanya, apakah Tuhan belum ingin aku ke Medan saat ini ? Ataukah Tuhan ingin aku belajar dulu di Aceh Jaya ?

Kak Tio, makasih banyak untuk sarandu, dukungan doandu dan juga banyak hal yang kam ajari tentang pelayanan padaku. Saat aku menceritakan pergumulanku, kam bertanya sudah berapa lamaran yang aku kirim. ”Tiga” jawabku. ”Kalau begitu, tetaplah kirim lamaran di Medan, PERMATA akan berubah dan kam tidak tahu mengikutinya kalau masih tinggal di Aceh”. ”Pertaruhkan semua di hadapan TUHAN Nom.. Tetaplah cari kerja di Medan”. Jujur kak, aku sangat dikuatkan dengan pesan singkatndu waktu itu. Aku mau mempertaruhkan semuanya di hadapan TUHAN. Aku juga ingin seperti hari-hari terakhirku di Banda ini, bukankah hidup juga akan lebih greget, berarti, menyenangkan, dan juga penuh kejutan ketika kita selalu dalam pergumulan mencari kehendak Tuhan, dan bahkan pakai mempertaruhkan semuanya di hadapan Tuhan.


saat ini aku membuka
Joh 3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

Aku senang sekali karena hanya Anak tunggal Allah yang akan membuat aku mampu berjuang dan menjalani hari-hari ini dengan menyenangkan. Ayat ini juga kembali menegaskan kalau kewarganegaraan kita memang bukan di bumi ini.

Selamat hari Natal 25 Desember 2006 dan Selamat Tahun Baru 1 Januari 2007

Nomi Br Sinulingga

Banda Aceh, NAD


2 comments:

selfi said...

selalu menyenangkan dan ada bagian hati dan pikiranku yg membawaku terfokus padaNYA setiap kali baca tulisanndu nom.

terima kasih ya... Kam pasti dpt yg terbaik di Medan.

GBU.

Nomi br Sinulingga said...

makasih banyak sel...
Tuhan memberkati kita semua