Tadi pagi, sedikit waktu aku gunakan membaca buku rohani. Bagian buku itu sangat menyentuh aku dan membuat aku ingin koreksi diri. Karena jujur saja, membaca lembar demi lembar sepertinya membukakan aku betapa banyaknya kepalsuan dalam kekristenanku. Ini dibawah aku bagikan kutipan dari isi buku itu...siapa tahu teman2 bisa diberkati.
*****************
Perasaan yakin sudah diselamatkan bukanlah bukti bahwa dia telah diselamatkan. Seseorang bisa sangat bisa meyakini kepastian keselamatannya, sementara tetap belum diselamatkan. Ia mungkin telah menjadi sedemikian yakin sehingga ia tidak lagi dapat menemukan alasan untuk menguji realitas imannya. Ia mungkin meremehkan orang yang menyatakan kemungkinan ia belum diseamatkan. Meski demikian, tak satupun di antaranya dapat membuktikan keberadaannya sebagai orang Kristen yang sejati.
Faktanya, keyakinan yang penuh kesombongan ini, yang senantiasa menonjolkan keberadaannya, sama sekali tidak tampak sebagai kepastian Kristen yang sejati. Keyakinan keselamatan Kristen diwarnai dengan kerendahan hati, bukan dengan kecongkakan.
Hati orang-orang yang belum diselamatkan itu buta, menipu dan egois. Tidak heran jika mereka memandang tinggi terhadap diri sendiri. Dan jika iblis memanipulasi hasrat berdosa mereka dengan penghiburan dan sukacita palsu, maka tidak heran jika orang-orang yang belum bertobat itu memiliki kepastian keselamatan yang kuat namun palsu.
(i) Orang Kristen palsu tidak sungguh-sungguh memikirkan tujuan abadinya dan signifikansi membangun pada dasar yang benar. Sebaliknya, orang percaya sejati itu rendah hati dan waspada; ia membayangkan betapa dahsyatnya bila kelak bertemu ALLAH, Sang Hakim yang MahaKudus itu. Keyakinan palsu tidak mengenal ini.
(ii) Seorang Kristen palsu tidak menyadari betapa buta dan licik hatinya. Kepastian yang palsu melahirkan suatu keyakinan yang besar terhadap opini-opininya sendiri. Sebaliknya, orang percaya sejati memiliki pandangan yang proporsional terhadap pengertiannya sendiri.
(iii) Iblis tidak menyerang keyakinan yang palsu. Ia menyerang keyakinan orang Kristen sejati, karena keyakinan yang sejati melahirkan kekudusan yang lebih besar. Sebaliknya, iblis sangat akrab dengan keyakinan palsu, karena ini menjadikan orang Kristen palsu sepenuhnya ada dalam cengkeraman tangannya.
(iv) Kepastian palsu membutakan seseorang akan dosanya. Orang Kristen palsu tampak bersih dan benar dalam penglihatannya sendiri. Sebaliknya, orang Kristen sejati mengenal hatinya sendiri; ia merasa dirinya adalah orang yang paling berdosa. Ia sering mempertanyakan apakah orang yang benar-benar telah diselamatkan dapat begitu berdosa seperti dirinya.
Ada dua macam orang Kristen palsu. Ada yang menganggap mereka Kristen semata-mata karena praktik eksternal moralitas dan agama mereka. Orang-orang ini biasanya tidak memahami doktrin pembenaran hanya oleh iman. Ada pula yang kepastian keselamatannya bersumber dari pengalaman religius yang palsu.
Orang Kristen palsu tipe kedua inilah yang lebih gawat keberadaannya. Keyakinan mereka sering kali bersumber dari apa yang mereka anggap sebagai wahyu. Mereka menyebut wahyu-wahyu ini sebagai ”kesaksian Roh.” Mereka mengalami penglihatan dan muzizat; mereka mungkin menyatakan bahwa Roh Allah telah mewahyukan hal-hal mengenai masa depan kepada mereka. Tidak mengherankan jika orang yang mendapat pengalaman-pengalaman semacam ini juga mendapat penglihatan dan muzizat tentang keselamatan mereka melahirkan keyakinan mutlak. (Kutipan Buku Pengalaman Rohani Sejati hal 55-56).
Buku Bagus ini ditulis oleh Jonathan Edwards (1703-1758), seorang theolog besar Amerika.