Saturday, November 04, 2006

Kehidupan

Labirin kehidupan yang aku lalui hari demi hari, selalu ada saja perubahan yang terjadi. Kadang ada perubahan yang aku abaikan, dan aku bersikap biasa saja. Namun ada perubahan besar yang membuat aku takut dan enggan untuk menerimanya. Labirin yang berkelok-kelok ini, membuat aku takut menelusuri bagian-bagiannya, ada lorong gelap yang membuat aku merasa tidak pasti untuk melaluinya. Perubahan yang terjadi dalam labirin kehidupan ini, juga membutuhkan perubahan dalam diriku supaya aku bisa senantiasa melalui kehidupan ini sampai akhirnya dengan lebih baik.

“Nomi yang kemarin sudah berbeda dengan Nomi hari ini. Di dalam Tuhan, Nomi pada masa mendatang juga akan berbeda dan menjadi lebih baik dibanding dengan Nomi pada saat ini.” Kalimat ini sering sekali aku tanamkan dalam hati.

Kondisi di Banda Aceh sudah berubah, aku pernah ungkapkan ini kepada Bosku pada saat aku ke Bandung. Dia hanya mengangguk dan mengiyakan. Bagaimana aku menghadapi perubahan yang terjadi ini, itulah yang paling penting. Kondisi kerjaan di Banda Aceh sudah berubah dan tidak akan pernah sama lagi seperti ketika awal-awal kami memulai pekerjaan di Banda. Inilah hidup ! hidup terus bergerak. Dan begitu jugalah aku seharusnya. Walaupun awal perubahan itu membuat ada rasa marah karena merasa tidak dihargai dan juga hati yang hancur yang membuat air mata tertumpah.

Kita harus belajar mengindentifikasi perubahan dan mengambil sikap yang paling tepat untuk menghadapi perubahan. Memang pada awalnya itu tidak mudah. Namun kita harus berubah, jika tidak berubah maka kita akan musnah atau menjadi begitu-begitu saja. Tetapi perubahan itu kadang menakutkan, sehingga apakah yang akan dilakukan supaya kita tidak takut dengan perubahan?

Saat mengetik ini, aku menertawakan diriku sendiri. Ketakutan itu hanya membuat segalanya akan menjadi lebih buruk. Dulu sementara waktu di awal-awal perubahan, berangkat kerja menjadi saat sunyi karena kebisuan. Aku tahu aku harus melangkah ke arah yang baru. Aku paksakan sebuah senyum di bibir...aku rasakan semangat yang baru mengalir ke semua pembuluh darahku. Kemudian aku merasakan semangat yang luar biasa, aku meyakini apa yang ada di depan bagiku dan menikmati apa yang akan aku lakukan sepanjang hari. Saat kita berubah dari apa yang kita yakini, kita juga akan mengubah perbuatan kita.

Aku masih ingin menertawakan kebodohanku. Aku ingat pertanyaan teman, ”Nom, apakah kam ingin tetap seperti ini dalam hal karakter dan pola pikir 20 tahun yang akan datang?” Saat itu aku menjawab, ”Enggak banget, aku ingin menjadi pribadi yang lebih baik lagi.” Perubahan yang dilalui adalah suatu proses kehidupan supaya kita selalu menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Ini adalah pembentukan yang akan membawa kita menjadi orang seperti apa seharusnya pada 20 tahun yang akan datang. Ini suatu proses pembentukan menjadi pribadi yang akan sangat dibutuhkan sesuai dengan peran yang akan kita lakukan di saat itu.

Aku semakin menyadari bahwa halangan terbesar untuk berubah ada dalam diri sendiri. Aku selalu ingin membuat hidup sederhana, namun itu berhenti hanya sebatas keinginan...karena yang kutemui adalah kehidupan yang kompleks yang aku buat sendiri.

Sudah sejak awal di Banda, aku segera merasa aman dan nyaman banget dalam hal kerjaan. Sesuatu yang aku takuti sejak awal ketika memutuskan bekerja di Banda Aceh sama sekali tidak terjadi. Saat itu aku takut kalau kuliahku di STTB jadi tidak selesai karena aku sudah di Banda Aceh pada saat masih mengerjakan tesis. Namun hari ini, tesis sudah selesai dan aku juga sudah di wisuda. Tempat tinggal yang tidak nyaman di Banda juga awalnya menjadi ketakutanku, tapi saat ini aku tinggal di rumah besar dan aku mendapat kamar yang baik lengkap dengan kamar mandi di dalam. Kalau orang bertanya mengenai pekerjaan yang dilakukan, aku juga akan sangat PD untuk menyatakan kalau aku melakukannya dengan baik. Bukan hanya mengajar motivasi dan komputer, namun juga berhasil membangun kerja sama selama 3 bulan ini dengan Soroptimis International of Jakarta yang memberikan uang masuk ke keuangan Sutera Foundation di Banda Aceh.

Mungkin memang begitulah labirin kehidupan yang harus aku jalani. Bukan bagianku di tempat yang nyaman dalam waktu yang lama. Ketika aku mulai terlena dengan keadaan di Banda, tiba-tiba situasi menggoncangku supaya aku keluar dari keadaanku dan kembali ke Visi hidupku. Kondisi kerja di Banda sudah berubah, dan banyak hal yang harus dipelajari untuk mengikuti perubahan ini. Saat mengetik ini aku masih tersenyum melihat keadaanku. Begitu mudahnya aku mengeluarkan air mata, dan aku sadar itu mulai melembutkan kekerasan hatiku.

Aku tahu semua keadaan ini ada dalam rencana Tuhan. Aku ingin selalu belajar mendiskusikan semua perubahan yang terjadi kepada Tuhan. Karena Dia yang paling tahu bagaimana membentuk aku, situasi sulit seperti apa yang paling baik dalam mengasah aku. Bagian mana dalam hidupku yang sedang dibersihkanNya. Sampai kepada keadaan berserah penuh dan pasrah pada pembentukanNYa, membuat rasanya semakin mudah menjalani perubahan dan menertawakan kebodohan pribadi.

Mungkin waktu belajar di Banda Aceh sudah tidak lama lagi. Keadaanku juga memang memaksa aku untuk mulai meninggalkan Banda Aceh. Harapanku adalah; bisa menggunakan waktu yang sebentar lagi ini untuk tetap belajar dan menjadi berkat bagi teman-teman yang lain di Banda. Memang selama ini aku sering banget hanya menjadi beban bagi yang lain, aku akan belajar menguranginya. Bagaimana aku akan memenuhi kebutuhan finansial pribadiku menjadi pergumulan setelah ini.

No comments: