Thursday, September 25, 2008

Sekolah yuk....

Aku sudah kenal adik ini (Tibe) sejak Maret 2008 ini, dia ikut bekerja sebagai tim survey di proyek yang aku juga ikut bergabung di dalamnya. Tibe lulus SMU tahun lalu, tetapi dia mengurungkan niatnya untuk lanjut study karena ibunya saat itu sakit-sakitan. November 2007 yang lalu, Ibunya meninggal dunia karena penyakit yang dideritanya itu. Saat ini dia tidak lagi bekerja karena survey yang kemarin kami lakukan sudah selesai. Di Medan, dia kadang bantu aku untuk mengantar susu dan yogurt, tapi ini masih terbatas sekali karena ngantar susu dan yogurt ke pelanggan hanya dua kali seminggu.

Adik ini sangat ingin melanjutkan studynya, namun ada kalanya dia juga sering mulai ingin menyerah. Saat ini dia sedang mempersiapkan diri untuk ujian SPMB. Hari sabtu pagi, saya bertemu dengan adik ini, memang saya suruh dia datang ke rumah karena malam sebelumnya dia memberitahu saya lewat sms kalau dia akan pulang kampung dan belum tahu kapan lagi ke medan. Ketika saya apakah dia sudah membeli formulir, dia menjawab kalau dia tidak punya uang.

Belakangan yang melemahkan semangat adik ini untuk kuliah adalah, karena kakak2 nya (2 orang) mengatakan kepadanya, ”La kel ukurindu Bapa ah...ija buat uang sekolah, janah la nai lit si nampati bapa i kuta”. Karena kakak2nya kurang mendukung, kadang dia juga mulai mau menyerah. Tapi abangnya tetap mendukung hanya saja, abang nya ini juga sangat terbatas keuangannya. Tibe mengatakan semua dengan jujur dan ini membuat saya sangat ingin mendukung dia untuk sekolah.

”Kak, kalau aku berjuang empat tahun ini untuk sekolah, aku mau kok bekerja untuk memenuhi keperluan sekolahku sebisanya. Nanti setelah aku lulus, mungkin aku bisa lebih mudah mendapatkan pekerjaan, dan bisa menolong orang tua dengan lebih baik. Saat ini walaupun aku pulang ke kampung dan membantu bapak, maka hanya terbatas sekali yang bisa aku lakukan untuk menolong nya dan mungkin sampai nanti-nanti hanya ku juma banci enca bapak ku sampati" ( sampai nanti-nanti hanya ke ladang saja saya bekerja untuk membantu orang tua).


Sampai saat ini, aku tetap memotivasi adik ini, supaya semangatnya bisa tetap menyala untuk sekolah.

Sabtu pagi itu, ketika Tibe bertemu dengan aku, dia bilang kalau akan ke Surbakti sore itu. Aku bertanya, apakah tibe punya ongkos untuk pulang? Aku sangat kaget dengan jawabannya, ”Aku gak punya uang kak, datang kesini pun aku jalan kaki karena tidak punya uang”. Dia tinggal di Simpang Kuala di rumah kakak sepupu nya dan aku tinggal di Parangras (Depan pokok Nangka). Jujur saja sedih juga aku mendengarnya.


Sabtu pagi itu, aku memang ngobrol dengan bang Juspri mengenai masalah adik ini. Dia sedang membutuhkan uang 200 ribu untuk membeli formulir SPMB. Memang, masalah uang yang 200 ribu itu tidak lah persoalan yang sulit bagi kita2. Tapi bagi adik itu sangat sulit.

Sabtu pagi itu juga, masalah uang formulir itu sudah selesai, dan memang kenyataanya adik ini tidak cukup dibantu hanya sebatas biaya formulir. Dan pertolongan yang dia butuhkan juga masih dimulai dan akan masih cukup lama dia memerlukan bantuan kita2.

Aku secara pribadi sudah berkomitmen akan membantu adik ini, karena aku yakin banget tidak kebetulan dia ketemu dengan aku.

Biaya formulir yang diperlukan 200 ribu itu didapatkan dengan menjual buku2 mewarnai hidup dan karena penjualan buku ini untuk menolong maka ada beberapa teman2 mau membeli 3 buah buku dengan harga 100.000 (Normalnya 60.000)

Buku2 ini sebenarnya berisi tulisanku yang kemarin dibukukan oleh teman2 PERMATA untuk acara pameran PERMATA di SKS GBKP. Hanya saja masih ada banyak yang sisa belum terjual….jadinya bisalah dijadikan cari dana untuk menolong Tibe. Sebenarnya di Medan juga, ada kok yang bisa langsung menghandle biaya formulir ini. Tapi aku tidak ijinkan dia menyelesaikan persoalan ini seorang diri, karena pertolongan yang diperlukan tidak akan selesai sampai disitu…tapi masih lama dan panjang ke depan ini.

Tulisan ini dibuat saat jelang SPMB (apa ya namanya sekarang ? gak jelas bagiku :D)

Saat ini semua masalah formulir ujian2 kemarin sudah selesai...dibantu oleh Bang Mahendra, Kak Sri Menda dan Kak Tonggo.

Saat ini adik ini sudah mulai kuliah. Puji Tuhan cicilan I sudah terkumpul... namun perjalanan ini masih panjang. Makasih banyak untuk dukungan doa dan materi dari teman2 semua ya. Tuhan membalas semuanya.


No comments: