Wednesday, July 16, 2008

Tidak Sendiri

Senin malam, 14 Juli 08, komisi penanggulangan bencana GBKP mengunjungi jemaat GBKP di Tanjung Morawa Kanan yang mengalami kebakaran rumah pada 3 Juli 08 yll. Ikut dalam kunjungan ini memberikan berkat tersendiri bagiku. Sebagai orang yang paling muda di komisi penanggulangan bencana sering diam menjadi pilihan terbaik. Mendengarkan lebih memperkaya daripada berbicara.

Jemaat yang mengalami bencana kebakaran ini ada 12 rumah. Keluarga yang menjadi korban juga sangat bervariasi, ada keluarga Dk Emeritus yang mungkin sudah berusia diatas 60 tahun, ada juga keluarga muda yang baru menikah bulan Maret tahun ini. Dk Emeritus itu mengatakan, “kami sudah tua tapi kami percaya akan ada tangan-tangan kuat yang TUHAN kirim bagi kami. Saat ini pertolongan pengusaha, gereja, moderamen, sudah menjadi kekuatan bagiku. Orang yang tabah, tahan diuji.” Kekayaan yang paling hakiki yang Tuhan berikan yang palig hakiki adalah umur panjang dan iman…ini adalah ciri seorang pemberita kabar baik. Harta benda, rumah bisa dimakan api…tapi iman dan jiwa kami belum terbakar dan kami akan terus menunggu TUHAN bekerja. Tuhan pasti punya rencana.

Seorang bapak yang lain menceritakan bagimana sejak tahun 60-an dia tinggal di rumahnya dan mengumpulkan semuanya. Tapi semua yang dikumpulkan selama ini habis lenyap dalam dua jam pada kejadian kebakaran itu. Masalah kebakaran tidak semua orang mengalaminya, jadi sudah sepatutnya dalam kejadian seperti ini kita mengucap syukur kepada Tuhan, kata seorang Bapak yang menjadi korban dalam kebakaran ini. Mendengar semua yang dituturkan oleh keluarga yang mengalami kebakaran itu benar2 menguatkan aku. Menegur aku. Mengajak aku kembali melihat hidupku. Betapa aku sering sekali cepat kalah.

Belakangan ini aku memang sering sekali cepat kalah. Keinginan berjuang untuk sesuatu yang didepan dan menjadi tujuan sering seperti embun yang dihangatkan mentari pagi, menguap. Apatis, pesimis, skeptis dan banyak is..is yang lain yang negatif sepertinya mulai tumbuh dalam jiwa. Entah kemana mulai perginya semangat masa muda ini. Padahal sebagai orang muda, bukan kah kekayaan kita adalah semangat, militansi, tidak cepat menyerah dan juga berani dengan tantangan.

Bersyukur banget di Medan, Tuhan berikan aku teman-teman yang sering menguatkan aku. Ada kak Tonggo...kakak ini sering mengingatkan, bahkan kadang caranya mempertanyakan banyak hal membuat aku berfikir bahwa tidak ada yang perlu ditakutkan. Kak Tonggo, memang punya gaya sendiri dalam memberi dorongan semangat. Selain kak Tonggo, ada Meyland, kak Sabrina, kak Sri Menda, Kak Mega, kak Eli.. Kenal dengan bang Mahendra Sitepu juga menjadi berkat bagiku. Turang ini banyak sekali memberikan aku dorongan semangat. Dia selalu memberikan motivasi ketika ada kesempatan. Puji Tuhan sekali, kesempatan selalu ada untuk ketemu karena bang Mahendra adalah langganan susu murni dan yogurt..jadinya bisa sering ketemu kalau aku yang nganterin pesanannya kan? Hehehe

Bener yang Dedi bilang. Aku harus cari teman dan tidak sendiri. Bisa-bisa aku semakin pesimis dan tidak melakukan apa-apa pada saat TUHAN sudah ijinkan aku di PERMATA. Sampai saat ini aku masih ingat masukan dari Dedi, supaya aku mencari teman, kalau belum dapat, buatlah teman...hmmm aku bingung bagaimana membuat teman yang bisa sesuai dan nyambung dengan aku. Tapi Ded, sebenarnya TUHAN sudah memberikan aku banyak teman. Dan sudah seharusnya aku semangat dan tidak menjadi sosok pesimis toh? Masih muda ini...dan tangan masih kuat, sudah tentu banyak banget yang bisa dilakukan. Aku tahu aku harus belajar banyak....belajar berorganisasi, belajar bekerjasama, dan belajar rendah hati juga tentunya.

Makasih banyak untuk TUHAN YESUS, karena begitu banyak teman-teman yang dia berikan di jalan-jalan yang aku lalui...dan mereka semuanya adalah orang-orang yang luar biasa.

No comments: