Friday, August 18, 2006

Perjalanan Panjang

Ada truk terbalik di Sembahe, membuat perjalanan dari Kabanjahe ke Medan semakin tidak jelas kapan sampainya. Selasa, 14 Agustus 2006 yang lalu jam 3.30 sore aku sudah berangkat dari Kabanjahe menuju Medan. Menurut rencana akan sampai di Medan paling lambat jam 5.30 dan akan ketemuan dengan Kak Nani Tarigan dan Nita Tarigan sebelum terbang ke Jakarta naik pesawat pukul 9.30.
Sudah pukul 5 sore dan mobil mulai merayap di sekitar Bandar BAru. Banyak mobil yang menuju Medan mutar dan kembali ke Kabanjahe, mungkin mereka membatalkan niatnya meneruskan perjalanan menuju Medan. Jalan lain menuju Medan memang sudah tidak ada kecuali kembali ke Kabanjahe dan ambil jalan lewat Pematang Siantar, dan ini tentu jauh sekali.
Sudah mulai merasa gerah dan capek duduk tanpa berbuat apa-apa, aku putuskan untuk turun mobil karena sudah banyak orang yang berjalan kaki dan juga nongkrong di dekat trotoar. "Berapa jauhnya truk yang terbalik dari sini Pak?"tanyaku kepada seorang Bapak yang berdiri dekat trotoar dan sedang mencoba menatap sejauh bisa yang dilihatnya antrian mobil yang tidak bisa bergerak lagi. "Sekitar 4 Km dari sini", jawabnya dengan tetap melihat sejauh dia mampu.
Mobil diam tidak bergerak lagi seperti ular besar mengikuti bentuk jalanan yang menikung dan semakin menurun. Jalan menuju Sembahe itu memang banyak tikungan tajam dan juga menurun kalau dari Kabanjahe menuju Medan. Aku mencoba menikmati kejadian itu dengan mengamati semua orang yang mulai lalu lalang, keluar mobil dan duduk di jalan. Banyak hal yang dilakukan orang-orang untuk membunuh rasa bosannya. Kaset miniDV handycamp masih ada sisa sekitar 5 menit. Aku rekam kemacetan yang ada selama 5 menit, dan itu sesuatu yang menyenangkan ketika sampai Bandung aku putar dan lihat kejadian dan prilaku orang-orang di jalanan itu.
Selesai merekam dan kaset sudah penuh, kekuatiran mulai menyerangku. Tidak mungkin hanya duduk-duduk saja dan melihat-melihat kemacetan karena aku harus mengejar pesawat. Yup..aku putuskan jalan saja, karena kalau tidak melakukan apa-apa, kemungkinan hanya menunggu terjadi sesuatu yang baik, dan ini bisa banget tidak tepat waktunya kebaikan yang datang itu untukku. Tapi kalau aku melakukan sesuatu, itu artinya aku menjemput sesuatu yang baik, walaupun aku tidak tahu waktunya akan tepat atau tidak. Saat itu bagiku lebih baik melakukan sesuatu daripada diam saja ditempat. Walaupun aku nanti ketinggalan pesawat, yang penting aku sudah berjuang pikirku.
Aku turunkan tasku, syukur banget aku bawa traveling bag sehingga mudah menariknya. Aku mulai berjalan, baru juga dibelokan pertama aku melihat Eddy Surbakti (Radio Karo akses global) yang sedang berdiri diluar mobilnya dan ternyata juga terjebak macet. "Hari ini balik ke Bandung kan? Pesawat jam berapa?" "Iya dy, tar pesawat jam 9.30 malam, masih bisa sampai di Polonia tepat waktu. Aku duluan ya Dy", teriakku sambil tetap berjalan.
Kaki semakin lelah, aku coba berjalan dengan telanjang kaki. Baru beberapa saat, aku putuskan tetap jalan pake sandal, karena kerikil yang ada dijalanan lebih menyakiti kakiku. Sampai juga dilokasi truk jatuh, dan baru saja selesai ditarik. Polisi banyak mengatur jalanan, yang sebenarnya membuat jalanan semakin sesak juga dengan mobil Polisi yang parkir disebelah kanan.
Masalah truk yang terbalik sudah selesai, tapi masalah kemacetan masih persoalan karena sudah berkilometer mobil diam tak bisa bergerak, dan jalanan yang dua jalur bolak-balik itu sudah diisi dua jalur ke arah yang sama dengan mobil yang diam membisu.
Menyeberangi lokasi kejadian dan melanjutkan jalan menjadi keputusan yang terbaik. Terus aku tarik tasku, dan berjalan sampai lokasi kejadian tidak terlihat lagi dibalik belokan. Jam sudah menunjukkan pukul 7mlm dan kegelapan juga mulai menyelimuti jalanan yang dilalui. Tanpa ragu, aku mencoba menyetop mobil yang berbalik menuju Medan, siapa tahu ada yang bermurah hati menolong aku. Mobil polisi lwat dekatku, aku mencoba menyetopnya, "pak saya boleh numpang sampai Medan gak? Saya mengejar pesawat". Dalam iba, polisi itu memberhentikan mobilnya, membuka pintunya, dan hatiku bersorak. "Mobil ini tidak muat untuk barang-barang". "Tas ini biar saya pangku pak". Tiba-tiba seorang bapak menyalip aku dan masuk ke dalam mobil polisi itu. Aku hanya bisa diam dan berdoa, dan melanjutkan berjalan sambil menarik tasku.
Baru bergerak 10 meter, mobil polisi itu terjebak macet dan sulit melanjutkan perjalanan. Aku bersyukur gak jadi naik mobil polisi itu dan semakin berharap pertolongan dari Tuhan saja.

Semakin malam dan lelah, aku terus berjalan dan bertemu dengan SInabung Jaya yang datang dari Medan menuju Kabanjahe. Penumpangnya semua sudah turun dan memutuskan untuk berjalan. Sinabung Jaya itu akan berbalik kembali ke Medan dan tidak melanjutkan perjalanan ke Kabanjahe. Aku ikut bus itu ke Medan. Dalam duduk dengan diam dan lelah, aku berdoa supaya Tuhan menyertai perjalananku.
Puji Tuhan, jam 9 malam aku sudah sampai Polonia dan langsung boarding pass. Pesawat berangkat jam 10 malam. Dalam pesawat, aku mengucap syukur kepada Tuhan karena tidak ketinggalan pesawat. Aku terlelap dalam tidur sepanjang perjalanan di udara, dan bangun ketika pesawat akan landing di bandara Soekarno Hatta. Jam sudah pukul 00.30 ketika barang yang di bagasi sudah aku ambil. Abang iparku yang seharusnya menjemput mengirim sms kalau tidak bisa jemput dan aku naik taksi aja ke rumah mereka.
Dalam syukur dan berdoa supaya Tuhan menyertai perjalanan taksi ke rumah kakak, kantukku semakin menjauh. Sampai di rumah kakak, aku langsung pengen makan nasi. Bapak nelpon waktu aku makan, Bapak menanyakan apakah aku sudah sampai di rumah ke kakak tua.
Aku tidur pukul 2.30, setelah bersih-bersih diri biar bisa tidur dengan enak. Supaya bisa punya kekuatan untuk melanjutkan perjalanan menuju Bandung ketika matahari mulai muncul. Karena paling lambat hari itu jam 2 siang aku harus sampai di Kampus di Bandung.

Tuhan, terima kasih untuk perjalanan panjang yang membuatku hanya bisa mengucap syukur padaMU

3 comments:

selfi said...

nom,
sampe kapan kam di bandung? jadi ke bekasi ga?

Nomi br Sinulingga said...

Halo sel, ini aku ol dari warnet di Bandung. Aku jadi ke Bekasi sel, tapi gak sempat ketemu ma kam pren..sori ya, walau gak sempat aku gak kontak kam lagi ..hiks hiks.
Sel, besok malam aku sudah balik ke medan.
sekali lagi aku minta maaf ya, karena gak ngontak kam :(

selfi said...

labo masalah kel nom, aku tau pasti jdwalndu padet sekali.
kangen aja utk ngobrol2 spt terakhir kmrn... tapi pasti kita ketemu lagi :)!
sukses ya nom... untuk semuanya!