Sunday, May 25, 2008

Hidup ini sangat rapuh

Dulu, engkau pernah mengagung-agungkan cinta. Bercerita dengan mata berbinar dan kedua tulang pipi menonjol. Saat itu aku hanya menjawab, ini hanya permulaan. Masih panjang kehidupan kedepan yang kita belum tahu apa yang bisa terjadi. CInta itu bukan hanya saat ini. CInta itu perjalanan panjang dan engkau perlu menyirami dan menjaganya, kataku. Engkau tidak peduli dengan kata-kataku itu. Ayo, buruan menikah...paling itu saja yang kau ucapkan kalau kita ketemu.

Sudah berlalukah cinta yang membahagiakan itu? Kenapa matamu sembam, dan ku lihat engkau sangat egois sekali. Kenapa engkau tidak peduli dengan anakmu sendiri? Masakan ada ibu yang meninggalkan anaknya di rumah dan dia mengurus dirinya sendiri dan bersenang-senang. Hmmm...aku bingung melihatmu. CInta yang engkau agungkan dulu, tidak sedang engkau khianati dan engkau cari cinta yang lain kan?

Aku semakin bingung denganmu. Dimanakah suamimu? Mengapa engkau yang ku tahu lembut, sangat keibuan dan juga penyayang menjadi begini? Apakah kehidupan ini memang sangat rapuh dan tidak ada kekuatan manusia untuk merancangnya ? Aku tidak paham. Yang pasti jari tanganku untuk mengetik ini belum habis untuk menghitung tahun2 ini. Saat ini semua berubah kah ? Apakah engkau juga berubah melihat dunia ini? Apakah tidak ada lagi cinta yang sejati dan cinta yang suci?

Mungkinkah masalahmu jauh di dalam hatimu? Bukan cinta manusia yang engkau butuhkan... Ya, aku tahu itu. Dan menurutku begitu menilaimu. Bukan cinta manusia yang engkau perlukan teman....sekalipun engkau mencari cinta itu ke ujung bumi ini...kehidupanmu akan tetap hampa. Kehidupan ini akan selalu tidak bermakna. Kembalilah kepada DIA yang pernah memenuhi hatimu. Aku ingat kata-katamu dulu banget...mungkin lebih sepuluh tahun yang lalu.. Ketika cinta mula-mula padaNYA memenuhi hatimu. Apakah engkau masih mengingat katamu itu? Sampai saat ini aku masih mengingatnya, sahabat...dan aku sering mengenangmu bahwa engkau melakukan yang sangat berbeda dengan apa yang engkau katakan dulu.

"Lebih baik aku tidak menikah daripada memaksakan apa yang ada. Aku percaya, TUHAN akan memberikan seseorang untuk teman hidupku." Kau ingatkah kata-kata itu. Mungkin dulu bukan begitu kalimat yang meluncur dari mulutmu. Tapi seperti itulah maknanya. Sering aku mengulang katamu itu untuk diriku. Tapi sayangnya, engkau melupakannya. Bahkan engkau tinggalkan DIA yang dulu sama-sama sering kita diskusikan.

Hidup ini memang rapuh, bahkan sangat rapuh. Semau sudah terjadi. Satu doaku, kembalilah kepadaNYA. Engkau akan pulih kalau engkau kembali kepadaNYA...bahkan suami mu pun akan bisa mengenalNYA, kalau engkau kembali kepadaNYA.

1 comment: