Friday, August 15, 2008

Banyak pemeriksaan

sejak awal keberangkatan sudah membawa lebih intim kepada Pencipta, Bagaimana enggak? Sejak di Medan rasanya perjalan ini dipersulit. Tapi syukur semua baik2 saja sampai akhirnya sampai di tujuan.

Tujuan kehadiran disini mengunjungi teman...itu yang mesti kami sampaikan di imigrasi. Kalau acara gereja, kemungkinan besar akan dipersulit. Perang suku yang terjadi membuat panitia takut kalau kantor imigrasi berfikir gereja sedang meminta dukungan kepada dunia luar. Hmm...semua baik2 saja dan meninggalkan bandara sudah jam 2pagi waktu setempat.

Acara yang dilalui begitu menarik. Pengalaman teman-teman lokal sangat menyentuh dan memberi semangat. Menjadi Kristen sudah terlalu nyaman selama ini. Sampai-sampai tidak berbuat apa2. bahkan untuk tantangan yang kecil saja kita sudah teriak dan melihat itu beban berat yang kudu di pikul. Seorang peserta yang dari Negombo harus memasukkan aplikasinya ke kantor wilayah dua bulan sebelum dia bisa datang ke Kota ini untuk menjadi peserta kegiatan ini. Peserta Lokal lebih sulit untuk hadir daripada kami-kami yang dari Indonesia. Inilah realita yang kadang kita tidak ketahui ketika kami belum datang kesini.

Pemeriksaan ada dimana2. Malam itu dari Bandara menuju Hotel...dua kali mobil yang kami tumpangi diberhentikan. Tentara dengan senjata lengkap meminta semua kartu identitas. Mengecek semau orang. Bukan hanya kami yang datang, namun penduduk lokal juga. Hampir setiap kali kami keluar..pemeriksaan ada dimana2.

Kemarin yang paling seru...lagi ada demo mahasiswa. Pulang dari mengunjungi Kuil Bundha dan Kuil Tamil... Kami harus berjalan lebih 1 Km ke Metodis Church yang menjadi tujuan setelah itu. Berjalan karena semua jalanan di blokir. Kami harus turun...dan rasanya saat itu kita2 salah kostum.

Hari ini cukup asik..dan menarik. tadi naik boat keliling pulau dan juga ketemu para nelayan. Nelayan, kehidupan mereka benar2 sepertinya tidak ada yang peduli. Mereka kelompok yang miskin di negara ini. Orang-orang yang menterjemahkan Firman dengan menolong dan menyuarakan jeritan para nelayan ini sungguh mengagumkan. Mereka menjalani hidup sehari demi sehari...dan kadang lebih mengutamakan orang banyak daripada keluarga mereka. Supaya kasih TUHAN bisa nyata bagi yang lemah. Allah peduli dengan keadaan ini, tapi siapa yang mau dipakai? Hati kami selalu terusik ketika ingin hidup nyaman dan hanya memikirkan diri kami sendiri, katanya... Hmmm, aku belajar banyak.

Besok malam kami akan balik...tadinya pengen memperpanjang perjalanan semalam di KL. Tapi karena sms-sms yang mengingatkan banyak kerjaan menunggu, semua dijalankan seperti rencana awal. Sebentar lagi sudah sampai Medan, kangen juga....

Kolombo, 15 Agustus 08

2 comments:

selfi said...

hi Nom..
baru balik dari Kolombo?
fiuh.. hidupndu penuh warna banget ya Nom :).

Nomi br Sinulingga said...

kemarin aku 6 hari disana sel...
Puji Tuhan, hidup jadi berwarna :D
hehehe