Wednesday, August 15, 2007

Seperti telaga yang selalu merindukan sapaan angin, memberikan getaran dalam ketenangannya. Damai dan tenang mewarnai pribadi. Anginkah engkau ? Sehingga aku hanya bisa merasakan keberadaanmu? dengan lembut engkau menyapu wajahku dan membuat rambutku menari dalam rangkulanmu. Seluruh waktuku aku lalui dalam ketenangan menjadi sebuah telaga. Banyak yang hidup dan berdiam di dalam aku. Engkau, angin, hanya selalu melintasiku menyatakan kalau engkau ada dan aku merasakan kehadiranmu. Banyak malam dalam sepi kita lalui dengan berbagi cerita.

Obrolan bersamamu di pinggir telaga menjelang pagi sebelum matahari menggerakkan semua yang hidup sehingga sulit mendengar bisikanmu. Pagi ketika burung mulai berkicau, aku tahu waktu menceritakan kisah perjalananmu sudah usai hari ini.

Mungkinkah aku bisa menyentuhmu, yang selalu aku rindukan dalam setiap kisah yang terulang dalam mimpi. Pagi berganti pagi dan malam kembali kepada malam, belum juga selesai untuk mengetahui jalan-jalan yang sudah engkau lalui sebelum engkau sampai di pinggir telaga. Bisakah engkau meminta kepada dewa dewi supaya membuatmu bisa aku sentuh? Aku hanya bisa merasakan kehadiranmu,mendengar kisahmu, kerinduanmu, impianmu dan juga banyak hal yang engkau temui. Telaga diam yang hanya menerima apa yang datang dan pergi kepadanya, mungkinkah juga meminta kepada sang kuasa? Meminta bisa melihat wujud sang angin. Mungkinkah angin tidak hanya bercerita sambil lalu, namun tinggal di telaga menghabiskan waktu untuk menuturkan banyak kisah yang sudah ditemuinya kepada sang telaga yang tidak pernah bisa beranjak kemana-mana?

No comments: