Monday, August 01, 2005

Berburu buku

Hari Kamis yang lalu aku jalan-jalan ke Gramedia Merdeka dan melihat satu buku yang tertulis nama C.S. Lewis. Sudah lama aku mencari-cari buku dengan nama pengarang C.S. Lewis. Ketika mengenal pertama sekali perpustakaan STTB, langsung aku ke komputer yang berisi data buku di perpus itu dan mengetikkan nama “C.S. Lewis” untuk mencari buku Lewis yang terdapat diperpustakaan itu dan hasilnya nihil. Aku lupa sejak kapan mulai aku mengenal nama C.S Lewis dalam kutipan dari buku-buku yang aku baca. Membaca buku-buku Philip semakin memperkenalkan aku dengan sosok C.S Lewis sedikit demi sedikit, tetapi hanya terbatas buku-buku yang dia tulis.

Beberapa bulan yang lalu aku membeli buku dengan judul “tokoh yang mewarnai dunia” karena didepannya ada nama C.S Lewis. Dalam tulisan singkat tentang Lewis dibuku itu, sepertinya kehidupan Lewis tersingkap sedikit bagiku. Mungkin lebih dari sebulan yang lalu, aku main ke LPMI, aku memeriksa pajangan buku yang ada dilemari, dan betapa senangnya aku menemukan sebuah buku tipis yang ditulis Lewis. Aku langsung meminjamnya, dan aku baru membaca dua bab. Soale bahasa inggrisnya berat dan sedikit berfilsafat jadi gak bisa baca cepat-cepat. Yang pasti ditulisan yang lain, aku sudah pernah mengutip tulisan Lewis dari buku yang aku pinjam ini, walaupun masih hitungan lembar yang aku baca.Buku yang aku temukan di Gramedia kemarin berjudul “Let’s Go Into Narnia”. Dalam buku itu diceritakan sedikit ttg kehidupan Lewis seperti yang sudah aku baca dalam buku “Tokoh yang mewarnai dunia”.

Kemarin minggu pulang gereja aku jalan dan makan ama adikku Samuel. Setelah bubar, Samuel ke Jatinangor dan aku ke rumah, di rumah aku menyelesaikan buku Let’s Go Into Narnia. Dan aku sangat tertarik dengan buku Lewis yang di ceritakan dibuku itu tentang Seri Narnia yang ada 7 buku. Ternyata buku-buku itu sudah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dan diterbitkan oleh Dian Rakyat tahun 90an. Sekitar jam satu siang, aku bersemangat sekali menuju Palasari untuk mencari buku Narnia di buku bekas, karena sudah tidak dicetak lagi dan berharap aku bisa dapat dibuku bekas.

Palasari penuh sesak dengan manusia, karena SD, SMP, SMU baru masuk sekolah. Semua mencari buku pelajaran sehingga berpindah dari satu stan ke stan yang lain sulit sekali. Trafik padat bow. Aku mulai dari toko bekas yang ada dibelakang yang sebenarnya sering aku datangi, tapi seri narnia satu bukupun tidak aku temukan. Tapi dari toko itu aku menemukan buku yang menarik tentang perjuangan dalam kehidupan penderitaan, dan ada dua buku rohani yang aku dapatkan. Aku memang suka bukan membeli apa yang menjadi tujuan utama, habis yang ditemui juga rasanya sangat menarik dan sayang untuk tidak dibeli.

Kemudian aku lanjutkan pencarianku. Semua penjual buku aku tanyain, dan belum menghasilkan apa-apa. Aku kemudian sampai ketoko yang merknya Fortuna, ternyata dia mengkhususkan diri di buku sastra, tapi tidak ada juga seri Narnia disana. Padahal aku melihat seri The Lord of The Ring, yang penulisnya adalah sahabat Lewis yang namanya (hua..hua..kok aku lupa namanya ya..memori semakin sulit aja nih). Penulisan Narnia dimulai dengan mereka berdua dengan memikirkan untuk menulis cerita anak-anak yang baik dengan melempar koin (bisa dibaca di Let’s Go Into Narnia).

Tapi di toko buku Fortuna itu aku menemukan buku-buku Paulo Coelho, setahun yang lalu aku sudah membaca “Sang Alkemis” bukunya yang sangat bagus menurutku, dan memang bagus banget. Aku juga jadi teringat Yanti, ketika aku main ke kosnya aku melihat buku-buku Coelho di kamarnya dan saat itu aku pengen ngopy, soale semua bahasa Inggris, dan kalau beli mahal bow. Tapi belum kesampain mengcopy dan Yanti sudah pernah bilang ke aku via YM kalau buku-buku Coelho sudah ada yang baru lagi dalam bahasa Indonesia. Belum pernah kepikir untuk mencari dan membeli buku itu, tapi aku senang banget kalau aku menemukannya di Fortuna, lumayankan diskon 20-25%. Aku membeli dua buah yang berjudul, “Di Tepi Sungai Piedra Aku Duduk Dan Tersedu” dan sebuah lagi berjudul “Gunung Kelima”. Aku juga membeli sebuah buku yang sudah aku taksir beberapa bulan ini tapi karena harganya mahal belum aku beli juga yaitu “Putri Sang Galileo”. Di Karisma sudah pernah aku lihat harganya 50.000 dan senangnya bisa beli di palasari hanya 37.500. Kakiku rasanya sudah capek, tapi seri Narnia belum aku temukan juga. Tapi aku sangat puas karena bisa dapat buku-buku yang tidak kalah bagus menurutku.

Aku melanjutkan pencarian ke Kebun Kelapa, masasih kalau diusahakan tidak akan dapat juga pikirku. Aku membongkar-bongkar buku-buku bekas yang ada yang merupakan kategori cerita, soale majalah yang paling banyak dan buku-buku pelajaran sekolah. Sudah hampis semua aku bongkar, dan ketika aku sebut judul-judul yang aku cari, penjualnya bilang kalau gak ada. Tapi hati kecilku masih berkata, masa kalau diusahakan gak dapat juga. Tapi aku senang banget karena menemukan buku dengan tertera nama G.K. Chesterton, nama ini tidak asing bagiku, dia juga penulis hebat. Buku tipis dalam bahasa Inggris, aku langsung menawar, dan penjualnya bilang cari lagi neng, sapa tahu masih ada yang mau dibeli. Aku membongkar lagi dan aku senang banget menemukan buku cerita dengan nama penulis Joni Eareckson, bukunya terjemahan dengan judul “Di Balik Awan”. Aku saat itu merasa mengenal nama itu dengan samar, kisahnya sudah pernah aku baca tapi merupakan cuplikan, kali ini aku dapat bukunya, betapa senangnya hatiku. Tapi kisah narnia belum aku temukan juga, yang ada aku mulai menghabiskan uang untuk buku yang lain dan aku tidak menyesal.


Aku berjalan menuju Kings, disana aku pengen liat-liat buku di Gunung Agung, sapa tahu ada seri Narnia pikirku. Aku menyadari kalau kakiku sudah capek dan pencarian tidak menghasilkan juga. Aku melanjutkan ke Book Gift, sapa tahu ada pikirku. Semua buku aku perhatikan satu demi satu, dan hasilnya NOL BESAR. Tapi itu tidak membuat uangku tidak berkurang, karena aku menemukan buku yang gak kalah bagus. Seseorang yang sering aku kenal juga dari kutipan dan kisah hidupnya tidak pernah banyak aku ketahui, yaitu D.L.Moody. Senangnya hatiku menemukan buku D.L.Moody, Karya-Karya Klasik Terbaik. Bagiku ini tidak kalah hebat dengan Narnia, aku langsung beli karena tinggal satu. Belum tentu aku dapat lagi nanti buku tersebut pikirku.

Keluar dari Kings, aku berjalan menuju pedagang buku bekas yang ada di alan Cikapundung dekat Alun-Alun kota Bandung. Hari sudah semakin sore, kisah Narnia tidak aku temukan. Jujur kakiku dah pegel banget, dan sambil berjalan aku berpikir apakah aku pulang saja, atau masih pengen nyari di Gramedia. Aku naik angkot yang menuju IP, di atas angkot aku masih berpikir, atau aku turun aja balik kerumah, kakiku dah capek banget. Aku malas memikirkannya aku melihat kesibukan jalan sambil membiarkan angkot membawaku mengikuti trayeknya. Akhirnya sampai juga di Jl. Pajajaran, aku turun dan masuk ke IP. Aku langsung menuju Gramedia, menitipkan barang bawaanku dan menuju meja Informasi. Rasanya sudah capek sekali kalau harus mencari buku itu sendiri. Aku serahkan ketujuh judul seri Narnia yang ingin aku dapatkan. Mbak-mbak yang di informasi itu mencari satu demi satu dan sampai yang ketujuh tidak ada apapun yang diberikan oleh komputernya. Bahkan data buku-buku itupun tidak ada. Wajar juga menurutku, soale buku itu sudah tidak dicetak lagi, sedangkan Gramedia IP berdiri tahuan duaribuan, buku itu dicetak sembilan puluhan jadi wajar gak ada.


Tanpa berharap banyak, aku meminta dia mencari buku-buku yang dikarang Leo Tolstoy. Terakhir aku nyari buku Tolstoy akhir tahun lalu dan aku menemukan sebuah disitu, dan judul yang lain kosong. Senangnya aku ketika ada tiga judul buku Tolstoy ada stoknya saat itu. Aku bilang kalau aku menginginkan ketiganya, dan minta tolong diambilkan. Lama banget mbak itu mencari dan akhirnya dia datang dengan dua buah buku saja, “Tuhan Maha Tahu tapi Dia Menunggu” dan satu buku cerita anak-anak yang berjudul “ketika filip ingin pergi sekolah”. Aku ke kasir dan membayar kedua buku itu dan akhirnya dompet sudah kosong, cukup untuk makan malam dan pulang aja.

Sampai di rumah sudah jam tujuh malam lebih. Aku capek tapi tujuan utamaku belum tercapai juga. Aku mencatat pengeluaranku dan juga mencatat dan menomori buku-buku yang aku beli melanjutkan urutan buku yang sudah aku punya. Aku dua tahun terakhir ini memang selalu memberi nomer kepada buku-bukuku karena aku sering kehilangan buku (dalam artian aku malah gak tahu bukuku apa aja). Dua tahun ini aku sudah membuat perpustakaan pribadi.

Malam itu Evi kerumahku dan aku senang banget, tapi kamarku masih berantakan dengan buku dan plastik-plastik yang berserakan. Dia bilang, apa gak kalap kamu beli buku sebanyak ini…aku hanya senyum dan tidak mendengarkan semua ocehannya. Kak Nani gabung dan bilang kalau ini bukan baru pertama, perasaan kalau sudah beli buku kayak gini kok. Saat itu aku membeli buku sampai empat belas buah. Aku bercerita ama Evi dan Kak Nani, kalau sebenarnya aku sedang tergila-gila dengan Narnia. Tadi aku pengen mencari serinya tapi tidak satupun aku temukan di buku bekas dan juga di toko buku. Aku malah berpikir, untuk mencarinya di penyewaan buku cerita kemarin itu supaya bisa mengenal Narnia. Bentar lagi kisah Narnia mungkin selesai di filmkan, tapi aku bukanlah yang rajin nonton, bahkan jarang sekali nonton. Aku lebih suka membaca ceritanya.
Mendengar kata Narnia, kak Nani bilang kalau Saras punya beberapa buku dari kisah Narnia. Aku semangat banget, dan langsung telpon Saras. Waktu di telpon aku hanya bertanya, “Saras punya buku cerita berjudul Pangeran Kaspian?” Saras jawab dengan entengnya,”ooo itu seri Narnia ya kak, aku punya”. “Kamu punya serinya? Berapa buku yang kamu punya?” “Aku memiliki enam buku kak” “Woow..aku pengen pinjam enam-enamnya, kapan main ke kosku?” “Besok aku ke kos kalian deh..” Senangnya hatiku, dari siang aku berharap menemukan buku Narnia satu judulpun akan memberi kesenangan tersendiri. Tapi malam itu sudah jam 21.30, aku menemukan enam judul dari tujuh. Rasanya pencarianku sepanjang hari itu tidak sia-sia dan menyenangkan banget. Besok aku akan mulai berkenalan dengan Aslan si singa dan dengan dunia Narnia.

Malam itu aku tidak langsung tidur, aku membaca buku Tolstoy yang merupakan cerita untuk anak-anak. Tidak terasa sudah selesai aku membaca buku itu, sedikit rasa bersalah dalam hati karena aku tidak pernah segetol itu membaca Alkitab. Aku berdoa dan kemudian terlelap tanpa ada mimpi yang diingat karena capek sepanjang hari dan puas dengan semua yang aku dapatkan dalam pemburuan buku kali ini.

Ternyata aku dapat pelajaran, bahwa apapun yang diharapkan dan diusahakan untuk mendapatkannya maka ketika itu tercapai ada kepuasan tersendiri. Tetapi sekalipun tidak tercapai yang diinginkan tetap aja ada kepuasan tersendiri karena kita sudah mendapatkan banyak hal-hal lain yang tidak kalah berharga dibanding dengan yang kita cari. Makasih Tuhan, buat ini menjadi pembelajaran bagiku untuk tidak cepat kalah dengan keadaan, tapi tetap berjuang dalam mencapai semua mimpi-mimpi di dalam Engkau.



5 comments:

Boe said...

hi there, cuma mo bilang ... buru terus buku2nya Lewis. Kalau nggak dapet Chronicles (kabarnya September ini GPU mo terbitin ulang), coba cari 'Screwtape Letters' atau 'Mere Christianity'. Such wonderful books they are ...

Nomi br Sinulingga said...

Chronicles dah dapat enam judul "keponakan tukang sihir". Iya nih..aku nunggu cetakan ulangnya.
Bener banget, aku belum dapat yang "Mere Christianity" dimana aku bisa menemukannya ya ?
Senangnya kalau bisa baca buku yang satu ini :)

makasih infonya Boe

Nomi br Sinulingga said...

maksudnya yang aku belum dapat tinggal buku yang berjudul "Keponakan tukang sihir".

Anonymous said...

duh senengnya baca posting ini. aku juga demen banget berburu buku soalnya. bisa seharian deh nongkrong dan jalan cari buku. apalagi di toko buku bekas. duh asiknyaa.....

Nomi br Sinulingga said...

Wah, senangnya bisa kenal kakak. Tar bisa bagi2 informasi buku bagus ya kak.
Soalnya aku suka salah beli buku, kupikir bagus tetapi isinya gak bagus atau aku aja yang susah mengerti isinya ya ? hehehe