Wednesday, August 10, 2005

Harta Karun Ada Dalam Diri

Ingin sekali rasanya bekerja di industri telekomunikasi sejak dulu. Mungkin karena kuliah di STTTelkom dan sangat dekat dengan dunia telekomunikasi. Ketika camp nasional mahasiswa tahun 2000 yang diadakan oleh Perkantas di Kinasih Bogor, aku berdoa untuk bekerja di Indosat. Mengingat pengalaman KP di Indosat Medan tahun 1999, dan seakan2 ada jaminan masa depan yang cerah dengan bekerja di perusahaan tersebut. Setelah mengikuti tes masuk Indosat, ternyata aku gagal…dan jalan untuk masa depan yang cerah itu bukan melalui Indosat pikirku.

Kemudian meneruskan perjalanan hidup dengan pontang-panting di dunia pendidikan. Aku belajar, kalau dulu ada pemikiran bahwa kalau aku punya uang yang berlebih maka aku bisa menjadi donatur untuk pekerjaan-pekerjaan pelayanan. Perjalanan mengubah konsep itu ketika aku sadar bahwa Tuhan tidak terlalu menginginkan uang yang aku punya, Dia sangat menginginkan hidupku sepenuhnya. Aku belajar melayani DIA melalui semua yang aku lakukan dalam keseharian dan aku sadari kalau aku selalu gagal..dan bahkan sangat mengecewakanNya. Aku cepat marah dengan kondisi kerjaan yang bagiku sangat menyebalkan, seperti buat laporan dan ngurusi lampiran-lampiran borang yang menjemukan itu.

Aku teringat Sabtu dua Minggu lalu, aku menghadiri acara anak2 Nav dikantor Navigator mengadakan seminar SHAPE hari Sabtu-Minggu. Ketika masuk ke sesi “keinginan-keinginan hati” maka diajukan pertanyaan kenapa mereka dulu memilih kuliah di ITB. Jawaban bervariasi sekali, mulai dari adanya jaminan kerja kalau lulus dari ITB. Ada juga yang menjawab kalau lulusan ITB masa depan cerah, ada juga yang gak tahu alasan yang pasti tetapi pengen masuk ITB saja. Banyak alasan orang melanjutkan study ke perguruan tinggi, dan yang paling utama pasti untuk kehidupan yang lebih baik.

Sekarang ini industri Telekomunikasi dan IT sangat berkembang dan orang banyak berbondong-bondong melanjutkan study di bidang tersebut. Dan sepuluh orang kaya di dunia adalah orang-orang di bidang IT dan Telekomunikasi. Mungkin setiap hari lahir orang kaya baru di Silicon Valley. Sepertinya ada harta karun di bidang IT, yang semua orang mau meraihnya. Orang yang jago IT dapat bekerja dibanyak industri dan ada tawaran gaji yang sangat menarik. Saat ini kalau bisa Java, Oracle, Cisco, dll maka kesempatan bekerja terbuka bukan hanya di Indonesia tetapi negara-negara asing juga memberikan banyak kesempatan dengan gaji dollar.

Banyak orang yang berpikir, setelah lulus SMU akan mencoba masuk ke PT yang terbaik di negeri ini dan setelah lulus akan bekerja di perusahaan X, Y atau Z dengan gaji sekitar XY juta. Tawaran teknologi informasi memang semakin luas dan akan terus berkembang. Semua orang mengembangkan diri dengan kemampuan wirausaha dan managemen sehingga berpikir sekalipun tidak jago IT mungkin bisa memperkerjakan orang-orang IT dan semua ini akan berakhir di perhitungan finansial. Buku Robert. T. Kiyosaky laris manis dan mendorong semua orang untuk lebih maju dan berpikir untuk investasi. Buku enterpreneur, managemen, buku kepemimpinan dan kiat sukses semakin semarak di toko buku. Semua orang ingin maju dan menemukan harta karun yang bisa diperoleh di industri-industri yang menguasai dunia.

Perjalan hidup yang masih sejengkal dan evaluasi yang dilakukan berdasarkan data yang sangat sedikit dan lebih banyak berat ke masalah pergulatan hati dan aku sering menyebutnya dengan kalimat “pencarian kehidupan yang berarti”. Aku merasakan bahwa harta karun itu tidak ada di industri X, Y atau Z. Harta karun yang ingin aku cari itu ada dalam diriku sendiri. Harta Karun yang menurutku akan membuat aku bersorak-sorai ketika aku menemukannya, sebenarnya tidak berada diluar diriku. Harta karun itu ada dalam diriku, dan aku ingin terus menggalinya. Sekalipun aku tidak bekerja di Indosat seperti yang aku cita-citakan dulu, aku tetap yakin akan masa depan yang cerah dan kemampuan diri yang akan semakin berkembang bersama Tuhan dalam hidup ini. Kepribadian yang diperbaharui dari hari ke hari akan menjadikan kita mengetahui sedikit demi sedikit kekayaan diri yang kita miliki. Perubahan sifat-sifat, kemampuan memahami orang lain dan ketergantungan sepenuhnya kepada Tuhan akan menolong kita belajar bukan hanya sesuatu yang berhubungan dengan telekomunikasi atau masalah teknologi informasi tapi lebih dari itu belajar menggali harta karun yang ada dalam diri.

Sekalipun dilempar untuk bekerja di tempat yang terasing tanpa kemajuan teknologi maka orang yang menemukan harta karun dalam diri akan mampu tetap bahagia dan memajukan tempat dimana ia berada. Menggali harta karun yang terdapat dalam diri itu hanya bisa berhasil ketika kita mulai bercermin ke atas dan ke sekitar kita. Semakin kita memandang ke atas dan kesekitar kita maka kita akan semakin dalam menggali diri kita. Dan sebaliknya berlaku, semakin kita hanya memfokuskan pada diri kita maka sebenarnya kita tidak menggali apa-apa dan hanya memiliki pengenalan diri yang sangat dangkal. Amsal menyuruh kita mendapatkan hikmat karena itu lebih berharga dari apapun. Belajar itu harus dilakukan seumur hidup, walaupun kita tidak belajar secara formal tetapi kehidupan ini adalah pembelajaran yang selalu harus kita ambil makna dibalik semua perjalannya. Optimis akan hidup dan semakin hidup dalam pengharapan akan menjadikan kita bukan orang-orang yang cepat menyerah.

Kehidupan ini seperti misteri yang tidak pernah bisa diselami, sedikit demi sedikit tersingkap dan masih banyak yang belum dipahami. Menggali harta karun dalam diri harus dilakukan setaip hari seumur hidup. Bahkan ketika usia ditutup, kemungkinan penggalian harta karun ini tidak juga selesai. Ini kesadaran baru yang seharusnya memberi kekuatan baru dan semangat baru memandang kehidupan. Satu yang saya pegang dan yakini saat ini bahwa orang yang berhasil menemukan harta karun dalam dirinya maka kehidupan akan bersinar. Orang lain akan tertarik dengan kehidupan kita dan juga semua kesuksesan yang didambakan oleh banyak orang pasti mengikuti kita. Sekalipun sering sekali kesuksesan yang didambakan manusia itu adalah sukses yang semu tetapi orang yang menggali harta karun dalam diri adalah orang-orang yang akan berhasil dalam hidupnya dan ini melebihi semua.

Mengapa aku takut akan kehidupan ini. Bukankah aku memiliki Tuhan yang bukan hanya mengetahui batas-batas semesta dan dasar-dasar bumi. Bahkan setiap sel-sel pembentuk diriku juga sangat Dia ketahui. Dia mengenal jiwaku dan juga mengetahui semua jeritan yang kadang keluar dari hati yang terdalam ? Dia akan pelihara aku, Dia akan menyegarkan kembali jiwaku, dan Dia akan membuat harta karun dalam bejana tanah ini semakin bersinar dan berkilauan.

Jumlah rambutkupun aku tidak tahu, tetapi tidak ada yang tersembunyi dalam Dia. Bagi Dia bintang-bintangpun dan pasir di pantai terhitung, aku yang hanya setitik di tengah-tengah alam semesta ini telah Dia sebut sebagai biji mataNya. Mengapa aku masih takut akan kehidupan kedepan?

Mengapa aku masih pusing-pusing berpikir bahwa harta karun ada di perusahaan X, Y, atau Z…dan bekerja di sana akan memberikan masa depan yang penuh harapan. Tuhan, dengan rendah hati, aku ingin berseru bahwa aku ingin menemukan harta karun dalam diriku. Harta karun yang sudah Engkau tetapkan sejak awal. Aku hanya ingin belajar menggantungkan semuanya kepadaMu, dan berikan aku iman Tuhan untuk mempercayai bahwa yang engkau rancangkan itu jauh lebih indah untuk hidupku.



2 Korintus 4:7
Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami.

1 comment:

Anonymous said...

thanks for the posting nomi, kadang aku juga lupa tentang harta karun di dalam diri itu....