Thursday, October 06, 2005

Narsis

Kata Narsis, sudah sangat dekat dengan kita. Setelah kata Autis disalah gunakan dengan kata "Autis Modern" maka narsis memiliki makna yang lebih jauh lagi. Seperti anak autis yang memiliki dunia sendiri maka "autis modern" ini dikenakan kepada orang-orang yang normal dan sibuk banget sehingga seperti hidup di dunia sendiri. Semua orang mungkin mengidap autis modern ini, hal ini disebabkan karena hidup dan pekerjaan sering menuntut orang untuk semakin mandiri dan individualistis, sulit mengambil waktu untuk sosialisasi dengan yang lain. Akhirnya autis dipelesetkan. Ketika seseorang ditegur apakah autisnya sedang kambuh? maka sering sekali muncul tanggapan "yang penting belum sampai narsis".

Narsis adalah istilah yang diambil dari dongeng Yunani. Dongeng Yunani mengisahkan ada seorang pemuda tampan yang bernama Narsisus (Narsisis). Pemuda ini sangat menikmati dan mengagumi ketampanannya, sehingga sepanjang hari kerjanya hanya menatap dirinya ke dalam sebuah kolam. Dia bercermin ke permukaan air kolam yang tenang. Semua peri-peri yang ada disekitar hutan, dimana kolam itu berada ingin sekali mengetahui ketampanan pemuda ini. Tetapi semua tidak bisa melihat ketampanannya, karena pemuda itu selalu membungkuk ke kolam untuk melihat dirinya sendiri. Suatu hari pemuda ini jatuh ke kolam dan mati, dan dari dalam kolam ini muncul bunga yang sangat indah yang disebut bunga Narsissus.

Ini adalah latar belakang kata "Narsis" yang dilekatkan kepada orang-orang yang sangat mengagumi diri sendiri secara berlebihan. Dan orang seperti ini akhirnya akan membahayakan dirinya sendiri.

Apakah kita tidak boleh menyukai diri sendiri?
Sampai batasan tertentu sangat disarankan, karena bagaimana kita bisa menyukai orang lain kalau kita tidak menyukai diri kita sendiri. Semua manusia pada dasarnya memang lebih menyukai diri sendiri di banding diri orang lain. Tanpa sadar kita akan menemukan hal tersebut pada diri kita dan juga semua orang.

Contohnya :
Ketika melihat photo bersama, maka pada umunya sering sekali yang kita cari pertama adalah diri kita sendiri. Setelah mengamat-amati diri baru mulai beralih ke objek yang lain dalam photo tersebut.
Juga kalau ada teman yang bercerita tentang suatu hal, misalnya perjalanannya atau kisahnya. Ketika mendengarkan cerita ini maka pikiran kita akan bekerja mencari kisah kita yang mirip dengan yang dia ceritakan dan setelah dia selesai bercerita maka kita akan menceritakan pengalaman kita seperti yang dia ceritakan tadi. Jadi ketika mendengar orang lain bercerita maka pikiran kita juga akan menjelajah tentang kisah kita sendiri.

Semua ini tidak salah, dan sangat-sangat wajar. Tetapi semua harus dibuat pada porsi yang tepat. Narsis muncul karena ada orang yang sangat mementingkan diri, memikirkan diri dan juga semua untuk diri hampir 100%. Merasa tidak butuh orang lain, dan kalau butuh pujian dia memberikan pujian untuk dirinya sendiri.

Penggunaan narsis sering kita gunakan dengan asal dan sesuka kita. Jangan narsis ah...atau dia narsis banget sih? Terlalu gampang mengungkapkan kata narsis sehingga makna yang sesungguhnya sepertinya luntur. Narsis akan mencelakakan diri sendiri. Autis modern juga memiliki tempat yang tepat untuk menggambarkan keadaan orang yang sibuk dengan dunianya sendiri tanpa peduli dengan yang lain. Tapi kalau sedang autis, jangan terlalu berlama-lama dalam keadaan tersebut, cepat sadari keadaan dan mari kita bergabung dengan dunia luar lagi. Dunia diluar dunia sendiri itu kadang lebih real dan penuh tantangan untuk menjadikan kita semua manusia yang lebih baik.

1 comment:

Anonymous said...

Bagus nom bisa lah jadi isi bab I Pendahuluan. Terus selanjutnya apa nom?

Kenapa ada banyak orang "narsis"?
Ada nggak sih tokoh di alkitab yang "narsis"? kenapa dia jadi "narsis"?

Ada nggak orang2 disekitar kam yang menurut kam "narsis"? kenapa dia jadi seperti itu?