Sunday, October 02, 2005

Sukses Itu apa sih?

Malam minggu kemarin Eva Saria Sipayung main ke rumah, sambil bawa brownis Amanda. Thx brownisnya ya dek..soale aku baru makan untuk pertama kali loh :D. Eva adalah adik kelas di STTTelkom, setahun di bawah aku tetapi dia jurusan informatik. Sekos bareng selama empat tahun di Sukabirus 30B ketika masa itu dan sekarang dia sedang lanjut S2 di ITB. Hmm..kayaknya Eva tar jalan hidupnya jadi dosen juga kali ya, tapi kalau ke industri juga kayaknya masih banyak kesempatan kok dek. Pembicaraan tadi malam lompat dari satu topik ke topik yang lain..sampai akhirnya ke curhat yang sedikit rumit untuk usia kita yang kebanyakan teman-teman gunakan untuk bersenang2.

Eva menanyakan, sukses itu sebenarnya apa sih kak Nom? Hmm..aku hanya senyum memandangnya. Dia melanjutkan, mengapa semua teman2 kuliah di STTTelkom dulu berpikir kalau sukses bekerja itu berarti ada di perusahaan telekomunikasi. Kalau diperhatikan, teman2 yang bekerja di perusahaan diluar telekomunikasi dan IT merasa rendah diri dan bahkan menjauh dari teman2 yang lain. Sampai segitunya kah? Satu yang paling menyebalkan katanya kalau ketemu teman2 maka pembicaraan selalu ke penghasilan dan mulai membanding2kan dengan teman lain yang kerja di perusahaan yang lain. Memang ukuran sukses adalah uang ya?

Aku tesenyum mendengar curhatnya Eva..dan aku tahu itu adalah pergumulan yang pada umumnya dilalui semua orang. Dia juga bercerita bagaimana rasanya mendengar teman lain yang hanya membahas gaji dan penghasilan sedangkan saat ini Eva masih sibuk dengan mikirin kuliah dan tesis, dan sebenarnya bersyukur juga Eva dah bisa ngajar di STTTelkom walaupun belum jadi dosen tetap. Banyak teman2 yang tidak berhenti mengirim lamaran sampai benar2 diterima di perusahaan telekomunikasi. Wajar dan sah-sah saja sih..semua kan pasti didorong oleh tujuan hidup.

Tujuan hidup sangat menentukan semua yang akan kita lakukan. Memang bener kata Rick Warrent tentang kehidupan yang digerakkan oleh tujuan.

Aku sering melihat teman yang di jakarta bekerja seperti mesin pencari uang...tapi bukan berarti semua. Memang bener sih, uang itu penting tapikan pasti pada tempatnyakan? Kalau semua diukur melalui uang, bisa kacau hidup ini..kasih akan semakin dingin.

Satu yang aku pelajari belakangan ini adalah, lebih baik mengembangkan diri dari pada berpikir untuk promosi diri. Uang bukan tujuan utama dalam hidup ini, karena ada kehidupan yang jauh lebih berarti yan tidak bisa diukur dengan uang. Dan menjadi perempuan, mungkin harus belajar memandang uang sesuai dengan tempat dan fungsinya secara wajar..karena aku melihat lebih banyak wanita yang sangat kuatir akan uang di banding pria, atau karena wanita butuh rasa aman yang melebihi pria, dan dengan uang banyak maka rasa aman yang dibutuhkan itu lebih terjamin.

Kembali mengenai sukses...hanya kepikir bahwa jangan terlalu cepat memberi penilaian bahwa si A sudah sukses dan si B kayaknya belum sukses. Kita tidak mampu melihat kehidupan secara utuh, kita hanya melihat sepenggal. Dan sepenggal yang dilihat ini sangat tidak tepat kalau diberi penilaian dengan cepat. Hari ini sukses menurut pandangan kita, mungkin pada hari mendatang tidak sukses lagi kan? Atau misalkan seorang cowo kerja di perusahaan telekomunikasi dengan gaji awal 4 jt, pasti menurut kita2 dia sukses. Setelah itu menikah dalam waktu singkat karir menanjak dan sudah punya rumah dan mobil. Kata sukses semakin kita lekatkan pada dirinya. Ketika anak2nya tumbuh dan kesibukan orang tua yang ketat membuat anak kurang perhatian dan memiliki kehidupan yang kacau. Misalnya kehidupan anak2nya terikat narkoba dan apakah kehidupan orang ini masih bisa dikatakan sukses? Hmmm...mungkin semua orang akan bilang dia gagal. Sukses yang diberikan oleh manusia memang kadang memusingkan dan selalu berubah.

Misalnya lagi kita2 cewe2 ini. Sekolah tinggi, penghasilan lumayan, mungkin orang berpikir kita sukses. Kemudian kalau sudah umur menjelang 40 dan belum menikah juga, maka kesuksesan itu sepertinya sudah cacat dan semua orang membicarakan status kita dan mungkin dianggap tidak sukses dalam kehidupan untuk berkeluarga. Atau ada wanita karir yang sukses kemudian menikah dan memiliki keluarga yang menyenangkan, setelah itu..kalau si istri memiliki penghasilan yang melebihi suaminya, kemungkinan juga kesuksesan istri ini menjadi ketakutan bagi keluarganya sendiri, karena orang sekitar suka melihat dengan sebelah mata saja. Apalagi kalau anak2nya gagal sekolah, maka sesukses apapun si ibu dipekerjaannya maka tetap saja ia akan dianggap gagal kan? Hmmm..sukses yang membingungkan.

Aku berpikir, mungkinkah kesuksesan seorang wanita hanya ditentukan dirinya sendiri ketika dia masih sendiri dan belum menikah. Tetapi kalau dia sudah menikah, maka kesuksesan perempuan adalah kesuksesan suami dan anak2nya. Tetapi kalau perempuan masih berpikir sukses dirinya adalah perwujudan dari usahanya sendiri tanpa peduli dengan keberadaan anak2 dan suaminya, maka kesuksesan itu adalah kegagalan itu sendiri. Itu hanya pemikiran yang mungkin perwujudannya tidak semudah menuliskannya.

Apa sukses itu? sukses itu adalah ketika kita berhasil melakukan kehendakNYA dalam kehidupan kita.






No comments: