Saturday, June 18, 2005

Dengarkan hidup 1

Bangun pagi selesai sate, aku melanjutkan membaca buku Philip Yancey, Soul Survivor, dan hari ini pasti selesai, soale tinggal satu bab lagi. Aku melirik buku yang terletak dekat bantalku yang baru aku beli kemarin. Buku John Bunyan, The Pilgrim's Progress, sudah pengen segera di baca. SOale aku senang banget ketika melihat buku ini di Kalam Hidup, soale aku akan menambah koleksi buku klasikku. Terakhir aku ke Kalam Hidup, aku cari buku Jonathan Edward, yang judulnya "At Works" (kalau gak salah, soale di rekomen ama Pak Agung u dibaca) tapi bukunya gak ada. Jonathan Edward, buku2nya juga dah klasik, dan kayaknya perlu dibaca, tar aku nitip di cari ama kak Daysi aja, soale dia dah baca buku itu dan belinya di dekat Setra Sari gitu, lupa nama tokonya euy...

Kamarku berantakan banget, selimut belum dilipat dan juga beberapa buku dan tas masih terletak di lantai, berantakan banget aku ini pikirku. Kertas-kertas oretan ketika membaca, ceritanya menulis kalimat yang asik dan pengen diingat, soale kalau nanti bukunya dah ditutup pasti gak ketemu lagi ama kalimat bagus itu. JAdilah di tempat tidur kertas juga bertaburan. Nom...pantas aja mataku ini makin buram, dan mbak Dina dah sering bilang dan mau nemanin aku ke dokter mata. Kacamata perlu diganti kayaknya...aku harus belajar sayang ama mataku nih.

Belum mandi, tapi aku sudah pengen mengeluarkan apa yang ada di kepala beberapa malam ini. Pertanyaan kemana akan hidupku? Kadang timbul pikiran untuk lanjut sekolah lagi, kadang timbul keinginan untuk pulang kampung hidup dekat kedua orang tua. Habis mereka akan tinggal berdua saja, dan semua anak2nya sudah jauh dari mereka. Kenapa enggak aku yang menemani mereka? dan aku pikir banyak yang bisa aku lakukan disana. Aku kadang pengen juga pindah ke Jakarta tahun depan dan mulai meniti karir di industri dan setelah dua tahun ini kembali jadi dosen dan mungkin sudah bertambah sedikit pengalaman industri untuk dibagikan ke mahasiswaku, bukan hanya teori mulu. Atau kalau ada yang melamar aku, menikah dan ikut suami saja. Atau memfokuskan diri di pelayanan dengan lebih sungguh2 dan fokus aja. Atau mengembangkan diri dalam pelayanan kaum awam dan tetap bekerja di bandung, melanjutkan apa yang sudah dijalani sekarang? tapi aku ingin memiliki kehidupan yang lain dari yang sedang aku jalani sekarang. Tapi aku tidak tahu harus kemana harus melangkah.

Ketika memikirkan perjalanan hidup ini dan membingungkan aku. Aku menjadi bingung dan terlalu banyakkah keinginanku dalam hidup ini. Aku sadar ada perjalanan hidup yang sudah Tuhan tetapkan dalam hidupku. Dalam keinginan yang kuat menjalani apa yang sudah DIA tetapkan, sering banyak keraguan karena banyaknya keinginan, sehingga muncul pertanyaan yang mana yang DIA ingin aku jalani. APakah pertanyaan ini hanya mengaburkan pandangaku akan apa yang ada didepan? salahkah aku apabila banyak keinginan yang singgah di hati dan otakku? Bukankah pikiran dan keinginan itu mungkin juga datangnya dari DIA? Tapi kadang aku lihat dalam keinginan itu ada dikotomi yang tidak mungkin aku rangkul semua untuk diraih.

Pagi tadi bergema dalam pikiranku kalimat "Dengarkan hidup !"
Dengarkan hidup ! Dengarkan hidup ! Dengarkan hidup !
Bagaimana mendengarkan hidup? malah menimbulkan kebingungan bagiku.
Aku perlu berdiam dan diam di hadiratnya, supaya hatiku tenang dan aku bisa mendengar semua. Terlalu berisikkah aku dalam hidup ini? sehingga hidup itu hanya menjadi sapaan yang sayup-sayup dan tak terdengar di telingaku?

Begitu banyak pilihan dalam hidup yang ingin aku lakukan, semuanya sama baik. Dan semua juga sama saja, pilihan yang satu tidak lebih baik dari pilihan yang lain. Yang mengajak aku berpikir adalah, alangkah senangnya kalau aku bisa menjalani jalanku, karena aku sedang ada dipersimpangan dan aku tahu tujuan hidupku untuk kemuliaanNya, tapi arah mana yang akan menuju kesana? Aku bingung, kenapa semua jalan rasanya bagus dan mengundang aku untuk melaluinya?

Dengarkanlah hidup !
Hangatnya mentari pagi dan indahnya musik yang mengisi ruang kamar yang berantakan membuat aku bisa mengalihkan pikiranku keluar dari diriku. Dengarkan hidup pusatnya bukan dalam diriku. Dengarkan hidup adalah berpusat diluar diri kita. Aku mengingat kemarin sore ketika Thomas datang ke kos kami menjemput Ika karena hari ini Ika akan balik ke Medan, dan Tomas akan ngantar ke bandara. Dia membawa roti unyil jadi oleh2 untuk kami. Juga sebelumnya aku membeli kue di sukajadi untuk adik2 PA yang akan datang ke kosku. Sore itu karena makanan banyak, aku memberikan sebagian (4 buah) ke tetangga, aku bilang untuk cucunya, dan hatiku senang banget ketika ada senyum di bibirnya dan ucapan terima kasih dari mulutnya. Saat itu aku tidak bingung dengan hidup.

Dengarkanlah hidup...aku jadi semakin paham kalau fokusnya bukan di aku, tapi di sekitarku. Semakin aku mengingat ini, dan menjadi melodi dalam hidupku, mungkin aku akan melalui jalanku. Jalan yang sudah DIA tetapkan sejak semula, yang dia sudah gariskan untuk aku jalani. Jalan-jalanNYA yang penuh kebahagiaan. Jalan-jalanNya yang ingin dia masuki di jalanku, supaya nyata dalam kehidupan ini, bagaimana jalan kekekalan itu menyatu dengan jalan yang fana yang aku jalani ini.

Dengarkanlah hidup...! menjadi suara hati yang membuat aku harus semakin dekat denganNya. Yesus berkata, "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup!" Hidup itu adalah Yesus itu sendiri, kalau aku ingin mendengarkan hidup, aku harus mendengarkan Yesus dalam perjalanan ini. Bagaimana aku mendengarkan Yesus ? bagaimana aku mendengarkan hidup?
Alam raya menceritakan kemuliaanNya, dan juga ketika aku lihat bintang2 ada dorongan mengucap syukur dan ketika saat-saat aku berjalan di pantai dan melihat gelombang dan mengamati orang yang berselancar di atas gelombang. Ada kekaguman yang mendalam dan melihat betapa kecilnya aku di dunia milik Tuhan ini. Bukankah itu bagian dari mendengarkan hidup ? ketika aku duduk diam di kakiNya, mengecap janji yang manis dari firmanNya, dan selalu rindu menjadi pelaku firmanNya bukankah itu adalah mendengarkan hidup?

Semua keinginan yang membingungkan itu menjadi tidak ada maknanya, katika aku berhasil mengalihkan pikiranku keluar dari keinginanku. Aku tahu jalan-jalan yang Dia rancang adalah lebih indah dari rancanganku. Aku tahu, kalau nanti keinginan yang mana saja yang aku lalui, dan ketika aku tetap mendengar hidup...maka aku akan bersyukur dan melihat keindahan dan penuh warna dalam jalan hidupku.

Tiba waktunya, DIA sendiri yang akan menggerakkan aku untuk memilih dan menjalani jalan yang akan sampai ke tujuan di persimpangan jalan kehidupan ini. Karena hanya Dia yang tahu bagaimana aku akan memuliakan Tuhan dalam hidupku yang paling maksimal.

No comments: