Tuesday, June 21, 2005

Menikmati Hidup

Pagi tadi aku bangun sudah jam 7.30, tadi malam ingin rasanya menemani hari sampai berakhirnya dan menikmati pertukaran hari selama 2jam. Mata masih berat, aku duduk di tempat tidur berdoa dan sate. Aku membaca renungan dari Pengkotbah 3, membaca berusaha fokus juga memperjelas bagiku semua kegiatan yang sedang berlangsung di dapur. Langkah kak Nani di samping kamarku juga sangat jelas, “Gak kerja Nom !” “Kerja kak..” “Kok belum bangun ?” aku tidak menjawab pertanyaannya sambil meneruskan bacaanku. Kemudian pintu dibuka, kak Nani sudah berangkat ke kantor.

Aku keluar kamar dan menuju dapur, di kamar mandi rendaman pakaian kotorku belum dicuci. Aku membuat sarapan dan membuat segelas susu untuk diriku. Selesai sarapan, aku mulai mencuci pakaian yang sudah menunggu aku sejak kemarin sore. Tapi karena air adanya malam hari, baru pagi ini aku bisa mengerjakannya.

Bergegas untuk mandi dan menghabiskan susu yang belum aku sentuh, aku bersiap untuk ke kantor. Udara sangat panas, jalanan sudah penuh dengan kesibukannya, bahkan penjual soto kari di depan gang rumah kami sudah mulai mengemasi tempat-tempat dagangannya, karena semua sudah habis terjual. Dengan menjinjing tasku yang hari ini penuh sekali isinya, aku melangkah dengan semangat untuk belajar melihat sesuatu yang indah dalam setiap bentuk kehidupan ini. Ibu penjual nasi kuning yang di depan rumah makan Ayam Goreng Suharti, tersenyum membalas sapaan selamat pagiku. Apakah hari sudah terlalu siang untuk disebut pagi sehingga dia tersenyum, atau dia memang ramah dan aku juga suka membeli sarapan darinya.

Penjual Tahu Sumedang yang di dekat gerbang Suharti juga sudah sibuk dengan penggorengannya dan membalik-balik tahu yang sedang berenang di dalam minyak panas itu. Penjual koran dan majalah yang disebelahnya juga sibuk dengan seorang bapak yang sedang memilih-milih koran dan majalahnya. Orang lalu lalang sepanjang trotoar itu dan juga mobil-mobil sedikit mengalami kemacetan di jalan Cipaganti ketika aku berdiri menunggu angkot Cicaheum-Ciroyom. Angkot yang aku tunggu berhenti tepat di depanku dan masih kosong. Aku naik dan berpikir kalau nanti angkotnya ngetem nunggu penumpang, mungkin aku bisa gunakan waktu dengan membaca pikirku. Tapi bukankah lebih baik juga kalau aku berdoa supaya Bapak Supir ini diberkati dan diberi penumpang yang banyak sepanjang hari ini? Aku pikir tidak kebetulan aku ketemu dan naik angkot ini. Ketika angkot melaju menuju Setia Budi, aku berdoa supaya angkot ini diberkati, dan hari ini bisa mendapat banyak penumpang. Di Gandok naik seorang cewe sehingga kami sudah ada dua orang menjadi penumpangnya.

Angkot itu terus melalu tanpa berhenti kalau bukan diberhentikan penumpang, dia tidak ngetem di Gandok dan juga Simpang Dago sehingga aku tidak perlu membaca di angkot. Udara di dalam angkot itu mulai terasa panas mungkin aku salah duduk, matahari membakarku dari sebelah kiri sehingga aku pindah ke kanan tempat duduk angkot. Jalan Siliwangi terasa sejuk karena pohon-pohon yang tinggi yang daunnya mungkin sudah dari tadi sibuk untuk memasak makanannya. Rumput-rumput dibawah pohon seperti berteriak, hari ini cerah sekali. Jalan Dipati Ukur mungkin sudah sejak dua jam tadi penuh kesibukan. Orang lalu lalang dan juga penjual makanan sibuk dengan dagangannya di sepanjang jalan dekat Unikom. Aku turun persis di depan ITHB, yang dekat pos satpam depan.

Dengan langkah ringan aku berjalan masuk ke kantor dan langsung absen di pojok sebelah kanan Lobby. Sudah jam 10.10, aku hanya tersenyum melihat keterlambatanku. Aku tidak merasa bersalah, bukankah aku memilih profesi ini karena waktu yang fleksibel, apalagi mahasiswa lagi libur sehingga aku ke kantor bukan untuk mengajar yang tidak boleh terlambat. Aku tahu seharusnya aku tetap belajar disiplin, tapi aku pikir bukankah disiplin yang ketat akan membuat kehidupan yang kaku. Aku hanya tersenyum dengan pembenaranku.

Hari ini tidak ingin aku lalui dengan sia-sia aku harus menikmati setiap detiknya. Setiap pergantian waktu akan aku nikmati dan isi dengan sesuatu yang membahagiakanku. Hari ini aku ingin belajar untuk memiliki kehidupan yang disiplin dan fleksibel. Berjuang dengan tetap tersenyum untuk melangkah dalam kehidupan di dunia yang makin tidak bersahabat ini.

Jam 15.00, aku langsung pulang kantor dan balik ke rumah. Dan menulikan semua curhatan ini warnet dekat rumah :) (niat banget ya..). Mungkin hari ini bisa lebih banyak yang aku lakukan dirumah di banding di kantor. Belajar menikmati semua yang dilakukan akan membuat kehidupan ini lebih berarti.

No comments: