Friday, June 17, 2005

Ruangan terasa dingin banget, aku mencoba menjauhi AC dan berpindah ke arah jendela yang mengarah ke jalan RAya di Aula kantor. Aku meninggalkan buku yang sedang aku baca di atas kuirsiku. Dari lantai lima gedung kantor, aku memandang jalan raya dibawah. Aku mengamati selama beberapa saat semua kendaraan yang lewat di jalan itu. Ada angkot Cicahem-CIroyom, Dago-Riung BAndung, beberapa motor yang bergerak dengan cepat kearah DU dan Dago, Ada juga mobil tangki minyak berwarna merah, juga ada seorang yang menaiki sepeda melintasi jalan itu, dan masih banyak mobil pribadi yang beragam jenisnya dan arahnya tujuannya. Aku juga melihat orang yang berjalan kaki buru-buru berjalan dan gak tahu kemana tujuannya.

Lalu lintas di jalan itu sangat padat, dan semua sedang fokus di jalan yara menuju tujuannya masing-masing, walaupun saat itu semua ada di jalan yang sama. Aku mengalihkan pandanganku lurus ke depan, senangnya melihat pohon2 berdaun hijau, yang daunnya sedang gugur menghiasi jalanan di bawahnya, tetapi masih banyak yang melambai2 di pucuk pohon itu yang membuat batasan pandanganku antara langin dan jalan raya. Langit sangat biru, terlihat ada seperti garis putih dan awan yang berarakan yang menjadikan langit semakin indah. Dua keadaan yang sangat berbeda, dari posisi antara langit dan bumi, aku memandang kebawah dan jalanan yang sangat sibuk dan padat, tetapi ketika aku memandang ke atas, terhampar birunya langit yang menyiratkan ketenangan.

Bukankah hidup ini seperti itu? Semua manusia seperti mobil, motor, angkot, sepeda, dan pejalan kaki di jalan raya. Semua berbeda, dan memiliki tujuan yang berbeda, arah yang berbeda walapun pada saat itu sedang pada posisi yang sama.

Aku mengingat teman2 kuliahku dulu, lima tahun kami bersama-sama memiliki pergumulan yang sama, tugas yang sama, pelajaran yang sama, dosen yang sama dan juga praktikum kuliah yang sama. Walaupun saat itu tujuan kami juga sepertinya sama, yaitu menyelesaikan study pada waktunya dan segera mendapat kerjaan yang baik. Saat kuliah bersama, kami seperti kendaraan yang pada saat bersamaan melintasi jalan yang sama. KArena setelah itu kami memiliki arah yang berbeda-beda, kami memiliki tujuan yang berbeda juga dalam memandang hidup ini. TApi semua itu memperkaya kisah perjalanan kehidupan.

Dimanakah ujung jalan ini? yang pasti tidak jauh di saat ini ada persimpangan yang akan membuat ada pilihan di depan untuk arah yang ingin kita tuju. Kemana tujuan kita maka ada jalan yang akan bisa dilalui di depan. Bukankah kehidupan itu juga sama, kemana tujuan hidup kita, maka akan ada selalu jalan menuju tujuan itu. Walapun saat ini bersama-sama menempuh jalan yang sama, tapi di depan sana akan ada persimpangan yang memisahkan kita menuju tujuan masing-masing, sehingga jalan yang kita tempuh berbeda. Dan jalan yang aku tempuh tidak bisa aku paksakan di tempuh teman yang lain karena tidak sama tujuannya. Sama seperti jalan mereka juga tidak tepat untuk aku lalui, karena itu tidak mengantar aku ke tujuanku.

Tapi perjalanan ini masih banyak belokannya dan juga persimpangan yang kadang membingungkan aku untuk mencapai tujuanku. Kadang jalan yang ingin aku tempuh rusak dan berlubang-lubang, yang mengajak aku untuk mencari jalan yang lain. YAng aku pikir akan mempercepat sampai tujuan dan enak melaluinya. Tetapi itu malah membuat perjalanan semakin panjang dan aku juga semakin bingung kemana arah yang benar untuk kembali ke tujuan awal.

Yah...itulah perjalanan hidup, banyak misteri yang tidak aku pahami ketika melaluinya.

Langit biru yang tenang masih biru dan damai ketika aku mengingat teman2 dan sudah dimana semua berada. Kenapa aku tidak sering2 melihat langit biru? Mungkin aku akan selalu diberi ketenangan dan kedamaian. Bukankah kehidupan ini ketika dilalui dengan semua kesimpang siurannya akan menjadi lebih tenang ketika kita berpaling ke atas. DImana Allah yang menjadikan kita memimpin perjalanan kita. KEtika jalan hidup terasa berat dan buntu, serta tidak nyaman untuk dilalui. KEnapa aku tidak mencoba memandang ke atas, menyerahkan kepadaNya apa yang menjadi pergumulan supaya dia yang memberi kedamaian dalam hati. Aku pikir melihat dari atas akan lebih jelas kemana tujuan dari perjalanan ini.

Perjalanan hidupku yang sering samar tujuannya, bukankah akan lebih jelas ketika DIA yang menolong aku karena DIA tahu apa yang terjadi di depan perjalanan ini. Misteri bagiku, bukan rahasia bagiNYa. Aku jadi ingin tetap belajar menyerahkan kontrol dan kompas perjalanan kehidupan ini padaNYA.

TErkena cahaya matahari dari jendela itu telah menjadikan udara di dekatku panas, dan aku ingin kembali ke dekat AC supaya aku bisa kembali merasakan kesejukan. Buku yang tadi aku tinggalkan ingin aku lanjutkan lagi, lumayan akan selesai satu bab lagi.

Inilah perjalanan hidup, ketika kita semakin tinggi keatas maka akan mampu melihat lebih jauh dan melihat beberapa arah jalan yang bisa dilalui dalam kehidupan ini untuk mencapai tujuan kita.

No comments: