Sunday, June 19, 2005

Dengarkan hidup 2

Hari ini pulang gereja, kita beberapa Mahanaim ada acara makan2 di rumah kak Juni Purba. ASiknya makan cipera, ikan teri, lalapan dan air buah yang seger.. Pulang dah jam 4sore, langsung tertidur, kekenyangan kali tadi yah..hehe. Bangun sudah jam 6sore, aku masih memikirkan semua pembicaraan yang terjadi setelah makan siang yang mengenyangkan dan sangat enak itu..soale dah lama gak makan cipera, gitu loh.

Pertemuan itu berakhir dengan diskusi yang selalu akan sangat seru dan berakhir dengan terpaksa kalau topiknya sudah "Nomi" (GR kali aku...). Apalagi ada bang Edy Sebayang yang siap menyerang semua bantahanku, apalagi sore tadi kekuatannya bertambah dua kali, karena bang Ajarta juga dipihaknya. Dan kalian berdua siap mengorek-ngorek borok yang ada dalam hidupku.

Dengan kesal aku meminta ganti topik pembahasan, bagaimana dengan yang lain? Bukankah ada Saras, Nita Ginting, Nita Tarigan, k'Juni, Eni, Septa? KEnapa gak membahas mereka saja? Bang Edi hanya menjawab, kalau mereka semua gak bermasalah..yang bermasalah adalah kam Nom. Mereka semua baik-baik sedangkan kam beda. Dengan semangat bang Edi menjelaskan bedanya, yang memang tidak bisa aku pungkiri..kalau itulah aku.

Aku menggeliat dan masuk ke kamar mandi, guyuran air ke kepala kuharapkan akan mendinginkan otakku yang masih memikirkan semua hujan kritik yang memenuhi hati dan pikiranku. Huh..tadi aku sudah mengakui bahwa semua yang kalian katakan tentang aku memang benar. Dan itulah yang kadang menjadi borok dalam hidupku yang harus disembuhkan, tetapi semua yang kalian sebutkan itu kadang menjadi mahkota yang menghiasi kehidupanku. Aku sudah menyadari sisi kelemahannya sejak lama, dan aku sudah ingin berubah. Tapi aku sadar betapa sulitnya karena sikap itu sudah menjadi karakter yang menyertai perjalanan hidupku selama lebih 28 tahun ini. Aku tahu dan setuju dengan semua yang kalian katakan, tapi aku tidak mampu mengobati borok yang mungkin sudah menjadi kanker dalam hidupku ini.

Hari ini aku ingin sekali mendengarkan hidup. hari ini, aku mendengar suara kehidupan ini dari kalian berdua, dan aku tidak mau semua itu akan berlalu begitu saja. Selalu aku menyadari kalau aku sangat tinggi hati, sombong dan egois. Tadi semua itu kalian ungkit dan itu membuat kanker itu terusik dan menyakitiku. Sudah lama aku ingin sembuh, dan mungkin sering sekali aku menyembunyikan bau busuk itu dengan topeng kesalehan. Hari ini aku tahu, bukan kalian yang berbicara..kehidupankulah yang sedang menegurku. Aku ingin sekali mendengarkan hidup, aku menjadi mengucap syukur memiliki teman dan sahabat seperti kalian. Tidak membiarkan aku menuju keterpurukan dalam dunia ini dengan semua kebusukan yang ada padaku. Kalian mempertegas yang sudah kusadari selama ini, dan menyadari betapa tidak berdayanya aku. Kalian membantu aku melihat betapa aku tidak tahu apa-apa dalam hidup ini. Kalian mendorong aku sedikit untuk mengubah sudut pandangku akan diriku dan kehidupanku. Dan aku melihat dengan cara yang lain dan ternyata hanya mempertajam pandanganku tentang diriku yang penuh kepalsuan dan kemunafikan.

Aku ingin berubah, aku bersyukur Tuhan menempatkan teman-teman yang menyinggung borokku yang walaupun terasa sakit dan aku marah dan berang. Tapi aku sadar, kalau itulah yang menolong aku untuk memulihkan keadaanku. Aku sadar kalau akan akan masih sakit ketika bagian diriku akan dibuang dari hidupku. Tuhan hanya akan membuang borok yang sudah menjadi kanker itu kalau aku mau dan menyerahkan untuk Dia yang buang dari hidupku.

Tuhan hari ini 'hidup' bersuara dari teman2ku, ajar aku tidak untuk mendengar dan menolaknya. Aku ingin mendengar dan berubah menjadi lebih baik dan bentuk aku semakin menyerupaiMU.

2 comments:

Jimmi A. Kembaren said...

Uhahaha... nomi vs bayang :) pasti kayak yang udah2 :p ... pasti susah nemunya, soalnya emang prinsip-prinsip hidup dan cara pandang terhadap hidup kalian beda nom.

Mau nambahi ah.... ada baiknya kam belajar melihat sesuatu dari sudut pandang bayang nom... nggak selalu kita mengandalkan hikmat. Kadang kita nggak tau yang mana hikmat dari Tuhan yang mana kekuatan dan pikiran kita sendiri.

Percayalah kepada Tuhan dan Janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri...!

Nomi br Sinulingga said...

Jim, aku memang sedang belajar melihat sudut pandang semua orang :D terutama bang Bayang, soale jarang2 kami bisa nyambung...hehehe