Wednesday, June 15, 2005

Tadi pulang kantor sudah lebih dari 2 jam dari jam yang seharusnya aku sudah pulang kantor. Jadwal kuliah yang aku buat ternyata salah. Aku pikir staf administrasi yang membuat kesalahan, wuh..ternyata kesalahannya ada padaku. Setelah minta maaf dan minta waktu diperbaiki, aku bilang kalau aku mungkin sedang error banget. Kesalahannya jauh sekali dari presisi, mungkin sampai 120 derajat penyimpangan yang terjadi. Leny hanya membalas emailku dengan pesan bahwa semua juga orang melakukan kesalahan dan saya juga sering salah kok. Balasan email itu membangkitkan semangatku untuk memperbaiki semuanya, dan belum pulang sebelum selesai..dan akhirnya selesai juga.
Keluar kantor, ternyata udara sangat segar. Ternyata aku tidak menyadari kalau tadi sedang hujan. Hujan yang memberi kesegaran, udara yang menyibak rambutku ketika menyeberang jalan terasa dingin. Sapaan angin membuat aku ingin sampai di rumah, mandi dan mebenamkan diri di balik selimut dan Zzzz Zzzz. Pasti tidur yang menyenangkan dan bisa panjang banget sampai pagi.

Aku teringat kalau harus belanja makanan, dan aku putuskan belanjanya di Premier saja. Susu, Indomie, sarden kaleng, kopi indocafe, semua untuk nemanin malam2ku ketika kelaparan dan kadang gak lapar juga tetap saja semua setia sih.. Ketika keluar dari Premier ada anak yang menjajakan koran, tapi aku tidak beli mengingat uang recehan hanya cukup untuk ongkos, dan sisa uang 20ribuan. Aku tersenyum dan menggeleng membalas tawarannya. MAsih kecil, mungkin sekitar 10 tahun. Aku memikirkan anak itu ketika berjalan untuk naik angkot dan menuju rumah.

Dulu ketika aku berumur 10 tahun, mungkin aku paling malas kalau disuruh mamak. Kerjaanku hanya mencuci piring sepulang sekolah, dan aku lakukan setelah mamak marah-marah dan hari sudah sore. Sepulang sekolah begitu menyenangkan bermain dengan anak-anak tetangga yang sebaya dengan aku. walaupun kami sering berantam, tapi itu tidak membuat aku jera untuk tetap bermain dengan mereka. Teman mainku dulu adalah sepupu2ku, dan juga tetangga yang masih saudara. Sekarang teman SDku ini sudah menikah semua. Cepat banget ya...apa mereka yang kecepatan menikah atau aku yang kelambatan? Ah...aku gak mengerti, dan aku pikir mungkin sekali mereka tidak kecepetan dan aku juga tidak kelambatan. Itulah hidup Nom..! Banyak banget yang tidak aku pahami yah.. Juli sepupuku (SD bareng) anaknya sudah dua, mungkin bentar lagi dah TK yang paling gede. Loli, anaknya satu, Evi (malah adik sepupuku) anaknya dah satu, John dan Berto juga dah nikah.

Kok aku jadi mikirin teman dan sepupu2 yang sudah menikah yah? tar jadi pengen nikah nih...hehehe.

Padahal tadi aku pengen mikirin anak penjual koran yang aku temui sore tadi. Masa kanak-kanak yang sudah harus memikirkan kehidupan ini lebih dari anak2 seusianya. Apakah menjual koran itu bisa dianggapnya juga permainan? boleh saja sih..asal tidak ada tuntutan dan kalau koran juga gak laku gak masalah, karena bagi dia itu hanya permainan. Tapi bagaimana kalau jual koran itu adalah kehidupan? apa yang terjadi kalau sore sampai malam ini tidak ada yang terjual? Bagaimana ia akan menjalani malam ini ? Aku tidak tahu, tapi pasti akan berbeda kalau semua korannya terjual. Dia masih berumur 10 tahun, dan harus berpikir untuk melanjutkan hidup. Atau berpikir untuk mengurangi beban kedua orang tuanya, untuk biaya sekolah atau bahkan untuk makan menyambung hidup.

Bagaimana dengan belajarnya? Aku tidak tahu, karena tadi aku hanya senyum padanya tanpa menanyakan semua yang menjadi pertanyaanku saat ini. Tapi bagaimana dengan aku? Apakah yang bisa aku pelajari dari papasan singkat dengan anak penjual koran itu? Hidupku masih panjang kedepan, kalau kata Mazmur manusia sampai 80 tahun, mungkin aku masih menjalani lebih 33% nya. MAsih ada sekitar 67% yang bisa aku perjuangku. Mungkin tidak hanya meringankan beban ortuku tapi aku ingin sekali membahagiakan mereka.

BAgaimana kalau ternyata aku sudah menjalani setengah bagian hidupku? Apakah aku harus bersantai ria dan melewatkan yang sisa ini begitu saja? Aku pikir itu tidak bijak, dan akan membuat kehidupan ini kehilangan makna. Makna apa sih maksudku ini ya? Makna kehidupan dimana kehidupan itu bukan karena lamanya kita hidup tetapi walaupun singkat, tetapi aku menemukan untuk apa aku hidup. Mengisi waktu yang singkat seperti yang Tuhan inginkan untuk aku isi. Kehidupan yang singkat ini memberi kesan bagi setiap orang yang mengenal aku. Hidup yang berkualitas.

KAlau anak kecil berumur 10 tahun itu sudah menjual koran, kenapa aku sulit sekali rendah hati. Bukankah semua hidupku ini adalah berkat Tuhan supaya namaNya dipermuliakan, dan itu lah yang memberi kebahagiaan yang sesungguhnya. Bukan kebahagiaan yang didapat karena berbangga diri dan menjadi angkuh, itu hanya sementara dan akan membinasakan aku.

Tuhan ini hidupku, aku ingin sisa kehidupan ini bisa aku rangkai bersamaMU. Supaya kehidupan yang singkat ini menjadi penuh arti.


1 comment:

dB said...

nomi gitu deh ... pasti bikin mata berkaca-kaca :(