Sunday, July 17, 2005

Hari Jumat yang panjang

Sudah beberapa kali aku ganti posisi duduk, rasanya semua posisi sudah tidak nyaman. Uh..lama banget nyampenya kalau begini pikirku. Aku liat layar HP untuk memastikan sudah jam berapa saat itu...wow..sudah jam 21.00. Sudah hampir dua jam kami menempuh perjalanan dari cibitung sampai dekat gerbang tol pondok gede. Indah bukan? Perutku sudah terasa lapar, aku mengingat kalau ada bekal nasi goreng tadi pagi dalam tasku.

Aku tersenyum membayangkan betapa indahnya perjalanan ini, tadi pagi aku sarapan nasi goreng spesial pake kornet "maling" dan telur. Pagi tadi nasi goreng itu tidak habis, jadi aku masukkan ke tupper ware dengan alasan, tar pasti dibuang dan sayang banget kan! Lebih baik di bawa ke kantor..sapa tahu jam 11 aku kelaparan jadi bisa mengganjal perut. Jam 12.00, Pak Alamta, bos kita, ngajak kami2 makan BPK di Lima Serangkai, ajakan yang sangat sayang untuk dilewatkan. Aku melupakan nasi goren itu dan rame2 dua mobil mennuju Limse. Makan panggang dan minum es jeruk dan menghasilkan kekenyangan membuat aku jadi "motu". Pulang ke kantor, semangan bekerja menguap dan kantuk menyerang...

Aku sudah janji mau ke jakarta dengan sepupuku, dan dia sudah ok jemput aku ke Gambir, dengan syarat jangan terlalu malam nyampenya. Kadang dia memang jemput aku nyampe jam 22.00 lebih. Aku bergegas pulang jam 15.30, sampai di rumah langsung mandi dan siap untuk berangkat ke jakarta. Aku melihat bekal nassi goreng yang belum tersentuh dan memasukkannya ke dalam tas. Tar kalau beli nasi goreng di kereta buat apa? toh..nasi goreng buatanku ini lebih enak dari nassi goreng yang ditawarkan di kereta pikirku. Buru2 ke stasiun, dan OMG aku nyampe sudah jam 17.00, kereta sudah berangkat dan berikutnya jam 19.00. Aku liat jadwall ARGO, ternyata berangkat jam 18.00. Karena malas nunggu, kebetulan ada omprengan yang langsung berangkat, tinggal nunggu 2 penumpang lagi. Aku senang banget menerima jasa tersebut. Jam 17.10, mobil yang aku tumpangi sudah meluncur menuju tol Pasteur.

Sepertinya hari itu berjalan tanpa sedikitpun aku pahami. Memang benar yah..bahwa kita tidak mengetahui apa-apa dalam perjalanan hari ini. TApi kalau kita tidak melawan dan mau tetap menjalani yang terjadi dengan sukacita, itu bisa menjadi sesuatu yang indah. AKu sms sepupuku, supaya dia gak jemput aku ke Gambir, aku yakin sekali kalau jam 19.30 akan sampai di Jakarta.

Tapi saat itu, sudah jam 21.00 dan mobil belum bergerak segesit awalnya. macet yang luar bisa memenuhi jalan-jalan di Jakarta. Hari hujan menyebabkan banjir diberapa tempat. "Makan Pak kataku cuek kepadda bapak yang duduk disebelahku. Aku duduk di pinggir dekat kaca dan melemparkan senyum ketika dia melihat bekalku. Makasih dek, asik banget bawa makanan dalam keadaan begini" balasnya. BApak yang di pinggir satunya bilang," memang sudah terasa lapar juga jam begini yah, tahu gini tadi kita harus bawa bekal juga" Aku hanya tersenyum dan berdoa untuk makan malamku. NAsi goreng yang sudah dingin malam itu rasanya enak sekali. Aku bersyukur sekali membawa nasi goreng itu ikut serta dalam tasku.
Sudah pukul 21.30, kami masih mau masuk gerbang tol dalam kota, kak Lusi sudah dua kali nelpon menanyakan posisiku dimana. Ingin aku sms Boy, met malam boy...gak usah nomi di tunggu, see u tomorrow morning". Tapi itu gak jadi, aku hanya bercerita keadaan tol dan bilang gak tahu tar sampai jam berapa dii rumah. Di mobil kami semua diam dengan pikiran masing-masing. Radio El Shinta saja yang memecah keheningan memberikan semua informasi yang penting saat itu. Kedua bapak yang ada disampingku,, minta di turunkan disitu saja. Mereka turun dan bilang, mungkin berjalan kaki akan memberikan solusi yang lebih baik dibanding hanya duduk dalam mobil yang diam kaku tidak bergerak. Atau bapak itu sudah lapar, dan bisa keluar jalan tol nyari makanan dan naik ojeg ke rumah. Duduk sendri di bangku itu, rasanya lega banget. Aku menjulurkan kaki dan mengeluarkan novel "Momo" yang dipinjamkan Yosi tadii dikantor. Aku menyalakan lampu mobil, "gak papa silau ya..aku bosan banget duduk diam". YAng lain hanya diam dan menolehh ke arahku dan kembali terbenam dengan pikiran masing-masing.
Lima belas menit membaca, mataku jadi perih dan aku menghentikan membaca. Akku memejamkan mata...dan ternyata aku sudah tertidur. Aku terbangun dan bingung karena Pak supir keluar, Oh..ternyata ada yang turun. "Ini sudah dimana Pak"? tanyaku. "Kita sudah keluar tol dek, kamu mau kemana?" Saya mau ke cempaka putih pak." Disini aja turun, karena kalau turun di Senen mungkin jalanan masih macet, dan kita belum tahu bagaimana kondisi jalan saat ini katanya. Aku memeriksa barangku dan turun dari mobil itu.. "Maaf ya dek, saya tidak menyangka kalau jalanan seperti ini dan nyampe di Jakarta sudah malam sekali." "Gak papa pak, bukan kesalahan Bapak, memang keadaan begitu" sahutku. Aku memberhentikan taksi dan bergerak cepat menuju rumah, tapi sampai di Coca cola jalanan banjir, dan semua menjadi lebih lambat. Jam 22.45,, aku sampai di rumah dan senangnya...bisa ditemenin makan lagi ama kak Lusi, bang b.Vi dan Boy... Aku hanya bercerita kalau aku sdh ganjal perut dengan nasi goreng..dan malam ini terlalu sayang dilewatkan karena ada lomok-lomok.

"Ada kue cooklat di kulkas, aku yakin kamu pasti duka dek" kata kakak. "Malas kak, sudah kenyang banget" kataku. Kakak semangat banget menceritakan tentang kkue coklat itu sehingga gak sadar aku sudah buka kulkas dan sepotong sudah ditangan.. dan hmmmm ennak banget...Aku suka banget... Aku bawa sepiring, dan "kita makan bareng yuk" hehehe.. Walaupun si bonyok nyela makanku, tapi gak papalah soale enak banget :D. Nonton DVD (ritual yang aku lakukan kalau main ke sumur batu),, jam 1.30 pagi aku baru berajak naik ke kamar dan terlelap dalam mimpi yang jarang pernah aku ingat...Zzzz Zzzz Zzzz

Hari Jumat itu terasa sangat panjang melalui 24 jamnya apabila dibandingkan dengan melalui 24 jam hari sebelumnya dan juga terasa berbeda lamanya dengan 24 jam hari ini.




No comments: