Tuesday, July 19, 2005

Wanita dan Fashion


Fashion pada dasarnya adalah busana atau sandang yang kemudian semakin berkembang dari sesuatu yang primer menjadi barang yang tertier, demikian ungkap Boy Novandro. Aku mendengar semua ocehannya tentang fashion ditengah-tengah jilatan es krim “Monas” yang kulakukan di AW yang terdapat dipinggir pantai Ancol, Sabtu pagi kemarin. Sepupuku yang di rumah dipanggil Boy ini, aku pernah dimarahi soale nelpon ke kantor nyari Boy dan ternyata diluar dikenal sebagai Vandro, seorang yang cukup fashionable. Sambil terus menikmati es krim yang cukup besar dan mengenyangkan itu, aku mengajukan pertanyaan maksud dari kata fashionable. Dengan mengkerut dia mencoba menjelaskan semudah mungkin supaya aku mengerti. Soale dalam berpakaian, kami mungkin seperti bumi dan langit, dan sudah pasti aku bumi dan dia langit. Dia selalu berpakaian uptodate, apalagi kalau ke gereja (soale seringan bareng ke gereja). Berusaha berpakaian se-maching mungkin atas dan bawahan dan juga sepatu. Jalan ke mal bareng dia, dijamin kakiku pegel.

Aku akan berusaha mendeskripsikan kata fashionable yang sudah dia jelaskan kemarin dan mudah-mudah ketidaksesuaian dengan yang Boy maksud sangat kecil. Fashionable adalah berpakaian senyaman mungkin, bukan berarti harus mengikuti trend fashion saat ini. Fashionable juga bisa berarti bahwa pakaian yang dikenakan mempertegas tentang keberadaan seseorang. Kalau seorang eksekutif muda, berpakaianlah sebagai seorang eksekutif. Kalau seorang pengajar (dosen kali maksdunya yah...hehehe), belajarlah memakai baju yang kalau kamu berdiri saja, sudah sangat mendukung bahwa kamu adalah seorang pengajar. Kayaknya bener juga yah..soale penyanyi dangdut aja, kalau dilihat dari bajunya kita bisa nebak..dan bilang ihh..dangdut kali.

Pertanyaan terakhir yang menarik adalah, bagaimana Boy menjelaskan pendapatnya tentang fashion dan wanita. Uuppss…sepupuku ini lagi gak punya pacar loh…ada yang tertarik ama turang aku ini, masih ada lowongan loh !! (sori Boy…bukan maksudku buka rahasia tapi gpp kan bro ? ). Pada dasarnya semua pria akan melihat wanita untuk tahap awal adalah penampilan. Bagaimana dia berbusana, apakah asal atau terlihat rapi dan menarik. Busana itu tidak perlu mahal dan bermerk, yang penting bagaimana itu membuat penampilan baik dan terlihat pas dan yang memakai terlihat merasa nyaman dengan baju yang dipakainya. Setelah itu baru akan dilihat apakah cewe itu smart, berwawasan luas, memiliki selera humor yang baik, nyambung kalau ngobrol dan juga apakah perhatian atau tidak. Intinya sih..liat penampilan dulu, setelah itu baru cek inner beautynya. Sekalipun penampilan menarik tetapi kalau kaku dan susah komunikasi maka akan membuat cewe seperti itu jadi tidak menarik baginya. Kalau dalam fashion, dia ini memang bijak sekali. Entar temenin aku beli baju yah, biar aku bisa berpakain yang mempertegas siapa aku..hehehe

Aku sangat tertarik dengan kalimatnya ketika dia bilang bahwa awalnya fashion adalah kebutuhan manusia yang sangat pokok. Tetapi perubahan dalam fashion semakin berkembang sehingga bisa juga dimasukkan menjadi kebutuhan mewah. Iya dong, coba kalau beli baju di pasar baru dan satu lagi baju yang dipesen pada perancang busana yang tersohor maka poin kedua ini bisa disebut kebutuhan tertier atau mewah. Karena tujuannya bukan hanya sekedar menutupi tubuh tetapi meningkatkan status diri dan demi kepuasan batin juga.
Dalam berpakaian, wanita memiliki selera yang jauh lebih bervariasi dari pada pria. Terkadang wanita ingin menyaingi keindahan burung merak yang angkuh dengan baju-bajunya. Seorang pria mungkin memiliki warna baju yang masih bisa dihitung dengan kesepuluh jari. Tetapi wanita mungkin lemari bajunya penuh dengan baju warna apa saja. Mungkin ini adalah bagian dari wanita yang memiliki emosi yang berubah-ubah sehingga seleranya juga berubah-ubah. Baju mulai dari warna kuning, hijau, merah, pink, orange, dan banyak warna lagi yang mengalahkan pelangi yang dimiliki seorang wanita. Belum lagi baju-baju yang bercorak, bunga-bunga, kota-kotak atau garis-garis, rajutan, brokat dan banyak lagi yang dimiliki perempuan.
Dalam sehari wanita juga bisa mengganti baju sebanyak empat kali atau lebih, tetapi pria mungkin hanya dua kali dan itu sudah cukup. Dalam berbusana, wanita memang lebih detil dibanding pria. Wanita sibuk dengan warna karena kecenderungan membuat maching antara tas, sepatu, bandana dan aksesoris yang lain yang akan membuat seorang wanita semakin percaya diri dengan dandanannya.


Belum lagi model baju yang digunakan oleh wanita. Pria sepertinya sudah memiliki standar model pakaian dan tidak akan berubah jauh dari situ. Sedangkan wanita, perubahan model bajunya bisa sangat bertolak belakang dengan model yang biasanya mulai dari rok panjang sampai rok sejengkal di atas lutut. Mulai dari gaun panjang yang berat dan membuatnya lamban dalam melangkah sampai gaun yang pendek dan terbuka dipunggung dengan dada yang sangat rendah. Model blouse dengan lengan yang satu lebih panjang dari lengan yang satunya atau memakai hanya sepotong kain yang dililitkan pada tubuh. Banyak model pakaian wanita yang juga seakan bergeser dari kegunaan baju pada awalnya, yang sekarang ini sering digunakan. Sekalipun rok sangat panjang, tetapi belahannya boo bisa sampai pangkal paha. Itulah busana wanita yang penuh variasi yang selalu berubah dan juga pada tahun-tahun mendatang akan berubah lagi dan memang bener, dunia fasion untuk wanita tidak akan ada hentinya.

Apakah fashion itu untuk kita? Sebagai wanita saya juga ingin belajar menempatkan fashion pada tempatnya dalam hidup saya (terlalu abstrak nom). Maksudnya, saya tidak perlu mengikuti model yang ada saat ini, tetapi memakai pakaian sesuai dengan kebutuhan saya dan saya nyaman akan itu.

2 comments:

selfi said...

nice thought nom.. aku setuju sama kam. uptodate mah boleh2 aja asal sesuai iya ga sih??

aku udh up2date belon yach? xixixi..

Anton said...

Kayaknya, fashion itu bagus. Up to date juga gak salah, asal cocok. Ya gak, self? :)