Friday, July 22, 2005

Wanita dan perencanaan

Fokus dalam hidup akan membuat hidup semakin tajam dan ada kekuatan yang lebih besar dalam menjalaninya. Sudah banyak yang menyarankan aku supaya fokus dengan semua yang aku inginkan. Tapi yang ada malah aku bingung, bagaimana sebenarnya fokus. Pernah aku beri jawaban pembenaran diri, bahwa masih terlalu muda bagiku untuk fokus. Fokus berarti monoton, dan itu sangat membosankan. Kalau seumur gini, aku fokus dengan satu hal saja mengenai apa yang mesti aku lakukan, bukankah kehidupan itu akan sangat membosankan dan aku tidak mengetahui apa-apa mengenai hal lain. Bagi saat ini, aku bisa melakukan banyak aktivitas yang beragam dan itu akan memperkaya hidupku dan setelah berumur 35 nanti akan aku fokuskan kegiatan yang menjadi kekuatanku dan disitu aku benar-benar maksimal.

Benar gak sih cara berpikir seperti ini. Atau saat ini, aku perempuan yang banyak banget maunya. Terlalu banyak mauku mungkin, aku jadi seperti orang yang selalu berubah dan tidak konsisten dengan yang kemarin aku janjikan kediriku sendiri. Semua orang bisa menginginkan banyak hal dalam hidupnya kan?

Tapi pagi ini aku sangat tertegur oleh kak Ave. Dengan semangat tadi pagi aku menceritakan rencanaku yang memang sedang aku switch ke yang lain. Karena rasanya sesuatu yang menarik, dan tidak perlu mengubah banyak hidupku tapi aku bisa maksimal menurutku. Saat itu kakak hanya bilang, doakan rencananya dan jangan langsung pengen dijalani saja. Aku hanya tersenyum dan semakin disadarkan memang begitulah aku selama ini. Dengan pasrah aku menyadari kalau berdoa memang sesuatu yang sulit bagiku. Berdoa sungguh-sungguh dan bergantung kepada Tuhan itu ternyata lebih mudah diucapkan daripada nyata dalam hidup ini.

Aku juga teringat dengan teman yang pernah mengingatkan aku untuk belajar menjalani hidup dengan bergantung paad Tuhan. Tanpa perencanaan hidup yang ketat yang membuat aku sering tidak kompromi apabila kehidupan seperti yang tidak direncanakan. Dia menegaskan contoh tokoh-tokoh alkitab yang menjalani hidup dan bergantung pada Tuhan dan juga contoh orang-orang yang merencanakan hidupnya. Daud adalah pemuda yang menjalani hidup dan dekat dengan Tuhan, dan Tuhan mempersiapkan dan mengngkat dia jadi raja Israel. Abraham dipanggil Tuhan menjadi bangsa yang besar, sekalipun dia tidak tahu Tuhan memanggil dengan perencanaan yang nyata baginya tapi Abraham tunduk pada Tuhan. Abraham menjadi nenek moyang Israel dan juga bapa orang percaya, dan juga bapa saya.

Yunus adalah orang yang merencanakan hidup, bahkan ketika Tuhan menginginkan berbeda dengan yang dia rencanakan dan dia ngotot dengan yang ia inginkan maka kita semua tahu hasilnya. Yunus lari ke Tarsis, dan ini dia rencanakan dengan baik. Ingat Yudas kan? Dia juga tokoh alkitab yang merencanakan hidupnya. Yudas menganggap Yesus akan menjadi raja atas Israel dan kalau dia mengikut Yesus setidak-tidaknya dia akan kecipratan menjadi petinggi di Israel yang baru. Tetapi ternyata rencananya itu tidak sesuai dengan kenyataan dan kita tahu rencana selanjutnya yang dilakukan oleh Yudas kan? Dia mulai melihat Yesus dan berpikir, berapa uang yang dapat dia hasilkan kalau dia memenuhi kepentingan ahli Taurat. 30 uang keping perak itu menarik, dia juga sudah membuat perencanaan untuk membeli tanah. Itulah gambaran Yudas yang merencanakan hidupnya.

Apakah masih pengen merencanakan hidup? Aku tertegun dengan pertanyaan ini. Belum bisa menjawab dan masih bergumul…karena menimbulkan banyak pertanyaan dalam hatiku, bahkan mungkin sepanjang hidupku.

Fokus bukan pada kegiatan, tetapi pada DIA yang aku selalu harus belajar sepenuhnya menggantungkan hidup padaNya. Tetapi sering sekali aku fokus pada apa yang sudah aku rencanakan, bukankah sekalipun ada perubahan dengan rencana itu membuat aku beralih fokus pada yang lain. Ini mungkin kegagalanku, yaitu meletakkan kemana aku harus fokus. Sepanjang hidup aku harus selalu belajar fokus pada pencipta, karena DIA paling tahu tujuanku. Pekerjaan dan semua aktifitasku harus menunjukkan fokusku. Fokus bukan pada kegiatan, tapi padaNya. Kalaupun kegiatan berubah, bahkan pekerjaan diganti dan kehidupan diombang-ambing, tapi fokus harus tetap. Sehingga seprsamaan dari hari kemarin, hari ini dan besok hanya satu yaitu bahwa fokus dari semuanya adalah sama yaitu mengarah kepada DIA yang menciptakan aku.

Fokus padaNya seharusnya menyederhanakan hidup, aku harus tetap belajar juga bahwa tiba waktunya semua kegiatan ini harus dipangkas dan aku harus mengoptimalkan kekuatan disatu atau dua hal saja.

No comments: