Sunday, July 03, 2005

Kelembutan adalah kekuatan

Hari ini aku habiskan setengah perjalanan hari berempat dengan wanita-wanita yang berbeda. Seorang sudah menikah tapi suaminya sudah lebih seminggu ke Medan karena ada kepentingan keluarga. Seorang wanita karir yang sangat mandiri dan seorang kakak yang baru balik setelah menyelesaikan pendidikan S2-nya di Jepang. Pulang gereja makan siang di Siagian, karena tempatnya berasap banget maka kita lanjutkan berbincang-bincang di Ohlala yang di Plaza Dago, Jl Juanda.

Aku sangat memahami kalau kami berempat berbeda, tetapi banyak juga kemiripannya. Pembicaraan mengalir dari satu topik ke topik yang lain. Kalau perkumpulan pria lebih suka membicarakan pekerjaan, dan mungkin rencana-rencana ke depan dalam membangun kehidupannya. Kami adalah kelompok wanita yang membahas kehidupan kedepan sedikit, kemudian membahas kenyamanan hidup, memiliki tujuan hidup yang jelas dan komunikasi dengan sesama atau pasangan. Dtambah ada ibu Sembiring, maka dia menceritakan arisan RT, PJJ yang dijalaninya dan juga pameran yang akan dia ikuti dengan teman-teman kursus nya. dalam mengikuti pameran juga bukan keuntungan yang besar yang dia harapkan, tetapi melakukan kegiatan yang menyatakan eksistensinya.

Eksistensi pria dan wanita ternyata berbeda perwujudannya. pria lebih ke kesuksesan yang bisa dinyatakan dengan materi atau pengaruhnya di lingkungan dimana dia ditempatkan. Sedangkan eksistensi bagi wanita lebih kepada melakukan sesuatu dan dia merasa itu baik untuknya dan memberikan kesenangan seperti perasaan bisa melakukan sesuatu yang bermanfaat dan itu membuat dia puas. Mungkin inilah salah satu perwujudan bahwa peran wanita adalah sebagai penolong

Hari ini aku mempelajari bahwa wanita itu dinyatakan bukan dengan langkah yang gemulai, pipi yang merona, bibir yang merah dan kuku yang lentik. Wanita itu adalah sosok yang harus bisa menerima tantangan hidup dengan menjadi sosok yang lembut. Kelembutan sikap yang nyata dari hati yang kuat. Sikap marah sangat mudah dimanifestasikan, tetapi kelembutan..bukankah butuh proses penempaan ? Kehidupan yang berat dan menahan diri untuk bersabar dalam melaui proses itu. Mencari kehendak Tuhan sambil belajar dari semua situasi yang dihadapi, akan menghasilkan seorang pribadi yang sabar dan bisa memahami semua keadaan dan semua orang. Itu adalah pribadi yang lembut. Wanita dijadikan untuk menjadi penolong bagi kaum pria. Lembut dan lentur bukanlah sesuatu yang lemah, justru itu adalah sesuatu yang kuat.

Lembut itu bukan lemah dan pelan...tetapi dia seperti air yang mungkin menerjang dengan segenap kehidupannya. Air akan tetap mengalir ketujuannya, dan tidak ada yang bisa menghalanginya. Batu karang yang menghalangi perjalanannya akan dia hancurkan dengan kelembutan dan kegigihan untuk mencapai tujuannya. Wanita yang lembut seperti itu menerima diri sendiri dan mengetahui tujuan dalam hidup ini. Untuk mencapai tujuan yang Allah sudah tetapkan maka kita harus mengarah pada tujuan dan gigih untuk menjalani kehidupan sekalipun penuh dengan tantangan untuk menggoda kita berpaling dari tujuan. Lembut adalah sesuatu yang lentur tetapi kuat. Kuat dalam menghadapi hidup dan menolong orang yang lain dengan ketulusan hatinya. Hati yang lembut mungkin sekali juga menunjukkan sikap yang keras dan penuh kekonsistenan sesuai dengan tujuannya.

Kelembutan yang nyata dari kekuatan hati adalah salah satu yang harus terdapat dalam kehidupan wanita-wanita kesayangan Dia yang telah menjadikan seorang pribadi menjadi wanita.

2 comments:

Anonymous said...

Emang makan di siagian asik yah?

Nomi br Sinulingga said...

bukan asik, tapi asap...heheheh